Untuk memperoleh kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah studi kepustakaan library
research yang merupakan pengumpulan data-data yang dilakukan melalui literatur atau dari sumber bacaan berupa buku-buku, peraturan perundang-
undangan, surat kabar, makalah ilmiah, majalah, internet, dan bahan bacaan lain yang terkait dengan penulisan skripsi ini untuk digunakan sebagai
dasar ilmiah dalam pembahasan materi. 4.
Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis kualitatif,
yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah
yang akan dibahas dan hasilnya tersebut dituangkan dalam bentuk skripsi.
27
Metode kualitatif dilakukan guna mendapatkan data yang bersifat deskriptif analistis, yaitu data-data yang akan diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu
yang utuh.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penulisan skripsi ini mempunyai kaitan dan hubungan satu sama lainnya. Karena pada dasarnya isi dari penulisan ini adalah
merupakan satu kesatuan. Gambaran isi skripsi ini terdiri dari 5 lima bab dan beberapa sub bab sebagai berikut:
27
Ibid., hal. 24.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini merupakan pendahuluan dari konsep materi yang akan dibahas. Bagian pendahuluan ini terdiri dari latar
belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan
kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II PENGATURAN KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN UMUM DI INDONESIA
Pada bab ini digambarkan secara umum tentang pengertian kegiatan usaha pertambangan, kegiatan usaha pertambangan
umum di Indonesia, Kewenangan pengelolaan pertambangan umum, dan dampak pembangunan di bidang
pertambangan umum.
BAB III KONSEP TEORETIS TERJADINYA KONTRAK
KARYA
Pada bab ini diuraikan mengenai istilah dan pengertian kontrak karya, sejarah perkembangan kontrak karya,
landasan hukum kontrak karya, prosedur dan syarat-syarat permohonan kontrak karya, bentuk dan substansi kontrak
karya, dan somasi dalam kontrak karya.
BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK KARYA
DI BIDANG PERTAMBANGAN UMUM
Universitas Sumatera Utara
Pada bab ini diuraikan secara mendalam tentang bentuk
penyelesaian sengketa, dan penyelesaian sengketa terhadap pelanggaran kontrak karya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian kesimpulan dan saran dalam skripsi ini merupakan bab terakhir, dimana dikemukakan mengenai kesimpulan
dan saran yang berkaitan dengan permasalahan dan pembahasan sebelumnya dalam skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGATURAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DI
INDONESIA
A. Pengertian Kegiatan Usaha Pertambangan
Usaha pertambangan merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam tambang bahan galian yang terdapat dalam bumi
Indonesia.
28
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 1 butir 1 disebutkan pertambangan adalah sebagian
atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.
29
Usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan, kostruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pasca tambang.
30
28
H. Salim HS., Op.cit., hal. 53.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pertambangan bahan-bahan galian dibedakan
menjadi 6 enam macam yaitu:
29
Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu bara.
30
Pasal 1 butir 6 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Universitas Sumatera Utara
1. Penyelidikan umum, adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk
mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi; 2.
Eksplorasi, adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi,
sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup;
3. Operasi produksi, adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang
meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan, serta sarana pengendalian dampak lingkungan
sesuai dengan hasil studi kelayakan; 4.
Konstruksi, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian
dampak lingkungan; 5.
Penambangan, adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral danatau batubara dan mineral ikutannya;
6. Pengolahan dan pemurnian, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk
meningkatkan mutu mineral danatau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan;
7. Pengangkutan, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan
mineral danatau batubara dari daerah tambang danatau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan;
8. Penjualan, adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil
pertambangan mineral atau batubara.
Universitas Sumatera Utara
Usaha pertambangan ini dikelompokkan atas:
31
1. Pertambangan mineral; dan
2. Pertambangan batubara.
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang
membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.
32
Pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar
panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.
33
Pertambangan mineral digolongkan atas:
34
1. Pertambangan mineral radio aktif;
2. Pertambangan mineral logam;
3. Pertambangan mineral bukan logam;
4. Pertambangan batuan.
Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.
35
Pertambangan batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen
padat, gambut, dan batuan aspal.
36
31
Pasal 34 ayat 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
32
Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
33
Pasal 1 butir 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
34
Pasal 34 ayat 2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
35
Pasal 1 butir 3 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
36
Pasal 1 butir 5 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam bidang pertambangan dikenal 2 dua jenis kegiatan pertambangan, yakni:
37
a. Tambang Terbuka Surface Mining.
Pemilihan sistem penambangan atau tambang terbuka biasa diterapkan untuk bahan galian yang keterdapatannya relatif dekat dengan permukaan
bumi. b.
Tambang Bawah Tanah Underground Mining. Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral
yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut karena letak mineral yang umumnya berada jauh di bawah tanah.
B. Kegiatan Usaha Pertambangan Umum di Indonesia 1. Tahapan Penyelidikan Bahan Galian