Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep

17 rutinitas. Karyawan pada pagi hari datang ke kantor, mengisi absensi, menyapa sekilas antara satu dengan yang lain dan ada juga yang langsung masuk ke ruang kerja masing-masing. Beberapa karyawan datang dengan bersemangat dan beberapa lagi datang dengan ekspresi biasa-biasa saja. Jika kembali melihat visi dan misi perusahaan tersebut harusnya dapat mendorong dan menjadi penggerak bagi semua karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dan tentu saja visi misi itu harus dikomunikasikan sehingga karyawan dapat memahami tujuan perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pernyataan visi misi PT. PLN Persero terhadap produktivitas kerja karyawan PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalahnya adalah “apakah terdapat pengaruh pernyataan visi dan misi PT. PLN Persero terhadap produktivitas kerja karyawan di PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara?” 18

I.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah yang diteliti mengenai pengaruh visi dan misi PT. PLN Persero terhadap produktivitas kerja karyawan di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, maka pembatasan masalah dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Penelitian mengenai visi dan misi PT. PLN Persero terhadap produktivitas kerja karyawan di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara cukup aktual untuk diteliti saat ini. 2. Penelitian ini dibatasi di lingkungan PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, dimana unit analisis penelitian yang dipilih dan ditetapkan adalah karyawan tetap di PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara. 3. Penelitian ini layak diteliti sebagai suatu karya ilmiah karena didukung oleh fasilitas data yang tersedia sehingga penelitian ini dimungkinkan selesai tepat pada waktunya. 4. Penelitian ini layak untuk diteliti karena dilihat dari jarak geografis antara lokasi penelitian dengan tempat tinggal penulis sangat dimungkinkan sehingga kelangsungan penelitian dapat diselesaikan tepat pada waktunya. 19 I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. untuk mengetahui pemahaman karyawan terhadap visi dan misi PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara. b. untuk mengetahui metode dan teknik penyampaian visi dan misi PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara terhadap karyawannya. c. untuk mengetahui pengaruh pernyataan visi dan misi PT. PLN Persero terhadap produktivitas kerja karyawan PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara

I.4.2 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

a. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menguji pengalaman teoritis penulis selama mengikuti studi di FISIP USU pada Departemen Ilmu Komunikasi b. Secara akademis, melalui penelitian yang dilakukan merupakan sumbangsih penulis terhadap almamater dalam mengembangkan pengetahuan mengenai pengaruh pernyataan visi dan misi PT. PLN Persero terhadap produktivitas kerja karyawan di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara kepada civitas akademika FISIP USU terutama Departemen Ilmu Komunikasi. 20 c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi PT PLN Persero Wilayah Sumut dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawannya.

I.5 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk menggunakan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Kerlinger menyebutkan teori merupakan himpunan konstruk konsep, defenisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6. Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah:

1.5.1 Komunikasi

Secara etimologis istilah komunikasi dalam bahasa bahasa Inggris yaitu communicatio yang berasal dari kata Latin communis yang artinya sama. Maksudnya bila seseorang mengadakan kegiatan komunikasi dengan sesuatu pihak maka orang tersebut cenderung berusaha untuk mengadakan persamaan arti dengan pihak lain yang menjadi lawan komunikasinya atau menyamakan dirinya dengan yang diajak berkomunikasi. Dengan demikian diharapkan akan memperoleh suatu kesamaan arti. Kesepakatan arti disini dibatasi kepada pengertian bahasa dan makna dari objek yang diperbincangkan Lubis, 2007:6. Komunikasi memiliki defenisi yang berbeda-beda dari setiap orang dengan bidang dan tujuan masing-masing. Arni Muhammad mendefinisikan komunikasi 21 dalam konteks organisasi sebagai pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku Muhammad, 2007:4. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan komunikasi dari seseorang atau sekelompok kepada seseorang atau sekelompok lain. Kegiatan komunikasi meliputi komponen-komponen seperti sumber, pesan, saluran, penerima, gangguan, proses penyampaian, arus balik dan efek. Kegiatan komunikasi meliputi komunikasi intraindividu, antar individu, kelompok kecil, public speaking, komunikasi massa dan komunikasi antar kebudayaan Lubis, 2007:11.

I.5.2 Komunikasi Organisasi

Herber memberikan defenisi komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan, hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Sedangkan Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal atau komunikasi dari atasan kepada bawahan downward communication dan komunikasi dari bawahan kepada atasan upward sommunication Muhammad, 2007:65. Meskipun bermacam-macam persepsi dari ahli mengenai komunikasi organisasi ini, namun demikian ada beberapa hal yang umum dapat disimpulkan, yaitu: 22 1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. 2. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, dan arah media. 3. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya dan keterampilan skill Sehingga apabila disimpulkan maka diperolah bahwa komunikasi organisasi itu merupakan proses untuk mencipta dan saling tukar-menukar pesan dalam rangkaian hubungan yang saling bergantung antara satu dengan yang lain untuk menyelesaikan masalah yang berlaku di lingkungannya yang tidak menentu. Fungsi komunikasi dalam sebuah organisasi ada empat yaitu: 1. Fungsi informatif 2. Fungsi regulatif 3. Fungsi persuasif 4. Fungsi integratif Sendjaja, 2005:4.8

I.5.3 Manajemen Public Relations

Untuk merancang program kerja sekaligus dapat melahirkan komunikasi dua arah, Public Relations Officer memerlukan peran dan fungsi manajemen. Public Relations dituntut mampu menganalisisi serta meramalkan ”apa dan bagaimana” yang akan terjadi nantinya. Management of pubic relations memerlukan pemikiran dan konsepsi suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkomunikasian, pengawasan serta pengkoordinasian yang serius dan rasional dalam upaya mencapai tujuan bersama dari organisasilembaga yang diwakilinya. 23 Manajemen fungsi PR yang baik akan turut menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasiperusahaan dan hal ini juga akan memberi para manajer PR status yang setara dengan berbagai posisi kunci manajemen lainnya dalam organisasi. Gaya manajemen departemen PR secara substansial akan selalu dipengaruhi oleh kondisi dasar, struktur dan budaya organisasi dimana ia berada. Mike, 2001:3

I.5.4 Visi dan Misi

Pada awalnya bisnis baru hanyalah sekumpulan ide. Memulai bisnis baru didasarkan pada suatu kepercayaan bahwa organisasi yang baru dapat menawarkan produk kepada beberapa pelanggan, area geografis, menggunakan beberapa jenis teknologi dan pada harga yang menguntungkan. Pemilik perusahaan percaya bahwa filosofi manajemen tentang perusahaan baru akan memberikan pandangan publik yang positif serta konsep bisnis dapat dikomunikasikan dan akan diadopsi oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Ketika pandangan atau fondasi suatu bisnis dituangkan dalam bentuk tulisan hasil tulisan mencerminkan beberapa ide dasar yang melandasi suatu pernyataan visi dan misi. Seharusnya visi dan misi dikomunikasikan dengan menampilkannya di ruang-ruang kerja dan didistribusikan bersamaan dengan informasi kepada pihak stakeholder. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa 90 perusahaan yang ada di dunia membuat dan menggunakan pernyataan misi dari 5 tahun sebelumnya. Masruroh, 2-3 Dalam rangka pencapaian tujuan akhir, manajemen mutlak perlu untuk menyatakan arah yang akan ditempuh organisasi sehingga terwujud sesuatu 24 keadaan yang diinginkan pada suatu waktu tertentu di masa depan. Dengan kata lain manajemen perlu menyatakan pandangannya secara eksplisit tentang bentuk masa depan organisasi yang dikehendakinya. Akan tetapi harus ditekankan dengan kuat bahwa pernyataan manajemen puncak saja tidak cukup. Visi adalah suatu pandangan mendasar untuk mana organisasi berusaha keras untuk mencapai hal-hal kritis penting dalam jangka panjang demi keberhasilan organisasi. Visi akan menyatukan pandangan yang berbeda-beda terutama dari pihak internal sehingga visi juga bisa meredam konflik akibat perbedaan pandangan yang nantinya diarahkan pada satu pandangan saja yaitu visi. Misi organisasi lahir dari rumusan visi yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan misi adalah sesuatu yang harus diemban oleh semua komponen organisasi berupa kegiatan pokok yang kesemuanya dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, jelas bahwa visi dan misi harus mempunyai keterikatan kuat dan relevansi yang tinggi dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, apapun yang kemudian terjadi dalam organisasi harus mengarah pada pencapaian tujuan. Pernyataan misi adalah suatu pernyataan eksplisit atas nilai-nilai organisasi. Pernyataan misi akan menghasilkan prinsip-prinsip yang harus diikuti bila organisasi bertindak dan menjadi patokan atau standar untuk menilai organisasi. Pernyataan misi merupakan tanggung jawab yang mengikat untuk masa depan. Jika organisasi menghayati nilai-nilai yang dinyatakan dalam pernyataan misinya, bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip yang berasal darinya dan memenuhi standar yang dihasilkan maka organisasi akan mengamankan semangat 25 kerja yang menguatkan reputasinya. Jika gagal menghayati nilai-nilai ini semangat kerja akan rendah dan reputasi mengalami goncangan. Organisasi yang berhasil tidak memberi peluang kepada hal-hal seperti itu, melainkan mengambil langkah untuk memastikan bahwa nilai yang diekspresikan dalam misi dapat diwujudkan dalam perilaku setiap hari dari setiap orang dalam organisasi. Mereka memastikan bahwa pernyataan misi efektif Talbot, 2005:xiii- xiv . Pernyataan visi mengungkapkan sasaran strategis dan tujuan masa depan dari sebuah organisasi, sementara itu, pernyataan misi membantu karyawan menentukan prioritas dan tujuan sehingga semua anggota organisasi berkomitmen untuk mencapai misi yang dinyatakan dalam pernyataan tersebut. Tidak ada standar baku untuk gaya dan isi penyataan misi, tetapi organisasi yang berkinerja baik selalu memberikan pernyatan visi dan misi. Ringkasnya, visi masa depan yang jelas dan pernyataan misi yang menyeluruh adalah penting bagi kesuksesan organisasi Cutlip, Center dan Broom,2006:268-269.

I.5.5 Produktivitas Kerja

Pada dasarnya produktivitas perusahaan merupakan akumulasi dari produktivitas individu-individu karyawan-karyawan sehingga untuk perbaikan produktivitas perusahaan diperlukan komitmen perbaikan yang seimbang antara aspek manusia motivasi dan aspek teknik teknologi. Peningkatan produktivitas perusahaan harus dimulai dari tingkat individu Nasution, 2001:205 . Kerja produktif memerlukan keterampilan kerja yang sesuai isi kerja sehingga bisa menimbulkan penemuan-penemuan baru untuk memperbaiki cara 26 kerja yang sudah baik. Hal ini memerlukan prasayarat yang lain sebagai faktor pendukung yaitu kemauan kerja yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja kesanggupan kerja dan hubungan kerja yang harmonis. Selain itu, berhasilnya pembangunan nasional juga tergantung kepada partisipasi kerja, tekadsemangat kerja serta ketaatandisiplin kerja. Disamping keterampilan, keahlian kecakapan dan teknologi, produktivitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh sikap dan etika kerja, yaitu norma yang disadari oleh pandangan seseorang terhadap sistem nilai. Sikap dan etika kerja tergantung dari ciri dan kepribadian seseorang, demikian pula motivasi dan kejelasan peran serta tingkat kepenatan menentukan produktivitas kerja Sedarmayanti, 2004:133

I.6 Kerangka Konsep

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk mengambarkan berbagai fenomena yang sama Kriyantono, 2007:149. Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengutarakan penelitian pada rumusan hipotesa Nawawi, 1994:40. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan menggunakan variabel. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 27 a. Variabel Bebas atau Independent Variable X Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain Nawawi, 1994:50. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pernyataan Visi dan Misi PT PLN Persero. b. Variabel Terikat atau Dependet Variable Y Variabel terikat yaitu himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula sejumlah aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi variabel lain Nawawi, 1994:51. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja karyawan PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara. 28

I.7 Model Teoritis