Jenis dan Sumber Data Analisis Deskriptif Memberi laporan

Pengumpulan Data 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pos Bogor yang beralamat di Jl. Ir. H. Djuanda No. 5 Bogor dan dilaksanakan pada bulan Mei 2008 sampai Juli 2008. Pemilihan perusahaan dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa adanya kesediaan pihak perusahaan untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan sesuai dengan penelitian.

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada para responden dan wawancara yang dilakukan terhadap karyawan dan manajer. Data sekunder diperoleh dari data perusahaan, buku, skripsi, artikel dan internet.

3. Metode Penentuan Sampel

a. Penarikan sampel Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode Quota sampling yaitu sampel diambil dengan menetapkan kuota atau jumlah tertentu terhadap sampel yang memiliki karakteristik yang diinginkan Istijianto, 2006. Total sampel yang diambil sebanyak 55 orang dari populasi 119 karyawan dengan menggunakan rumus Slovin berikut: 2 1 e N N n + = ................................................................................1 Keterangan : n = Jumlah contoh yang akan diambil N = Jumlah responden e = Kesalahan yang dapat ditolerir 10 Sampel dalam penelitian ini, diambil berdasarkan 9 divisibagian yang terdiri dari divisi SDM dan sarana, Keuangan, Akuntansi, Pemasaran, Giro, Bisnis Keuangan dan Keagenan, Bisnis Komunikasi dan Logistik, Unit Pelayanan Luar dan Pengolahan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah sampel berdasarkan bagiandivisi. No Divisi Bagian Jumlah Populasi Jumlah Sampel 1 SDM dan Sarana 11 5 2 Keuangan 5 3 3 Akuntansi 3 2 4 Pemasaran 13 6 5 Giro 13 6 6 Bagian Bisnis Komunikasi dan Logistik 14 6 7 Bisnis Keuangan dan Keagenan 14 6 8 Unit Pelayanan Luar 15 7 9 Pengolahan dan Outgoing 31 14 Jumlah 119 55 b. Pengujian Kuesioner Kuesioner yang akan digunakan diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini digunakan agar kuesioner yang digunakan terbukti akurat dan layak untuk disebarkan kepada responden. Uji validitas digunakan untuk melihat hubungan diantara masing-masing pertanyaan, sehingga memiliki keterkaitan yang erat diantaranya. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan agar semua pertanyaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan Umar, 2003. 1. Uji validitas Teknik untuk menguji validitas digunakan rumus product moment pearson correlation yaitu : n ∑XY- ∑X∑Y r = ...................................2 √n∑X 2 - ∑X 2 n ∑Y 2 – ∑Y 2 dimana : r = nilai koefisien pearson n = jumlah responden X = skor masing-masing pertanyaan tiap responden Y = total skor pertanyaan dari tiap responden 2. Uji reliabilitas keterandalan Setelah kuesioner terbukti sahih, keabsahan kuesioner tersebut diuji reliabilitasnya. Menurut Umar 2003, reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Keterandalan ditentukan dengan menggunakan rumus alpha cronchbach yaitu: k ∑ σ b 2 r 11 = [ ] [1- ] ................................................................3 k-1 σ t 2 dimana: r 11 = keandalan instrumen k = banyaknya butir pertanyaan ∑ σ b 2 = jumlah ragam butir pertanyaan σ t 2 = ragam total Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai 1, yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Tabel 2. Klasifikasi Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas α 0,9 Sempurna Excellent α 0,8 Baik Good α 0,7 Dapat diterima Acceptable α 0,6 Diragukan Questionable α 0,5 Lemah Poor α 0,5 Tidak dapat diterima Inacceptable Sumber: George dan Mallery 2003

3.3. Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan uji Chi-Square dibantu dengan program komputer SPSS 11.5 for windows.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas Istijanto, 2006. Data yang diperoleh dicari nilai tengahnya Median. Median digunakan untuk mengukur nilai tengah dari data yang telah diurutkan nilainya dari kecil ke besar, kemudian membaginya secara seimbang di tengah. Median merupakan cara lain mencari nilai yang dapat mewakili sejumlah data yang terkumpul. Berdasarkan nilai tengah tersebut, diperoleh kesimpulan yang didapat dengan menentukan terlebih dahulu skala penilaian pada Tabel 3 berikut: Tabel 3. Skala Penilaian Rentang Skala Keterangan 1-2 = 1,5 JarangTidak Setuju 2-3 = 2,5 Kadang-kadang Kurang Setuju 3-4 = 3,5 SeringSetuju 4 Sangat Sering Sangat Setuju

2. Uji Chi-Square

Uji Chi-Square merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara beberapa variabel. Uji Chi- Square dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara efektivitas komunikasi dengan karakteristik karyawan yang mencakup jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan masa kerja karyawan. Rumus satatistik Chi-Square menurut Umar 2003 adalah: ................................................................ 4 О ij – E ij ² χ² = Σ Σ [ ] E ij Dimana: O ij = Observasi dari tiap sel E ij = Hasil ekspektasi tiap sel Hipotesis: H : Tidak terdapat hubungan antara dua variabel H 1 : Terdapat hubungan antara dua variabel Dasar pengambilan keputusan Chi-Square adalah jika χ² hitung χ² tabel atau nilai nyata sig α = 5, maka tolak H . Sebaliknya, jika χ² hitung χ² tabel atau sig α = 5, maka terima H .

3.4. Definisi Operasional Pola komunikasi

adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan diukur berdasarkan frekuensi yang dilakukan dan diterima oleh responden. Hambatan Komunikasi adalah gejala atau gangguan yang menghalangi proses penyampaian pesan. Efektivitas Komunikasi adalah kondisi dimana rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim berkaitan erat dengan respon yang ditanggap dan dipakai oleh penerima. Atasan adalah pimpinan atau supervisor pada masing-masing divisi. Bawahan adalah pegawai orang yang dibawah perintah. Jarang berarti renggang, menunjukkan sesuatu pernah dilaksanakanterjadi, namun frekuensinya sangat kecil. Kadang-kadang berarti sesekali dilakukan, sesekali tidak frekuensi terjadinya sedang. Sering, berarti kerap kali dilakukan frekuensi terjadinya tinggi. Sangat sering, frekuensi terjadinya lebih dari sering.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT Pos Indonesia Persero

Kantor pos pertama di Indonesia didirikan oleh Gubernur Jendral GW Baron van Imhof pada tanggal 26 Agustus 1746 di Batavia. Kantor pos ini didirikan untuk memperlancar komunikasi dalam bentuk surat menyurat pada masa kolonial Belanda. Peran Kantor Pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan telegrap dan telepon, maka pada tahun 1906 dibentuk Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon Jawatan PTT. Pada tanggal 27 September 1945 dilakukan pengambilalihan Kantor Pusat PTT di Bandung oleh Angkatan Muda PTT AMPTT dari pemerintahan militer Jepang yang kemudian tanggal tersebut menjadi tonggak sejarah berdirinya Jawatan PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahun sebagai hari bakti Postel. Saat Jawatan PTT dianggap telah memenuhi persyaratan untuk dapat menjadi perusahaan negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 19 Tahun 1960, Jawatan PTT diubah statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi PN Postel berdasarkan PP No. 240 Tahun 1961. PN Postel selanjutnya dipecah menjadi dua badan usaha, masing- masing PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi berdasarkan PP No. 29 tahun 1965 dan PP No. 30 tahun 1965. Status PN Pos dan Giro kemudian diubah menjadi Perum Pos dan Giro berdasarkan PP No. 9 tahun 1978 yang kemudian disempurnakan berdasarkan PP No 24 tahun 1984. Akhirnya, untuk dapat menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin marak dan penuh dengan persaingan yang sangat ketat, maka diubahlah status Perum Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia Persero yang dilaksanakan berdasarkan PP No 5 tahun 1995 tanggal 27 Februari 1995. Perubahan status tersebut secara efektif mulai berlaku pada tanggal 20 Juni 1995.

4.1.1. Sejarah Kantor Pos Bogor

Kantor Pos Bogor merupakan kantor pos yang keberadaannya di bawah pengawasan PT Pos Indonesia Persero. Kantor Pos Bogor berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda No. 5 Kelurahan Paledang Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Gedung Kantor Pos ini dahulunya merupakan bangunan gereja pertama di Buitenzorg Bogor yang pemberkatannya dilakukan pada tanggal 13 April 1845. Gereja ini semula dimaksudkan sebagai tempat beribadat umat Protestan dan umat Katolik secara bergiliran. Pada tahun 1896 umat Katolik tidak lagi beribadat di gereja tersebut, karena mereka telah memiliki gereja baru. Umat Protestan sendiri kemudian melaksanakan ibadahnya di gereja yang mereka dirikan dalam tahun 1920. gedung gereja tersebut oleh pemerintah Belanda dijadikan kantor pos karena letaknya di pinggir jalan pos postweg, sekarang Ir. H. Juanda. Bangunan ini memiliki atap cukup tinggi dan terdapat jendela kaca berbentuk persegi empat dan kondisi sekarang ruang dalam dibuat menjadi beberapa ruangan tidak permanen sesuai keperluan kantor pos. PT Pos Indonesia Persero mempunyai visi yaitu Menjadi perusahaan Pos yang berkemampuan memberikan solusi terbaik dan menjadi pilihan utama stakeholder domestik maupun global dalam mewujudkan pengembangan bisnis dengan pola kemitraan, yang didukung oleh sumber daya manusia yang unggul dan menjunjung tinggi nilai dan misi yaitu memberikan solusi terbaik bagi bisnis, pemerintah dan individu melalui penyediaan sistem bisnis dan layanan komunikasi tulis, logistik, transaksi keuangan dan filateli berbasis jejaring terintegrasi, terpercaya dan kompetitif di pasar domestik dan global.

4.1.2. Kedudukan, Tugas Pokok, Tujuan dan Bidang Usaha PT. Pos Indonesia Persero

Berdasarkan SK Direksi PT Pos Indonesia Persero KD.70DIRUT1105, PT Pos Indonesia Persero adalah BUMN yang dipimpin oleh suatu Direksi yang bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. BUMN ini mempunyai tugas pokok melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya dan di bidang pelayanan jasa pos dan giro bagi masyarakat baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Perusahaan melaksanakan kegiatan usaha diantaranya sebagai berikut : 1. Usaha jasa pos dan giro. 2. Usaha jasa komunikasi, jasa logistik, jasa keuangan, jasa ritel, jasa keagenan, filateli dan jasa-jasa lain yang menunjang penyelenggaraan usaha jasa pos dan giro sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Usaha pemanfaatan dan pengembangan sumber daya yang dimiliki untuk menunjang kegiatan usaha perusahaan.

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi Kantor Pos Bogor terdiri dari Kepala Kantor, Manajer Operasi, serta sembilan divisibagian dengan masing-masing supervisornya. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Kepala Kantor Membawahi semua sub-sub bagian lainnya dalam lingkup Kantor Pos, mengkoordinasikan semua kegiatan yang ada di Kantor Pos Bogor serta jajaran yang terkait agar dapat berjalan dengan lancar, bertanggung jawab baik ke dalam maupun ke luar atas pengolahan dan pencapaian tujuan. 2. Manajer Operasi Melaksanakan tugas-tugas kepala kantor yang didelegasikan kepadanya. 3. SPV Bagian SDM dan Sarana Membantu kepala kantor dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, pengaturan SDM dan administrasi serta bertanggung jawab atas penyediaan sarana di Kantor Pos. 4. SPV Bagian Keuangan Menyimpan, membayarkanmenyerahkan uang atau surat berharga yang disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan khusus yang digunakan untuk keperluan keuangan serta mengadministrasikan BPM Benda Pos dan Materai, filateli dan benda konsinyasi lainnya. 5. SPV Bagian Akuntansi Melaksanakan proses akuntansi dan membuat laporan keuangan KP Bogor 16000, menyediakan data-data keuangan yang diperlukan oleh kepala kantor. 6. SPV Bagian Pemasaran a. Merancang strategi dan rencana kerja maupun program aksi pemasaran untuk 1 tahun ke depan demi mendukung pencapaian pendapatan dengan memperhatikan penetapan Analisis Daerah Operasi ADO yang telah ditetapkan oleh manajemen KP Bogor 16000. b. Mengamati, meneliti serta memahami pasar dan pangsa pasar sehingga dapat tercipta peluang pasar yang dapat diraih demi peningkatan pencapaian pendapatan. 7. SPV Bagian Giro Memimpin, mengkoordinir, mengawasi dan membina mutu pekerjaan di bagian Sentra Giro Gabungan SGG. 8. SPV Bagian Bisnis Komunikasi dan Logistik Mengawasi pelaksanaan tugas staf di loket, memberikan suport dan binaan kepada petugas loket dan memeriksa hasil pekerjaanbuku neraca loket setiap hari. 9. SPV Bagian Bisnis Keuangan dan Keagenan Mengentry data laporan dan mencocokkan pertanggungan giro tabanas WU dan SOPP. 10. SPV Bagian UPL a. Mengawasi pertanggungan kantor pos cabang, Pos Keliling Kota PKK dan loket extention. b. Mengawasi penggunaan register berharga KP cabang, PKK dan loket extention. c. Pengendalian liquiditas KP cabang. 11. SPV Bagian Pengolahan dan Outgoing a. Mengawasi pelaksanaan operasional di bagian pengolahan secara keseluruhan. b. Mengawasi penerimaan dan pengiriman Kantor Pos baik dari KP cabang maupun pusat.

4.1.4. Sumber Daya Manusia

Kantor Pos Bogor merupakan bagian dari PT Pos Indonesia Persero yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa dan beberapa bidang usaha terkait lainnya. Oleh karena itu membutuhkan SDM yang handal untuk dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan. Persaingan di dalam bidang pelayanan jasa juga menjadi penyebab perusahaan berusaha menciptakan SDM yang handal dan berkualitas. Sumber daya manusia yang tersedia saat ini berjumlah 121 karyawan. Tabel 4 menunjukkan jumlah karyawan Kantor Pos Bogor pada masing- masing divisi. Tabel 4. Jumlah Karyawan Kantor Pos Bogor. BagianDivisi Jumlah Karyawan Kepala Kantor 1 Manajer Operasi 1 SPV Bagian SDM dan Sarana 11 SPV Bagian Keuangan 5 SPV Bagian Akuntansi 3 SPV Bagian Pemasaran 13 SPV Bagian Giro 13 SPV Bagian Bisnis Komunikasi dan Logistik 14 SPV Bagian Bisnis Keuangan dan Keagenan 14 SPV Bagian UPL 15 SPV Bagian Pengolahan dan Outgoing 31 Total Karyawan 121 Karyawan yang terdapat di Kantor Pos Bogor tersebut terbagi dalam dua status kepegawaian yaitu karyawan tetap dan karyawan kontrak. Sebagian besar karyawan di Kantor Pos Bogor adalah karyawan tetap yaitu 85,1 dari jumlah karyawan keseluruhan, sedangkan karyawan kontrak hanya 14,9 dari jumlah karyawan keseluruhan. Perbandingan jumlah karyawan pria lebih banyak dibandingkan jumlah karyawan wanita yaitu 75,2 dari jumlah karyawan keseluruhan, sedangkan jumlah karyawan wanita sebanyak 24,8 dari jumlah karyawan keseluruhan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini : Tabel 5. Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Kepegawaian. Karakteristik Karyawan Jumlah Orang Persentase Laki-laki 91 75,2 Jenis Kelamin Perempuan 30 24,8 Karyawan Tetap 103 85,1 Status Kepegawaian Karyawan Kontrak 18 14,9

4.2. Karakteristik responden

Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 55 orang. Terdiri dari karyawan staf sebanyak 46 orang dan Manajer atasan sebanyak 9 orang yang terdiri dari berbagai divisibagian. Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini ditinjau dari segi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir, bagian, status kepegawaian dan masa kerja Tabel 6. Hasil pengolahan karakteristik responden dapat dilihat pada Lampiran 4. a. Jenis Kelamin Jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang 56,4 sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang 43,6. b. Usia Usia karyawan menyebar ke dalam tiga kelompok yaitu sebesar 16,4 masuk ke dalam kelompok usia 20-25 tahun, 29,1 masuk ke dalam kelompok usia 25-40 tahun dan sebesar 54,5 masuk ke dalam kelompok usia lebih dari 40 tahun. c. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan karyawan terdiri atas pendidikan dengan jenjang SD, SMP, SMA, Diploma, S1 dan S2. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, tingkat pendidikan karyawan yang menjadi responden pada umumnya adalah tingkat pendidikan dengan jenjang SMA yaitu sebanyak 35 orang 63,6, selanjutnya adalah tingkat pendidikan dengan jenjang Diploma sebanyak 16orang atau 29,1, sementara itu responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 3 orang 5,5 dan responden dengan tingkat pendidikan S1 hanya sebanyak 1 orang 1,8. d. Bagian Karakteristik responden berdasarkan bagian pada Kantor Pos Bogor terdiri dari berbagai divisibagian diantaranya bagian SDM dan Sarana sebanyak 5 orang 9,1, bagian pemasaran sebanyak 6 orang 10,9, bagian keuangan sebanyak 3 orang 5,5, Akuntansi sebanyak 2 orang 3,6, bagian giro sebanyak 6 orang 10,9, bagian bisnis komunikasi dan logistik sebanyak 6 orang 10,9, bagian bisnis keuangan dan keagenan sebanyak 6 orang 10,9, bagian UPL sebanyak 7 orang 12,7 dan bagian pengolahan sebanyak 14 orang 25,5. e. Status kepegawaian Secara keseluruhan terdapat 48 responden yang berstatus karyawan tetap 87,3 sedangkan responden yang berstatus karyawan kontrak hanya 7 orang 12,7. f. Masa kerja Karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini pada umumnya memiliki masa kerja 10 tahun yaitu sebanyak 41 orang 74,5, responden dengan masa kerja 1-5 tahun sebanyak 7 orang 12,7 sedangkan responden dengan masa kerja 5-10 tahun sebanyak 4 orang 7,3 dan hanya 3 orang 5,5 yang baru bekerja 1 tahun. Lama bekerja karyawan memberikan pengaruh terhadap penilaian komunikasi yang berlangsung di dalam perusahaan. Karyawan yang bekerja lebih lama pada umumnya lebih mengetahui dan mengenal komunikasi yang telah berjalan sehingga kondisi nyata terhadap komunikasi dalam perusahaan lebih tergambar. Tabel 6. Karakteristik responden. Karakteristik Responden Frekuensi Orang Persentase Laki-laki 31 56,4 Jenis Kelamin Perempuan 24 43,6 20 tahun 20-25 tahun 9 16,4 25-40 tahun 16 29,1 Usia 40 tahun 30 54,5 SMP 3 5,5 SMA 35 63,6 Diploma 16 29,1 Tingkat Pendidikan S1 1 1,8 SDM 5 9,1 Pemasaran 6 10,9 Keuangan 3 5,5 Akuntansi 2 3,6 Giro 6 10,9 Biskomlog 6 10,9 Biskugen 6 10,9 UPL 7 12,7 Bagian Pengolahan 14 25,5 Karyawan Tetap 48 87,3 Status Kepegawaian Karyawan Kontrak 7 12,7 1 tahun 3 5,5 1-5 tahun 7 12,7 5-10 tahun 4 7,3 Masa Kerja 10 tahun 41 74,5

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

1 . Hasil Uji Validitas Uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner telah memenuhi syarat atau tidak, untuk dijadikan sebagai data utama dalam penelitian dan hasilnya akan diikutsertakan juga dalam pengolahan berikutnya. Rumus yang digunakan dalam uji validitas adalah korelasi Pearson Product Moment dan hasilnya akan dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r hitung. Dalam penelitian ini kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden dengan 37 pertanyaan tertutup. Hasil dari uji validitas tersebut terdapat dua pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan no. 3 dan 17, karena memiliki nilai r hitung 0,361, sehingga pertanyaan tersebut tidak dapat diterima dan pertanyaan tersebut kemudian tidak diikutkan dalam pengolahan data berikutnya. Dengan demikian terdapat 35 pertanyaan yang diikutsertakan dalam pengolahan data berikutnya. Uji validitas menggunakan bantuan software SPSS 11,5. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat ukur, apabila pengukuran diulangi. Pengujian reliabilitas yang digunakan yaitu teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS versi 11,5. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach tersebut menunjukkan semua variabel memiliki reliabilitas instrumen yang dapat diterima dengan nilai alpha hasil pengujian reliabilitas sebesar 0,7451 artinya dapat diterima Acceptable.

4.4. Pola Komunikasi Atasan dan Bawahan pada Kantor Pos Bogor

Pola komunikasi atasan dan bawahan terdiri dari komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah. Komunikasi tersebut dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan biasanya dilakukan dengan tatap muka langsung atau melalui media. Komunikasi secara tatap muka terjadi pada saat adanya rapat atau pertemuan rutin yang diadakan perusahaan seperti rapat yang diikuti oleh manajer dan staf-staf pada masing-masing divisi setiap dua kali seminggu, rapat mingguan yang diikuti oleh para manajer dengan Kepala Kantor dan rapat bulanan yang wajib diikuti oleh seluruh karyawan Kantor Pos Bogor. Sedangkan media yang biasa digunakan untuk komunikasi secara lisan yaitu melalui media telepon. Adapun komunikasi secara tulisan dilakukan dengan bantuan media komunikasi yang tersedia di Kantor Pos Bogor. Media komunikasi yang biasa digunakan karyawan dalam bekerja antara lain faksimili, komputer, papan informasi, nota intruksi kantor dan surat pemberitahuan.

4.4.1. Pola Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan. Alur informasi berasal dari bawah ke atas atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Komunikasi ke atas berkaitan dengan kinerja karyawan biasanya berupa laporan, pertanyaan mengenai pekerjaan, keluhan, penyampaian ide, saran dan gagasan dari karyawan staf kepada manajernya. Pola komunikasi yang terjadi di Kantor Pos Bogor dapat dilihat dari frekuensi kegiatan komunikasi yang dilakukan berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan tentang pola komunikasi pada Tabel 7. Tabel 7. Penilaian pola komunikasi ke atas. No Pernyataan Penilaian Atasan Penilaian Bawahan Pola Komunikasi ke atas Median Keterangan Median Keterangan 1 Memberi laporan secara lisan kepada atasan. 3 Sering 3 Sering 2 Memberi laporan secara tulisan kepada atasan. 3 Sering 3 Sering 3 Mengajukan ide dan gagasan secara lisan kepada atasan. 3 Sering 3 Sering 4 Mengajukan ide dan gagasan secara tulisan kepada atasan. 3 Sering 3 Sering 5 Mengemukakan masalah dan keluhan secara lisan kepada atasan. 4 Sangat Sering 4 Sangat Sering 6 Mengemukakan masalah dan keluhan secara tulisan kepada atasan. 3 Sering 2 Kadang- kadang 7 Meminta pendapat secara lisan kepada atasan. 3 Sering 3 Sering 8 Meminta pendapat secara tulisan kepada atasan. 2 Kadang- kadang 3 Sering Median 3 Sering 3 Sering Berdasarkan penilaian responden tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pola komunikasi yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan berdasarkan penilaian masing-masing atasan dan bawahan, yaitu:

1. Memberi laporan

Nilai median pada aktivitas memberi laporan kepada atasan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan baik secara lisan maupun tulisan sebesar 3. Hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya bawahan sering memberikan laporan kepada atasan secara lisan dan tulisan.

2. Mengajukan ide dan gagasan