Pengertian Komunikasi Terapeutik Tujuan Komunikasi Terapeutik Fase-Fase Dalam Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik

2.2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan bertujuan untuk kesembuhan pasien Mundakir,2006. Komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal dan pengalaman emosional bagi pasien untuk meningkatkan penghayatan dan perubahan perilaku pasien Struart Sundeen, 1998.

2.2.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi pasien kearah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada perkembangan pasien yang meliputi : a. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan kesadaran dan penghargaan diri. Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran mempertahankan egonya. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalam diri pasien. b. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfial dan saling bergantung dengan orang lain dan mandiri. Melalui komunikasi terapeutik pasien diharapkan dapat belajar menerima dan diterima orang lain. c. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang realities, terkadang pasien menetapkan ideal diri atau tujuan terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara d. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri personal disini termasuk status, peran, dan jenis kelamin.melalui komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat membantu pasien meningkatkan indentitas diri yang jelas Suryani, 2005.

2.2.3 Fase-Fase Dalam Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik

Dalam melaksanakan komunikasi terapeutik perawat mempunyai empat fase komunikasi, yang setiap fase mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh perawat. Empat fase tersebut yaitu fase preinteraksi, orientasi atau perkenalan, kerja dan terminasi. Adapun tugas-tugas yang harus diselesaikan pada tiap fase adalah sebagai berikut : a. Fase Preinteraksi Merupakan fase persiapan sebelum terjadi kontak pertama antara perawat dan pasien. Pada fase ini perawat harus mengeksplorasi diri terhadap perasaan – perasaan diri seperti ansietas, ketakutan dan keraguan. Tugas perawat dalam fase ini adalah mengumpulkan informasi tentang pasien dan mengeksplorasikan perasaan diri. b. Fase Orientasi Pada fase orientasi, perawat dan pasien pertama kali bertemu. Pada fase ini, penting bagi perawat untuk memperkenalkan dirinya dengan menggunakan nama, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam membina hubungan perawat dengan pasien, kunci utama adalah terbinanya hubungan saling percaya, adanya komunikasi terbuka, memahami penerimaan dan merumuskan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kontrak. Tugas perawat dalam tahapan ini adalah mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan mengidentifikasi kecemasan, mengalisis kekuatan dan kelemahan diri, mengumpulakan data tentang pasien, serta merencanakan pertemuan. c. Fase Kerja Merupakan fase dimana kerjasama terapeutik perawat dengan pasien paling banyak dilakukan. Tugas perawat pada fase ini adalah memenuhi kebutuhan atau mengembangkan pola – pola adaptif pasien serta melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan pada tahap preinteraksi. Tahap kerja adalah inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik, karena didalamnya perawat dituntut membantu dan mendukung pasien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisa respons atau pesan komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh pasien. d. Fase Terminasi Merupakan tahap perpisahan dimana perawat akan mengakhiri interaksinya dengan pasien, tahap ini bersifat sementara maupun menetap. Terminasi adalah satu tahap yang sulit tapi sangat penting dari hubungan terapeutik karena rasa percaya dan hubungan intim antara perawat dan pasien telah berlangsung optimal. Fase ini untuk merubah perasaan dan mengevaluasi kemajuan pasien Tamsuri, 2005. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Sikap Perawat Dalam Komunikasi Terapeutik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tanda Dan Gejala Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemprovsu

66 327 122

Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemprovsu Medan

17 127 91

Teknik Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa (Studi Deskriptif Tentang Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Kepada Pasien Halusinasi Dalam Proses Penyembuhan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat)

0 5 1

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

3 61 149

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 1 8

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 15

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 2

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 7

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA KLIEN HALUSINASI

0 0 10

Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tanda Dan Gejala Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemprovsu

0 2 39