disebabkan tidak adanya data atau tidak diketahuinya jumlah petanipeternak gaduhan di ketiga desa tersebut. Dari hasil pengambilan sampel dengan cara purposive dan
bersifat snow ball tersebut diperoleh jumlah sampel penelitian sebesar 74 orang petanipeternak .
Selain itu untuk mendapatkan informasi, digunakan informan. Informan tersebut adalah petugas inseminator yang ada di kecamatan P.Cermin dan informan
yang berasal dari petanipeternak. Informan dari petanipeternak adalah yang dianggap mewakili peternak disekitarnya dan yang mempunyai wawasan lebih luas.
Informan yang berasal dari petanipeternak ini sebagai peserta pada Grup Diskusi Terarah FGD nantinya dengan jumlah sebanyak 12 orang.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengupulan data diawali dengan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan penyebaran kuesioner kepada responden sampel. Kuesioner tersebut disusun
dengan menggunakan skala Likert, dengan pilihan jawaban mulai dari gradasi positif sampai dengan negatif. Pilihan tersebut antara lain Dapat, Kurang Dapat, Tidak
Dapat atau Ya, Tidak Tahu, Tidak. Dari setiap jawaban nantinya akan diberikan skor, dimana mulai dari gradasi yang positif dengan nilai 3 sampai dengan gradasi yang
negatif dengan nilai 1. Pada kuesioner ini digunakan tiga skala saja, sedangkan untuk gradasi yang sangat positif dan yang sangat negatif tidak digunakan. Hal ini
disebabkan karena kedua gradasi tersebut akan membingungkan responden.
Universitas Sumatera Utara
Responden pada penelitian ini adalah para petanipeternak, dimana pada umumnya pendidikan mereka rendah sehingga untuk tidak menyulitkan mereka dalam memilih
jawaban maka dibuat gradasi dengan skala tiga saja. Tambahan lagi gradasi yang sangat positif dan sangat negatif dianggap tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner Pengumpulan data dengan pendekatan kualitatif dilakukan dengan wawancara,
observasi dan dilanjutkan dengan teknik Focus Group Discussion FGD atau Grup Diskusi Terarah, panduan wawancara, observasi dan FGD dapat dilihat pada lampiran
1. Dari hasil pendekatan kualitatif ini akan diperoleh faktor-faktor dominan yang membentuk kemitraan dengan sistem ”gaduhan” dan pola pembagian hasil antara
pemodal dan peternak. Selain itu dari hasil observasi diperoleh gambaran tentang kondisi fisik perumahan dan sistem perkandangan ternak.
3.5. Definisi Konsep
1 Pola kemitraan dengan sistem ”gaduhan” adalah bentuk kerjasama dibidang
usaha ternak sapi, dimana pemilik modal memberikan modal berupa ternak sapi kepada petanipeternak untuk dipelihara.
2 Petanipeternak adalah orang yang memelihara ternak sapi baik dia
mempunyai matapencarian sebagai petani dan atau peternak.
Universitas Sumatera Utara
3 Pola pembagian hasil adalah proporsi pembagian keuntungan hasil usaha
ternak gaduhan antara pemilik modal dengan petanipeternak sebagai pemelihara.
4 Faktor dominan yang membentuk kemitraankerjasama adalah faktor yang
mendasari terjadinya kemitraankerjasama antara pemilik modal dan petanipeternak.
5 Kesejahteraan petanipeternak adalah keadaan yang menunjukkan adanya
perbaikan dan kemajuan dibidang pendapatan, pendidikan, kesehatan dan rasa bangga self esteem.
3.6. Definisi Operasional