BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Pendekatan kualitatif pada penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor dominan yang membentuk pola kemitraan pada pemeliharaan sapi dengan
sistem gaduhan dan untuk mengetahui bagaimana pola pembagian hasil diantara kedua belah pihak yang saling bermitra.
Untuk menentukan indikator pada faktor dominan yang membentuk pola kemitraan dan pola pembagian hasil, sebelumnya dilaksanakan angket kepada
petugas peternakan lapangan dari beberapa daerah di Provinsi Sumatera Utara. Dari hasil angket diperoleh beberapa bentuk yang mendasari terjadinya proses gaduhan
ternak, yaitu antara lain adanya bantuan pemerintah; kerjasama dengan pihak swastaperusahaan; perseoranganpribadi yang menanamkan modalnya; dari yayasan
dalam upaya memberdayakan masyarakat.
Dari hasil angket dengan petugas juga diperoleh beberapa pola pembagian hasil antara penggaduh dan penerima gaduhan ternak, bentuk-bentuk pembagian hasil
tersebut adalah : 50 : 50; atau 60 : 40; atau 70 : 30; atau pembagian dalam bentuk anak sapi ternak jika induk sudah beranak.
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan kuantitatif adalah untuk melihat hubungan pola kemitraan dengan sistem gaduhan terhadap kesejahteraan peternak. Indikator kesejahteraan didekati
menurut indeks pembangunan manusia, yang meliputi tingkat pendapatan, pendidikan, kesehatan ditambah dengan tingkat self-esteem Todaro, 2004 dan
Swasono, 2004
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah di Kecamatan Pantai Cermin, kabupaten Serdang Bedagai.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah petanipeternak yang memelihara ternak gaduhan di tiga desa di kecamatan P. Cermin, yaitu desa Kota Pari, Ujung Rambung
dan Celawan. Pemilihan desa didasarkan pada populasi ternak sapi di ketiga desa tersebut adalah yang lebih besar.
Sampel penelitian diambil secara purposive, yaitu sampel petanipeternak adalah yang telah memelihara ternak gaduhan selama 2 tahun ke atas. Penentuan 2
tahun ke atas didasarkan pertimbangan bahwa selama kurun waktu 2 tahun petanipeternak telah menerima hasil dari usaha ternak gaduhan tersebut. Selanjutnya
penunjukkan sampel dilakukan secara snow ball, yaitu penunjukkan sampel berikutnya adalah dari informasi petanipeternak gaduhan sebelumnya. Cara ini
Universitas Sumatera Utara
disebabkan tidak adanya data atau tidak diketahuinya jumlah petanipeternak gaduhan di ketiga desa tersebut. Dari hasil pengambilan sampel dengan cara purposive dan
bersifat snow ball tersebut diperoleh jumlah sampel penelitian sebesar 74 orang petanipeternak .
Selain itu untuk mendapatkan informasi, digunakan informan. Informan tersebut adalah petugas inseminator yang ada di kecamatan P.Cermin dan informan
yang berasal dari petanipeternak. Informan dari petanipeternak adalah yang dianggap mewakili peternak disekitarnya dan yang mempunyai wawasan lebih luas.
Informan yang berasal dari petanipeternak ini sebagai peserta pada Grup Diskusi Terarah FGD nantinya dengan jumlah sebanyak 12 orang.
3.4. Teknik Pengumpulan Data