Analisis Data Peran usaha hutan rakyat dalam perekonomian rumah tangga di Desa Legokhuni, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat

Dalam menentukan nilai minimal sampel responden yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat menggunakan rumus seperti berikut : n = N 1 + N e 2 dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi E = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, misalnya 10 . Data sekunder dikumpulkan dengan teknik mencatat data yang sudah ada di instansi terkait dan studi pustaka. Pengambilan sampel pada penelitian di Desa Legokhuni ini menggunakan rumus slovin Sevila 2004. Dimana dari jumlah total penduduk desa, 327 jiwa diantaranya bermata pencaharian sebagai petani. Dari jumlah petani inilah didapatkan 32 responden yang dijadikan sampel untuk data penelitian ini, dengan menggunakan nilai kelonggaran ketidak telitian sebesar 17. Dasar yang digunakan dalam pengambilan responden adalah luasan hutan rakyat yang digarap. Jumlah responden yang didapat dibagi kedalam tiga strata yaitu strata I mempunyai luasan lahan 0,42 ha dengan jumlah responden 16 orang, strata II mempunyai luasan 0,42-0,902 ha dengan jumlah responden 10 orang, dan strata III mempunyai luasan 0,902 ha dengan jumlah 6 orang, sehingga didapatkan 32 responden ini.

3.6 Analisis Data

a. Kriteria Pembagian Hutan Rakyat berdasarkan luas lahan. Hutan Rakyat di Desa Legokhuni, Wanayasa Kabupaten Purwakarta merupakan hutan campuran dan juga perkebunan teh yang cukup produktif. Hutan rakyat dibagi menjadi tiga strata dengan batasan luasan sebagai berikut : i. Strata I : Luas lahan kurang dari 0,42 ha ii. Strata II : Luas lahan antara 0,42 – 0,902 ha iii. Strata III : Luas lahan lebih besar dari 0,902 ha b. Analisis Deskriptif Kuantitatif Analisis Deskriptif Kuantitatif menyangkut analisis tingkat pendapatan dan sumbangan masing-masing sektor ekonomi sebagai sumber pendapatan rumah tangga yaitu hutan rakyat dan non hutan rakyat terhadap pendapatan rumah tangga buruh dan pekerja jasa dengan tujuan untuk melihat pengaruh kedua jenis usaha petani hutan rakyat. Adapun analisis yang digunakan adalah : 1. Rata-rata Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani 16 Diperoleh dengan cara membagi antara pendapatan dan pengeluaran rumah tangga dari para petani per tahun dari jenis usaha tersebut dengan banyaknya rumah tangga responden. 2. Rata-rata Pendapatan dan Pengeluaran Total Rumah Tangga Petani Diperoleh dengan menjumlahkan total semua pendapatan dan pengeluaran rumah tangga para petani dari berbagai jenis usaha yang ada di tempat itu dengan banyaknya rumah tangga responden. 3. Kontribusi Kegiatan Sumber pendapatan petani tidak sama antara lain usaha tani, hutan rakyat, dan jasa. Dalam hal ini hanya membandingkan dua saja yaitu mencari pendapatan masyarakat dari usaha hutan rakyat dan peranannya terhadap pendapatan total masyarakat. Hasil hutan rakyat biasanya dijadikan sebagai sumber penghasilan. Nantinya diharapkan dapat membandingkan kontribusi dari masing-masing kegiatan seperti mencari kontribusi pendapatan dan pengeluaran responden hutan rakyat terhadap pendapatan dan pengeluaran total rata-rata selama tahun 2010. Untuk mencari pendapatan rumah tangga dari usaha bertani : X ki = 100 x Xt Xwi ∑ ∑ Keterangan : ∑Xwi = Pendapatan rumah tangga dari petani per tahun jenis usaha ke–i ∑Xt = Pendapatan rumah tangga total dari petani per tahun Xki = Kontribusi kegiatan yang diperoleh petani dari jenis usaha ke-i c. Analisis Kelayakan Usaha Analisis finansial digunakan untuk melihat kelayakan usaha secara finansial terhadap usahatani yang dilakukan. Analisis finansial dilakukan dengan metode analisa arus tunai yang didiskonto atau discount rate. Parameter untuk menentukan layak tidaknya tindakan investasi yang dilakukan dapat menggunakan empat parameter analisis finansial, yaitu : 1. Manfaat Aliran kas masuk Aliran kas masuk pada dasarnya merupakan proyeksi pemasukan uang manfaat dari berbagai sumber yang dapat diperhitungkan, seperti pemasukan dari hasil penjualan produk, pemasukan dari pinjaman, penjualan nilai sisa aset dan pemasukan lain-lain. 2. Biaya Aliran kas keluar 17 Aliran kas keluar pada dasarnya merupakan proyeksi biaya-biaya yang akan danatau telah dikeluarkan tergantung kapan penilaiananalisis dilakukan selama periode analisis investasi ditetapkan. 3. Periode investasi yang dianalisis i. Masa investasi n : terbatas NPV Net Present Value BCR Benefit Cost`Ratio IRR Internal Rate of Return ii. Masa investasi n : tak terbatas Capitalized cost NPV BCR IRR 1. Net Persent Value NPV Net Persent Value merupakan nilai sekarang dari manfaat atau pendapatan dan biaya atau pengeluaran. Dengan demikian apabila NPV bernilai positif dapat diartikan juga sebagai besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha. Sebaliknya NPV yang bernilai negatif menunjukan kerugian. NPV = t n t i Ct Bt 1 1 + − ∑ = Keterangan : Bt = penerimaan benefit pada tahun ke-t i = discount rate yang berlaku Ct = biaya cost pada tahun ke-t n = umur proyek tahun NPV0 ; maka proyek menguntungkan dan dapat atau layak dilaksanakan. NPV=0 ; maka proyek tidak untung dan tidak juga rugi, jadi tergantung pada penilaian subyektif pengambilan keputusan. NPV0 ; maka proyek ini merugikan karena keuntungan lebih kecil dari biaya, jadi lebih baik tidak dilaksanakan. 2. Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return yaitu tingkat suku bunga yang membuat proyek akan mengembalikan semua investasi salama umur proyek. Jika dinilai Internal Rate of Return 18 lebihkecil dari discount rate maka NPV0, artinya sebaiknya proyek itu tidak dilaksanakan. Inti analisis finansial adalah membandingkan antara pendapatan dengan pengeluaran, dimana suatu kegiatan atau usaha adalah feasible apabila pendapatan lebih besar dari pengeluaran. IRR = 1 2 2 1 1 1 i i x NPV NPV NPV i − + + Keterangan : i 1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif i 2 = discount rate yang menghasilkan NPV negative NPV 1 = NPV yang bernilai positif NPV 2 = NPV yang bernilai negative IRR discount rate yang berlaku; maka kegiatan investasi layak dijalankan IRR discount rate yang berlaku; maka kegiatan investasi tidak layak dijalankan. 3. Benefit Cost Ratio BCR Benefit Cost Ratio merupakan suatu cara evaluasi proyek dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil dengan nilai sekarang seluruh biaya proyek. BCR diperoleh dengan membagi jumlah pendapatan terdiskonto dengan jumlah hasil diskonto biaya. Apakah usaha tersebut sudah layak dilaksanakan atau tidak,maka kita perlu menghitung nilai BCR. Kriteria usaha tersebut haruslah lebih besar dari 1. BCR = ∑ ∑ = = + + n t t t n t t t i C i B 1 1 1 1 Keterangan : Bt = penerimaan benefit pada tahun ke-t Ct = biaya cost pada tahun ke-t t = umur proyek tahun i = discount rate yang berlaku BCR 1 ; maka proyek layak atau menguntungkan BCR 1 ; maka proyek tidak layak atau tidak menguntungkan 19 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi