yaitu Coorporate Farming Bersemi, hanya bertindak sebagai pemberi modal. Tidak adanya upaya pendampingan seperti pemberian pengetahuan dan ketrampilan pada
peternak,, supervisi kesehatan ternak, menyebabkan banyak petani yang tidak dapat melunasi kreditnya. Ditambah penerapan teknologi inseminasi buatan yang tidak
berjalan secara optimal, sehingga produktifitas ternak yang diperkirakan meningkat tidak terpenuhi.
Menurut Sasongko dan Farida Sukmawati 2006 pada pola gaduhan ternak kambing bahwa skala usaha peternakan yang kecil yang hanya memelihara 2 – 3 ekor
ternak saja tidak dapat memberikan kontribusi pendapatan yang signifikan kepada petanipeternak. Oleh karenanya pendekatan penambahan jumlah ternak skala
usaha merupakan alternative bagi keberhasilan pengembangan peternakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petanipeternak.
1.2. Perumusan Masalah
Pola kerjasama usaha ternak dengan sistem gaduhan dimasyarakat memang sudah berkembang dan berjalan sejak lama. Hal ini mungkin merupakan fenomena
yang baik dalam upaya penguatan ekonomi kerakyatan maupun pemberdayaan masyarakat dipedesaan. Walaupun pola hubungan dalam kerjasama usaha ini adalah
“saling percaya” namun mungkin dapat memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi kesejahteraan petanipeternak. Tentulah ada suatu pola-pola hubungan tertentu
Universitas Sumatera Utara
dalam usaha gaduhan ini sehingga membuat kemitraan atau kerjasama tersebut dapat berkembang, langgeng, dan berkelanjutan.
Oleh karenanya penulis ingin merumuskan masalah yang akan menjadi perhatian pokok nantinya, yaitu:
1 Bagaimana pembagian hasil pada pola kemitraan dengan sistem “gaduhan”
dijalankan dimasyarakat. 2
Faktor-faktor dominan apa yang membentuk pola kemitraankerjasama dengan sistem gaduhan tersebut.
3 Bagaimana hubungan pola kemitraan dengan sistem gaduhan terhadap
kesejahteraan petanipeternak.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1
Untuk mengetahui pola pembagian hasil pada kemitraan dengan sistem gaduhan 2
Untuk mengetahui faktor-faktor yang membentuk pola kemitraan dengan sistem gaduhan.
3 Untuk mengetahui hubungan penerapan kemitraan dengan sistem gaduhan
terhadap kesejahteraan petanipeternak
Universitas Sumatera Utara
27
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna antara lain : 1
Bagi pemerintah sebagai pertimbangan membuat kebijakan dalam peningkatan ekonomi kerakyatan dan peningkatan pemberdayaan masyarakat di pedesaan.
2 Bagi pelaku bisnis pemodal sebagai informasi usaha dibidang peternakan,
sehingga dapat menggunakan peluang yang ada dimasyarakat. 3
Bagi dunia pendidikan sebagai pembelajaran dan bahan informasi tentang pola kemitraan dengan sistem gaduhan yang ada dimasyarakat petanipeternak.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Kerangka Pemikiran
4 5
6
Keterangan :
= Variabel
= Indikator = Dimensi
Faktor dominan
pembentuk kemitraan :
‐ bantuan pemerintah ‐ swasta perusahaan
‐ perseoranganpribadi ‐ yayasan
‐ lainnya
Pedapatan
Pendidikan
Kesehatan
Self ‐Esteem
Pola pembagian hasil :
‐ 50 : 50 ‐ 60 : 40
‐ 70 : 30 ‐ Berupa ternak
‐ Lainnya
Pola Kemitraan
dengan sistem
“Gaduhan” Kesejahteraan
PetaniPeternak
Universitas Sumatera Utara
Pola kemitraan dengan sistem gaduhan ternak sapi sudah berkembang dimasyarakat, khususnya dikalangan petanipeternak. Kemitraan antara penggaduh
pemilik modal dengan penerima gaduhan ternak petanipeternak dilaksanakan sedemikian rupa dan dengan model atau bentuk yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak. Melalui wawancara dan penyebaranpengisian kuesioner kepada sampel peternak, akan diperoleh faktor –faktor dominan yang membentuk pola kerjasama
kemitraan dengan sistem gaduhan ternak sapi. Apakah kerjasama terbentuk oleh karena pemerintah memberi bantuan ternak dengan pola gaduhan, atau ternak
gaduhan diberikan oleh perusahaan peternakan atau yayasan atau perorangan menggaduhkan ternaknya kepada petanipeternak atau lainnya.
Demikian pula kesepakatan terhadap pembagian hasil dari usaha ternak tersebut, apakah pembagian antara penggaduh dan penerima gaduhan dibagi sama
rata 50 ; 50, atau pembagian 60 : 40; atau 70 : 30 atau pembagian berupa anak sapi yang lahir atau dalam bentuk lainnya.
Sehubungan dengan disepakatinya pola kemitraankerjasama antara penggaduh dan penerima gaduhan maka proses produksi proses pemeliharaan ternak
sapi dilaksanakan oleh penerima gaduhan petanipeternak. Melalui observasi, wawancara maupun pemberian kuesioner kepada petanipeternak, dilakukan analisa
untuk mengetahui pengaruh pola kemitraan dengan sistem gaduhan ternak sapi tersebut terhadap pendapatan, kesehatan, pendidikan dan status sosio-kultur
Universitas Sumatera Utara
petanipeternak di masyarakat desa. Keempat faktor tersebut dianggap yang mempengaruhi kesejahteraan petanipeternak.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA