Latar Belakang Peran usaha hutan rakyat dalam perekonomian rumah tangga di Desa Legokhuni, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang mendapat tekanan tinggi, akan tetapi harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan kayu, air, lingkungan serta berbagai produk lainnya. Eksploitasi terhadap sumber daya hutan secara berlebihan merupakan salah satu bentuk tekanan, sehingga sumber daya hutan tidak mampu lagi memberikan manfaat yang diharapkan oleh masyarakat. Salah satu alternatif yang dapat ditawarkan untuk mengurangi tekanan tersebut adalah pembangunan hutan rakyat, yakni dengan menanam pohon yang mempunyai nilai komersial terutama di lahan-lahan yang marginal dan kurang produktif. Manfaat hutan rakyat bagi masyarakat sendiri dirasakan dari segi ekonomi, ekologi dan segi sosial. Hutan rakyat telah berkembang sejak lama di kalangan masyarakat Indonesia yang biasanya dilakukan secara tradisional oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari adanya hutan rakyat tradisional tanaman sejenis ataupun pola tanaman campuran. Khusus untuk hutan rakyat di Pulau Jawa pada umumnya hanya sedikit yang memenuhi luasan minimal sesuai dengan definisi hutan, dimana minimal luas lahan harus 0,25 hektar. Keadaan ini mendorong pemilik lahan untuk memanfaatkan seoptimal mungkin pengelolaan lahan mereka. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada umumnya pemilik lahan berusaha memanfaatkan lahan dengan membudidayakan tanaman-tanaman yang bernilai tinggi dan cepat menghasilkan. Pada bentuk pengelolaan hutan rakyat di Desa Legokhuni, terlihat bahwa komoditas teh Camellia sinensis menjadi prioritas utama dibandingkan pohon. Pemilik lahan melakukan hal ini sebab produktifitas teh lebih menjajikan dari segi ekonomi karena teh dapat dipanen sepanjang tahun dan keuntungannya dapat dirasakan setiap bulan oleh pemilik lahan. Hutan rakyat sampai saat ini masih banyak diusahakan oleh masyarakat di pedesaan, sehingga kontribusi manfaat hutan rakyat akan berdampak pada perekonomian desa. Manfaat ekonomi hutan rakyat secara langsung dapat dirasakan masing-masing rumah tangga para pelakunya dan secara tidak langsung berpengaruh pada perekonomian desa. Peran pengusahaan hutan rakyat dalam perekenomian desa, minimal mampu memberikan kontribusi pendapatan rumah tangga pelaku hutan rakyat, yang pada akhirnya memberikan kontribusi terhadap pendapatan desa. Selain peran dalam memberikan kontribusi pendapatan, pengusahaan hutan rakyat juga mampu memberikan lapangan pekerjaan terhadap masyarakat desa sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Produk yang dihasilkan dari hutan rakyat dapat berupa hasil tangible dan intangible. Produk tangible berupa kayu pertukangan, kayu industri, kayu serat, kayu energi, kopal, buah-buahan, damar, mata kucing, bunga dan nira. Produk intangible dari hutan diantaranya, pencegahan erosi tanah serta sebagai tempat resapan air. Hasil dari pembangunan hutan rakyat agroforestry dapat berupa kayu rakyat yang saat ini telah berkembang menjadi suatu komoditas yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup baik dan dirasakan masyarakat bahwa usaha ini dapat memberikan tambahan pendapatan. Namun demikian, kayu sebagai hasil hutan rakyat masih menempati posisi kurang penting sebagai komponen pendapatan rumah tangga petani di Desa Legokhuni. Kayu masih lebih banyak sebagai tabungan saja dan belum menjadi prioritas usaha, karena daurnya dirasakan sangat lama dibandingkan tanaman pertanian lainnya. Pohon umumnya ditanam sebagai pelindung atau pada ruang-ruang sisa dari komoditi lain seperti pada batas-batas lahan, pematang sawah dan lahan-lahan marjinal. Seperti hutan rakyat di Desa Legokhuni, pohon dimanfaatkan hanya sebagai peneduh tanaman teh saja dan juga sebagai batas kepemilikan lahan petani.

1.2 Perumusan Masalah