Pengelolaan Hutan Rakyat Pengusahaan Hutan Rakyat

a. Agrisivikultur yaitu penggunaan lahan secara sadar dan dengan pertimbangan yang masak untuk memproduksi sekaligus hasil-hasil pertanian dari hasil hutan. b. Sylvopastural, yaitu sistem pengelolaan hutan dimana hutan dikelola untuk menghasilkan kayu dan juga memelihara ternak. c. Agrosylvo-pastoral, yaitu sistem dimana lahan dikelola untuk memproduksi hasil pertanian dan hasil kehutanan secara bersamaan dan sekaligus memelihara hewan ternak. d. Multipurpose forest tree production system, yaitu sistem dimana berbagai jenis kayu ditanam dan dikelola, tidak saja untuk menghasilkan kayu tetapi juga daun-daunan dan buah-buahan yang dapat digunakan sebagai bahan makanan manusia maupun dijadikan makanan ternak.

2.3 Pengelolaan Hutan Rakyat

Lembaga Penelitian IPB 1990 menyatakan bahwa kerangka dasar pengelolaan hutan rakyat melibatkan beberapa sistem, yaitu sistem produksi, sistem pengelolaan hasil dan sistem pemasaran hasil. Sitem produksi mengatur agar tercapainya keseimbangan produksi dalam jumlah, jenis dan kualitas tertentu serta tercapainya kelestarian usaha dari para pemilik lahan hutan rakyat. Sedangkan sistem pemasaran hasil mengatur tingkat penjualan yang optimal yaitu keadaan dimana semua produk yang dihasilkan dari hutan rakyat terjual di pasaran. Dalam pengelolaan hutan rakyat, pada umunya sistem silvikultur yang baik, seperti penggunaan bibit unggul, pengaturan jarak tanam dan pemeliharaan belum sepenuhnya diterapkan, sehingga pertumbuhan pohon dan mutu yang dihasilkan kurang baik.

2.4 Pengusahaan Hutan Rakyat

Biaya secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan. Jadi biaya pengusahaan hutan rakyat adalah segala bentuk korbanan ekonomi yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan untuk 8 mencapai tujuan pembangunan hutan rakyat. Pada prinsipnya biaya yang terlibat dalam perusahaan hutan rakyat dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu biaya produksi tetap fix cost dan biaya produksi berubah variable cost. Biaya produksi tetap adalah semua jenis biaya yang seolah-olah tidak berubah besarnya walaupun jumlah barang yang dihasilkan berubah, misalnya tanah. Sedangkan biaya produksi berubah adalah biaya produksi yang besarnya tergantung dari jumlah barang yang dihasilkan, misalnya membeli pupuk, bibit, upah tenaga kerja Sumatra 1963 dalam Indra 2007. Biaya variabel yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha hutan rakyat di lokasi penelitian hanya berkisar untuk penanaman, pemeliharaan dan penebangan saja. Sedangkan biaya tetap yang dikeluarkan adalah pajak lahan saja.

2.5 Pendapatan Rumah Tangga