Prestasi kerja. Kerangka Teori

Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab-musibab seseorangn menjadi pemimpin yang kharismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib supernatural powers. 5.Tipe Demokratik Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang Demokratiklah yang paling tepat untuk organisasi modern, karena: a. dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia; b. selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi para bawahannya; c. ia senang menerima saran, pendapat, bahkan kritikan dari bawahannya; d. selalu berusaha mengutamakan kerja sama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan; e. dengan ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berani bertindak meskipun mungkin berakibat pada kesalahan yang kemudian dibimbing dan diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, akan tetapi lebih berani untuk bertindak di masa depan; f. selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; g. berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demoratik bukanlah suatu hal yang mudah untuk dicapai. Akan tetapi karena pemimpin yang demikianlah yang paling ideal, tipe demikian itu yang perlu dikembangkan.

1.5.2 Prestasi kerja.

Menurut Bernadin dan Russel dalam Achmad S Ruky, 2001 15 Prestasi kerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi perkerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara Menurut Sedarmayanti 2004 : 176 Prestasi Kerja kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Untuk mencapai prestasi kerja, seorang karyawan pegawai perlu memenuhi dua syarat pokok terlebih dahulu, yaitu : 1. Memiliki “kemampuan” untuk berprestasi Kemampuan dalam sesuatu bidang hanya bisa dimiliki oleh seseorang apabila dia memiliki bakat termasuk pula inteligensi kecerdasan yang mencukupi. Bakat biasanya dikembangkan dengan pemberian kesempatan penambahan pengetahuaan baik melalui pendidikan, latihan atau pengelaman kerja. Sebenarnya setiap manusia mempunyai bakat yang berbeda dalam hal intensitasnya dan oleh karenanya program-program kepegawaian yang efektif perlu mempertimbangkan faktor bakat dari pegawainya. Disamping bakat dan pengetahuan yang merupakan syarat utama terbentuknya suatu kemampuan, terdapat pula factor minat dan kepribadian yang mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kemampuan, yaitu dalam hal terciptanya kepuasan kerja. 2. Memiliki Motivasi “kemauan” untuk berprestasi. Motivasi kerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : a Pengaruh Lingkungan Fisik Setiap karyawan pegawai tentu menghendaki lingkungan fisik yang baik untuk bekerja, lampu yang terang, ventilasi udara yang baik, sejuk, bebas dari gangguan suara berisik, dan sebagainya. Dan memang perbaikan kondisi fisik akan meningkatkan motivasi kerja, hanya saja tidak berbanding lurus. Apabila kondisi relatif telah terpenuhi, maka perbaikan dari kondisi tersebut tidak efektif Lagi sebagai motivator, perhatian pegawai tidak tertuju lagi pada perbaikan kondisi tersebut, tetapi pada kondisi atau hal yang lain. Universitas Sumatera Utara b Pengaruh Lingkungan Sosial Tehadap Motivasi Hubungan dan pengelompokan dengan karyawan pengawai lain secara informal berdasarkan kualifikasi masing-masing tidak dapat dicegah adanya dalam suatu organisasi. Selama tujuan daripada kelompok informal itu hanya untuk menyalurkan kebutuhan sosial, hal ini tidak perlu dikhawatirkan, bahkan perlu dibina. Disamping itu hal-hal yang bersifat normal, seperti struktur organisasi, peraturan-peraturan kepegawaian jelas mempengaruhi masing-masing individu yang berbeda dalam kepribadiaanya. c Kebutuhan Pribadi Pada dasarnya setiap karyawanpegawai dalam hidupnya dikuasai oleh kebutuhan tertentu yang mendorong dia untuk bekerja. Manusia memang memiliki 1001 macam kebutuhan. Setiap orang kebutuhan hidupnya berbeda, baik macam kebutuhan maupun prioritasnya, hal ini ditentukan oleh berbagai faktor, mulai dari latar belakang pendidikan, adat istiadat, lingkungan sosial dan strata sosial Rivai, 2004 : 245 . Untuk mengetahui sejauh mana prestasi kerja pegawai maka pertanyaan diadakan penilaian prestasi kerja pegawai, adapun kegunaan dari penilaian prestasi kerja pegawai Handoko, 2000 : 135 yaitu : 1. Perbaikan prestasi kerja 2. Penyesuaian –penyesuaian konpensasi 3. Keputusan-keputusan penempatan 4. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan 5. Perencanaan dan pengembangan karier 6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing. Prestasi kerja yang baik atau jelek memcerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia. 7. Ketidak akuratan informasional. Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana- Universitas Sumatera Utara rencana sumber daya manusia, atau komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia.

1.5.3. Hubungan Kepemimpinan dan Peningkatan Prestasi Kerja.