Di dalam perjanjian terdapat unsur janji yang diberikan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain. Dalam perjanjian ini orang terikat kepada akibat hukum yang muncul
karena kehendaknya sendiri. Bank harus memperhatikan apakah nasabah yang akan melakukan perjanjian terhadap
bank tersebut telah memenuhi syarat kecakapan. Selain itu, perjanjian harus dibuat dengan adanya kesepakatan para pihak, para pihak yang akan menentukan hal-hal apasaja yang akan
diperjanjikan. Setiap perjanjian atau kontrak harus memperhatikan syarat-syarat sahnya perjanjian
seperti yang telah diuraikan di atas, tidak terkecuali terhadap perjanjian yang dilakukan oleh nasabah dan bank. Baik perjanjian-perjanjian yang berbentuk formulir-formulir atau aplikasi-
aplikasi yang diisi oleh nasabah dan disetujui oleh bank.
C. Berakhirnya Pembebanan Simpanan Dalam Perjanjian Bank
Mengenai sifat perjanjian pembebanan simpanan ini adalah sebagai perjanjian yang bersifat sebagai accesoir yang senantiasa merupakan perjanjian yang dikaitkan dengan perjanjian
pokok, mengabdi pada perjanjian pokok. Sebagai perjanjian yang bersifat accessoir perjanjian tersebut akan memperoleh akibat hukum sebagai berikut :
1. adanya tergantung pada perjanjian pokok
2. hapusnya tergantung pada perjanjian pokok
3. jika perjanjian pokok batal, ikut batal
4. ikut beralih dengan beralihnya perjanjian pokok
Suatu perjanjian dapat hapus selain atas persetujuan kedua belah pihak, juga dapat hapus karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.
67
Suatu perjanjian pada umumnya berakhir apabila tujuan perjanjian tersebut telah tercapai. Masing-masing pihak telah saling memenuhi prestasi yang telah diperjanjikan
sebagaimana yang mereka kehendaki dalam mengadakan perjanjian tersebut. Mengenai berakhirnya suatu perjanjian dapat terjadi karena :
1. Ditentukan oleh undang-undang mengenai batas berlakunya;
2. Ditentukan oleh para pihak dalam perjanjian;
3. Para pihak atau undang-undang menentukan terjadinya suatu peristiwa tertentu maka
perjanjian akan hapus, misalnya dengan meninggalnya salah satu pihak dalam perjanjian menyebabkan pemberian kuasa berakhir;
4. Pernyataan penghentian persetujuan oleh para pihak dalam perjanjian yang bersangkutan,
pernyataan berakhirnya suatu perjanjian harus ada pada perjanjian yang sifatnya sementara, misalnya perjanjian sewa menyewa;
5. Berakhirnya suatu perjanjian karena putusan hakim;
6. Berakhirnya suatu perjanjian karena tujuan perjanjian tersebut telah tercapai;
7. Dengan persetujuan para pihak.
Di dalam KUH Perdata telah mengatur tatacara hapusnya suatu perikatan dalam Pasal 1381, yaitu sebagai berikut :
1. Karena Pembayaran Pasal 1382-1403 KUH Perdata
67
M. Jumaha, Hukum Perbankan di Indonesia, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993.
2. Karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau penitipan Pasal
1404-1412 KUH Perdata 3.
Karena pembaharuan hutang atau Novasi Pasal 1413-1424 KUH Perdata 4.
Karena Perjumpaan hutang atau Kompensasi Pasal 1425-1435 KUH Perdata 5.
Karena percampuran hutang Pasal 1436-1437 KUH Perdata 6.
Karena Pembebasan hutang Pasal 1438-1443 KUH Perdata 7.
Karena musnahnya barang Pasal 1444-1445 KUH Perdata 8.
Karena batal dan pembatalan Pasal 1446-1456 KUH Perdata 9.
Karena berlakunya suatu syarat batal 10.
Karena lewatnya waktu, hal mana akan diatur dalam suatu bab tersediri Pasal 1946-1993 KUH Perdata.
68
68
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
BAB IV PENERAPAN PERLINDUNGAN HUKUM MENGENAI PERJANJIAN
ANTARA NASABAH DENGAN BANK MENGENAI SIMPANAN DALAM PERBANKAN
PADA BANK BRI CABANG PUTRI HIJAU MEDAN
A. Bentuk Perjanjian antara Bank dengan Nasabah mengenai Simpanan dalam praktek