Hasil dan Intrepetasi Pap smear

setelah kira-kira satu jam lalu akan dikeringkan sebelum dikirim ke untuk pemeriksaan laboratorium sitologi bersama-sama dengan formulir yang telah lengkap diisi tadi. Apabila sampai ke laboratorium sitologi, sediaann ini selanjutnya akan dipulas menurut Papanicolaou ataupun menurut Harris-Schorr Suzanne et al., 2009.

2.2.6. Hasil dan Intrepetasi Pap smear

Ahli sitologi cytologist akan memeriksa sampel yang dihantar ke laboratorium dan akan memberikan maklum balas berkaitan hasil dari pemeriksaan yang telah dilakukan seperti berikut Oats dan Abraham, 2005. a Tidak memuaskan unsatisfactory Diagnosis tidak dapat dilakukan dari sampel yang dihantar mungkin karena sampel tersebut mengandungi terlalu sedikit sel, tidak mengandungi sel endoservikal sama sekali, ataupun proses pembuatan apusan tidak benar. Untuk sampel seperti ini, mereka meminta untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear ulang selepas empat minggu. b Inflamasi inflammatory or inconclusive Nuklei atau nuclei pada sampel yang dihantar terganggu dan tidak dapat ditentukan diagnosnya karena effek dari infeksi vagina seperti Trichomoniasis atau Gardnerella. Dokter akan diminta untuk mengobati infeksi yang dialami oleh pasien terlebih dahulu kemudian baru mengulangi kembali pemeriksaan ini. c Normal Jika hasil Pap Smear normal, maka pasien diminta untuk datang menjalani pemeriksaan ini semula setelah satu hingga dua tahun. d Diskaryosis ringan mild dyskaryosis Diduga mungkin mengalami Cervical Intraepithelial Neoplasia 1 CIN 1. Dari hasil slide apusan mungkin menunjukkan infeksi HPV tanpa diskaryosis, infeksi HPV dengan diskaryosis atau bisa juga diskaryosis tanpa infeksi HPV. Universitas Sumatera Utara e Diskaryosis sederhana moderate dyskaryosis Diduga mungkin mengalami CIN 2. f Diskaryosis berat severe dyskaryosis Diduga mungkin mengalami CIN 3. Interpretasi dan dokumentasi dari jawaban sitologi : a. Negatif : Tidak ditemukan sel ganas, ulangi pemeriksaan Sitologi dengan satu tahun lagi. b. positif : Terdapat sel-sel ganas. Menurut Manuaba 2005, Klasifkasi Papanicolaou adalah sistem yang pertama kali ditemukan oleh Papanicolaou dan sistem ini membagi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas. Dengan adanya perkembangan sitologi dibidang diagnostik, ahli menganjurkan untuk menggantikan Klasifikasi Papanicoloau ini karena sistem ini dianggap tidak mencerminkan pengertian neoplasia serviks atau vagina, tidak mempunyai padanan dengan terminologi histopatologi, tidak mencantumkan diagnosis non kanker, tidak menggambarkan interpretasi yang seragam, dan seterusnya tidak menunjukkan suatu pernyataan diagnosis. Laporan hasil pemeriksaan Pap Smear yang abnormal bisa juga dibuat dalam bentuk klasifikasi yaitu Klasifikasi Sistem Bethesda 2001. Klasifikasi ini pada awalnya dirancang dan ditujukan untuk pelaporan spesimen sitologi serviks. Namun sekarang ini, ia juga diaplikasikan dalam kebanyakan pelaporan jaringan sitologi dengan terminologi Skuamous Intraepithelial Lesion SIL yang terbagi menjadi dua subdivisi yaitu low grade dan high grade. Lesi low grade LSILLGSIL berhubungan dengan CIN 1 dan juga lesi HPV-induced yang belum terkualifikasi sebagai CIN 1. Sedangkan lesi high grade HSILHGSIL berhubungan dengan CIN II dan CIN III serta Ca insitu. Universitas Sumatera Utara The 2001 Bethesda System Categorizing Of Epithelial Cell Abnormalities Sel skuamosa a Atypical glandular cells ASC a. Of undetermined significance ASC-US b. Atypical squamous cells with high-grade intraepithelial lesion ASC- HSIL cannot be ruled out b Low grade squamous intraepithelial lesions LSIL c LSIL mencakup semua lesi prakanker serviks yang mulai dari infeksi HPV, displasi ringan dan CIN 1 d High-grade squamous intraepithelial lesions HSIL e HSIL mencakup semua lesi prakanker serviks yaitu dysplasia sedang CIN II, dysplasia berat CIN III dan karsinoma insitu. f Karsinoma sel skuamosa serviks invasif Sel glandular a Atypical glandular cells AGC b Atypical glandular cells, favour neoplastic c Endocervical adenocarcinoma in situ d Adenocarcinoma O’Connell dan Dor, 2009 Apabila hasil pemeriksaan Pap Smear ini telah dikeluarkan dan dikirim kepada dokter yang bertanggungjawab terhadap pemeriksaan ini, maka langkah selanjutnya adalah pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada pasien. Pemberitahuan ini bisa disampaikan kepada pasien melalui panggilan telefon ataupun surat yang dihantar ke rumah pasien. Hal ini berlaku kepada hasil pemeriksaan Pap Smear yang normal dan juga yang abnormal. Sekiranya laporan hasil pemeriksaan Pap Smear dijumpai abnormal, maka menjadi tanggungjawab dokter untuk memberi penjelasan yang sebaiknya kepada pasien agar mereka paham. Ramai pasien yang akan menjadi Universitas Sumatera Utara gelisah atau cemas bila mengetahui mereka mendapat infeksi HPV karena beranggapan ini merupakan suatu hal yang serius dan bisa mengancam kesehatan mereka. Maka, sebaiknya dokter menjelaskan kepada pasiennya disebalik maksud laporan Pap Smearnya dan apa prosedur yang perlu dilakukan pada tahap selanjutnya Oats dan Abraham, 2005. 2.3. Kanker Serviks 2.3.1. Definisi

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Tentang Pap Smear Sebagai Salah Satu Langkah Deteksi Awal Kanker Serviks Di Kelurahan Padang Bulan

1 44 73

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pap Smear di Kelurahan Sei Kera Hilir II Medan Tahun 2010

2 48 70

Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita tentang Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Gedung Johor

0 68 75

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DAN TINDAKAN PEMERIKSAAN Hubungan Antara Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kanker Serviks dan Tindakan Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap.

0 5 17

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP WANITA TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP WANITA TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA JETIS KELURAHAN KWARASAN SUKOHARJO.

0 1 14

PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP WANITA TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA JETIS KELURAHAN KWARASAN SUKOHARJO.

0 1 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) MENGENAI PAP SMEAR DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAP SMEAR.

0 0 9

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode056

0 0 3

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA MENIKAH TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI KELURAHAN PURNAMA KECAMATAN DUMAI BARAT TAHUN 2013

0 0 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS UMBULHARJ0 1 YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks dengan Perilaku Pemeriksaan PAP Smear

0 0 14