pidana tentu saja diajukan dan disidangkan ke Pengadilan Negeri untuk mendapatkan vonis dari majelis hakim. Akan tetapi jika merujuk pada Undang-
Undang No. 24 Tahun 2003 dapat diketahui bahwa dalam hal pendapat DPR terhadap Presiden yang telah melakukan pelanggaran pidana ini diajukan ke
Mahkamah Konstitusi.
Maka timbul pertanyaan apakah kasus tersebut diselesaikan pada salah satu pengadilan yang dalam hal ini adalah Mahkamah Konstitusi atau dapatkah
kasus tersebut diajukan kepada dua pengadilan sekaligus yaitu pada Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung.
Terhadap permasalahan ini Laica Marzuki berpendapat bahwa pada kasus seperti ini tidak bisa diajukan ke Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung
secara bersamaan. Hal itu dipertegas dengan pendapatnya dalam prosedural penyelesaian kasus impeachment atau pemberhentian Presiden dan atau Wakil
Presiden adalah prosedural konstitusi meski kasus yang dihadapi adalah kasus pidana.
149
Akan tetapi menurut Suwoto Alm, idealnya yang mengadili Presiden terkait dengan kasus-kasus pidana adalah Mahkamah Agung dan bukan
Mahkamah Konstitusi.
150
E. Proses Impeachment di MPR
Apabila MK menjatuhkan putusan membenarkan pendapat DPR maka DPR menyelenggarakan Rapat Paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian
Presiden danatau Wakil Presiden kepada MPR. MPR setelah menerima usul DPR
149
Laica Marzuki,… ibid.
150
Ibid, bandingkan dengan pendapat Marsilam Simanjuntak yang menyatakan bahwa suatu kasus pidana yang melibatkan Presiden dapat diajukan pada dua lembaga yaitu Mahkamah Agung MA
dan Mahkamah Konstitusi MK.
wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usulan DPR dalam waktu selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari setelah MPR menerima usulan tersebut.
Tata cara Impeachment dalam lembaga MPR diatur dalam bab XV pasal 83 mengenai Tata Cara pemberhentian Presiden danatau Wakil Presiden Dalam
Masa Jabatannya Peraturan Tata Tertib Keputusan MPR RI nomor 7MPR2004 tentang Peraturan Tata Tertib MPR RI sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan MPR RI nomor 13MPR2004 tentang Perubahan Peraturan Tata Tertib MPR RI Pimpinan MPR kemudian mengundang Anggota MPR untuk
mengikuti Rapat Paripurna yang mengagendakan memutus usulan pemberhentian Presiden danatau Wakil Presiden yang diajukan oleh DPR. Pimpinan MPR juga
mengundang Presiden danatau Wakil Presiden untuk menyampaikan penjelasan yang berkaitan dengan usulan pemberhentiannya didalam rapat Paripurna Majelis.
Presiden danatau Wakil Presiden wajib hadir untuk memberikan penjelasan atas usul pemberhentiannya. Apabila Presiden danatau Wakil Presiden
tidak hadir untuk menyampaikan penjelasan, maka Majelis tetap mengambil putusan terhadap usul pemberhentian Presiden danatau Wakil Presiden.
Pengambilan Putusan terhadap usul pemberhentian Presiden danatau Wakil Presiden yang diajukan DPR setelah adanya putusan MK dilaksanakan
melalui mekanisme pengambilan suara terbanyak. Persyaratan pengambilan suara terbanyak itu adalah diambil dalam rapat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya
dari jumlah Anggota Majelis kuorum, dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 23 dari jumlah Anggota yang hadir yang memenuhi kuorum.
F. Kaitan Proses Impeachment dengan Beberapa Asas Hukum