Penyelesaian Sengketa Terhadap Pelanggaran Kontrak Karya

penyelesaian sengketa tersebut adalah sama-sama memberikan putusan atau pemecahan dalam suatu kasus. 148

B. Penyelesaian Sengketa Terhadap Pelanggaran Kontrak Karya

Pola penyelesaian sengketa di bidang kontrak karya telah ditentukan dalam kontrak karya tersebut. Di dalam Pasal 1 Kontrak Karya yang dibuat antara Pemerintah Indonesia dengan PT Newmont Nusa Tenggara telah ditentukan dua cara, yaitu melalui konsiliasi dan arbitrase. 149 Konsiliasi adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan dan menyelesaikan perselisihan tersebut, konsiliasi yang diterapkan dalam penyelesaian sengketa ini akan berlangsung sesuai peraturan-peraturan konsiliasi UNCITRAL United Nations Commission on International Trade Law dalam Resolusi Nomor 3552 pada tanggal 4 Desember 1980, yang berjudul “Conciliation Rules of the United Nations Commissions on the International Trade Law”. 150 Oleh karena itu, dibentuk ICSID International Centre for Settlement of Investment Dispute oleh Bank Dunia yang merupakan komisi konsiliasi yang dibentuk untuk menyelesaikan sengketa-sengketa penanaman modal asing dengan peraturan “The ICSID Rules of Procedure for Conciliation Proceedings Conciliation Rules. Namun dalam prakteknya, penggunaan cara ini kurang populer. 151 148 H. Salim HS., Hukum Pertambangan.., Op.cit., hal. 381. 149 Ibid., hal. 381-382. 150 Ibid., hal. 382. 151 http:pasca.uma.ac.id , Prinsip-prinsip dan Konsepsi Dasar “Hukum Perdagangan Internasional” oleh Huala Adolf, diakses tanggal 10 Maret 2011. Universitas Sumatera Utara Sementara itu, aturan arbitrase yang dilakukan dalam penyelesaian sengketa ini adalah peraturan arbitrase UNCITRAL yang dimuat dalam Resolusi Nomor 3198, yang disetujui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada tanggal 15 Desember 1976 yang berjudul “Arbitration Rules of the United Nation Commision on International Trade Law”. 152 Yang termasuk dalam peraturan- peraturan arbitrase internasional tersebut salah satunya seperti “The UNCITRAL Model Law on International Commercial Arbitration”. Di dalam Pasal 7 The UNCITRAL Model Law on International Commercial Arbitration memuat defenisi arbitrase sebagai perjanjian penyerahan sengketa ke suatu badan arbitrase. Menurut Pasal ini penyerahan sengketa ke badan arbitrase merupakan kesepakatan atau perjanjian para pihak. Artinya, penyerahan suatu sengketa ke badan arbitrase haruslah berdasarkan kebebasan para pihak untuk memilihnya. 153 Sementara itu, bahasa yang digunakan dalam penyelesaian sengketa ini adalah bahasa Inggris. 154 Alasan menggunakan arbitrase adalah: 155 1. penyelesaian cepat; 2. terjaga kerahasiaannya confidential; 3. biaya lebih rendah; 4. kebebasan, kepercayaan, dan keamanan; 5. keahlian expertise; 6. kepekaan arbiter; 152 H. Salim HS., Hukum Pertambangan.., Loc.cit., hal. 382. 153 http:pasca.uma.ac.id , Prinsip-prinsip dan Konsepsi Dasar “Hukum Perdagangan Internasional” oleh Huala Adolf, diakses tanggal 10 Maret 2011. 154 H. Salim HS., Hukum Pertambangan.., Loc.cit. 155 Garry Goodpaster, Op.cit., hal. 4-5. Universitas Sumatera Utara 7. pelaksanaan putusan lebih mudah. Penyelesaian sengketa melalui kedua cara lazim disebut dengan menggunakan ADR Alternative Dispute Resolution. Di Indonesia, ketentuan tentang ADR telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. 156 156 H. Salim HS., Hukum Pertambangan.., Op.cit., hal. 383. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan