luar nasabah tersebut, maka BRI akan mengganti dana nasabah yang hilang setelah ada hasil verifikas dalam waktu dua hari setelah hasil verifikasi selesai.
73
C. Tanggung Jawab Bank Terhadap Simpanan Dalam Praktek Perbankan
Industri perbankan merupakan salah satu komponen sangat penting dalam perekonomian nasional. Kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan merupakan salah
satu kunci untuk kelangsungan perekonomian nasional ini. Kepercayaan ini dapat diperoleh dengan adanya kepastian hukum dalam pengaturan dan pengawasan bank serta menjamin
simpanan nasabah bank untuk meningkatkan kelangsungan usaha bank yang sehat. Kelangsungan usaha secara sehat dapat menjamin keamanan simpanan para nasabahnya serta
meningkatkan peran bank sebagai penyedia jasa pembangunan dan pelayan jasa perbankan.Oleh sebab itu Bank Rakyat Indonesia menjaminkan dana simpanan nasabah
Untuk dapat mengambil kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan maka dibuatlah suatu Lembaga Penjamin Simpanan yang dapat melindungi uang masyarakat yang
dihimpun dalam suatu bank dari kondisi bank gagal. Bank gagal failing bank adalah suatu kondisi dimana bank mengalami kesulitan keuangan dan membahayakan kelangsungan
usahanya serta tidak dapat lagi disehatkan oleh LPS sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.Bank Rakyat Indonesia yang berada dibawah naungan Lembaga Penjamin Simpanan
mampu memberikan perlindungan dan tanggung jawab hukum menurut dasar hukum dari Lembaga Penjamin Simpanan.Adapun dasar hukum dari lembaga ini adalah Undang-Undang No.
24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan LPS. Di Indonesia Lembaga Penjamin Simpanan ini baru dikenal pada tahun 1973 dengan
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1973 tentang Jaminan Simpanan Uang
73
Wawancara dengan Raskita Sinulingga Priority Banking Officer BRI.
pada Bank. Latar belakang dikeluarkannya peraturan tersebut, yaitu untuk meningkatkan minat masyarakat berhubungan dengan lembaga perbankan, memperluas lalu lintas pembayaran giral,
juga untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan lembaga perbankan. Ketentuan Peraturan Pemerintah mengenai Asuransi Deposito tersebut sangatlah ideal, yaitu :
1. Semua bank kecuali bank asing diwajibkan menjaminkan simpanan uang pihak ketiga, baik
yang berupa giro, deposito, maupun tabungan. 2.
Penyelenggara jaminan, yaitu Bank Indonesia, dengan tugas menjamin simpanan uang pihak ketiga yang terdaftar pada bank terjamin atas nama perorangan, perkumpulan, dan badan-
badan lainnya, kecuali simpanan giro, deposito, dan tabungan milik pemerintah dan bank, memungut premi jaminan, dan bertindak sebagai pengampu atau likuidator.
Kegiatan lembaga penjaminan tersebut tidak efektif, bahkan sepertinya tidak dilaksanakan. Keberadaan lembaga tersebut tidak dilanjutkan dalam Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan. Sejalan dengan program perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
perbankan dan dilandasi kesadaran begitu pentingnya sandaran hukum mengenai Lembaga Penjamin Simpanan asuransi deposito maka pada pada Undang-Undang Nomor 10 tahun1998
diatur adanya kewajiban setiap bank untuk menjamin dana masyarakat. Akhirnya pada tahun dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004
tentang Lembaga Penjamin Simpanan, yang kemudian diantaranya ditindaklanjuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2005 Tentang Modal awal Lembaga
Penjamin Simpanan dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2005 tentang penjamin simpanan nasabah bank berdasarkan prinsip syariah. Lembaga Penjamin Simpanan merupakan
badan hukum yang mempunyai kedudukan sebagai lembaga yang independen, transparan, dan
akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan, yaitu menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem
perbankan sesuai dengan kewenangannya. Seluruh kewenangan yang cukup besar yang dimiliki Lembaga Penjamin Simpanan
karena fungsinya yang sangat penting dari lembaga tersebut, yaitu menjamin simpanan nasabah bank dan melakukan penyelesaian atau penanganan bank gagal.LPS menjamin
simpanan nasabah bank yang berbentuk giro,deposito,tabungan,dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.Nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada suatu bank
paling banyak Rp 100.000.000,-seratus juta rupiah. Dengan fungsi yang berat tersebut diharapkan dapat memelihara kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan dan dapat
meminimumkan risiko yang membebani anggaran negara atau resiko yang menimbulkan moral hazard.
74
Dengan adanya peranan Lembaga Penjamin Simpanan hal tersebut dapat membantu pihak Bank dalam mewujudkan tanggung jawabnya terhadap dana simpanan nasabah.
74
Djumaha Muhammad, Drs, S.H., Hukum Perbankan di Indonesia, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal. 142-148.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan