Analisis efektivitas komunikasi atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor
Oleh
MELLY SILVIANI
H24104063
s
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(2)
ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
MELLY SILVIANI H24104063
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(3)
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
MELLY SILVIANI H24104063
Menyetujui, Januari 2009
Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen
(4)
Bawahan pada Kantor Pos Bogor. Di bawah bimbingan Siti Rahmawati.
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan perusahaan. Sistem manajemen secanggih dan seefisien apapun tidak akan berfungsi, bilamana hambatan komunikasi tidak diselesaikan dan ditangani dengan baik, baik antara karyawan dengan karyawan maupun antar karyawan dengan pimpinan. Dalam aktivitas di suatu organisasi bisnis, komunikasi memegang peranan sangat penting. Kegagalan dalam organisasi bisnis banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi bisnis yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut.
Komunikasi yang efektif menjadi faktor penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Komunikasi yang efektif antara karyawan dengan manajer atau antara atasan dengan bawahan dapat membantu atasan untuk memahami dan mengerti kesulitan bawahan dalam bekerja. Hal ini akan membantu terciptanya kinerja secara optimal.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui pola komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor. (2) Mengetahui hambatan komunikasi yang dialami oleh atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor. (3) Menganalisis efektivitas komunikasi atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan di Kantor Pos Bogor menggunakan dua pola komunikasi yaitu pola komunikasi ke atas dan pola komunikasi ke bawah secara lisan dan tulisan. Hambatan komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan pada Kantor Pos Bogor diantaranya adalah adanya gangguan teknis, gangguan semantik, gangguan psikologis, gangguan fisik atau organik, hambatan status, hambatan kerangka berpikir dan hambatan budaya. Hambatan terbesar yang dialami atasan dan bawahan di Kantor Pos Bogor adalah hambatan kerangka berpikir, yaitu adanya perbedaan persepsi ketika proses komunikasi terjadi antara atasan dengan bawahan. Hambatan komunikasi secara keseluruhan lebih sering dialami oleh bawahan dibandingkan atasan. Berdasarkan penilaian atasan dan bawahan terhadap indikator yang menjadi ukuran efektivitas komunikasi dapat disimpulkan bahwa komunikasi atasan dan bawahan di Kantor Pos Bogor sudah efektif dilihat dari segi pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan dan tindakan atasan dan bawahan selama proses komunikasi berlangsung.
(5)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 27 Mei 1985. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Dudung dan Titin Rohayati. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN Laladon II Bogor pada tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN I Dramaga Bogor dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2004, penulis lulus dari SMUN 5 Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi sebagai anggota Koperasi Mahasiswa Institut pertanian Bogor (KOPMA IPB) periode 2004-2005 dan 2005-2006. Bendahara Eksekutif Syariah Economic Student Club
(SES-C) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB periode 2005-2006. Staf Divisi Ekonomi Kewirausahaan Forum dan Studi Mahasiswa Muslim FEM IPB periode 2005-2006. Penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan pada acara Femily
Day’s (Dies Natalis FEM IPB ke-5), Campus Fair KOPMA IPB 2005,
Up-Grading anggota KOPMA IPB 2006, Rapat Anggota Tahunan (RAT) KOPMA
(6)
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Komunikasi Atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penyusunan skripsi ini dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moral maupun material, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Secara khusus penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.
2. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA dan Farida Ratnadewi, SE. MM atas kesediaannya menjadi dosen penguji.
3. Bapak Hidjroturachmat selaku Manajer SDM dan sarana Kantor Pos Bogor yang telah bersedia membantu dan meluangkan waktunya untuk memberikan informasi dalam skripsi ini.
4. Seluruh staf dan karyawan Kantor Pos Bogor atas partisipasi dan kerjasamanya.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM IPB.
6. Mama dan Bapak yang telah memberikan curahan kasih sayang, bimbingan, motivasi serta do’a yang tulus. Adik-adikku sayang (Yusep, Mia dan Ghina) yang selalu memberikan tawa dan keceriaan kepada penulis.
7. Suamiku tercinta (Burhanudin) atas curahan kasih sayang, dukungan, bimbingan, do’a dan motivasi yang sangat berarti.
8. Dr. Endin Mujahidin, M.Si dan Istri atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan, serta perhatian kepada penulis selama masa perkuliahan.
(7)
9. Bapak Taufik dan PT. BPRS Amanah Ummah atas bantuan baik moriil maupun materiil selama masa perkuliahan.
10.Bapak H. Mahfud yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang sangat berarti kepada penulis.
11.Sahabat-sahabatku Eri, Elis, Dhania, Desy, Rini, Nurul, Nita dan Ika, yang selalu bersama dalam suka dan duka, semoga persahabatan kita tetap abadi selamanya.
12.Rekan-rekan satu bimbingan (Noti, Aufia, Deni, Yosi dan Dimas) dan rekan-rekan Manajemen angkatan ’41 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah.
13.Keluarga besarku di Garut yang tiada henti-hentinya memberikan kasih sayang dan do’a yang tulus kepada penulis.
14.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga ALLAH SWT memberikan pahala atas kebaikannya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang tidak disengaja dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk mencapai hal yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH SWT. Amiin.
Bogor, Januari 2009
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
RIWAYAT HIDUP... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR LAMPIRAN... vii
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah... 3
1.3. Tujuan Penelitian... 3
1.4. Manfaat Penelitian... 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi ... 5
2.1.1. Komunikasi organisasi ... 5
2.1.2. Proses Komunikasi ... 5
2.1.3. Fungsi Komunkasi... 7
2.1.4. Pola Komunikasi... 9
2.1.5. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi... 12
2.1.6. Efektivitas Komunikasi Organisasi ... 15
2.2. Hasil penelitian Terdahulu yang Relevan ... 17
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ... 19
3.2. Pengumpulan Data ... 21
3.3. Pengolahan dan Analisis Data ... 23
3.4. Definisi Operasional... 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT Pos Indonesia (Persero)... 26
4.1.1. Sejarah Kantor Pos Bogor... 26
4.1.2. Kedudukan, Tugas Pokok, Tujuan dan Bidang Usaha PT Pos Indonesia (Persero)... 27
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 28
4.1.4. Sumber Daya Manusia... 30
4.2. Karakteristik Responden. ... . 31
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 33
(9)
4.4.1. Pola Komunikasi ke atas... 34
4.4.2. Pola Komunikasi ke bawah... 36
4.5. Hambatan Komunikasi... 38
4.5.1. Hambatan Komunikasi ke Atas ... 39
4.5.2. Hambatan Komunikasi ke Bawah... 41
4.6. Efektivitas Komunikasi Antara Atasan dengan Bawahan ... 45
4.7. Implikasi Manajerial ... 48
V. KESIMPULAN DAN SARAN... 5.1. Kesimpulan ... 49
5.2. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA... 50
(10)
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Jumlah sampel berdasarkan divisi... 22
2. Klasifikasi Nilai Alpha... 23
3. Skala Penilaian ... 24
4. Jumlah Karyawan Kantor Pos Bogor... 30
5. Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin.. 31
6. Karakteristik Responden ... 33
7. Penilaian Pola Komunikasi ke Atas ... 35
8. Penilaian Pola Komunikasi ke Bawah ... 37
9. Penilaian Hambatan Komunikasi ke Atas... 39
10.Penilaian Hambatan Komunikasi ke Bawah ... 42
11.Penilaian Efektivitas Komunikasi. ... 45
12.Hasil Uji Chi-Square Karakteristik Karyawan dengan Efektivitas Komunikasi ... 47
DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Proses komunikasi... 6
2. Unsur-unsur Proses Komunikasi... 7
3. Kerangka Pemikiran Penelitian... 20
DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Kuesioner untuk Atasan ... 52
2. Kuesioner untuk Bawahan ... 55
3. Struktur Organisasi ... 58
4. Karakteristik Responden ... 59
5. Uji Validitas Kuesioner... 60
6. Uji Reliabilitas Kuesioner ... 61
7. Penilaian Atasan terhadap Pola Komunikasi ke atas ... 62
8. Penilaian Bawahan terhadap Pola Komunikasi ke atas... 63
9. Penilaian Atasan terhadap Pola Komunikasi ke bawah ... 65
10.Penilaian Bawahan terhadap Pola Komunikasi ke bawah ... 66
11.Penilaian Atasan terhadap Hambatan Komunikasi ... 68
12.Penilaian Bawahan terhadap Hambatan Komunikasi ... 70
13.Penilaian Atasan terhadap Efektivitas Komunikasi ... 72
14.Penilaian Bawahan terhadap Efektivitas Komunikasi ... 73
15.Hasil Uji Chi-Square Karakteristik Karyawan dengan Efektivitas Komunikasi ... 74
(11)
Oleh
MELLY SILVIANI
H24104063
s
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(12)
ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
MELLY SILVIANI H24104063
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(13)
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
MELLY SILVIANI H24104063
Menyetujui, Januari 2009
Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen
(14)
Bawahan pada Kantor Pos Bogor. Di bawah bimbingan Siti Rahmawati.
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan perusahaan. Sistem manajemen secanggih dan seefisien apapun tidak akan berfungsi, bilamana hambatan komunikasi tidak diselesaikan dan ditangani dengan baik, baik antara karyawan dengan karyawan maupun antar karyawan dengan pimpinan. Dalam aktivitas di suatu organisasi bisnis, komunikasi memegang peranan sangat penting. Kegagalan dalam organisasi bisnis banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi bisnis yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut.
Komunikasi yang efektif menjadi faktor penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Komunikasi yang efektif antara karyawan dengan manajer atau antara atasan dengan bawahan dapat membantu atasan untuk memahami dan mengerti kesulitan bawahan dalam bekerja. Hal ini akan membantu terciptanya kinerja secara optimal.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui pola komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor. (2) Mengetahui hambatan komunikasi yang dialami oleh atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor. (3) Menganalisis efektivitas komunikasi atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan di Kantor Pos Bogor menggunakan dua pola komunikasi yaitu pola komunikasi ke atas dan pola komunikasi ke bawah secara lisan dan tulisan. Hambatan komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan pada Kantor Pos Bogor diantaranya adalah adanya gangguan teknis, gangguan semantik, gangguan psikologis, gangguan fisik atau organik, hambatan status, hambatan kerangka berpikir dan hambatan budaya. Hambatan terbesar yang dialami atasan dan bawahan di Kantor Pos Bogor adalah hambatan kerangka berpikir, yaitu adanya perbedaan persepsi ketika proses komunikasi terjadi antara atasan dengan bawahan. Hambatan komunikasi secara keseluruhan lebih sering dialami oleh bawahan dibandingkan atasan. Berdasarkan penilaian atasan dan bawahan terhadap indikator yang menjadi ukuran efektivitas komunikasi dapat disimpulkan bahwa komunikasi atasan dan bawahan di Kantor Pos Bogor sudah efektif dilihat dari segi pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan dan tindakan atasan dan bawahan selama proses komunikasi berlangsung.
(15)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 27 Mei 1985. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Dudung dan Titin Rohayati. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN Laladon II Bogor pada tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN I Dramaga Bogor dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2004, penulis lulus dari SMUN 5 Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi sebagai anggota Koperasi Mahasiswa Institut pertanian Bogor (KOPMA IPB) periode 2004-2005 dan 2005-2006. Bendahara Eksekutif Syariah Economic Student Club
(SES-C) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB periode 2005-2006. Staf Divisi Ekonomi Kewirausahaan Forum dan Studi Mahasiswa Muslim FEM IPB periode 2005-2006. Penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan pada acara Femily
Day’s (Dies Natalis FEM IPB ke-5), Campus Fair KOPMA IPB 2005,
Up-Grading anggota KOPMA IPB 2006, Rapat Anggota Tahunan (RAT) KOPMA
(16)
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Komunikasi Atasan dan bawahan pada Kantor Pos Bogor”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penyusunan skripsi ini dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moral maupun material, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Secara khusus penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.
2. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA dan Farida Ratnadewi, SE. MM atas kesediaannya menjadi dosen penguji.
3. Bapak Hidjroturachmat selaku Manajer SDM dan sarana Kantor Pos Bogor yang telah bersedia membantu dan meluangkan waktunya untuk memberikan informasi dalam skripsi ini.
4. Seluruh staf dan karyawan Kantor Pos Bogor atas partisipasi dan kerjasamanya.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM IPB.
6. Mama dan Bapak yang telah memberikan curahan kasih sayang, bimbingan, motivasi serta do’a yang tulus. Adik-adikku sayang (Yusep, Mia dan Ghina) yang selalu memberikan tawa dan keceriaan kepada penulis.
7. Suamiku tercinta (Burhanudin) atas curahan kasih sayang, dukungan, bimbingan, do’a dan motivasi yang sangat berarti.
8. Dr. Endin Mujahidin, M.Si dan Istri atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan, serta perhatian kepada penulis selama masa perkuliahan.
(17)
9. Bapak Taufik dan PT. BPRS Amanah Ummah atas bantuan baik moriil maupun materiil selama masa perkuliahan.
10.Bapak H. Mahfud yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang sangat berarti kepada penulis.
11.Sahabat-sahabatku Eri, Elis, Dhania, Desy, Rini, Nurul, Nita dan Ika, yang selalu bersama dalam suka dan duka, semoga persahabatan kita tetap abadi selamanya.
12.Rekan-rekan satu bimbingan (Noti, Aufia, Deni, Yosi dan Dimas) dan rekan-rekan Manajemen angkatan ’41 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah.
13.Keluarga besarku di Garut yang tiada henti-hentinya memberikan kasih sayang dan do’a yang tulus kepada penulis.
14.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga ALLAH SWT memberikan pahala atas kebaikannya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang tidak disengaja dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk mencapai hal yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH SWT. Amiin.
Bogor, Januari 2009
(18)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
RIWAYAT HIDUP... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR LAMPIRAN... vii
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah... 3
1.3. Tujuan Penelitian... 3
1.4. Manfaat Penelitian... 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi ... 5
2.1.1. Komunikasi organisasi ... 5
2.1.2. Proses Komunikasi ... 5
2.1.3. Fungsi Komunkasi... 7
2.1.4. Pola Komunikasi... 9
2.1.5. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi... 12
2.1.6. Efektivitas Komunikasi Organisasi ... 15
2.2. Hasil penelitian Terdahulu yang Relevan ... 17
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ... 19
3.2. Pengumpulan Data ... 21
3.3. Pengolahan dan Analisis Data ... 23
3.4. Definisi Operasional... 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT Pos Indonesia (Persero)... 26
4.1.1. Sejarah Kantor Pos Bogor... 26
4.1.2. Kedudukan, Tugas Pokok, Tujuan dan Bidang Usaha PT Pos Indonesia (Persero)... 27
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 28
4.1.4. Sumber Daya Manusia... 30
4.2. Karakteristik Responden. ... . 31
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 33
(19)
4.4.1. Pola Komunikasi ke atas... 34
4.4.2. Pola Komunikasi ke bawah... 36
4.5. Hambatan Komunikasi... 38
4.5.1. Hambatan Komunikasi ke Atas ... 39
4.5.2. Hambatan Komunikasi ke Bawah... 41
4.6. Efektivitas Komunikasi Antara Atasan dengan Bawahan ... 45
4.7. Implikasi Manajerial ... 48
V. KESIMPULAN DAN SARAN... 5.1. Kesimpulan ... 49
5.2. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA... 50
(20)
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Jumlah sampel berdasarkan divisi... 22
2. Klasifikasi Nilai Alpha... 23
3. Skala Penilaian ... 24
4. Jumlah Karyawan Kantor Pos Bogor... 30
5. Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin.. 31
6. Karakteristik Responden ... 33
7. Penilaian Pola Komunikasi ke Atas ... 35
8. Penilaian Pola Komunikasi ke Bawah ... 37
9. Penilaian Hambatan Komunikasi ke Atas... 39
10.Penilaian Hambatan Komunikasi ke Bawah ... 42
11.Penilaian Efektivitas Komunikasi. ... 45
12.Hasil Uji Chi-Square Karakteristik Karyawan dengan Efektivitas Komunikasi ... 47
DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Proses komunikasi... 6
2. Unsur-unsur Proses Komunikasi... 7
3. Kerangka Pemikiran Penelitian... 20
DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Kuesioner untuk Atasan ... 52
2. Kuesioner untuk Bawahan ... 55
3. Struktur Organisasi ... 58
4. Karakteristik Responden ... 59
5. Uji Validitas Kuesioner... 60
6. Uji Reliabilitas Kuesioner ... 61
7. Penilaian Atasan terhadap Pola Komunikasi ke atas ... 62
8. Penilaian Bawahan terhadap Pola Komunikasi ke atas... 63
9. Penilaian Atasan terhadap Pola Komunikasi ke bawah ... 65
10.Penilaian Bawahan terhadap Pola Komunikasi ke bawah ... 66
11.Penilaian Atasan terhadap Hambatan Komunikasi ... 68
12.Penilaian Bawahan terhadap Hambatan Komunikasi ... 70
13.Penilaian Atasan terhadap Efektivitas Komunikasi ... 72
14.Penilaian Bawahan terhadap Efektivitas Komunikasi ... 73
15.Hasil Uji Chi-Square Karakteristik Karyawan dengan Efektivitas Komunikasi ... 74
(21)
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan sistem komunikasi keorganisasian yang hidup dinamis semakin meningkat dalam era globalisasi, hal ini seiring dengan berkembangnya ilmu komunikasi yang membuat jarak antar negara, satu komunitas dengan komunitas lainnya terasa dekat akibat perangkat teknologi komunikasi yang semakin canggih dan berkembang pesat.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Komunikasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan perusahaan. Sistem manajemen secanggih dan seefisien apapun tidak akan berfungsi bilamana hambatan komunikasi tidak diselesaikan dan ditangani dengan baik, baik antara karyawan dengan karyawan atau karyawan dengan pimpinan. Komunikasi merupakan aktivitas yang memegang peranan sangat penting dalam aktivitas di suatu organisasi bisnis. Kegagalan dalam organisasi bisnis, banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi bisnis yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut.
Perusahaan atau organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk suatu kepentingan bisnis, profesi, sosial dan berbagai macam keperluan lainnya. Mereka bekerja sama melakukan berbagai kegiatan organisasional yang ada dalam suatu organisasi diantaranya untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai, menyusun rencana kerja, mengelola dan menjalankan operasi bisnis organisasinya, memperlancar pelaksanaan rencana kerja, termasuk menyusun peraturan, mengambil keputusan dan berhubungan dengan berbagai pihak serta memonitor kinerja organisasi atau bisnis perusahaan. Untuk menjalankan tugas-tugas tersebut, mereka beraksi, berinteraksi dan berkomunikasi, bahkan lebih dari 70% hari kerja para eksekutif dan staf perusahaan atau organisasi dipergunakan untuk melakukan kegiatan komunikasi.
(22)
Permasalahan komunikasi baik antar departemen, rekan kerja, atau antara atasan dan bawahan sering kita temui di dalam perusahaan. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya titik temu berbagai pihak sehingga dapat mengganggu kelancaran proses komunikasi. Untuk itu, diperlukan semacam “Communication Skill“ untuk mengatasi hambatan komunikasi yang terjadi dalam perusahaan.
Berdasarkan hasil berbagai penelitian empiris menunjukkan bahwa kehidupan organisasi tidak mungkin dipisahkan dari prinsip-prinsip komunikasi efektif karena komunikasi disadari sebagai darah kehidupan organisasi (life blood of on organization). Segala kegiatan, interaksi dan saling ketergantungan antar anggota organisasi dapat berlangsung berkat komunikasi, karena hanya dengan komunikasi pengaruh atas perilaku individu dapat terjadi. Jadi, semua kegiatan, termasuk proses manajemen yang sangat menentukan kelangsungan hidup organisasi, tergantung dari komunikasi efektif.
Komunikasi yang efektif menjadi faktor yang penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasinya. Salah satu faktor yang berperan penting dalam komunikasi adalah hubungan personal diantara kedua belah pihak, baik antar karyawan maupun dengan pihak manajemen. Komunikasi yang efektif antara karyawan dengan pimpinan juga dapat berperan untuk menggugah semangat dalam bekerja. Adanya semangat kerjasama yang tinggi dan perasaan bahagia, serta puas hati diantara kedua belah pihak, maka pihak manajemen maupun karyawan akan meningkatkan motivasi kerja dan meningkatkan kinerja secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai komunikasi efektif antara atasan dengan bawahan.
(23)
1.2. Rumusan Masalah
Perkembangan industri jasa terutama dalam bidang komunikasi dan jasa pengiriman semakin pesat. Hal ini menyebabkan semakin tingginya persaingan yang dihadapi oleh PT. Pos Indonesia (Persero). Begitu juga halnya dengan Kantor Pos Bogor.
Kantor Pos Bogor terus berupaya untuk meningkatkan kinerja secara optimal. Namun, pada pelaksanaannya, berbagai masalah internal perusahaan sering terjadi, terutama yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM). Masalah komunikasi sering terjadi antara karyawan dengan pihak manajemen. Karyawan sebagai bawahan sering merasa kesulitan dalam memahami pesan atau intruksi yang disampaikan oleh atasan berkaitan dengan pekerjaan, sehingga hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam bekerja yang berakibat pada penurunan kinerja karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan di Kantor Pos Bogor?
2. Bagaimana hambatan komunikasi yang dialami oleh atasan dan bawahan di Kantor Pos Bogor?
3. Bagaimana efektivitas komunikasi antara atasan dengan bawahan pada Kantor Pos Bogor?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan pada Kantor Pos Bogor.
2. Mengetahui hambatan komunikasi yang dialami oleh atasan dan bawahan di Kantor Pos Bogor.
3. Menganalisis efektivitas komunikasi antara atasan dengan bawahan pada Kantor Pos Bogor.
(24)
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti
Merupakan sarana untuk mengaplikasikan pemahaman penulis tentang teori-teori sumber daya manusia yang didapat selama mengikuti perkuliahan.
2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi mengenai kondisi perusahaan dengan mengetahui keefektifan komunikasi yang telah diterapkan sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi manajer dalam pengambilan keputusan guna memperbaiki kinerja karyawan.
3. Kalangan akademisi
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang sumberdaya manusia khususnya mengenai komunikasi dan menjadi literatur untuk penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada proses komunikasi internal perusahaan yaitu antara atasan dengan bawahan pada masing-masing divisi/bagian dengan mengidentifikasi pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan, mengetahui hambatan komunikasi, serta efektivitas komunikasi antara atasan dengan bawahan. Pola komunikasi dalam penelitian ini lebih difokuskan pada pola komunikasi ke atas dan pola komunikasi ke bawah yang berkaitan dengan kinerja.
(25)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. (www.wikipedia.org/wiki/komunikasi). Menurut Stoner (1996), Komunikasi didefinisikan sebagai proses yang digunakan oleh manusia untuk mencari kesamaan arti lewat transmisi pesan simbolik. Menurut Muhammad (2004), komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.
2.1.1. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Goldhaber dalam Muhammad, 2004).
Muhammad (2004), menyimpulkan pendapat dari para ahli mengenai persepsi tentang komunikasi organisasi, yaitu:
a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.
b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaan, hubungan dan keterampilannya.
2.1.2. Proses komunikasi
Menurut Purwanto (2003), proses komunikasi terdiri dari enam tahap, yaitu:
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan 2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan 3. Pengirim menyampaikan pesan
(26)
4. Penerima menerima pesan 5. Penerima menafsirkan pesan
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim.
Keenam tahapan dalam proses komunikasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
MEDIA Tahap 1
Pengirim mempunyai gagasan
Sub Bag Puri R Sub Bag Puri PP Sub Bag Trier/Kawai
Sub Bag Sopir
Tahap 3 Pengirim mengirim
pesan
Tahap 5 Penerima menafsirkan pesan
Tahap 6 Penerima menerima
ide pesan
Tahap 4 Penerima menerima
pesan SALURAN
Gambar 1. Tahapan dalam Proses Komunikasi (Purwanto, 2003).
Menurut Cangara (2006), unsur-unsur yang terdapat dalam proses komunikasi diantaranya adalah:
1. Sumber
Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa inggrisnya disebut source, sender atau encoder.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. 3. Media
Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima, misalnya panca indera, saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram, email, faksimili, komputer dan lain-lain.
(27)
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.
6. Tanggapan Balik
Umpan balik adalah salah satu bentuk dari pengaruh yang berasal dari penerima. Umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meskipun pesan belum sampai pada penerima. 7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu.
Lingkungan
Sumber Pesan Media Penerima Efek
Umpan balik
Gambar 2. Unsur-unsur Proses Komunikasi (Cangara, 2006).
2.1.3. Fungsi Komunikasi
Concrad dalam Tubbs (2001), mengidentifikasi tiga fungsi komunikasi dalam organisasi. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
1. Fungsi perintah
Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi “membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah”. Dua jenis komunikasi yang mendukung pelaksanaan fungsi ini adalah pengarahan dan umpan balik. Tujuannya untuk mempengaruhi
(28)
anggota lain dalam organisasi. Hasil fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang saling bergantung dalam organisasi tersebut.
2. Fungsi relasional
Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi “menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif dan hubungan personal dengan anggota organisasi lain”.
3. Fungsi manajemen ambigu
Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan yang melekat dalam organisasi.
William I. Gorden dalam Mulyana (2004) mengemukakan ada empat fungsi komunikasi yaitu:
1. Komunikasi sosial
Mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi, orang dapat bekerjasama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
2. Komunikasi ekspresif
Komunikai ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal.
3. Komunikasi ritual
Komunikasi yang biasa dilakukan secara kolektif. 4. Komunikasi instrumental
Komunikasi yang bertujuan untuk menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakan tindakan dan juga untuk menghibur.
(29)
Menurut Robbins (1996), komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisasi, diantaranya:
1. Pengendali (kontrol dan pengawasan)
Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai hirarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh para karyawan.
2. Motivasi
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika di bawah standar.
3. Pengungkapan emosional
Komunikasi dapat menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Bagi karyawan, kelompok kerja merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok tersebut merupakan mekanisme fundamental dimana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puasnya.
4. Informasi
Komunikasi berhubungan dengan perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
2.1.4. Pola Komunikasi
Secara umum pola komunikasi dapat dibedakan ke dalam saluran komunikasi formal dan saluran komunikasi nonformal (Purwanto, 2003).
1. Saluran komunikasi formal
Saluran komunikasi formal merupakan proses penyampaian informasi dari pimpinan kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan. Pola transformasi informasinya dapat berbentuk
(30)
komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal.
a. Komunikasi dari atas ke bawah
Aliran komunikasi dari atas ke bawah umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi dari atas ke bawah memiliki tujuan untuk mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah.
Menurut Katz dan Kahn dalam Purwanto (2003), komunikasi dari atas ke bawah mempunyai lima tujuan pokok, yaitu:
1. Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu.
2. Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
3. Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional.
4. Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan.
5. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
Salah satu kelemahan dari saluran komunikasi dari atas ke bawah ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan informasi ataupun sensor informasi penting yang ditujukan ke para bawahannya.
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah ke atas berarti alur informasi berasal dari bawahan menuju ke atasan. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas, para manajer harus benar-benar memiliki rasa percaya kepada para bawahannya. Menurut Muhammad (2004), tujuan komunikasi
(31)
ke atas adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Sedangkan komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu. Menurut Pace
dalam Muhammad (2004), fungsi komunikasi ke atas adalah : 1. Dengan adanya komunikasi ke atas, supervisor dapat
mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dan bagaimana baiknya menerima apa yang disampaikan karyawan.
2. Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan.
3. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi.
4. Komunikasi ke atas membolehkan bahkan mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.
5. Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dimaksudkan dari arus informasi ke bawah.
6. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah pekerjaannya dan memperkuat keterlibatannya dalam tugas-tugasnya di organisasi.
Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah adanya kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi yang baik-baik saja.
c. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi,
(32)
mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.
d. Komunikasi diagonal
Komunikasi yang melibatkan dua tingkat organisasi yang berbeda. Komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan dalam suatu organisasi yang berskala besar, dimana terdapat saling ketergantungan di antara bagian atau departemen-departemen yang ada dalam organisasi tersebut.
Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah:
1) Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat
2) Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Salah satu kelemahan komunikasi diagonal adalah bahwa komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Disamping itu, komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar sulit untuk dikendalikan secara efektif.
2. Saluran komunikasi nonformal
Saluran komunikasi yang tidak memperhatikan jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan/jabatan.
2.1.5. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
Menurut Purwanto (2003), faktor-faktor penghambat komunikasi dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah utama, diantaranya adalah:
1. Masalah dalam mengembangkan pesan
Masalah dalam mengembangkan pesan dapat mencakup antara lain munculnya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada, adanya pertentangan emosional atau sulit dalam mengapresiasikan ide atau gagasan.
(33)
2. Masalah dalam menyampaikan pesan
Masalah yang paling jelas dalam penyampaian pesan adalah masalah yang terkait dengan sarana fisik untuk berkomunikasi. 3. Masalah dalam menerima pesan
Masalah yang muncul dalam menerima pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang dan kondisi lain yang mengganggu konsentrasi audiens.
4. Masalah dalam menafsirkan pesan
Masalah terbesar dalam proses komunikasi adalah saat pesan ditafsirkan oleh penerima pesan. Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa dan pernyataan emosional dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan.
Menurut Cangara (2006), hambatan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yaitu:
1. Gangguan teknis
Gangguan Teknis terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang disampaikan melalui saluran mengalami kerusakan. Misalnya gangguan jaringan telepon, suara bising dan sebagainya.
2. Gangguan semantik
Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi karena kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak, bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima, struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya sehingga membingungkan penerima dan karena adanya perbedaan latar belakang budaya.
(34)
3. Gangguan psikologis
Gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna.
4. Hambatan fisik atau organik
Hambatan fisik ialah gangguan yang disebabkan karena kondisi geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana komunikasi dan transportasi. Gangguan fisik juga bisa diartikan karena adanya gangguan organik, yaitu tidak berfungsinya salah satu pancaindera pada penerima.
5. Hambatan status
Hambatan status ialah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan yunior atau atasan dan bawahan.
6. Hambatan kerangka berpikir
Hambatan kerangka berpikir ialah rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi.
7. Hambatan budaya
Hambatan budaya ialah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.
Menurut Robbins (1996), penghalang utama terhadap komunikasi efektif adalah:
1. Penyaringan
Penyaringan mengacu pada pengirim yang memanipulasi informasi sedemikian rupa sehingga akan tampak lebih menguntungkan di mata si penerima.
(35)
2. Persepsi selektif
Penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik pribadinya yang lain.
3. Emosi
Bagaimana perasaan si penerima ketika menerima suatu pesan komunikasi akan mempengaruhi bagaimana ia menafsirkan pesan tersebut.
4. Bahasa
Adanya perbedaan latar belakang budaya dan penggunaan bahasa dengan istilah yang berbeda dapat menghalangi komunikasi efektif. 2.1.6. Efektivitas Komunikasi
Menurut Tubbs (2001), salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi adalah terciptanya komunikasi efektif. Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.
Ada lima hal yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi efektif, yaitu:
1. Pemahaman
Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini komunikator dikatakan efektif apabila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan. Kegagalan utama dalam berkomunikasi adalah ketidakberhasilan dalam menyampaikan isi pesan secara cermat. 2. Kesenangan
Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan terhadap orang yang berinteraksi dengan pihak lain.
(36)
3. Mempengaruhi sikap
Komunikasi dikatakan efektif jika komunikator (pengirim) dapat mempengaruhi sikap komunikan (penerima), tindakan mempengaruhi sikap bertujuan agar orang lain memahami ucapan kita dan melakukan tindakan sesuai dengan yang kita inginkan. 4. Hubungan yang makin baik
Secara keseluruhan, komunikasi efektif memerlukan suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Salah satu kegagalan dalam berkomunikasi adalah adanya gangguan dalam hubungan insani yang berasal dari kesalahpahaman.
5. Tindakan
Komunikasi yang efektif dapat mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita inginkan.
Menurut Purwanto (2003), komunikasi efektif memerlukan beberapa hal antara lain:
1. Persepsi
Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan disampaikannya dapat diterima oleh penerima pesan.
2. Ketepatan
Secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berpikir. Seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir agar komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran.
3. Kredibilitas
Komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa para audiensnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Demikian juga sebaliknya, komunikator harus mempunyai suatu keyakinan terhadap inti pesan dan maksud yang ingin mereka sampaikan. 4. Pengendalian
Audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan yang disampaikan dalam berkomunikasi. Reaksi audiens
(37)
tergantung pada berhasil tidaknya komunikator mengendalikan audiensnya saat berkomunikasi.
5. Keharmonisan
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan audiens, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya.
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Menurut Lestari (2005), berdasarkan hasil penelitiannya tentang Analisis Efektivitas Komunikasi Antara Atasan dan Bawahan pada PT. Indonesia EPSON Industry (Divisi Management Support dan Printed Circuit Board), menyimpulkan bahwa secara umum keefektifan komunikasi yang terdapat pada divisi Management Support dan Printed Circuit Board telah tercapai dan komunikasi yang berlangsung antara atasan dan bawahan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian terhadap persepsi atasan dan bawahan yang masing-masing menunjukkan angka 150,8 dan 170,18, dimana angka-angka tersebut berada pada rentang skala yang bernilai baik. Walaupun demikian, pada setiap aspek yang dinilai ternyata masih terdapat beberapa masalah yang sebenarnya harus diperhatikan oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari persentase responden yang masih merasakan berbagai kendala dalam berkomunikasi.
Novita (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Peran Komunikasi Antara Pimpinan dan Karyawan dalam Menciptakan Lingkungan Kerja yang Efektif pada PT. Cakrawala Andalas Televisi, menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi, yaitu faktor internal dan eksternal perusahaan. Sementara itu, seluruh pola komunikasi diterapkan di PT Antv tersebut. Selanjutnya peran komunikasi dalam mengatasi permasalahan pada PT. Antv, yaitu dengan keterbukaan komunikasi antara atasan dan bawahan, dimana komunikasi yang berlangsung tidak hanya bersifat formal tetapi juga informal. Hambatan komunikasi pada PT. Antv antara lain mengenai tekanan waktu, beban komunikasi yang berlebihan, penyaringan, kredibilitas sumber, keahlian mendengarkan yang kurang baik dan kerangka acuan yang berbeda.
(38)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Fishbein, dapat diketahui bahwa sikap komunikasi bawahan berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh atasan adalah sangat baik, dengan rentang skala yang diperoleh sebesar 234,38, sedangkan untuk sikap komunikasi atasan yang dinilai oleh bawahan adalah baik, dengan rentang skala yaitu sebesar 223,58. sikap komunikasi ini dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang efektif.
Bayuarga (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efektivitas Komunikasi Organisasi dan Hubungannya dengan Kinerja Karyawan pada Cipta Grafika Karawang, menyimpulkan bahwa pola komunikasi yang terjadi di Cipta Grafika lebih cenderung ke arah pola komunikai ke bawah dan komunikasi horisontal. Sebagian besar karyawan merasa bahwa hubungan komunikasi antar karyawan sudah berjalan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pola komunikasi horisontal yang merupakan komunikasi yang terjadi antar rekan sekerja sering terjadi di Cipta Grafika. Analisis deskriptif yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi menunjukkan bahwa kepemilikan informasi, spesialisasi pekerjaan, desas-desus, lingkungan kerja, sarana komunikasi, kredibilitas, gaya kepemimpinan, reaksi emosional, jabatan serta pemahaman dan umpan balik, memiliki pengaruh terhadap pola komunikasi yang terjadi di Cipta Grafika. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya, faktor gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang paling kuat dengan kinerja karyawan. Sedangkan hubungan yang paling lemah terjadi antara kinerja karyawan dengan faktor sarana komunikasi. Korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi perusahaan dengan kinerja karyawan adalah kuat dan nyata (α = 0,05), sehingga hipotesis Ho ditolak dan hipotesis H1 diterima.
(39)
III. METODE PENELITIAN
3.1.Kerangka Pemikiran Penelitian
Kantor Pos Bogor memiliki visi, misi dan tujuan yang dapat terwujud apabila didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kinerja serta integritas tinggi terhadap perusahaan. Karyawan berperan sebagai penggerak utama suatu perusahaan yaitu bertindak sebagai pelaksana, pengelola dan pengambil keputusan serta kebijakan yang berkaitan dengan permasalahan perusahaan. Karyawan juga berperan dalam membantu mewujudkan tujuan perusahaan karena berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada produktivitas kerja karyawan.
Selain karyawan, tokoh yang sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan adalah seorang manajer atau atasan. Atasan dan bawahan saling berinteraksi dan menjalin komunikasi. Aktivitas komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan adalah komunikasi vertikal ke atas dan vertikal ke bawah. Seorang atasan harus mengetahui apa saja hambatan komunikasi yang dialami oleh bawahan begitu juga sebaliknya dengan bawahan, sehingga diharapkan dapat memperbaiki komunikasi antara keduanya agar tercipta komunikasi yang efektif.
Tingkat efektivitas komunikasi akan diukur melalui penilaian atasan dan bawahan terhadap pola komunikasi yang terjadi dan hambatan yang dialami oleh atasan dan bawahan. Setelah itu ada lima indikator yang dapat dijadikan ukuran komunikasi efektif, yaitu timbulnya pemahaman, kesenangan, dapat mempengaruhi sikap, hubungan yang baik dan mendorong tindakan. Selanjutnya terdapat dugaan bahwa indikator tersebut dipengaruhi oleh karakteristik individu. Karakteristik individu dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan masa kerja. Efektivitas komunikasi yang tinggi dapat membantu mewujudkan tujuan perusahaan, namun sebaliknya apabila tingkat efektivitas komunikasi rendah akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 3.
(40)
Uji Chi- Square
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian.
Karakteristik Responden
Jenis kelamin
Usia
Pendidikan terakhir
Masa kerja
SDM yang dimiliki Visi & Misi Kantor Pos
Bogor
Komunikasi
Tinggi
Pencapaian tujuan perusahaan Rendah
Upaya perbaikan
Efektivitas Komunikasi - Pemahaman
- Kesenangan - Sikap
- Hubungan baik - Tindakan
Karyawan (Bawahan) Manajer
(Atasan)
Komunikasi ke Atas
• Memberi Laporan • Mengajukan Ide • Mengemukakan
masalah
• Meminta pendapat
Komunikasi ke bawah
• Intruksi • Sosialisasi • Penghargaan
Hambatan Komunikasi 1. Teknis
2. Semantik 3. Psikologis
4. Fisik atau organik 5. Status
6. Kerangka berpikir 7. Budaya
(41)
Pengumpulan Data
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pos Bogor yang beralamat di Jl. Ir. H. Djuanda No. 5 Bogor dan dilaksanakan pada bulan Mei 2008 sampai Juli 2008. Pemilihan perusahaan dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa adanya kesediaan pihak perusahaan untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan sesuai dengan penelitian. 2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada para responden dan wawancara yang dilakukan terhadap karyawan dan manajer. Data sekunder diperoleh dari data perusahaan, buku, skripsi, artikel dan internet.
3. Metode Penentuan Sampel a. Penarikan sampel
Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode Quota sampling yaitu sampel diambil dengan menetapkan kuota atau jumlah tertentu terhadap sampel yang memiliki karakteristik yang diinginkan (Istijianto, 2006).
Total sampel yang diambil sebanyak 55 orang dari populasi 119 karyawan dengan menggunakan rumus Slovin berikut:
( )
21 N e N n
+
= ...(1) Keterangan :
n = Jumlah contoh yang akan diambil
N = Jumlah responden
e = Kesalahan yang dapat ditolerir (10%)
Sampel dalam penelitian ini, diambil berdasarkan 9 divisi/bagian yang terdiri dari divisi SDM dan sarana, Keuangan, Akuntansi, Pemasaran, Giro, Bisnis Keuangan dan Keagenan, Bisnis Komunikasi dan Logistik, Unit Pelayanan Luar dan Pengolahan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
(42)
Tabel 1. Jumlah sampel berdasarkan bagian/divisi.
No Divisi/ Bagian Jumlah
Populasi
Jumlah Sampel
1 SDM dan Sarana 11 5
2 Keuangan 5 3
3 Akuntansi 3 2
4 Pemasaran 13 6
5 Giro 13 6
6 Bagian Bisnis Komunikasi dan Logistik 14 6
7 Bisnis Keuangan dan Keagenan 14 6
8 Unit Pelayanan Luar 15 7
9 Pengolahan dan Outgoing 31 14
Jumlah 119 55
b. Pengujian Kuesioner
Kuesioner yang akan digunakan diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini digunakan agar kuesioner yang digunakan terbukti akurat dan layak untuk disebarkan kepada responden. Uji validitas digunakan untuk melihat hubungan diantara masing-masing pertanyaan, sehingga memiliki keterkaitan yang erat diantaranya. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan agar semua pertanyaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan (Umar, 2003).
1. Uji validitas
Teknik untuk menguji validitas digunakan rumus product moment pearson correlation yaitu :
n(∑XY)- (∑X)(∑Y)
r= ...(2)
√(n∑X2 - (∑X)2) (n∑Y2 –(∑Y)2) dimana :
r = nilai koefisien pearson
n = jumlah responden
X = skor masing-masing pertanyaan tiap responden Y = total skor pertanyaan dari tiap responden 2. Uji reliabilitas (keterandalan)
Setelah kuesioner terbukti sahih, keabsahan kuesioner tersebut diuji reliabilitasnya. Menurut Umar (2003), reliabilitas adalah suatu nilai
(43)
yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Keterandalan ditentukan dengan menggunakan rumus alpha cronchbach yaitu:
k ∑σb2
r11 = [ ] [1- ] ...(3)
k-1 σt2
dimana:
r11 = keandalan instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan ∑σ b2 = jumlah ragam butir pertanyaan
σt2 = ragam total
Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai 1, yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 2. Klasifikasi Nilai Alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
α > 0,9 Sempurna (Excellent)
α > 0,8 Baik (Good)
α > 0,7 Dapat diterima (Acceptable) α > 0,6 Diragukan (Questionable)
α > 0,5 Lemah (Poor)
α < 0,5 Tidak dapat diterima (Inacceptable)
Sumber: George dan Mallery (2003) 3.3. Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan uji Chi-Square dibantu dengan program komputer SPSS 11.5 for windows.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas (Istijanto, 2006). Data yang diperoleh dicari nilai tengahnya (Median). Median
digunakan untuk mengukur nilai tengah dari data yang telah diurutkan nilainya dari kecil ke besar, kemudian membaginya
(44)
secara seimbang di tengah. Median merupakan cara lain mencari nilai yang dapat mewakili sejumlah data yang terkumpul.
Berdasarkan nilai tengah tersebut, diperoleh kesimpulan yang didapat dengan menentukan terlebih dahulu skala penilaian pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Skala Penilaian Rentang
Skala Keterangan 1-2 = 1,5 Jarang/Tidak Setuju 2-3 = 2,5 Kadang-kadang/ Kurang Setuju 3-4 = 3,5 Sering/Setuju
4 Sangat Sering/ Sangat Setuju
2. Uji Chi-Square
Uji Chi-Square merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara beberapa variabel. Uji Chi-Square dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara efektivitas komunikasi dengan karakteristik karyawan yang mencakup jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan masa kerja karyawan.
Rumus satatistik Chi-Square menurut Umar (2003) adalah:
... (4) (Оij – Eij)²
χ² = ΣΣ [ ]
Eij Dimana:
Oij = Observasi dari tiap sel
Eij = Hasil ekspektasi tiap sel Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat hubungan antara dua variabel
H1 : Terdapat hubungan antara dua variabel
Dasar pengambilan keputusan Chi-Square adalah jika χ²hitung >
χ²tabel atau nilai nyata (sig) < α = 5%, maka tolak H0. Sebaliknya, jika
(45)
3.4. Definisi Operasional
Pola komunikasi adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan diukur berdasarkan frekuensi yang dilakukan dan diterima oleh responden. Hambatan Komunikasi adalah gejala atau gangguan yang menghalangi proses penyampaian pesan.
Efektivitas Komunikasi adalah kondisi dimana rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim berkaitan erat dengan respon yang ditanggap dan dipakai oleh penerima.
Atasan adalah pimpinan atau supervisor pada masing-masing divisi. Bawahan adalah pegawai (orang yang dibawah perintah).
Jarang berarti renggang, menunjukkan sesuatu pernah dilaksanakan/terjadi, namun frekuensinya sangat kecil.
Kadang-kadang berarti sesekali dilakukan, sesekali tidak (frekuensi terjadinya sedang).
Sering, berarti kerap kali dilakukan (frekuensi terjadinya tinggi). Sangat sering, frekuensi terjadinya lebih dari sering.
(46)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PT Pos Indonesia (Persero)
Kantor pos pertama di Indonesia didirikan oleh Gubernur Jendral GW Baron van Imhof pada tanggal 26 Agustus 1746 di Batavia. Kantor pos ini didirikan untuk memperlancar komunikasi dalam bentuk surat menyurat pada masa kolonial Belanda. Peran Kantor Pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan telegrap dan telepon, maka pada tahun 1906 dibentuk Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Jawatan PTT). Pada tanggal 27 September 1945 dilakukan pengambilalihan Kantor Pusat PTT di Bandung oleh Angkatan Muda PTT (AMPTT) dari pemerintahan militer Jepang yang kemudian tanggal tersebut menjadi tonggak sejarah berdirinya Jawatan PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahun sebagai hari bakti Postel. Saat Jawatan PTT dianggap telah memenuhi persyaratan untuk dapat menjadi perusahaan negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 19 Tahun 1960, Jawatan PTT diubah statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) berdasarkan PP No. 240 Tahun 1961.
PN Postel selanjutnya dipecah menjadi dua badan usaha, masing-masing PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi berdasarkan PP No. 29 tahun 1965 dan PP No. 30 tahun 1965. Status PN Pos dan Giro kemudian diubah menjadi Perum Pos dan Giro berdasarkan PP No. 9 tahun 1978 yang kemudian disempurnakan berdasarkan PP No 24 tahun 1984. Akhirnya, untuk dapat menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin marak dan penuh dengan persaingan yang sangat ketat, maka diubahlah status Perum Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia (Persero) yang dilaksanakan berdasarkan PP No 5 tahun 1995 tanggal 27 Februari 1995. Perubahan status tersebut secara efektif mulai berlaku pada tanggal 20 Juni 1995.
4.1.1. Sejarah Kantor Pos Bogor
Kantor Pos Bogor merupakan kantor pos yang keberadaannya di bawah pengawasan PT Pos Indonesia (Persero). Kantor Pos Bogor
(47)
berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda No. 5 Kelurahan Paledang Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Gedung Kantor Pos ini dahulunya merupakan bangunan gereja pertama di Buitenzorg (Bogor) yang pemberkatannya dilakukan pada tanggal 13 April 1845. Gereja ini semula dimaksudkan sebagai tempat beribadat umat Protestan dan umat Katolik secara bergiliran. Pada tahun 1896 umat Katolik tidak lagi beribadat di gereja tersebut, karena mereka telah memiliki gereja baru. Umat Protestan sendiri kemudian melaksanakan ibadahnya di gereja yang mereka dirikan dalam tahun 1920. gedung gereja tersebut oleh pemerintah Belanda dijadikan kantor pos karena letaknya di pinggir jalan pos (postweg), sekarang Ir. H. Juanda. Bangunan ini memiliki atap cukup tinggi dan terdapat jendela kaca berbentuk persegi empat dan kondisi sekarang ruang dalam dibuat menjadi beberapa ruangan tidak permanen sesuai keperluan kantor pos.
PT Pos Indonesia (Persero) mempunyai visi yaitu Menjadi perusahaan Pos yang berkemampuan memberikan solusi terbaik dan menjadi pilihan utama stakeholder domestik maupun global dalam mewujudkan pengembangan bisnis dengan pola kemitraan, yang didukung oleh sumber daya manusia yang unggul dan menjunjung tinggi nilai dan misi yaitu memberikan solusi terbaik bagi bisnis, pemerintah dan individu melalui penyediaan sistem bisnis dan layanan komunikasi tulis, logistik, transaksi keuangan dan filateli berbasis jejaring terintegrasi, terpercaya dan kompetitif di pasar domestik dan global.
4.1.2. Kedudukan, Tugas Pokok, Tujuan dan Bidang Usaha PT. Pos Indonesia (Persero)
Berdasarkan SK Direksi PT Pos Indonesia (Persero) KD.70/DIRUT/1105, PT Pos Indonesia (Persero) adalah BUMN yang dipimpin oleh suatu Direksi yang bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). BUMN ini mempunyai tugas pokok melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya dan di
(48)
bidang pelayanan jasa pos dan giro bagi masyarakat baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Perusahaan melaksanakan kegiatan usaha diantaranya sebagai berikut :
1. Usaha jasa pos dan giro.
2. Usaha jasa komunikasi, jasa logistik, jasa keuangan, jasa ritel, jasa keagenan, filateli dan jasa-jasa lain yang menunjang penyelenggaraan usaha jasa pos dan giro sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Usaha pemanfaatan dan pengembangan sumber daya yang dimiliki untuk menunjang kegiatan usaha perusahaan.
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi Kantor Pos Bogor terdiri dari Kepala Kantor, Manajer Operasi, serta sembilan divisi/bagian dengan masing-masing supervisornya. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Kepala Kantor
Membawahi semua sub-sub bagian lainnya dalam lingkup Kantor Pos, mengkoordinasikan semua kegiatan yang ada di Kantor Pos Bogor serta jajaran yang terkait agar dapat berjalan dengan lancar, bertanggung jawab baik ke dalam maupun ke luar atas pengolahan dan pencapaian tujuan.
2. Manajer Operasi
Melaksanakan tugas-tugas kepala kantor yang didelegasikan kepadanya.
3. SPV Bagian SDM dan Sarana
Membantu kepala kantor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, pengaturan SDM dan administrasi serta bertanggung jawab atas penyediaan sarana di Kantor Pos.
(49)
4. SPV Bagian Keuangan
Menyimpan, membayarkan/menyerahkan uang atau surat berharga yang disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan khusus yang digunakan untuk keperluan keuangan serta mengadministrasikan BPM (Benda Pos dan Materai), filateli dan benda konsinyasi lainnya.
5. SPV Bagian Akuntansi
Melaksanakan proses akuntansi dan membuat laporan keuangan KP Bogor 16000, menyediakan data-data keuangan yang diperlukan oleh kepala kantor.
6. SPV Bagian Pemasaran
a. Merancang strategi dan rencana kerja maupun program aksi pemasaran untuk 1 tahun ke depan demi mendukung pencapaian pendapatan dengan memperhatikan penetapan Analisis Daerah Operasi (ADO) yang telah ditetapkan oleh manajemen KP Bogor 16000.
b. Mengamati, meneliti serta memahami pasar dan pangsa pasar sehingga dapat tercipta peluang pasar yang dapat diraih demi peningkatan pencapaian pendapatan.
7. SPV Bagian Giro
Memimpin, mengkoordinir, mengawasi dan membina mutu pekerjaan di bagian Sentra Giro Gabungan (SGG).
8. SPV Bagian Bisnis Komunikasi dan Logistik
Mengawasi pelaksanaan tugas staf di loket, memberikan suport
dan binaan kepada petugas loket dan memeriksa hasil pekerjaan/buku neraca loket setiap hari.
9. SPV Bagian Bisnis Keuangan dan Keagenan
Mengentry data laporan dan mencocokkan pertanggungan giro
tabanas WU dan SOPP. 10.SPV Bagian UPL
a. Mengawasi pertanggungan kantor pos cabang, Pos Keliling Kota (PKK) dan loket extention.
(50)
b. Mengawasi penggunaan register berharga KP cabang, PKK dan loket extention.
c. Pengendalian liquiditas KP cabang. 11.SPV Bagian Pengolahan dan Outgoing
a. Mengawasi pelaksanaan operasional di bagian pengolahan secara keseluruhan.
b. Mengawasi penerimaan dan pengiriman Kantor Pos baik dari KP cabang maupun pusat.
4.1.4. Sumber Daya Manusia
Kantor Pos Bogor merupakan bagian dari PT Pos Indonesia (Persero) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa dan beberapa bidang usaha terkait lainnya. Oleh karena itu membutuhkan SDM yang handal untuk dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan. Persaingan di dalam bidang pelayanan jasa juga menjadi penyebab perusahaan berusaha menciptakan SDM yang handal dan berkualitas. Sumber daya manusia yang tersedia saat ini berjumlah 121 karyawan. Tabel 4 menunjukkan jumlah karyawan Kantor Pos Bogor pada masing-masing divisi.
Tabel 4. Jumlah Karyawan Kantor Pos Bogor.
Bagian/Divisi Jumlah Karyawan
Kepala Kantor 1
Manajer Operasi 1
SPV Bagian SDM dan Sarana 11
SPV Bagian Keuangan 5
SPV Bagian Akuntansi 3
SPV Bagian Pemasaran 13
SPV Bagian Giro 13
SPV Bagian Bisnis Komunikasi dan Logistik 14 SPV Bagian Bisnis Keuangan dan Keagenan 14
SPV Bagian UPL 15
SPV Bagian Pengolahan dan Outgoing 31
Total Karyawan 121
Karyawan yang terdapat di Kantor Pos Bogor tersebut terbagi dalam dua status kepegawaian yaitu karyawan tetap dan karyawan kontrak. Sebagian besar karyawan di Kantor Pos Bogor adalah
(51)
karyawan tetap yaitu 85,1% dari jumlah karyawan keseluruhan, sedangkan karyawan kontrak hanya 14,9% dari jumlah karyawan keseluruhan. Perbandingan jumlah karyawan pria lebih banyak dibandingkan jumlah karyawan wanita yaitu 75,2% dari jumlah karyawan keseluruhan, sedangkan jumlah karyawan wanita sebanyak 24,8% dari jumlah karyawan keseluruhan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini :
Tabel 5. Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Kepegawaian.
Karakteristik Karyawan Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Laki-laki 91 75,2
Jenis Kelamin
Perempuan 30 24,8
Karyawan Tetap 103 85,1
Status
Kepegawaian Karyawan Kontrak 18 14,9 4.2. Karakteristik responden
Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 55 orang. Terdiri dari karyawan (staf) sebanyak 46 orang dan Manajer (atasan) sebanyak 9 orang yang terdiri dari berbagai divisi/bagian. Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini ditinjau dari segi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir, bagian, status kepegawaian dan masa kerja (Tabel 6). Hasil pengolahan karakteristik responden dapat dilihat pada Lampiran 4.
a. Jenis Kelamin
Jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (56,4%) sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang (43,6%).
b. Usia
Usia karyawan menyebar ke dalam tiga kelompok yaitu sebesar 16,4% masuk ke dalam kelompok usia 20-25 tahun, 29,1% masuk ke dalam kelompok usia 25-40 tahun dan sebesar 54,5% masuk ke dalam kelompok usia lebih dari 40 tahun.
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan karyawan terdiri atas pendidikan dengan jenjang SD, SMP, SMA, Diploma, S1 dan S2. Berdasarkan hasil penyebaran
(52)
kuesioner, tingkat pendidikan karyawan yang menjadi responden pada umumnya adalah tingkat pendidikan dengan jenjang SMA yaitu sebanyak 35 orang (63,6%), selanjutnya adalah tingkat pendidikan dengan jenjang Diploma sebanyak 16orang atau 29,1%, sementara itu responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 3 orang (5,5%) dan responden dengan tingkat pendidikan S1 hanya sebanyak 1 orang (1,8%).
d. Bagian
Karakteristik responden berdasarkan bagian pada Kantor Pos Bogor terdiri dari berbagai divisi/bagian diantaranya bagian SDM dan Sarana sebanyak 5 orang (9,1%), bagian pemasaran sebanyak 6 orang (10,9%), bagian keuangan sebanyak 3 orang (5,5%), Akuntansi sebanyak 2 orang (3,6%), bagian giro sebanyak 6 orang (10,9%), bagian bisnis komunikasi dan logistik sebanyak 6 orang (10,9%), bagian bisnis keuangan dan keagenan sebanyak 6 orang (10,9%), bagian UPL sebanyak 7 orang (12,7%) dan bagian pengolahan sebanyak 14 orang (25,5%).
e. Status kepegawaian
Secara keseluruhan terdapat 48 responden yang berstatus karyawan tetap (87,3%) sedangkan responden yang berstatus karyawan kontrak hanya 7 orang (12,7%).
f. Masa kerja
Karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini pada umumnya memiliki masa kerja >10 tahun yaitu sebanyak 41 orang (74,5%), responden dengan masa kerja 1-5 tahun sebanyak 7 orang (12,7%) sedangkan responden dengan masa kerja 5-10 tahun sebanyak 4 orang (7,3%) dan hanya 3 orang (5,5%) yang baru bekerja < 1 tahun. Lama bekerja karyawan memberikan pengaruh terhadap penilaian komunikasi yang berlangsung di dalam perusahaan. Karyawan yang bekerja lebih lama pada umumnya lebih mengetahui dan mengenal komunikasi yang telah berjalan sehingga kondisi nyata terhadap komunikasi dalam perusahaan lebih tergambar.
(53)
Tabel 6. Karakteristik responden.
Karakteristik Responden Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
Laki-laki 31 56,4
Jenis Kelamin
Perempuan 24 43,6
< 20 tahun 0 0
20-25 tahun 9 16,4
25-40 tahun 16 29,1
Usia
> 40 tahun 30 54,5
SMP 3 5,5
SMA 35 63,6
Diploma 16 29,1
Tingkat Pendidikan
S1 1 1,8
SDM 5 9,1
Pemasaran 6 10,9
Keuangan 3 5,5
Akuntansi 2 3,6
Giro 6 10,9
Biskomlog 6 10,9
Biskugen 6 10,9
UPL 7 12,7
Bagian
Pengolahan 14 25,5
Karyawan Tetap 48 87,3
Status Kepegawaian
Karyawan Kontrak 7 12,7
< 1 tahun 3 5,5
1-5 tahun 7 12,7
5-10 tahun 4 7,3
Masa Kerja
>10 tahun 41 74,5
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Hasil Uji Validitas
Uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner telah memenuhi syarat atau tidak, untuk dijadikan sebagai data utama dalam penelitian dan hasilnya akan diikutsertakan juga dalam pengolahan berikutnya. Rumus yang digunakan dalam uji validitas adalah korelasi PearsonProduct Moment dan hasilnya akan dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi (nilai r hitung). Dalam penelitian ini kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden dengan 37 pertanyaan tertutup. Hasil dari uji validitas tersebut terdapat dua pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan no. 3 dan 17, karena
(54)
memiliki nilai r hitung < 0,361, sehingga pertanyaan tersebut tidak dapat diterima dan pertanyaan tersebut kemudian tidak diikutkan dalam pengolahan data berikutnya. Dengan demikian terdapat 35 pertanyaan yang diikutsertakan dalam pengolahan data berikutnya. Uji validitas menggunakan bantuan software SPSS 11,5.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat ukur, apabila pengukuran diulangi. Pengujian reliabilitas yang digunakan yaitu teknik
Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS versi 11,5. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach tersebut menunjukkan semua variabel memiliki reliabilitas instrumen yang dapat diterima dengan nilai alpha hasil pengujian reliabilitas sebesar 0,7451 artinya dapat diterima (Acceptable).
4.4. Pola Komunikasi Atasan dan Bawahan pada Kantor Pos Bogor
Pola komunikasi atasan dan bawahan terdiri dari komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah. Komunikasi tersebut dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan biasanya dilakukan dengan tatap muka langsung atau melalui media. Komunikasi secara tatap muka terjadi pada saat adanya rapat atau pertemuan rutin yang diadakan perusahaan seperti rapat yang diikuti oleh manajer dan staf-staf pada masing-masing divisi setiap dua kali seminggu, rapat mingguan yang diikuti oleh para manajer dengan Kepala Kantor dan rapat bulanan yang wajib diikuti oleh seluruh karyawan Kantor Pos Bogor. Sedangkan media yang biasa digunakan untuk komunikasi secara lisan yaitu melalui media telepon.
Adapun komunikasi secara tulisan dilakukan dengan bantuan media komunikasi yang tersedia di Kantor Pos Bogor. Media komunikasi yang biasa digunakan karyawan dalam bekerja antara lain faksimili, komputer, papan informasi, nota intruksi kantor dan surat pemberitahuan.
4.4.1. Pola Komunikasi ke Atas
Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan. Alur informasi berasal dari bawah ke atas atau
(1)
Lampiran 12. Penilaian Bawahan terhadap Hambatan Komunikasi.
Frequency Table
Pertanyaan 17
4 8.7 8.7 8.7
7 15.2 15.2 23.9
16 34.8 34.8 58.7
19 41.3 41.3 100.0
46 100.0 100.0
jarang
kadang-kadang sering
sangat sering Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 18
8 17.4 17.4 17.4
12 26.1 26.1 43.5
16 34.8 34.8 78.3
10 21.7 21.7 100.0
46 100.0 100.0
jarang
kadang-kadang sering
sangat sering Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 19
4 8.7 8.7 8.7
30 65.2 65.2 73.9
3 6.5 6.5 80.4
9 19.6 19.6 100.0
46 100.0 100.0
jarang kadang-kadang sering
sangat sering Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 20
22 47.8 47.8 47.8
15 32.6 32.6 80.4
9 19.6 19.6 100.0
46 100.0 100.0
jarang kadang-kadang sering
Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 21
5 10.9 10.9 10.9
29 63.0 63.0 73.9
9 19.6 19.6 93.5
3 6.5 6.5 100.0
46 100.0 100.0
jarang kadang-kadang sering sangat sering Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 22
28 60.9 60.9 60.9
13 28.3 28.3 89.1
5 10.9 10.9 100.0
46 100.0 100.0
jarang kadang-kadang sering
Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(2)
Pertanyaan 23
5 10.9 10.9 10.9
14 30.4 30.4 41.3
8 17.4 17.4 58.7
19 41.3 41.3 100.0
46 100.0 100.0
jarang kadang-kadang sering sangat sering Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 24
16 34.8 34.8 34.8
9 19.6 19.6 54.3
5 10.9 10.9 65.2
16 34.8 34.8 100.0
46 100.0 100.0
jarang kadang-kadang sering sangat sering Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 25
3 6.5 6.5 6.5
27 58.7 58.7 65.2
16 34.8 34.8 100.0
46 100.0 100.0
kadang-kadang sering
sangat sering Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 26
12 26.1 26.1 26.1
13 28.3 28.3 54.3
12 26.1 26.1 80.4
9 19.6 19.6 100.0
46 100.0 100.0
jarang kadang-kadang sering sangat sering Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 27
7 15.2 15.2 15.2
7 15.2 15.2 30.4
9 19.6 19.6 50.0
23 50.0 50.0 100.0
46 100.0 100.0
jarang kadang-kadang sering sangat sering Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 28
4 8.7 8.7 8.7
11 23.9 23.9 32.6
20 43.5 43.5 76.1
11 23.9 23.9 100.0
46 100.0 100.0
jarang kadang-kadang sering sangat sering Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(3)
Lampiran 13. Penilaian Atasan terhadap Efektivitas Komunikasi.
Frequency Table
Pertanyaan 29
1 11.1 11.1 11.1
6 66.7 66.7 77.8
2 22.2 22.2 100.0
9 100.0 100.0
kurang setuju setuju sangat setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 30
3 33.3 33.3 33.3
5 55.6 55.6 88.9
1 11.1 11.1 100.0
9 100.0 100.0
kurang setuju setuju sangat setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 31
3 33.3 33.3 33.3
1 11.1 11.1 44.4
4 44.4 44.4 88.9
1 11.1 11.1 100.0
9 100.0 100.0
tidak setuju kurang setuju setuju sangat setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 32
3 33.3 33.3 33.3
1 11.1 11.1 44.4
5 55.6 55.6 100.0
9 100.0 100.0
tidak setuju kurang setuju setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 33
2 22.2 22.2 22.2
3 33.3 33.3 55.6
4 44.4 44.4 100.0
9 100.0 100.0
tidak setuju kurang setuju setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 34
9 100.0 100.0 100.0
setuju Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 35
1 11.1 11.1 11.1
8 88.9 88.9 100.0
9 100.0 100.0
kurang setuju setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(4)
Lampiran 14. Penilaian Bawahan terhadap Efektivitas Komunikasi.
Pertanyaan 29
5 10.9 10.9 10.9
24 52.2 52.2 63.0
17 37.0 37.0 100.0
46 100.0 100.0
kurang setuju setuju sangat setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 30
10 21.7 21.7 21.7
24 52.2 52.2 73.9
12 26.1 26.1 100.0
46 100.0 100.0
kurang setuju setuju sangat setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 31
8 17.4 17.4 17.4
27 58.7 58.7 76.1
11 23.9 23.9 100.0
46 100.0 100.0
kurang setuju setuju sangat setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 32
7 15.2 15.2 15.2
31 67.4 67.4 82.6
8 17.4 17.4 100.0
46 100.0 100.0
kurang setuju setuju sangat setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 33
1 2.2 2.2 2.2
8 17.4 17.4 19.6
29 63.0 63.0 82.6
8 17.4 17.4 100.0
46 100.0 100.0
tidak setuju kurang setuju setuju sangat setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 34
2 4.3 4.3 4.3
40 87.0 87.0 91.3
4 8.7 8.7 100.0
46 100.0 100.0
kurang setuju setuju sangat setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 35
3 6.5 6.5 6.5
34 73.9 73.9 80.4
9 19.6 19.6 100.0
46 100.0 100.0
kurang setuju setuju sangat setuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(5)
Case Processing Summary
55 100.0% 0 .0% 55 100.0%
Jenis kelamin * Efektivitas komunikas
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
Jenis kelamin * Efektivitas komunikasi Crosstabulation Count
4 25 2 31
2 21 1 24
6 46 3 55
Laki-laki Perempuan Jenis kelamin
Total
kurang setuju setuju sangat setuju Efektivitas komunikasi
Total
Chi-Square Tests
.464a 2 .793
.474 2 .789
.043 1 .835
55 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.31.
a.
Crosstabs
Pendidikan * Efektivitas komunikasi Crosstabulation
Count
3 0 0 3
2 30 3 35
1 15 0 16
0 1 0 1
6 46 3 55
SMP SMA Diploma S1 Pendidikan
Total
kurang setuju setuju sangat setuju Efektivitas komunikasi
Total
Case Processing Summary
55 100.0% 0 .0% 55 100.0%
Pendidikan * Efektivitas komunikas
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
Chi-Square Tests
27.590a 6 .000
17.559 6 .007
2.567 1 .109
55 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .05.
(6)
Crosstabs
Case Processing Summary
55 100.0% 0 .0% 55 100.0%
Usia * Efektivitas komunikasi
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
Usia * Efektivitas komunikasi Crosstabulation
Count
1 8 0 9
1 14 1 16
4 24 2 30
6 46 3 55
20-25 tahun 25-40 tahun >40 tahun Usia
Total
kurang setuju setuju sangat setuju Efektivitas komunikasi
Total
Chi-Square Tests
1.176a 4 .882
1.708 4 .789
.004 1 .948
55 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .49.
a.
Crosstabs
Case Processing Summary
55 100.0% 0 .0% 55 100.0%
lama kerja *
Efektivitas komunikasi
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
lama kerja * Efektivitas komunikasi Crosstabulation
Count
0 3 0 3
1 6 0 7
0 4 0 4
5 33 3 41
6 46 3 55
<1 tahun 1-5 tahun 5-10 tahun >10 tahun lama
kerja
Total
kurang setuju setuju sangat setuju Efektivitas komunikasi
Total
Chi-Square Tests
2.200a 6 .900
3.680 6 .720
.037 1 .847
55 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .16.