Dari Eksploitasi I Sampai Wilayah II Dari Perum menjadi Persero Pemisahan Wilayah, Pembangkitan dan Penyaluran

72 Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9 PRT64 dan dengan Peraturan Menteri No. 1PRT65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

b. Dari Eksploitasi I Sampai Wilayah II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009DIRPLN66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar Berkedudukan di Tebing Tinggi. PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013PRT75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

c. Dari Perum menjadi Persero

Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini. 73 Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center. Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.

d. Pemisahan Wilayah, Pembangkitan dan Penyaluran

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi – indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa – masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K023DIR1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT PLN Persero Wilayah II, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PT PLN Persero Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaanya ke PLN 74 Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN Persero Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik. Pada Tahun 2003 PT PLN Persero Wilayah II Berubah Menjadi PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara. III.1.9 Arti dan Lambang PLN Elemen-Elemen Dasar Pembentuk: 1. Bidang Persegi Panjang Vertikal Menjadikan bidang dasar bagi elemen –elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN Persero merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini. 2. Petir atau kilat Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahan. Selain itu petir pun mengartikan 75 kerja cepat dan tepat para insan PT PLN Perserodalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan berserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. 3. Tiga Gelombang Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN Persero guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan sesuatu yang tetap seperti halnya listrik yang tetap di perlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan. 76 III.2 Metodologi Penelitian III.2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu metode yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi faktor berkaitan dengan variasi faktor lain. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut Rakhmat, 2004:27. Metode penelitian ini digunakan untuk meneliti antara pernyataan Visi dan Misi dan produktivitas kerja karyawan dengan tujuan meneliti apakah terdapat hubungan atau tidak terdapat hubungan diantara kedua variabel tersebut. III.2.2 Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, Jl. Komodor Laut Yos Sudarso No.248 Medan, 20155, Telp. 061 6615155, Fax. 061 6613789, kotak pos. 2000. III.2.3 Populasi Populasi adalah keseluruhan universum dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, dan sebagainya sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian Bungin, 2001:101 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang masih aktif bekerja di perusahaan PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara. Berdasarkan 77 data yang diperoleh dari bagian Kepegawaian PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara jumlah karyawan di perusahaan tersebut sebanyak 171 orang. III.2.4 Sampel Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu yang disebut dengan teknik sampling Usman, 2009:43. Arikunto menjelaskan apabila subjek yang diteliti kurang dari 100 orang lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika subjeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10 - 15 atau 20 - 25 Arikunto, 2006:112. Besar anggota sampel harus dihitung berdasarkan teknik-teknik tertentu agar kesimpulan yang berlaku untuk populasi dapat dipertanggungjawabkan. Besarnya anggota sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yaitu praktis, ketepatan, nonrespon dan analisis data. Dalam menentukan besarnya sampel juga perlu diperhatikan dari faktor kemampuan peneliti yang dilihat dari biaya, waktu, tenaga dan kemampuan Usman, 2009:47. Mengingat keterbatasan waktu, dana dan tenaga serta sifat populasi yang cukup homogen, maka besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebesar 20 dari total populasi. Sehingga besarnya sampel yang diambil adalah sebagai berikut: Jumlah sampel = 20 x jumlah populasi = 20 x 171 orang = 34,2 ≈ 34 orang 78 III.2.5 Teknik Penarikan Sampel Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Teknik Pengambilan Sampel Purposif Purposive sampling Teknik Pengambilan Sampel Purposif Purposive sampling merupakan teknik penarikan sampel yang ditetapkan secara sengaja oleh peneliti dimana memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian Faisal, 2007:67. Adapun yang menjadi kriteria populasi untuk dijadikan sampel adalah karyawan PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara yang merupakan karyawan tetap dan yang masih aktif bekerja. 2. Teknik Pengambilan Sampel Aksidental Accidental sampling Teknik Pengambilan Sampel Aksidental Accidental sampling merupakan Pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil siapa saja yang kebetulan dijumpai di lokasi penelitian tentang topik tertentu Mantra, 2008:117. Dalam teknik ini peneliti akan memberikan kuesioner kepada responden hingga responden mencapai 34 orang. Dan setelah terkumpul sebanyak 34 responden, maka pengumpulan data dihentikan. III.2.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian kepustakaan Library Research Pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data-data melalui literatur dan sumber bacaan yang mendukung dan 79 relevan dengan penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku, majalah, internet dan sebagainya. b. Penelitian lapangan Field Research Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan survey di lokasi penelitian. Pengumpulan data dari responden menggunakan “Wawancara terstruktur” dimana model pertanyaan yang memberikan jawaban yang telah disusun untuk dipilih oleh responden atau menggunakan “Projective questioner” yaitu alat ukur yang bersifat tertutup yang tinggal memilih jawaban yang telah ditetapkan. Contoh: Tabel III.2 Projective questioner No Pertanyaan Jawaban Kode 1 Jenis Kelamin 1. Pria 2. Wanita III.2.7 Waktu Penelitian Waktu penelitian yang diperlukan penulis adalah selama lebih kurang satu minggu berada di lokasi penelitian yang dimulai tanggal 12 April – 20 April 2011, selama masa tersebut, peneliti mengumpulkan data dengan memberikan projective questioner dan mengumpulkan kembali. 80 III.2.8 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995:23. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis yaitu: a. Analisis Deskriptif Yaitu penelitian yang memberikan gambaran mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Data-data yang terkumpul baik lewat studi kepustakaan dan kuesioner akan disusun dan kemudian disajikan dalam bentuk analisa tabel tunggal. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom. Sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori Singarimbun, 1995:266 b. Analisis Korelasional Teknik yang digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara dua variabel, maka untuk memudahkan penarikan analisa hasil penelitian, digunakan aplikasi “SPSS For Window 16.0”. c. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus Spearman rho Koefisien. Spearman Rho Koefisen adalah metode untuk menganalisis data untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rho 0, maka hipotesa ditolak Jika rho 0, maka hipotesa diterima 81 Selanjutnya melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford yaitu sebagai berikut: Kurang dari 0.20 : hubungan rendah sekali 0.21 – 0.40 : hubungan rendah 0.41 – 0.70 : hubungan cukup berarti 0.71 – 0.90 : hubungan yang tinggi;kuat Lebih dari 0.90 : hubunga yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan. 82 BAB IV ANALISIS DATA

IV.1 Pengumpulan Data