Pengaruh Kepemimpinan Lurah terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Pegawai (Studi Pada Kantor Lurah Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah, Medan)
PENGARUH KEPEMIMPINAN LURAH
TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI
(Studi Pada Kantor Lurah Sei Putih Tengah, Kecamatan Medan Petisah Medan)SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Program Studi S1 Ekstensi Ilmu Administrasi Negara
Disusun oleh
Henryoka Lumban Gaol 060921009
Program Studi S-1 Ekstensi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara Medan
(2)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Sering kita mendengar bahwa organisasi itu bukan tujuan tetapi sarana untuk mencapai tujuan. Untuk melaksanakan dan mencapai sesuatu tujuan, maka diperlukan sumber daya manusia yang dalam kaitan dengan hal ini adalah pegawai negeri sipil yaitu sebagai penggeraknya, penggerak roda mekanisme administrasi dalam organisasi tadi.
Sumber daya manusia yang besar hanya akan berguna dan bermanfaat bila mana mereka benar-benar dapat mengabdikan dirinya dan berkarya seoptimal mungkin. Apabila disadari bahwa minat sebahagian besar masyarakat untuk mengabdikan dirinya menjadi pegawai negeri sipil masih sangat besar pula pada saat ini, kiranya sudah sepatutnya mereka yang telah menjadi pegawai dapat benar-benar menunjukkan darma baktinya kepada nusa dan bangsa.
Namun yang kita lihat sekarang, banyaknya pegawai yang tidak menjalankan tugas sesuai dengan apa yang dibebankan kepadanya, bahkan pada jam tugaspun pegawai tidak berada ditempat.
Permasalahan yang sering terjadi saat ini adalah kurang maksimalnya para pegawai dalam menjalankan perintah dan tugas dari pimpinan organisasi. Hal ini dapat diakibatkan kepemimpinan organisasi tersebut tidak berjalan efektif sehingga tidak mampu mendorong para pegawai untuk bekerja dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Kadang-kadang yang terjadi, masyarakat telah berkumpul di kantor tersebut dengan berbagai keperluan, namun tidak ada pegawai yang melayaninya. Masyarakat sebagai pengguna jasa harus mengarah karena biar bagaimanapun merekalah yang membutuhkan pelayanan. Tak jarang pula pegawai itu lalu menganggap dirinya penting, dirinya diperlukan, karena dapat menentukan berbagai keputusan.
Pergeseran nilai-nilai dan pandangan yang demikian menyebabkan lambatnya pelayanan serta mempengaruhi kelancaran pelayanan masyarakat. Tak jarang pula
(3)
pegawai tersebut lupa bahwa dirinya seharusnya yang wajib melakukan tugas penyelenggaraan pemerintahan, yaitu melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Padahal kita ketahui bersama pegawai negeri adalah abdi negara dan masyarakat, yang mana dalam pelaksanaan tugas-tugasnya adalah melakukan pelayanan umum atau public service, karena pegawai negeri sebagai abdi negara dan abdi masyarakat telah berjanji untuk mengabdikan diri kepada kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi atau golongan dan mempunyai tanggung jawab moral yang tinggi dalam pengabdiannya.
Dengan demikian justru merekalah yang seharusnya memperlancar pelayanan, sesuai dengan peran, tugas-fungsinya sebagai seorang aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat, bukan bertindak sebaliknya, karena ia memiliki jabatan atau mempunyai kekuasaan , misalnya dalam menentukan perizinan, pengurusan KTP, kartu keluarga dan sebagainya. Adanya anggapan bahwa tanpa tanda tangannya atau stempel tidak akan keluar izin tertentu. Padahal sebagai mana kita maklumi, dia memegang sesuatu jabatan itu adalah untuk memperoleh kepercayaan, karena pimpinan beranggapan bahwa ia mampu menguasai peraturan perundang-undangan yang menjadi ruang lingkup tugasnya, dan kemampuan-kemampuan lainnya.
Kepemimpinan yang tidak mampu memberikan motivasi terhadap para pegawai akan menimbulkan masalah-masalah terhadap pencapaian tujuan organisasi, misalnya pekerjaan akan menumpuk akibat tidak terselesainya pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Penyelesaian pekerjaan yang tidak maksimal merupakan suatu dasar penilaian yang kurang baik terhadap kinerja/prestasi kerja sebuah organisasi.
Menurut Sondang P. Siagian (1991 : 24), kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pemimpin satuan kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir, bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif, memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
Dari defenisi di atas jelas bahwa peranan dari seorang pemimpin sangat besar dalam pencapaian tujuan dari organsasi melalui prestasi kerja dari pegawainya.
(4)
Dengan demikian seorang pemimpin harus dapat mengarahkan bawahannya untuk dapat mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah, didalam kegiatan sehari-harinya menggunakan unsur manusia sebagai faktor produksi yang utama disamping faktor produksi lainnya, seperti uang, mesin, materi, metode kerja dan lain sebagainya. Sebagai sebuah organisasi yang berhubungan dengan masyarakat, kantor lurah harus memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat itu sendiri. Akan timbul reaksi dari penilaian yang bersifat negatif dari masyarakat terhadap kinerja/prestasi kerja pagawai kantor lurah jika pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat.
Kepemimpinan merupakan kemampuan pimpinan dalam mempengaruhi pegawai supaya mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat meningkatkan prestasi kerja seoptimal mungkin.
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk mengambil judul: “Pengaruh Kepemimpinan Lurah terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Pegawai (Studi Pada Kantor Lurah Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah, Medan)”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diurikan diatas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini: “Bagaimana Pengaruh Kepemimpinan Lurah Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Pegawai di Kantor Lurah Sei Putih Tengah?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1. untuk mendapatkan informasi dan kejelasan mengenai berbagai kegiatan kepemimpinan dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai di kantor Lurah Sei Putih Tengah, Medan.
(5)
2. Untuk mengetahui bagaimana prestasi kerja pegawai di kantor Lurah Sei Putih Tengah, Medan.
3. Untuk mengetahui Pengaruh Kepemimpinan Lurah terhadap prestasi pegawai di kantor Lurah Sei Putih Tengah, Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitaan ini adalah :
1. bagi penulis dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan penelitaan ilmiah dan menambah wawasan berfikir serta sekaligus memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Bagi kantor Lurah Sei Putih Tengah, Medan, dapat menjadi masukan yang
Positif dalam hal kepemimpinan terhadap prestasi kerja pegawai
3. Bagi jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP USU, dapat melengkapi ragam penelian yang sudah ada dan sebagai bahan tambahan bacaan atau refrensi
1.5. Kerangka Teori
Sebagai bahan acuan dalam penelitian ini penulis mengutip pendapat dari beberapa ahli dan memberikan sedikit pemahaman dari beberapa teori-teori yang diperoleh, sehingga mempermudah penulis memahami dan memberikan kesimpulan melalui bacaan yang telah tersedia.
1.5.1 Kepemimpinan
1.5.1.1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain agar mau ikut berperan serta dalam rangka menuju sasaran yang telah ditentukan bersama. Dimana defenisi kepemimpinan akhirnya dikategorikan menjadi tiga elemen (Susanto A.B; Koesnadi Kardi, 2003:115), yakni:
1. Kepemimpinan merupakan proses;
2. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (hubungan) antara pimpinan dan bawahan;
(6)
3. Kepemimpinan merupakan ajakan kepada orang lain.
Oteng Sutisna (1982) mendefenisikan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan prosedur baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat begitu membangkitkan kerja sama kearah tercapainya tujuan.
Melalui pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan harus mampu mempengaruhi perilaku orang lain kearah tercapainya suatu tujuan, dimana untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya hubungan yang baik sehingga apa yang hendak dicapai dapat dikomunikasikan secara baik pula antara pemimpin dengan bawahannya.
1.5.1.2. Fungsi Kepemimpinan
Secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, kelima fungsi kepemimpinan itu adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Instruktif, fungsi ini berlangsung satu arah, pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaanya pada orang-orang yang dipimpin.
b. Fungsi Konsultatif, fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah, meskipun pelaksanaannya sangat tergantung kepada pihak pemimpin.
c. Fungsi partisipasi, fungsi ini tidak hannya sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi juga berwujud pelaksanaanya hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan dan sasama orang yang dipimpin.
d. Fungsi Delegasi, fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/ menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan pimpinan.
e. Fungsi Pengendalian, fungsi ini cenderung bersifat komunikasi satu arah, meskipun tidak mustahil dilakukan dengan komunikasi dua arah. Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal (Nawawi, 2004 : 74)
(7)
1.5.1.3 Modal Utama Seorang Pemimpin.
Agar dapat berhasil baik dalam memimpin bawahan/ pegawai ada modal utama yang harus dimiliki oleh pemimpin. Menurut Kouzes dan Posner dalam penelitiaanya dengan 20.000 responden yang ada di empat benua menemukan beberapa sifat-sifat kepemimpinan yang diharapkan oleh bawahan, dan secara konsisten dipilih sebagai empat syarat kepemimpinan yang paling penting, yaitu sebagai berikut:
1. Honest (kejujuran)
Jelas sekali bahwa kalau kita bersedia mengikuti seseorang, kita semula ingin meyakinkan diri bahwa pemimpin tersebut layak memperoleh kepercayaan. Kejujuran juga berhubungan dengan nilai etika. Kita menghargai pemimpin yang mempunyai pendirian tentang prinsip yang penting, dan menolak pemimpin yang tidak yakin pada diri mereka sendiri.
2. Forward Looking (mempunyai pandangan jauh kedepan)
Pemimpin diharapkan mempunyai rasa terhadap arah dan perhatian terhadap masa depan organisasi. Yang dimaksud dengan kemampuan memandang ke depan ini adalah kemampuan seorang pemimpin untuk menetapkan atau memilih tujuan. Seorang pemimpin diharapkan punya orientasi yang baik menuju masa depan.
3. Inspiring (inspirasi)
Kita mengharapkan seorang pemimpin yang antusias, penuh semangat, dan berpandangan positif tentang masa depan, mereka diharapkan mampu memberikan inspirasi. Tidak cukup hanya mempunyai impian tentang masa depan, tetapi juga dapat menyampaikan wawasan dengan cara tertentu yang antusias, berenergi. Selain itu, sikap positif dari pemimpin dapat mengubah konteks pekerjaan sehingga lebih bermakna.
4. Content (cakap)
Kecakapan pemimpin tidak harus mengacu pada kemampuan pemimpin dalam teknologi, inti operasi. Bahkan, jenis kecakapan yang dituntut rasanya bervariasi sesuai dengan kedudukan pemimpin dan keadaan organisasi. Yang lebih penting pemimpin harus mempunyai waktu untuk
(8)
belajar dan bekerja sebelum membuat perubahan dan keputusan yang berpengaruh pada setiap orang dalam organisasi. Namun bagaimanapun, selalu ada kecenderungan yang menunjukkan perlunya kecakapan teknis pemimpin (Usman, 2006, 264)
1.5.1.4 Tipe Kepemimpinan
Dilihat dari sudut gaya manajerialnya, para pemimpin dalam berbagai bentuk organisasi dapat digolongkan dalam lima tipe (Siagian, 2003:34), yaitu sebagai berikut:
1). Tipe Otokratik
Seorang pemimpin dapat dikategorikan pada tipe otokratik apabila, antara lain, ia:
a. menganggap organisasi sebagai milik pribadi
b. mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi c. manganggap bawahan sebagai alat semata-mata
d. tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat e. terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya
f. dalam tindakan penggerakkannya sering mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan mengandung punitif (hukuman).
Dari sifat-sifat tersebut di atas jelas terlihat bahwa tipe pemimpin yang demikian tidak tepat untuk suatu organisasi modern di mana hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat yang menjadi bawahan itu harus dihormati.
2). Tipe Militeristik
Perlu ditekankan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristik tidak identik dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang tergolong tipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat, antara lain:
a. dalam menggerakkan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan;
(9)
b. dalam menggerakkan bawahan sering bergantung kepada pangkat dan jabatannya.
c. senang kepada formalitas berlebih-lebihan;
d. menuntut disiplin tinggi dan kaku terhadap bawahan; e. sukar menerima kritikan dari bawahannya;
f. menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Terlihat pula dari sifat-sifat tersebut bahwa seorang pemimpin yang militeristik bukanlah seorang pemimpin yang ideal.
3). Tipe Paternalistik
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistik adalah seseorang yang:
a. menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; b. bersikap terlalu melindungi (over protective);
c. jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan;
d. jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif;
e. jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya;
f. sering bersikap mahatahu.
Harus diakui bahwa untuk keadaan tertentu, seorang pemimpin yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifat-sifatnya yang positif.
4). Tipe Kharismatik
Hingga sekarang, para sarjana belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki kharisma. Yang tampak adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karena pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu.
(10)
Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab-musibab seseorangn menjadi pemimpin yang kharismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
5).Tipe Demokratik
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang Demokratiklah yang paling tepat untuk organisasi modern, karena:
a. dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia;
b. selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi para bawahannya;
c. ia senang menerima saran, pendapat, bahkan kritikan dari bawahannya;
d. selalu berusaha mengutamakan kerja sama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan;
e. dengan ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berani bertindak meskipun mungkin berakibat pada kesalahan yang kemudian dibimbing dan diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, akan tetapi lebih berani untuk bertindak di masa depan;
f. selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; g. berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demoratik bukanlah suatu hal yang mudah untuk dicapai. Akan tetapi karena pemimpin yang demikianlah yang paling ideal, tipe demikian itu yang perlu dikembangkan.
1.5.2 Prestasi kerja.
Menurut Bernadin dan Russel (dalam Achmad S Ruky, 2001 15 ) Prestasi kerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi perkerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.
(11)
Menurut Sedarmayanti (2004 : 176) Prestasi Kerja/ kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Untuk mencapai prestasi kerja, seorang karyawan/ pegawai perlu memenuhi dua syarat pokok terlebih dahulu, yaitu :
1. Memiliki “kemampuan” untuk berprestasi
Kemampuan dalam sesuatu bidang hanya bisa dimiliki oleh seseorang apabila dia memiliki bakat termasuk pula inteligensi (kecerdasan) yang mencukupi. Bakat biasanya dikembangkan dengan pemberian kesempatan penambahan pengetahuaan baik melalui pendidikan, latihan atau pengelaman kerja.
Sebenarnya setiap manusia mempunyai bakat yang berbeda dalam hal intensitasnya dan oleh karenanya program-program kepegawaian yang efektif perlu mempertimbangkan faktor bakat dari pegawainya. Disamping bakat dan pengetahuan yang merupakan syarat utama terbentuknya suatu kemampuan, terdapat pula factor minat dan kepribadian yang mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kemampuan, yaitu dalam hal terciptanya kepuasan kerja.
2. Memiliki Motivasi “kemauan” untuk berprestasi.
Motivasi kerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : a) Pengaruh Lingkungan Fisik
Setiap karyawan/ pegawai tentu menghendaki lingkungan fisik yang baik untuk bekerja, lampu yang terang, ventilasi udara yang baik, sejuk, bebas dari gangguan suara berisik, dan sebagainya. Dan memang perbaikan kondisi fisik akan meningkatkan motivasi kerja, hanya saja tidak berbanding lurus. Apabila kondisi relatif telah terpenuhi, maka perbaikan dari kondisi tersebut tidak efektif Lagi sebagai motivator, perhatian pegawai tidak tertuju lagi pada perbaikan kondisi tersebut, tetapi pada kondisi atau hal yang lain.
(12)
b) Pengaruh Lingkungan Sosial Tehadap Motivasi
Hubungan dan pengelompokan dengan karyawan/ pengawai lain secara informal berdasarkan kualifikasi masing-masing tidak dapat dicegah adanya dalam suatu organisasi. Selama tujuan daripada kelompok informal itu hanya untuk menyalurkan kebutuhan sosial, hal ini tidak perlu dikhawatirkan, bahkan perlu dibina. Disamping itu hal-hal yang bersifat normal, seperti struktur organisasi, peraturan-peraturan kepegawaian jelas mempengaruhi masing-masing individu yang berbeda dalam kepribadiaanya.
c) Kebutuhan Pribadi
Pada dasarnya setiap karyawan/pegawai dalam hidupnya dikuasai oleh kebutuhan tertentu yang mendorong dia untuk bekerja. Manusia memang memiliki 1001 macam kebutuhan. Setiap orang kebutuhan hidupnya berbeda, baik macam kebutuhan maupun prioritasnya, hal ini ditentukan oleh berbagai faktor, mulai dari latar belakang pendidikan, adat istiadat, lingkungan sosial dan strata sosial (Rivai, 2004 : 245 ).
Untuk mengetahui sejauh mana prestasi kerja pegawai maka pertanyaan diadakan penilaian prestasi kerja pegawai, adapun kegunaan dari penilaian prestasi kerja pegawai (Handoko, 2000 : 135) yaitu :
1. Perbaikan prestasi kerja
2. Penyesuaian –penyesuaian konpensasi 3. Keputusan-keputusan penempatan
4. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan 5. Perencanaan dan pengembangan karier
6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing. Prestasi kerja yang baik atau jelek memcerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia.
7. Ketidak akuratan informasional. Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan,
(13)
rencana-rencana sumber daya manusia, atau komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia.
1.5.3. Hubungan Kepemimpinan dan Peningkatan Prestasi Kerja.
Kepemimpinan dari seorang pemimpin dalam meningkatkan prestasi kerja pegawainya apabila ia dapat mempengaruhi, menggerakkan, membimbing, memberikan motivasi dan semangat kerja pada pegawainya agar mereka mau melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepada mereka dengan hasil semaksimal mungkin, dan pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan sukarela dan tampa paksaan.
Seorang pegawai yang produktif dibawah pimpinan A, belum seproduktif dibawah pimpinan B, walaupun tugasnya tidak berubah. Seorang pemimpin perlu mengenal pribadinya sendiri, mengenal bawahan, dan situasi yang dihadapi, kemudian menyesuaikan corak kepemimpinannya, agar dia dapat berfungsi sebagai pemimpin secara efektif.
Apabila pegawai atau bawahan sudah berada dalam pengaruh kepemimpinan yang demikian, maka akan mudah membawa mereka pada sikap kerja yang baik, harmonis dan bertanggung jawab. Dengan demikian maka akan tercapai prestasi kerja pegawai secara maksimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut.
1.6 Defenisi Konsep
Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu (Simangarimbun, 1989 : 34).
Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan adalah kemapuan atau keterampilan seseorang dalam menduduki suatu jabatan sebagai pimpinan dengan cara mempengaruhi dan memotivasi bawahannya agar mereka mau bekerja atau berprilaku demi mencapai tujuan yang telah ditentukan atau tujuan yang dikehendaki.
(14)
2. Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi kerja dapat tercapai apabila timbul suatu motivasi pada pegawai seperti mengejar karakter yang lebih baik, sehingga pegawai melaksanakan tugas yang diembankan secara maksimal.
1.7 Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variable. Adapun defenisi operasional dalam penelitian adalah :
1. Kepemimpinan diukur melalui indikator sebagai berikut :
a. Memberikan motivasi kepada pegawai sedemikian rupa sehingga pegawai mau bekerja, seperti memperhatikan dan menciptakan suasana lingkungan bekerja yang baik secara optimal (baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial), meningkatkan kesejahteraan pegawai, memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karir maupun pendidikan, dan sebagainya.
b. Tanggung jawab sebagai seorang pemimpin terhadap setiap keputusan yang diambil.
c. Memberikan perhatian dan kepercayaan yang dapat disenangi oleh pegawai.
d. Partisipasi, keaktifan pemimpin dalam hubungan kerja dengan pegawainya.
e. Memberikan ganjaran atau hukuman kepada pegawai untuk memperbaiki kekeliruan atau kesalahan.
2. Prestasi Kerja, diukur melalui indikator sebagai berikut : a. Jumlah Hasil Kerja
b. Keterampilan dan kecakapan di bidang tugas
c. Kualitas kerja : mutu yang dihasilkan, baik tidaknya suatu pekerjaan diselesaikan.
(15)
d. Ketepatan waktu dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
1.8 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Defenisi Konsep, Defenisi Operasional, Sistematika Penulisan.
BAB II : METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisikan Bentuk Penelitian, Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknis Analisa Data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Pada bab ini berisikan Sejarah Bendirinya Kantor Kelurahan Sei Putih Tengah, Kecamatan Medan Timur, Medan.
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Pada bab ini berisikan penyajian daya yang diperoleh dari penelitaan dan memberikan interpelasi.
BAB V : ANALISA DATA
Pada bab ini berisikan analisa data dari hasil penelitian.
BAB VI : PENUTUP
Pada bab ini berisikan Kesimpualan dan Saran untuk kemajuan objek penelitian
(16)
BAB II
METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian
Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan maksud menerangkan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh (Amirin, 2000:12).
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan ini mengambil lokasi di kantor Lurah Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah, Medan.
2.3 Populasi dan sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh pegawai kelurahan yang berjumlah 15 orang di kantor Lurah Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah, Medan.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data. Selanjutnya yang menjadi sampelnya diambil berdasarkan teknik sampling jenuh, dimana sampling ini digunakan apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu dan tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian.Untuk itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua jumlah populasi, karena jumlah populasi tersebut relatif kecil, yaitu 15 orang.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
(17)
a. Pengumpulan data primer, yaitu data yang diambil melalui kegiatan penelitian dengan langsung terjun ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti di lakukan melalui :
• Observasi
• Penyebaran angket/kuesioner atau daftar pertanyaan • Wawancara langsung dengan responden.
b. Pengumpulan data sekunder, yaitu melalui studi kepustakaan.
2.5 Teknik Analisa Data
Sesuai dengan metode penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini dengan menggunakan tehnik analisa data secara kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari lapangan selanjutnya di interprestasikan sehingga memberikan keterangan terhadap permasalahan yang diteliti dengan menggunakan analisa tabel tunggal atau tabel frekuensi.
(18)
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Kecamatan medan petisah terdiri atas 7 Kelurahan, salah satunya adalah kelurahan sei putih tengah, dimana kelurahan ini mempunyai luas areal lebih kurang 50 Ha. Pada tahun 1987 kelurahan sei putih tengah itu merupakan pemekaran dari kelurahan dari sei putih putih Barat.Kelurahan sei putih tengah mempunyai batas-batas sebagai berikut:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan kel skip.
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan sei kambing
c) Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan sei putih timur I dan kelurahan sei putih II
d) Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan sei putih barat Kecamatan sei putih tengah terdiri atas 7 kelurahan yaitu :
1) Kelurahan Petisah Tengah 2) Kelurahan Sei Kambing 3) Kelurahan Sei Putih Barat 4) Kelurahan Skip
5) Kelurahan sei Putih Timur I 6) Kelurahan sei Putih Timur II
Keadaan alam kelurahan adalah landai dan datar, dengan ketinggian rata-rata + 40 m diatas permikaan air laut, kondisi tanah tersebut cocok untuk pemukiman dan perumahan penduduk. Kelurahan sei putih tengah mempunyai 1(satu) rumah sakit swasta 2 (dua) puskesmas, 4 unit klinik. 1 (satu) unit SD Negeri, 1 (satu) unit SD swasta, 1 (satu) unit SMU swasta.
Penduduk kelurahan sei putih tengah berkisar antara 9.392 jiwa, dimana rata-rata penduduk kelurah sei putih tengah berpendidikan tamatan SMU sederajat. Pendidikan penduduk Kelurahan Sei Putih Tengah menurut tingkatannya dapat dilihat pada pada table di bawah ini :
(19)
No Pendidikan
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
1 Belum Sekolah 124 156 280
2 Tidak Tamat Sekolah 172 191 363
3 Tamat SD/Sederajat 386 453 839
4 Tamat SLTP/Sederajat 658 523 1.181
5 Tamat SMU/Sederajat 1.915 1.795 3.710
6 Tamat Akademi/Sederajat 698 464 1.162
7 Tamat Universitas 975 882 1.857
8 Buta Huruf - - -
Jumlah 4928 4464 9392
Sumber : Kelurahan Sei Putih Tengah Tahun 2006
Stuktur Organisasi
Susunan organisasi pemerintahan kelurahan terdiri dari : a. Kepala Kelurahan
b. Sekretaris Lurah c. Seksi Pemerintahan
d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban e. Seksi Pembangunan
f. Seksi Kesejahtraan Masyarakat g. Seksi Pelayanan Umum
h. Lingkungan
i. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Kepala Kelurahan
Untuk Lebih jelasnya, Tugas Lurah adalah :
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan secara umum, pembinaan pemerintahan, ketentraman dan ketertiba, pembinaan pembangunan fisik dan non fisik kemasyarakatan serta pembinaan kesejahtraan masyarakat.
(20)
b. Melaksanakan tugas dari pemerintahan atasannya
c. Melaksanakan koordinasi terhadap jalannya pemerintahan kelurahan
d. Melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dibidang pembangunan dan kemasyarakatan
e. Melaksanakan tugas-tugas dalam rangka pembinaan ketentraman dan ketertiban
b. Sekretaris Lurah
Sekretaris lurah secara umum mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan pembinaan administrasi pemerintahan kelurahan dan memberikan pelayanan staf kepada kepala kelurahan. Untuk lebih jelasnya uraian Sekretaris Kelurahan adalah :
a) Merumuskan dan melaksanakan pembinaan administrasi pemerintahan kelurahan
b) Merumuskan dan kelaksanakan pemberiaan pelayanan staf kepada kepala kelurahan
c) Merumuskan dan melaksanakan pengumpulan data dalam rangka penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan
d) Merumuskan dan melaksanakan tugas dan fungsi kepala kelurahan apabila kepala kelurahan berhalangan melaksanakan tugas
e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala kelurahan
c. Seksi Pemerintahan
Seksi pemerintahan secara umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepala kelurahan dibidang pemerintahan. Untuk lebih jelasnya uraian tugas Seksi Pemerintahan adalah :
a) Merumuskan dan melaksanakan serta mempersiapkan ketentuan-ketentuan tentang pengangkatan dan pemberhentian aparat pemerintahan kelurahan b) Merumuskan dan melaksanakan serta menyelenggarakan pendaftaran atau
(21)
c) Merumuskan dan melaksanakan serta mengikuti, mengumpulkan dan mempersiapkan laporan tentang kependudukan termasuk orang asing
d) Merumuskan dan melaksanakan serta mengumpulkan dan mempersiapkan dalam pengembangan kelurahan
e) Merumuskan dan melaksanakan penyelenggaraan kerjasama antara kelurahan
c. Seksi Ketentraman dan Ketertiban
Seksi ketentraman dan ketertiban secara umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian kepala kelurahan dibidang ketentraman dan ketertiban. Untuk lebih jelasnya uraian tugas seksi ketentraman dan ketertiban adalah :
a. merumuskan dan melaksanakan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum
b. merumuskan dan melaksanakan, mengikuti, mengumpulkan dan menyiapkan laporan tentang peristiwa-peristiwa yang menyangkut ketentraman dan ketertiban umum
c. merumuskan dan melaksanakan serta mengumpulkan dan mempersiapkan data dalam rangka pembinaan pertahanan sipil
d. merumuskan dan melaksanakan, megikuti, mengumpulkan data dan menyusun laporan tentang pelanggaran peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala kelurahan
e. Seksi Pembangunan
Seksi Pembagunan secara umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepala kelurahan dibidang pembangunan. Untuk lebih jelasnya uraian tugas Seksi Pembangunan adalah :
a) merumuskan dan melaksanakan serta membina, mendorong dan mengembangkan perekonomian masyarakat, pertanian, perindustrian, perdagangan, koperasi unit desa, perkreditan dan lembaga-lembaga arisan.
(22)
b) Merumuskan dan melaksanakan serta mendorong peningkatan hasil perekonomian dan kegiatan industri rumah tangga.
c) Merumuskan dan melaksanakan serta mengumpulkan data dan menyiapkan laporan usaha perekonomian, pertanian, perindustrian, perdagangan, koperasi unit desa, dan lembaga-lembaga arisan
f. Seksi Kesejahtraan Masyarakat
Seksi kesejahtraan masyarakat secara umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kepala kelurahan dibidang kesejahtraan masyarakat. Untuk lebih jelasnya uraian tugas kepala kelurahan dibidang kesejahtraan masyarakat. Untuk lebih jelasnya uraian tugas seksi kesejahtraan masyarakat adalah :
a) merumuskan dan melaksanakan serta merumuskan dan menganalisa data yang berhubungan dengan pernderita cacat, tuna karya, tuna wisma, tuna susila, korban bencana alam dan lain-lain.
b) Merumuskan dan melaksanakan serta mengumpulkan dan menganalisa data dalam bidang kebersihan dan kesehatan masyarakat.
c) Merumuskan dan melaksanakan serta mengkoordinir pelaksanaan dibidang keluarga berencana dan peninkatan mutu gizi masyarakat.
d) Merumuskan dan melaksanakan serta mendorong kegiatan masyarakat dibidang pendidikan, olahraga dan sosial budaya serta keagamaan.
g. Seksi Umum
Seksi Umum mempunyai tugas melaksanakan sebagian kepala kelurahan dibidang umum. Untuk lebih jelasnya uraian tugas seksi umum adalah:
a) Merumuskan dan melaksanakan pembinaan urusan tata usaha, urusan rumah tangga sekretariat kelurahan.
b) merumuskan dan melaksankan urusan dan kegiatan keamanan kedalam terhdadap porsenil, material dan informasi.
(23)
c) Merumuskan dan melaksanakan hubungan dengan lembaga-lembaga masyarakat dalam rangka tukar menukar informasi
d) Merumuskan dan melaksanakan serta mengelola adminstrasi keuangan, anggaran, penerimaan/pembiayaan dan investarisasi barang pemerintahan kelurahan.
e) Merumuskan dan melaksanakan serta mengelola administrasi keuangan, anggaran penerimaan/pembiayaan dan inventarisasi barang partisipasi pemerintahan kelurahan
h. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kelurahan di lingkungan Pemerintahan Kecamatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
(24)
BAB IV PENYAJIAN DATA
Pada bab ini penulis akan menyajikan dan menguraikan data-data yang diperoleh selama masa penelitian yang telah dilakukan di kantor Keluran Sei Putih Tengah. Panyajian data akan melputi data-data tentang identitas responden, pendapat pegawai terhadap pertanyaan yang diajukan, yang kemudian akan diuraikan dalam tabel Frekuensi.
A. Identitas Responden
Berikut ini adalah hasil data mengenai identitas responden yang diperoleh melalui kuisioner selama penelitian, dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Kategori Frekuensi Persentase
1. Laki-laki 7 46,7 %
2. Perempuan 8 53,3 %
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan tabel di atas dilihat bahwa 15 orang pegawai kantor Kelurahan Sei Putih Tengah yang dijadikan responden laki-laki adalah 10 orang dengan persentase 46,7 %, sementara jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan adalah 8 orang dengan persentase 53,3 %. Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah pegawai di kantor Lurah Sei Putih Tengah hampir seimbang banyaknya antara laki-laki dan perempuan.
(25)
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Usia
No Usia Frekuensi Persentase
1 2 3 4 5 6
Kurang dari 25 Tahun 25 – 30 Tahun 31 – 35 Tahun 36 – 40 Tahun 41 – 45 Tahun 46 Tahun ke atas
- 1 1 2 9 2 - 6,7 % 6,7 % 13,3 % 60 % 13,3 %
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan tabel diatas, persentase jumlah pegawai bila dikelompokkan berdasekan kategori usia, didominasi oleh yang berusia 41 - 45 tahun yang berjumlah 9 orang (60 %), kemudian responden yang berusia antara 36 - 40 Tahun berjumlah 2 orang (13,3 %), dan responden yang berusia 46 tahun ke atas juga berjumlah 2 orang (13,3 %), responden yang berusia 31 - 35 tahun ada 1 orang (6,7 %), dan responden yang berusia kurang dari 25 tahun tidak ada. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hampir semua responden berada pada kelompok usia tinggi (di atas 35 Tahun).
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
1. 2. 3. 4.
SLTP SMU / SLTA Akademi / Institut
Sarjana 2 10 1 2 13,3 % 66,7 % 6,7 % 13,3 %
Total 15 100 %
(26)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa jumlah responden dengan tingkat pendidikan SLTP ada sebanyak 2 orang (13,3 %), jumlah responden dengan tingkat pendidikan SMU / SLTA ada sebanyak 10 orang (66,7 %), sedangkan jumlah responden dengan tingkat pendidikan Akademi / Institut ada 1 orang (6,7%), dan jumlah responden dengan tingkat pendidikan Sarjana adalah 2 orang (13,3 %). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pegawai yang berada di Kantor Lurah Sei Putih Tengah masih kurang memperhatikan tingkat pendidikan pegawai, karena dominasi pegawai yang bekerja dikantor Lurah tersebut masih banyak yang berpendidikan SMU / SLTA.
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Golongan
No. Golongan Jumlah Persentase
1. 2. 3. 4.
I II III IV
- 13
1 1
0 % 86,6 %
6,7 % 6,7 %
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan tabel diatas jumlah Golongan I ada tidak ada (0 %), jumlah responden golongan II sebanyak 13 orang (86,6 %), responden golongan III sebanyak 1 orang (6,7 %), dan terakhir jumlah responden golongan IV sebanyak 1 orang (6,7 %).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas dari jumlah pegawai yang bekerja di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah adalah pegawai dengan Golongan II.
(27)
B. Pendapat Responden tentang Pertanyaan yang Diajukan Berhubungan dengan Kepemimpinan.
Berikut ini adalah hasil data mengenai pertanyaan yang diajukan melalui kuisioner yang diperoleh selama penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi :
Tabel 5. Distribusi Jawaban Responden tentang Pengaruh SuasanaLingkungan terhadap Motivasi Kerja dalam melaksanakan Tugas/ Pekerjaan.
No Jabawan Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Termotivasi Kurang Termotivasi
Tidak Termotivasi
12 3
-
% % -
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil kuisioner yang diperoleh dari para pegawai (responden) di kantor Lurah Sei Putih Tengah tentang suasan lingkungan kerja, diketahui bahwa jumlah pegawai yang merasa termotivasi dalam melaksanakan tugas sebanyak 12 orang (80 %), dan yang merasa kurang termotivasi dengan suasana lingkungan kerja berjumlah 3 orang (20 %). Dari data tersebut diketahui bahwa dengan suasana lingkungan kerja yang ada sekarang ini, sebagian besar pegawai merasa sangat termotivasi dalam melaksanakan tugas. namun perlu adanya pembenahan fasilitas perkantoran seperti belum adanya komputer, dan masih kebanyakan menggunakan mesin ketik, perlu adanya pembenahan agar nanti kegiatan perkantoran berjalan lancar.
Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa pegawai tentang Fasilitas dan Peralatan Kerja yang terdapat di Kantor Lurah Sei Putih Tengah Apakah sudah memadai untuk Melaksanakan Tugas Secara Maksimal, diketahui sebagian besar berpendapat bahwa namun perlu adanya pembenahan fasilitas perkantoran seperti
(28)
belum adanya komputer, dan masih kebanyakan menggunakan mesin ketik, perlu adanya pembenahan agar nanti kegiatan perkantoran berjalan lancar.
Tabel 6. Distribusi Jawaban Responden tentang Rasa Puas dengan Bidang Pekerjaan di mana Responden Ditempatkan.
No Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Puas Cukup puas
Tidak puas
4 11
-
26,7 % 73,3 %
-
15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil kusioner yang diperoleh dari para pegawai di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah tentang rasa puas terhadap perkerjaan di mana responden ditempatkan, diketahui bahwa jumlah pegawai yang merasa puas dengan bidang pekerjaan di mana ia ditempatkan sebanyak 4 orang (26,7 %). Sedangkan selebihnya sebanyak 11 orang (73,3 %) menyatakan cukup puas dengan bidang pekerjaan sekarang.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar pegawai merasa cukup puas dengan pekerjaan di mana ia ditempatkan sekarang.
(29)
Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden tentang Perhatian Pimpinan dalam Meningkatkan Kualitas SDM Melalui Program Pendidikan dan Pelatihan.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Perhatian Kurang perhatian Tidak ada perhatian
8 7 - 53,3 % 46,7 % -
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil kuisioner yang diperoleh dari para pegawai di kantor Kelurah Sei Putih Tengah tentang perhatian pimpinan terhadap pendidikan dan pelatihan, diketahui bahwa 8 orang (53,3 %) responden menyatakan bahwa perhatian pimpinan terhadap program pendidikan dan pelatihan. Sedangkan yang menyatakan kurang perhatian terhadap pendidikan dan pelatihan, ada 7 orang (46,7 %) Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa pimpinan memberikan perhatian kualitas SDM melalui program pendidikan maupun pelatihan.
Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden tentang Perhatian Pimpinan Terhadap Kondisi Kesejahtraan Para Pegawai
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3. Perhatian Kurang Perhatian Tidak Perhatian 6 9 - 40 % 60 % -
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Dari data penelitian yang dilakukan melaului penyebaran kuisioner kepada para responden tentang adakah perhatian pimpinan terhadap kondisi kesejahtraan para pegawai, diperoleh hasil sebanyak 9 orang (60 %) berpendapat bahwa pimpinan
(30)
memperhatikan kondisi kesejahtraan para pegawai dengan pemberian insentif sesuai dengan jabatannya masing-masing. Sedangkan sisanya 6 orang (40 %) menyatakan bahwa pimpinan kurang perhatian terhadap kondisi kesejahteraan para pegawai.
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa pimpinan perhatian terhdap kondisi kesejahtraan pegawainya.
Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden tentang Promosi Jabatan Bila Pegawai Berprestasi dalam Melakukan Pekerjaan
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Selalu di Promosikan Jarang Dipromosikan Tidak pernah dipromosikan
5 6 4
33,3 % 40 % 26,7 %
Jumlah 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, diketahui bahwa sebanyak 5 orang (33,3 %) responden menyatakan selalu dipromosikan bila berprestasi dalam melakukan pekerjaan, sedangkan yang menyatakan jarang dipromosikan ada 6 orang (40 %), dan yang menyatakan tidak pernah dipromosikan apabila berprestasi dalam melakukan pekerjaan ada sebanyak 4 orang (26, 7%).
(31)
Tabel 10. Distribusi Jawaban Responden tentang Tanggung Jawab Pimpinan (Lurah) terhadap Keputusan yang Menimbulkan Resiko
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Bertanggung Jawab Kurang Bertanggung Jawab
Tidak Bertanggung Jawab
15 - - 100 % - -
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui penyebaran kuisioner kepada responden tentang tanggung jawab Pimpinan (Lurah) terhadap keputusan yang menimbulkan resiko. Diperoleh hasil sebanyak 15 orang (100 %) berpendapat bahwa pimpinan bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambil oleh Lurah merupakan hal yang harus dipertanggung jawabkan secara penuh oleh Lurah selaku pimpinan.
Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden tentang Apakah Pimpinan Membantu dan Memberikan Pengarahan Bila Pegawai Mendapatkan Kesulitan Dalam Melaksanakan Tugas.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3. Sering Jarang Tidak Pernah 10 5 - 66,7 % 33,3 % -
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil kuisioner yang diperoleh, dari 15 orang responden, yang menyatakan Pimpinan/Atasan sering membantu memberikan pengarahan kepada responden apabila mendapat kesulitan dalam melaksanakan tugas ada sebanyak 10 orang (66,7 %), dan yang menyatakan jarang memberikan pengarahan sebanyak 5
(32)
orang (33,3 %). Berarti dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pimpinan/ Atasan sering membantu memberikan pengarahan kepada pegawai apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas.
Tabel 12. Distribusi Jawaban Responden tentang Pimpinan dalam memberikan Kepercayaan dan Mengikutsertakan Pegawai dalam Memecahkan Masalah Kedinasan.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Iya memberikan Kepercayaan Kurang memberikan kepercayaan
Tidak memberikan kepercayaan
15 - -
100 % - -
Jumlah 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Keluran Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, yang menyatakan “iya” bahwa pimpinan memberikan kepercayaan dan mengikutsertakan pegawai dalam memecahkan berjumlah 15 orang (100 %). Maka dapat disimpulkan bahwa pimpinan memberikan kepercayaan kepada pegawai dalam masalah kedinasan.
(33)
Tabel 13. Distribusi Jawaban Responden tentang Pimpinan Sering memberikan Dialog Secara Terbuka dan Meminta Pendapat atau Saran dari para Pegawai dalam Menyelesaikan Masalah-masalah Kedinasan dari Para Pegawai.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3. Sering Kadang-kadang Tidak Pernah 8 7 - 53,3 % 46,7 % -
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan tabel diatas yang diperoleh dari jawaban 15 orang responden tentang pimpinan tentang pimpinan dalam memberikan dialog secara terbuka dan meminta saran atau pendapat dalam menyelesaikan masalah-masalah kedinasan, diketahui bahwa yang menyatakan pimpinan sering memberikan dialog secara terbuka sebanyak 8 orang (53,4 %), dan sisanya sebanyak 7 orang (46,7 %) manyatakan pimpinan kadang-kadang melakukan dialog secara terbuka dalam menyelesaikan masalah-masalah kedinasan pegawai.
Tabel 14. Distribusi Jawaban Responden tentang Pimpinan Memperhatikan Konflik yang Terjadi diantara Para Pegawai.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Selalu memperhatikan Jarang memperhatikan Tidak pernah memperhatikan
10 5 - 66,7 % 33,3 % -
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden,
(34)
diketahui sebanyak 10 orang (66,7 %) responden berpendapat bahwa pimpinan selalu memperhatikan konflik yang terjadi antara para pegawai, sedangkan sisanya sebanyak 5 orang (33,3 %) responden berpendapat bahwa pimpinan jarang memperhatikan konflik yang terjadi di antara para pegawai.
Berkaitan dengan wawancara yang penulis lakukan kepada beberapa pegawai mengenai hubungan sosial interen di antara sesame pegawai dan antara pegawai dengan atasan/ pimpinan, diketahui bahwa hubungan sosial antara sesama pegawai cukup baik, tidak ada masalah dan cukup harmonis membangun kebersamaan dalam pekerjaan. Namun hubungan secara pribadi mungkin ada juga yang kurang harmonis. Hubungan pegawai dengan pimpinan (Lurah ) juga cukup baik dan harmonis sekalipun tidak semua keinginan pegawai itu terayomi oleh pimpinan.
Tabel 15. Distribusi Jawaban Responden tentang Pimpinan Menjadi Penengah Bila Terjadi Konflik Antar Pegawai.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Selalu Jarang Tidak Pernah
9 6 -
60 % 40 %
-
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dialkukan di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, diketahui bahwa sebanyak 9 orang (60 %) responden menyatakan bahwa pimpinan selalu menjadi penengah bila terjadi konflik antar pegawai, dan sisanya sebanyak 6 orang (40 %) responden berpendapat bahwa pimpinan jarang menjadi penengah bila terjadi konflik antar pegawai. Dari data tersebut diketahui bahwa pimpinan cukup berperan menjadi penengah apabila terjadi konflik antar pegawai.
(35)
Tabel 16. Distribusi Jawaban Responden tentang Pimpinan Mengevaluasi Segala Pekerjaan yang Telah dilakukan.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Selalu Kadang-kadang
Tidak Pernah
8 7 -
53,3 % 46,7 %
-
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui penyebaran Kuisioner kepada responden, diketahui sebanyak 8 orang (53,4 %) responden berpendapat bahwa pimpinan selalu melakukan evaluasi terhadap segala pekerjaan, sedangkan sisanya sebanyak 7 orang (46,7 %) responden berpendapat bahwa pimpinan kadang-kadang melakukan evaluasi terhadap pekerjaan. Dari data tersebut diketahui bahwa pimpinan cukup berperan aktif dalam mengevaluasi tugas-tugas/ pekerjaan yang dilakukan pegawai.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada beberapa pegawai tentang Partisipasi Aktif Pimpinan dalam Hubungan Kerja dengan Para Pegawai, diketahui bahwa pimpinan turut berpartisipasi aktif dalam hubungan kerja dengan para pegawai, salah satunya seperti : Pimpinan sering menjadi mediator apabila ada perbedaan pendapat antar sesama pegawai, dalam bidang Pemerintahan misalnya; dilakukan rapat dengan para Lurah setiap koordinasi Pemerintahan. Contoh lainya ; Pimpinan mengeluarkan Surat Tugas kepala pegawai lainya untuk membantu percepatan penyelesaian dalam mendapatkan data.
(36)
Tabel 17. Distribusi Jawaban Responden tentang Pimpinan Sering Memberikan Teguran Maupun Peringatan agar Memperbaiki Kekeliruan dan Bekerja dengan Baik dan Benar.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Sering Kadang-kadang
Tidak pernah
11 4
-
73,3 26,7
-
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berpendapat kalau Pimpinan sering memberikan teguran maupun peringatan agar pegawai memperbaiki kekeliruan dan bekerja dengan baik dan benar ada sebanyak 11 orang (73,3 %), sisanya 4 orang (26,7 %) menjawab kadang-kadang pimpinan memberikan teguran maupun peringatan dalam memperbaiki kekeliruan atau kelalaian dalam bekerja.
Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa oranng pegawai, diketahui bahwa pimpinan pernah memberikan sanksi untuk memperbaiki kekeliruan, kelalaian atau kesalahan pegawai. Sanksi yang diberikan dapat berupa tegauran secara lisan dan tulisan (tertulis); pegawai yang dinilai tidak mampu melaksnakan pekerjaan untuk beikutnya tidak lagi diserahi tugas sebagai bentuk hukumnya.
(37)
Tabel 18. Distribusi Jawaban Responden tentang Pimpinan Datang dan Pulang Tepat pada Waktu.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah
5 10
-
33,3 % 66,7 %
-
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner, diperoleh hasil sebanyak 5 orang (33,3 %) berpendapat bahwa Pimpinan selalu datang dan pulang tepat wakunya, dan yang menyatakan kadang-kadang pimpinan datang dan pulang tepat waktunya ada sebanyak 10 orang (33,3 %).
C. Pendapat Responden tentang Pertanyaan yang Diajukan Berhubungan dengan Prestasi Kerja.
Tabel 19. Distribusi Jawaban Responden tentang Hasil Pekerjaan, Apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Sesuai Kurang sesuai
Tidak Sesuai
6 9 -
40 % 60 %
-
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dikantor Kelurahan Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden,
(38)
diketahui bahwa sejumlah 6 orang (40 %) responden berpendapat bahwa hasil pekerjaan yang dilakukan telah sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan sebanyak 9 orang (60 %) responden berpendapat hasil pekerjaan yang dilakukan kurang sesuai dengan yang diharapkan.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang merupakan pegawai di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah merasa bahwa hasil pekerjaan yang dilakukan tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan.
Tabel 20. Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaksanaan Tugas Apakah telah Mencapai Hasil Kerja Melebihi Rencana Semula
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah
3 12
-
20 % 80 %
-
Total 15 100 %
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, diketahui bahwa ada 3 orang (20 %) responden yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sehari-hari selalu mencapai hasil kerja melebihi rencana semula. Sedangkan selebihnya dengan jumlah responden 12 orang (80 %) menyatakan kadang-kadang dalam melaksanakan tugas sehari-hari telah mencapai hasil kerja melebihi rencana semula.
Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian besar pegawai dalam melaksanakan tugas sehari-hari kadang-kadang mencapai hasil kerja melebihi rencana semula.
(39)
Tabel 21. Distribusi Jawaban Responden dalam Melaksanakan Tugas Rutin dan Menguasainya.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Menguasai Kurang menguasai
Tidak menguasai
14 1
93,3 6,7
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, diperoleh hasil sebanyak 14 orang (93,3 %) responden menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas rutin telah dapat menguasai tugas yang diberikan, sedangkan sisanya sebanyak 1 orang (6,7 %) menyatakan bahwa kurang menguasai tugas rutin. Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian besar pegawai di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah telah dapat menguasai tugas rutin.
Tabel 22. Distribusi Jawaban Responden tentang Kesungguhan Hati dalam bekerja Apabila Pimpinan Berhalangan Hadir atau Tidak Masuk Kantor.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Selalu Kadang-kadang Tidak sungguh-sungguh
9 6 -
60 % 40 %
-
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, diperoleh hasil sebanyak 9 orang (60 %) responden menyatakan selalu bekerja
(40)
dengan kesungguhan hati walupun pimpinan berhalangan hadir. Sedangkan sisanya sebanyak 6 orang (40 %) menyatakan kadang-kadang bekerja dengan kesungguhan hati apabila pimpinan berhalangan hadir.
Dari data tersebut diketahui bahwa sebaian besar pegawai di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah selalu bekerja dengan kesungguhan hati meskipun pimpinan tidak masuk kantor atau berhalangan hadir karena pekerjaan itu merupakan Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) setiap pegawai dan harus dipertanggung jawabkan.
Tabel 23. Distribusi Jawaban Responden tentang Apakah Responden Merasa Senang Berdiskusi atau Tukar Pikiran Di Luar Jam Kerja
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Selalu Kadang-kadang Tidak sungguh-sungguh
7 5 3
46,7 % 33,3 % 20 %
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah, melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, diperoleh hasil sebanyak 7 orang (46,7 %) responden menyatakan senang berdiskusi atau bertukar pikiran di luar jam kerja. Sedankan sejumlah 5 orang (33,3 %) menyatakan kurang senang berdiskusi di luar jam kerja, dna yang menyatakan tidak senang berdiskusi di luar jam kerja ada 3 orang (20 %). Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian besar pegawai senang berdiskusi di luar jam kerja.
(41)
Tabel 24. Distribusi Jawaban Responden tentang Penerapan Peraturan di Tempat Responden Bekerja.
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3. Ketat Kurang ketat Tidak ketat 5 10 - 33,3 % 66,7 % -
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, diperoleh hasil sebanyak 5 orang (33,3 %) responden berpendapat bahwa penerapan peraturan di tempat responden bekerja ketat. Sedangkan selebihnya sebanyak 10 orang (66,7 %) responden berpendapat bahwa penerapan peraturan di kantor tempat responden bekerja kurang ketat. Dari data tersebut diketahui bahwa penerapan peraturan di Kantor Kelurahan Sei Putih Tengah kurang kuat.
Tabel 25. Jawaban Responden tentang adanya Keluhan-keluhan dari Pihak Masyarakat yang Merasa Tidak Puas dengan Pelayanan yang diberikan oleh Tempat kerja Responden
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Sering ada keluhan Jarang ada keluhan Tidak pernah ada keluhan
5 9 1 33,3 % 60 % 6,7 %
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah Medan melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, diperoleh hasil yaitu sebanyak 5 orang (33,3 %) responden menyatakan sering
(42)
mendengar adanya keluhan dari pihak masyarakat yang merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Hal itu terjadi karena keterlambatan dalam penyelesaian urusan pelayanan ke masyarakat. Sedangkan selebihnya sebanyak 9 orang (60 %) responden berpendapat jarang mendengar adanya keluhan dari pihak masyarakat yang merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan, kalaupun ada biasanya dalam hal pelayanan yang kurang prima dari para staf. Dan yang menyatakan tidak pernah mendengar adanya keluahan dengan pelayanan ada 1 orang (6,7 %)
Tabel 26. Distribusi Jawaban Responden Dalam hal mengeluarkan Kecakapan yang Dimiliki Secara Maksimal dalam Melaksanakan Tugas
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Sudah maksimal Kurang maksimal
Tidak maksimal
9 6 -
60 % 40 %
-
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Kelurahan Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, diperoleh hasil sebanyak 9 orang (60 %) responden menyatakan sudah maksimal mengeluarkan kecakapan yang dimiliki dalam melaksanakan tugas/pekerjaan, dan sisanya sebanyak 6 orang (40 %) responden menyatakan kurang maksimal dalam mengeluarkan kecakapan yang dimiliki dalam melaksanakan tugas.
(43)
Tabel 27. Distribusi Jawaban Responden tentang Jadwal Kegiatan Kantor Dimulai Setiap Harinya
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3. 08.00 WIB 08.30 WIB 09.00 WIB 15 - - 100 % - -
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepad responden diketahui bahwa seluruh pegawai yang berjumlah 15 orang (100 %) menyatakan jadwal kegiatan kantor setiap harinya dimulai pukul 08.00 WIB.
Tabel 28. Distribusi Jawaban Responden tentang Apakah Pimpinan Sering Memberikan Petunjuk atau Bimbingan agar Tugas Dapat Diselesaikan pada Waktunya
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3. Sering Kadang-kadang Tidak pernah 8 7 - 53,3 % 46,7 % -
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kantor Keluran Sei Putih Tengah melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, diketahui sebanyak 8 orang (53,3 %) responden menyatakan pimpinan sering memberikan petunjuk atau bimbingan agar tugas dapat diselesaikan pada waktunya, dan sisanya sebanyak 7 orang (46,7 %) responden menyatakan bahwa pimpinan
(44)
hanya kadang-kadang saja memberikan petunjuk atau bimbingan agar tugas dapat diselesaikan pada waktunya.
Tabel 29. Distribusi Jawaban Responden dalam Hal Melaksanakan Tugas Tepat Waktu
No. Jawaban Frekuensi Persentase
1. 2. 3.
Selalu Kadang-kadang Tidak sungguh-sungguh
6 9 -
40 % 60 %
-
Total 15 100 %
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Kelurahan Sei Putih Tengah Medan melalui penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para responden, diketahui bahwa sebanyak 6 orang (40 %) responden menyatakan selalu melaksanakan tugas tepat waktu, dan selebihnya sebanyak 9 orang (60 %) responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan tugas tepat waktu.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar pegawai di Kantor Kelurahan Sei Putih Tengah menyatakan kandang-kadang tepat waktu dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas.
(45)
BAB V ANALISA DATA
Dari data yang disajikan secara menyeluruh yang diperoleh selam melakukan penelitian di kantot Kelurahan Sei Putih Tengah Medan, baik dengan studi pustaka, pemberian kuisioner kepada responden, kemudian melakukan wawancara kepada beberapa pegawai serta melakukan pengamatan atau observasi terhadap fenomena-fenomena yang ada, maka pada bab ini data yang ada dianalisis dengan mengacu pada hasil interpretasi data tersebut sesuai dengan fokus kajian dalam penelitian ini.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan serta memajukan suatu organisasi. Sebuah organisasi tidak akan mampu berkembang dnega baik jika pimpinan organisasi tersebut tidak mampu menciptakan kepemimpinan yang efektif yaitu kepemimpinan yang mampu mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki organisasi, salah satunya adalah sumber daya manusia yang dalam hal ini yaitu pegawai yang ada di kantor tesebut. Pemimpin harus mampu menjadi orang yang bisa memberikan arahan, dorongan serta bisa menciptakan optimisme kepada para bawahannya untuk bersama-sama memenuhi tujuan organisasi secara maksimal, karena untuk bisa mencapai suatu tujuan organisasi secara maksimal dibutuhkan kerjasama dari semua pihak dalam organisasi
Keberhasilan suatu organisasi sangat mungkin disebabkan oleh adanya kontribusi kepemimpinan yang efektif dalam mengelola agar bawahan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Dalam hal inilah peranan pemimpin harus mampu mempengaruhi bawahannya. Pemimpin harus dapat memberikan motivasi agar para bawahannya dapat melakukan tugasnya dengan hasil yang baik tanpa ada unsur tekanan dan paksaan. Disamping itu pemimpin harus dapat menugaskan pada bawahannya untuk melaksanakan tugas tertentu, dapat mendelegasikan wewenang dan meminta pertanggung jawaban.
Kepemimpinan yang dalam hal ini adalah kepemimpinan lurah ialah merupakan kepala wilayah, yang merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat dalam melaksanakan urusan pemerintahan diwilayahnya. Sebagai kepala
(46)
kelurahan, Lurah memiliki fungsi dan kedudukan yang terpenting dalam keberhasilan penyelenggaraan administrasi pemerintahan di tingkat kelurahan.
Peranan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Pegawai.
Berdasarkan hasil penyajian dat yang diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada para responden selama melakukan penelitian di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah diketahui bahwa kepemimpinan Lurah Sei Putih Tengah Medan secara umum memiliki peranan/kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai.
a. Memberikan motivasi pada pegawai sehingga pegawai mau bekerja dengan baik. Dari data-data yang diperoleh diketahui bahwa sebagian besar dari responden yaitu para pegawai di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah Medan telah mampu memberikan motivasi yang baik bagi mereka dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan masing-masing. Berdasarkan distribusi jawaban responden tentang pengaruh suasana lingkungan terhadap motivasi kerja dalam melaksanakan tugas, dapat diliha pada tabel 5, diketahui bahwa dengan suasana lingkungan kerja yang ada sekarang ini, sebanyak 12 orang pegawai (80 %) merasa termotivasi dalam melaksanakan tugas, dan merasa cukup puas dengan bidang pekerjaan dimana dia ditempatkan sekarang. Para pegawai juga merasakan bahwa pimpinan cukup perhatian terhadap kondisi kesejahtraan pegawai, hal ini dapat diketahui dengan adanya pemberian intensif sesuai dengan jabatan masing-masing, pemberian THR (Tunjangan Hari Raya), dan sebagainya, walaupun ada sedikit kekurang puasan tidak semuanya terpenuhi.
Berdasarkan hasil wawancara kepada para beberapa pegawai tentang fasilitas dan peralatan kerja yang terdapat di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah, apakah sudah memadai untuk melakukan tugas secara maksimal, diketahui bahwa sebagian besar pegawai menjawab kalau fasilitas dan peralatan kerja yang terdapat di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah perlu adanya pembenahan, seperti penyediaan komputer dan alat-alat pendukung lainya.
(47)
Pimpinan memberikan perhatian untuk meningkatkan kualitas kerja pegawai, setiap ada permohonan dari Badan Pendidikan dan Pelatihan, demikian pula halnya dengan pendidikan, pimpinan juga selalu mendukung dengan memberikan motivasi dorongan kepada setiap pegawai yang ingin meningkatkan pendidikan seperti melanjudkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi seperti Universitas/ Perguruan Tinggi, selama itu tidak mempengaruhi dan mengganggu pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dikantor.
Dalam hal promosi jabatan, berdasarkan hasil kuisioner, dapat dilihat pada tabel 9, diketahui sebanyak 5 orang (33,3 %) menyatakan selalu dipromosikan bila berprestasi dalam melakukan pekerjaan, sebagian lagi sebanyak 6 orang (40 %) responden menyatakan jarang mendapatkan promosi jabatan, dan ada juga 4 orang (26,7 %) responden yang menyatakan tidak pernah mendapatkan promosi jabatan.
b. Tanggung jawab sebagai seorang pimpinan dalam setiap kuputusan yang diambil. Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui penyebaran kuisioner kepada responden, dapat dilihat pada tabel 10 diperoleh hasil bahwa seluruh responden yang berjumlah 15 orang (100 %) berpendapat bahwa pimpinan bertanggung jawab tarhadap keputusan yang menimbulkan resiko. Segala resiko yang berhubungan dengan keputusan yang telah diambil oleh Lurah merupakan hal yang harus dipertanggung jawabkan secara penuh oleh Lurah selaku pimpinan.
c. Memberikan perhatian dan kepercayaan yang dapat disenangi oleh pegawai.
Salah satu wujud perhatian pimpinan kepada pegawai adalah membantu dan memberikan pengarahan bila pegawai mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan tugas, selain itu pimpinan juga memberikan juga memberikan kepercayaan dengan mengikutsertakan pegawai dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan kedinasan, hal ini dapat dilihat pada tabel 12, dimana seluruh pegawai yang berjumlah 15 orang (100 %) menyatakan bahwa pimpinan memberikan kepercayaan kepada pegawai dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.
(48)
d. Partisipasi, keaktifan pemimpin dalam hubungan kerja dengan pegawai
pimpinan cukup sering mengadakan dialog secara terbuka dan meminta pendapat atau saran dari para pegawai dalam menyelesaikan masalah-masalah kedinasan para pegawai. Pimpinan juga cukup berperan aktif dalam mengevaluasi tugas-tugas/ pekerjaan yang dilakukan pegawai. Pada tabel 16 dapat dilihat, dari 8 (53,3%) responden berpendapat bahwa pimpinan selalu melakukan evaluasi terhadap pekerjaan, sedangkan sisanya sebanyak 7 orang (46,7 %) responden menyatakan bahwa pimpinan kadang-kadang melakukan evaluasi terhadap pekerjaan. Evaluasi ini penting dilakukan agar dapat diketahui kekurangan atau kelemahan pegawai dalam mengerjakan tugas/pekerjaan, setalah itu dapat dicari solusi yang tepat agar hasil pekerjaan yang berikutnya bisa lebih baik lagi dari sebelumnya.
Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa pegawai diketahui bahwa pimpinan turut berpartisipasi aktif dalam hubungan kerja dengan para pegawai, salah satunya seperti: pimpinan sering menjadi mediator apabila ada perbedaan pendapat diantara sesama pegawai, pimpinan juga kadang-kadang mengadakan acara makan bersama yang tujuannya menjaga keharmonisan hubungan kerja dengan para pegawai.
Berkaitan dengna wawancara yang penulis lakukan kepada beberapa pegawai mengenai hubungan sosial interen diantara sesame pegawai dan antara pegawai dengan pimpinan/ atasan, diketahui sosial interen diantara sesama pegawai cukup baik membangun kebersamaan dalam pekerjaan walaupun secara pribadi mungkin ada juga terjadi perbedaan pendapat. Hubungan sosial interen pegawai dengan pimpinan juga cukup baik dan harmonis sekalipun tidak semua keinginan pegawai dapat terayomi oleh pimpinan.
e. memberikan sanksi atau hukuman kepada pegawai untuk memperbaiki kekeliruan atau kesalahan.
Berdasarkan hasil kusioner yang diperoleh dari para responden, dapat dilihat pada tabel 17, diketahui bahwa dari 15 orang responden ada sebanyak 8 orang (53, 3%) kalau pimpinan sering memberikan teguran maupun peringatan agar pegawai
(49)
memperbaiki kekeliruan dan bekerja dengan baik dan benar. Sisanya sebanyak 7 orang (46, 7 %) menjawab kadang-kadang pimpinan memberikan teguran maupun peringatan agar pegawai memperbaiki kekeliruan atau kelalaian dalam bekerja.
Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang pegawai, diketahui bahwa pimpinan pernah memberikan sanksi untuk memperbaiki kekeliruan, kelalaian atau kesalahan, pegawai. Sanksi yang diberikan dapat berupa teguran secara lisan dan tulisan (tertulis), pegawai yang dinilai tidak mempu melaksanakan pekerjaan untk berikutnya tidak lagi diserahi tugas sebagai bentuk hukumnya.
f. Prestasi kerja
dalam hal jumlah hasil pekerjaan, berdasarkan hasil kuisioner yang diperoleh dari para responden, dapat dilihat pada tabel 19, diketahui sejumlah 8 orang (53,3 %) responden berpendapat bahwa hasil pekerjaan yang dilakukan telah sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan sebanyak 7 orang (46,7 %) responeden berpendapat hasil pekerjaan yang dilakukan kurang sesuai dengan yang diharapkan, meskipun kadang-kadang pernah mencapai hasil kerja melebihi rencana semula.
Dalam hal penguasaan tugas rutin, sebagian besar pegawai di kantor Keluran Sei Putih Tengah telah dapat menguasai tugas rutin. Meskipun pimpinan tidak masuk kantor atau berhalangan hadir, sebagian besar pegawai selalu berusaha bekerja dengan kesungguhan hati karena mereka menganggap pekerjaan itu merupakan Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) setiap pegawai dan harus dipertanggung jawabkan.
Untuk mengurangi kejenuhan akibat pekerjaan rutin maka sebagian besar pegawai memilih berdiskusi di luar jam kerja, walaupun tidak jarang pula pada saat jam kerja diskusi/ ngobrol atau tukar pikiran dulakukan oleh pegawai merasa telah mengeluarkan kecakapan atau keterampilan yang dimiliki secara maksimal dalam melakukan pekerjaan. Namun tak jarang pula pegawai mendengar adanya keluhan-kelurahan dari pihak masyarakat yang merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan.
(50)
Agar tugas dapat diselesaikan pada waktunya, maka pimpinan sering memberikan petunjuk atau arahan kepada bawahan/ pegawai untuk tepat waktu dalam melaksanakan pekerjaan agar tugas yang diberikan dapat diselesaikan pada waktunya, sehingga pelayanan yang diberikan dapat lebih optimal.
(51)
BAB VI PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka pada bab ini penulis akan menyimpulkan dan memberi saran atau masukan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.
A. Kesimpulan
1. Peranan kepemimpinan Lurah dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah Medan ini sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik, hal tersebut dapat diketahui dari jawaban para responden selama melakukan penelitian melalui penyebaran kuisioner dan wawancara kepada beberapa pegawai. Sebagian besar dari jawaban responden menunjukkan bahwa Lurah Sei Putih Tengah telah mampu menjalankan tugasnya dengan baik dalam memimpin bawahan di kantor tersebut. Mereka menganggap bahwa Lurah telah mampu mengarahkan serta memberikan motivasi bagi para pegawai untuk menyelesaikan masalah kedinasan yang dihadapi serta masukan-masukan penting dalam menciptakan sistem kerja yang lebih efektif dan lebih efisien. Pekerjaan-pekerjaan yang telah diserahkan kepada pegawai akan dimintai hasilnya oleh Lurah agar kemudian dapat dievaluasi dan dapat melihat segala kelemahan atau kekurangan yang ada, setelah itu mencari solusi yang tepat agar hasil pekerjaan yang berikutnya lebih baik lagi bagi sebelumnya.
2. Lurah merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap segala pekerjaan dan keputusan yang telah diambil di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah Medan. Pentingnya suatu evaluasi pekerjaan bagi Lurah adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban pekerjaan tersebut kepada Pemerintahan Kecamatan Medan Petisah.
3. Ketika ada suatu masalah dalam melaksanakan suatu pekerjaan, Lurah selaku pimpinan dinilai telah mampu mengatasi sebagian besar dari masalah tersebut dengan memberikan arahan dan solusi bagi permasalahan tersebut. Para pegawai biasanya melakukan konsultasi kepada Lurah jika ada permasalahan yang terjadi
(52)
dalam pekerjaan yang berhubungan dengan kedinasan, dan hal tersebut biasanya adalah berdasarkan permintaan Lurah.
4. Lurah merupakan orang yang memiliki wewenang dalam melakukan pengisian daftar penilaian prestasi pegawai, dan hal tersebut berpengaruh bagi perkembangan karir dan promosi para pegawai Lurah Sei Putih, sehingga para pegawai akan berusaha untuk melakukan tuganya dengan baik. Penilaian terhadap sikap dan kinerja kerja pegawai dilakukan oleh Lurah melalui pengamatan Langsung.
(53)
B. Saran
1. Perlu adanya sikap dari Pimpinan untuk lebih bersosialisasi dengan pegawai agar lebih memperhatikan kondisi kesejahtraan pegawai, Lurah harus mampu mengarahkan segala kemampuan yang dimiliki untuk memperjuangkan dan memahami kondisi dan keadaan sesungguhnya para pegawai.
2. Perkembangan Zaman yang semakin pesat memang tidak bisa kita dihindari, perlu adanya perhatian pimpinan dalam melihat fasilitas kantor yang kurang memadai, misalnya masih tidak adanya computer dalam mengerjakan surat-menyurat perkantoran, hal ini menjadi perhatian utama pimpinan agar tercapainya tugas-tugas pegawai secara optimal.
3. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh sebuah organisasi sebaiknya Lurah selaku pemimpin mempunyai sika-sifat kepemimpinan yang lebih baik dari para bawahannya, seperti : kecerdasan, tanggung jawab, dan mampu menghargai orang lain.
4. Untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai perlu Lurah menaruh perhatian dalam hal peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan pelatihan dan pimpinan juga selalu selalu mendukung dengan memberikan motivasi dorongan kepada setiap pegawai yang ingin meningkatkan pendidikan seperti melanjudkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi seperti Universitas/ Perguruan Tinggi, selama itu tidak mempengaruhi dan mengganggu pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dikantor.
5. Perlu adanya sikap keterbukaan antara pimpinan dan pegawai agar tercipta suatu kesepakatan bersama dalam hal penerapan disiplin kerja yang lebih baik dalam meningkatkan prestasi kerja. Hendaknya pimpinan tidak hanya menjalankan segala peraturan yang telah ditetapkan dari pusat, tetapi bisa dilakukan dengan lebih berprestasi sesuai dengan lingkungan kerja dengan tidak melanggar aturan dari pemerintahan pusat sehingga pegawai tidak merasa jenuh dalam melaksanakan pekerjaan dan secara otomatis prestasi kerjapun lebih meningkat.
(54)
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Darmadi, Z. Bambang. 2005. Kepemimpinan, Manajemen dan Bisnis. Amara Books: Yogyakarta.
Gibson. 1995. Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Protes. Erlangga: Jakarta.
Siagian, S. P. 1994. Teori dan Praktek Kepemimpinan. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Sigit, Suhardi. 2003. Perilaku Organisasional. BPFE UST: Yogyakarta.
Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES: Jakarta
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito: Bandung.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung.
Sutarto. 2001. Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Thoha, Miftha. 1995. Kepemimpinan dalam Manajemen. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
(55)
Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. PT Graha Ilmu: Yogyakarta
(1)
Agar tugas dapat diselesaikan pada waktunya, maka pimpinan sering memberikan petunjuk atau arahan kepada bawahan/ pegawai untuk tepat waktu dalam melaksanakan pekerjaan agar tugas yang diberikan dapat diselesaikan pada waktunya, sehingga pelayanan yang diberikan dapat lebih optimal.
(2)
BAB VI PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka pada bab ini penulis akan menyimpulkan dan memberi saran atau masukan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.
A. Kesimpulan
1. Peranan kepemimpinan Lurah dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah Medan ini sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik, hal tersebut dapat diketahui dari jawaban para responden selama melakukan penelitian melalui penyebaran kuisioner dan wawancara kepada beberapa pegawai. Sebagian besar dari jawaban responden menunjukkan bahwa Lurah Sei Putih Tengah telah mampu menjalankan tugasnya dengan baik dalam memimpin bawahan di kantor tersebut. Mereka menganggap bahwa Lurah telah mampu mengarahkan serta memberikan motivasi bagi para pegawai untuk menyelesaikan masalah kedinasan yang dihadapi serta masukan-masukan penting dalam menciptakan sistem kerja yang lebih efektif dan lebih efisien. Pekerjaan-pekerjaan yang telah diserahkan kepada pegawai akan dimintai hasilnya oleh Lurah agar kemudian dapat dievaluasi dan dapat melihat segala kelemahan atau kekurangan yang ada, setelah itu mencari solusi yang tepat agar hasil pekerjaan yang berikutnya lebih baik lagi bagi sebelumnya.
2. Lurah merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap segala pekerjaan dan keputusan yang telah diambil di kantor Kelurahan Sei Putih Tengah Medan. Pentingnya suatu evaluasi pekerjaan bagi Lurah adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban pekerjaan tersebut kepada Pemerintahan Kecamatan Medan Petisah.
3. Ketika ada suatu masalah dalam melaksanakan suatu pekerjaan, Lurah selaku pimpinan dinilai telah mampu mengatasi sebagian besar dari masalah tersebut
(3)
dalam pekerjaan yang berhubungan dengan kedinasan, dan hal tersebut biasanya adalah berdasarkan permintaan Lurah.
4. Lurah merupakan orang yang memiliki wewenang dalam melakukan pengisian daftar penilaian prestasi pegawai, dan hal tersebut berpengaruh bagi perkembangan karir dan promosi para pegawai Lurah Sei Putih, sehingga para pegawai akan berusaha untuk melakukan tuganya dengan baik. Penilaian terhadap sikap dan kinerja kerja pegawai dilakukan oleh Lurah melalui pengamatan Langsung.
(4)
B. Saran
1. Perlu adanya sikap dari Pimpinan untuk lebih bersosialisasi dengan pegawai agar lebih memperhatikan kondisi kesejahtraan pegawai, Lurah harus mampu mengarahkan segala kemampuan yang dimiliki untuk memperjuangkan dan memahami kondisi dan keadaan sesungguhnya para pegawai.
2. Perkembangan Zaman yang semakin pesat memang tidak bisa kita dihindari, perlu adanya perhatian pimpinan dalam melihat fasilitas kantor yang kurang memadai, misalnya masih tidak adanya computer dalam mengerjakan surat-menyurat perkantoran, hal ini menjadi perhatian utama pimpinan agar tercapainya tugas-tugas pegawai secara optimal.
3. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh sebuah organisasi sebaiknya Lurah selaku pemimpin mempunyai sika-sifat kepemimpinan yang lebih baik dari para bawahannya, seperti : kecerdasan, tanggung jawab, dan mampu menghargai orang lain.
4. Untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai perlu Lurah menaruh perhatian dalam hal peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan pelatihan dan pimpinan juga selalu selalu mendukung dengan memberikan motivasi dorongan kepada setiap pegawai yang ingin meningkatkan pendidikan seperti melanjudkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi seperti Universitas/ Perguruan Tinggi, selama itu tidak mempengaruhi dan mengganggu pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dikantor.
5. Perlu adanya sikap keterbukaan antara pimpinan dan pegawai agar tercipta suatu kesepakatan bersama dalam hal penerapan disiplin kerja yang lebih baik dalam meningkatkan prestasi kerja. Hendaknya pimpinan tidak hanya menjalankan segala peraturan yang telah ditetapkan dari pusat, tetapi bisa dilakukan dengan lebih berprestasi sesuai dengan lingkungan kerja dengan tidak melanggar aturan dari pemerintahan pusat sehingga pegawai tidak merasa jenuh dalam melaksanakan pekerjaan dan secara otomatis prestasi kerjapun lebih meningkat.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Darmadi, Z. Bambang. 2005. Kepemimpinan, Manajemen dan Bisnis. Amara Books: Yogyakarta.
Gibson. 1995. Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Protes. Erlangga: Jakarta.
Siagian, S. P. 1994. Teori dan Praktek Kepemimpinan. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Sigit, Suhardi. 2003. Perilaku Organisasional. BPFE UST: Yogyakarta.
Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES: Jakarta
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito: Bandung.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung.
Sutarto. 2001. Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Thoha, Miftha. 1995. Kepemimpinan dalam Manajemen. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
(6)
Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. PT Graha Ilmu: Yogyakarta