apabila petani tidak membedakan sumber-sumber pendapatnnya untuk kebutuhan sehari-hari.
Menurut Awang 2005 besarnya kontribusi pendapatan hutan rakyat terhadap pendapatan total diketahui bahwa ada beberapa sumber pendapatan
petani hutan rakyat selain dari usaha tani rakyat di lahan tegalan dan pekarangan. Sumber pendapatan itu adalah dari usaha tani sawah, ternak, kerajinan bambu,
kerajinan kayu dan pendapatan lainnya. Pendapatan petani hutan rakyat di Desa Legokhuni ini bersumber dari
pertanian, hutan rakyat, peternakan dan usaha lain. Jumlah pendapatan dari usaha tani dipengaruhi oleh luasan hutan rakyat, sedangkan untuk pendapatan total
petani pengaruh luasan hutan rakyat tidak berpengaruh nyata. Kontribusi pendapatan yang dibahas dalam penelitian ini hanya menitik beratkan pada usaha
hutan rakyat.
2.6 Rumah Tangga
Rumah tangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik dan biasanya tinggal bersama serta makan bersama dari
satu dapur atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan serta mengurus keperluannya sendiri. Orang yang tinggal di rumah tangga ini disebut
anggota rumah tangga, sedangkan yang bertanggung jawab atau dianggap bertanggung jawab terhadap rumah tangga adalah kepala rumah tangga BPS
1995.
Dalam kegiatan di lapangan, ternyata rumah tangga petani bisa terdiri dari beberapa kepala keluarga, sehingga sulit ditentukan siapa anggota keluarga dan
siapa kepala keluarga dalam keluarga responen. White 1976 dalam Kartasubrata 1986 menyatakan ciri-ciri umum rumah
tangga petani di daerah pedesaan sebagai berikut : 1.
Rumah tangga memiliki dua fungsi rangka yaitu, unit produksi, konsumsi, reproduksi dalam arti luas dan interaksi sosial, ekonomi dan politik.
2. Tujuan rumah tangga di pedesaan adalah untuk mencukupi kebutuhan-
kebutuhan para anggota. 3.
Implikasi penting bagi pola penggunaan waktu, antara lain :
a. Rumah tangga petani miskin akan selalu bekerja keras untuk
mendapatkan produksi meskipun kecil. b.
Mereka seringkali terpaksa harus menambah kegiatan bertani dengan pekerjaan-pekerjaan lain walaupun lebih kecil dibandingkan dengan hasil
bertani. c.
Rumah tangga petani menunjukan ciri-ciri self exploitation. Menurut Soekanto et al. 1986, sebagian besar rumah tangga tersebut
bermata pencaharian sebagai penggarap pertanian, sedangkan pekerjaan sampingan hanya sebagai pekerjaan sambilan.
2.7 Analisis Finansial
Studi kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk menilai proyek yang akan dikerjakan di masa mendatang. Maksudnya adalah studi atau penelitian
dalam rangka untuk menilai layak atau tidaknya proyek investasi yang bersangkutan dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara ekonomis
Suratman 2002. Haming dan Basalamah 2003 menjelaskan studi kelayakan atas rencana
investasi harus dilakukan untuk semua aspek yang terkait sehingga keputusan investasi yang dibuat didukung oleh kelayakan dari semua aspek yang terkait
dimaksud, dan tidak hanya karena kelayakan aspek finansialnya saja. Studi mengenai aspek finansial merupakan aspek kunci dari suatu studi kelayakan.
Diakatakan demikian, karena sekalipun aspek lain tergolong layak, namun jika studi finansialnya memberikan hasil yang tidak layak, maka usulan proyek akan
ditolak karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi. Menurut Awaludin 2006 analisis finansial pengelolaan hutan rakyat
dapat dipakai sebagai ukuran keberhasilan dalam pengelolaan hutan rakyat lebih lanjut bagi masyarakat maupun pemerintah, serta untuk menentukan langkah-
langkah perbaikan dan peningkatan manfaat di masa yang akan datang, sehingga penggunaan dan alokasi sumberdaya yang terbatas dapat dimanfaatkan secara
lebih efisien. Aliran kas adalah uraian yang menggambarkan keadaan-keadaan
pengeluaran biaya dan penghasilanpemasukan manfaat tunai proyekinvestasi
dari waktu ke waktu selama periode anĂ¡lisis proyekinvesatasi. Uraian tersebut dapat berbentuk diagram atau tabel. Dari aliran kas yang memuat informasi
pengeluaran dan penghasilan tunai akan diperoleh pengetahuan tentang manfaat netto proyek. Dengan demikian, pada dasarnya aliran kas akan terdiri dari
informasi tentang pengeluaran expenditures tunai atau arus kas keluar cash outflows, penghasilan revenue tunai atau arus kas masuk cash inflows dan
manfaat netto pada masing-masing tahun operasi apabila periode pembungaan uang adalah tahunan Nugroho 2008.
Nugroho 2008 menyatakan bahwa di dalam problema ekonomi keteknikan perlu dipahami bahwa susunan aliran kas mempunyai karakteristik
sebagai berikut : 1.
Aliran kas disusun dengan asumsi kepastian certainty assumption 2.
Aliran kas merupakan perkiraan atau proyeksi-proyeksi 3.
Aliran kas dapat dikatakan sebagai simulasi-simulasi kejadian akan datang. Indikator-indikator analisis finansial terdiri dari nilai sekarang bersih Net
Present ValuueNPV, Rasio keuntunganBiaya Benefit Cost RatioBCR, dan Tingkat Pengambilan Internal Internal rate of ReturnIRR.
1. Nilai Sekarang Bersih Net Present ValueNPV
Menurut Nafarin 2004 Net Present Value adalah pembeda antara nilai sekarang dan arus kas keluar untuk membiayai investasi dimasa yang akan
datang. Net Present Value NPV memberikan ukuran nilai bersih investasi dalam nilai uang pada saat sekarang. Apabila nilai sekarang bersih NPV
positif + artinya usul investasi dapat diterima, sedangkan bila nilai sekarang bersih NPV negatif - maka usul investasi tidak diterimaditolak.
Menurut Keown 2001 dalam Indrayanti 2005 Net Present Value NPV secara teoritis merupakan kriteria yang tepat karena mengukur dampak
penerimaan proyek terhadap nilai ekuitas perusahaan.
2. Rasio KeuntunganBiaya Benefit Cost RatioBCR
Benefit Cost Ratio adalah nilai sekarang dari arus kas bersih pada masa depan terhadap pengeluaran awalnya. Benefit Cost Ratio BCR didapat
dengan membagi jumlah hasil diskonto pendapatan dengan jumlah hasil diskonto biaya Umar, 2001 dalam Indrayanti 2005.
12
Menurut Gitinger 1986 keuntungan dari Benefit Cost Ratio BCR adalah secara langsung dapat mencatat beberapa dasar tambahan biaya tanpa
mengakibatkan proyek secara ekonomis dan menarik.
3. Tingkat Pengambilan Internal Internal Rate of ReturnIRR
Internal rate of return IRR merupakan metode coba-coba sehingga nilai sekarang bersih sama dengan nol. Internal Rate of Return IRR suatu usul
investasi dapat diterima apabila IRR lebih besar dari laba yang dikehendaki oleh manajemen, laba yang dikehendaki manajemen tentunya lebih besar dari
biaya modal. Sebaliknya bila IRR lebih kecil dari laba yang dikehendaki manajemen, maka usul investasi ditolaktidak diterima Awaludin 2006.
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian mengenai manfaat hutan rakyat dilaksanakan di Desa Legokhuni, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Juli 2010.
3.2 Batasan Masalah
Pada analisis manfaat pengelolaan pola agroforestry, analisis biaya operasional dibatasi terhadap semua pengeluaran dalam pengelolaan hutan rakyat. Penerimaan
tahunan kegiatan hutan rakyat hasil tebangan akhir kayu dan hasil non-kayu. Sistem pengelolaan hutan rakyat dibatasi dari persiapan, penanaman hingga pemasaran.
Pendapatan dan pengeluaran petani yang dijadikan acuan data diambil daritiga tahun kebelakang.
3.3 Asumsi Dasar dari Penelitian