Gambaran Kelompok Tani keadaan Umum Responden

lulus SD sebanyak 649 jiwa atau 28,13, dengan demikian tingkat pendidikan di Desa Legokhuni masih tergolong rendah dan ini dapat terlihat dari pekerjaan utama masyarakat desa yang hanya sebagai petani. Gambar 1 Lahan pertanian Desa Legokhuni, Purwakarta. Lahan yang digarap petani Desa Legokhuni ini terdiri dari tiga macam, yang pertama adalah lahan milik pribadi petani, kedua adalah lahan garapan milik petani lain yang diolah oleh responden dan yang terakhir adalah lahan garapan milik Perhutani KPH Purwakarta yang digarap oleh petani. Lahan garapan yang bukan milik pribadi dalam penghasilan komoditasnya dilakukan sistem bagi hasil dengan perbandingan sama rata antara petani penggarap dan pemilik lahan. Khusus petani penggarap lahan Perhutani, pembagian hasilnya memiliki sistem sendiri. Untuk pembagian hasil komoditas teh, perbandingan pembagian hasil antara pihak perhutani dan masyarakat adalah 30 : 70. Untuk pohon perbandingan bagi hasil antara Perhutani dan petani penggarap adalah 70 : 30. Penebangan pohon di lahan milik Perhutani ini dilakukan bila Perhutani sudah memberikan izin menebang pohon di lahan tersebut. Pada lahan garapan milik Perhutani ini biaya penanaman sampai penebangan dibebankan kepada petani yang menggarap.

4.3 Gambaran Kelompok Tani

Terdapat lima kelompok tani yang berdiri di Desa Legokhuni, yaitu Mekar Tani, Harapan Mekar, Mekar Sari, Mekar Jaya dan Harapan Sari. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani ini antara lain budidaya benih, penyuluhan pertanian, subsidi kegiatan pertanian dan kegiatan kehutanan. Kelompok tani 21 daerah ini biasanya bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk pengadaan bibit kehutanan serta penyuluhan pertanian dan kehutanan oleh dinas daerah setempat. Selain itu adapula pinjaman kegiatan kehutanan yang dikenal dengan nama Program PUAP Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ini merupakan bantuan dari pemerintah yang difasilitatasi oleh kelompok tani suatu desa. Besarnya pinjaman ini adalah Rp 1.000.000,00petani dengan bunga pinjaman sebesar 1,5 pembayaran dan dicicil 10 kali dengan waktu pengembalian satu tahun. PUAP ini merupakan dana pinjaman yang diberikan untuk kegiatan kehutanan, pertanian dan perikanan. Pinjaman ini diberikan kepada anggota kelompok tani secara bergiliran. Kelompok tani di desa ini kurang berjalan sebagaimana mestinya, karena pelaksanaan kegiatan hanya dilakukan ketika ada dana bantuan atau ketika terjadi permasalahan pertanian saja. Masalah pertanian ini bisa berupa penyerangan hama, produksi menurun atau sebagainya. 22 V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 keadaan Umum Responden

Tingkat pendidikan dari 32 responden kebanyakan hanya menamatkan sampai tingkat SD, yaitu sebanyak 24 orang. Sisanya di tingkat SMP, SMA dan perguruan tinggi tersebar masing-masing 4, 1 dan 2 responden Tabel 1. Data tersebut cukup menjelaskan masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di desa ini. Pendidikan dianggap bukan hal yang penting bagi kehidupan masyarakat. Kebanyakan dari mereka mengejar pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau membantu perekonomian keluarga. Hal ini juga cukup mempengaruhi pola pengelolaan hutan rakyat dan juga daya tangkap responden dalam menjawab soal kuisioner. Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan Strata Responden Jumlah I II III N n n n Tidak Sekolah 1 6,25 - 1 3,125 SD 13 81,25 8 80 3 50 24 75 SMP 1 6,25 1 10 2 33,33 4 12,5 SMA - 1 16,67 1 3,125 Kuliah 1 6,25 1 10 2 6,25 Jumlah 16 100 10 100 6 100 32 100 Seluruh responden mempunyai status sudah menikah dengan rata-rata anggota keluarga terdiri dari 4-5 jiwa. Persebaran mata pencaharian dalam responden ini didominasi oleh petani untuk semua tingkatan strata. Sedangkan tingkat kedua mata pencaharian responden adalah wiraswasta untuk strata I dan strata II masing-masing dua reponden saja. Wiraswasta untuk Desa Legokhuni biasanya berupa usaha warung di rumah responden, usaha rumah tangga berupa pembuatan simping dan semprong yang merupakan makanan khas daerah Purwakarta. Pada Strata III mata pencaharian responden hanya tertumpu pada pertanian sebesar 83,3. Kebanyakan untuk responden pada strata III berumur sudah diatas 40 tahun sehingga daya kerja tidak maksimal lagi, dan kegiatan pertanian merupakan kegiatan yang cocok karena tidak membutuhkan tenaga dan waktu setiap harinya. Pada strata ini juga kebanyakan dari responden menggunakan sistem upah terhadap pekerja untuk mengelola hutan rakyat milik mereka, sehingga pengeluaran untuk biaya usaha tani tinggi diakibatkan biaya upah tenaga kerja. Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan mata pencaharian pokok Mata Strata Responden Pencaharian I II III Jumlah n n n n IRT tidak bekerja 5 31,25 2 20 1 16,67 8 25 Petani 7 43,75 5 50 5 83,33 17 53,13 PNS 1 6,25 1 10 0.00 2 6,25 Wiraswasta 2 12,50 2 20 0.00 4 12,50 Swasta 1 6,25 0.00 1 3,13 Jumlah 16 100 10 100 6 100 32 100 5.2 Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat 5.2.1 Pola Tanam dan Jenis Tanaman