Waktu dan Tempat Penelitian Penetapan kadar zat menguap

beratnya konstan dan selanjutnya ditimbang. Kadar zat menguap arang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Kadar Zat Menguap = g gTanur BeratKerin g atContoh SelisihBer x 100

c. Penetapan kadar abu

Prosedur penetapan Kadar Abu mengacu pada Standar Nasional Indonesia SNI 06 –3730-1995 tentang syarat mutu dan pengujian arang aktif. Cawan yang sudah berisi contoh yang kadar air dan kadar zat menguapnya sudah ditetapkan, digunakan untuk mengukur kadar abu. Caranya cawan tersebut diletakkan dalam tanur, perlahan-lahan dipanaskan mulai dari suhu kamar sampai 600 o C selama 6 jam. Selanjutnya didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan, kemudian ditimbang bobotnya. Kadar abu arang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kadar Abu = g gTanur BeratKerin g BeratAbu x 100

d. Penetapan kadar karbon terikat

Prosedur penetapan Kadar Karbon Terikat mengacu pada Standar Nasional Indonesia SNI 06 –3730-1995 tentang syarat mutu dan pengujian arang aktif. Karbon terikat adalah fraksi karbon yang terikat di dalam ruang selain fraksi air, zat menguap dan abu. Pengukuran kadar karbon terikat dihitung dengan menggunakan rumus: Kadar Karbon Terikat = 100- Kadar Zat Menguap + Kadar Abu

3.3.4.3 Daya serap arang aktif a. Daya serap terhadap yodium

Prosedur penetapan daya serap arang aktif terhadap yodium mengacu pada Standar Nasional Indonesia SNI 06 – 3730-1995 tentang syarat mutu da pengujian arang aktif. Contoh uji arang aktif dan arang aktif komersial norit yang telah kering oven ditimbang sebanyak ± 0,25 g dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Kemudian contoh uji tersebut diberi larutan yodium 25 ml, diaduk dengan menggunakan stirer selama ± 15 menit. Larutan yang telah diaduk kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring, dan hasilnya dipipet 10 ml untuk titrasi menggunakan larutan thio. Titrasi dilakukan hingga larutan contoh uji berubah warna menjadi bening. Besarnya daya serap arang aktif terhadap yodium dihitung dengan rumus: Daya serap terhadap yodium mgg = 10 – Molaritas Thio 0.1 x ml Thio untuk titrasi x 12.693 x 2.5 Molaritas Yodium 0.1002 0.254 b. Daya serap terhadap kloroform dan benzena Penetapan daya serap arang aktif terhadap kloroform dan benzena mengacu pada Standar Nasional Indonesia SNI 06 – 3730-1995 tentang syarat mutu dan pengujian arang aktif. Cawan Petri yang telah kering oven ditimbang bobotnya, kemudian contoh uji arang aktif dan arang aktif komersial norit yang juga telah diletakkan diatas cawan Petri yang masih berada di atas neraca timbangan. Contoh uji tersebut diratakan hingga menutupi semua permukaan cawan Petri dan dicatat bobotnya. Selanjutnya dimasukkan ke dalam alat penyerap benzena dan kloroform, dibiarkan selama ±24 jam, dan ditimbang bobot akhirnya. Daya serap terhadap kloroform dan benzena dihitung dengan rumus berikut ini : Daya serap kloroform benzena = Berat contoh awal g – Berat Kering Tanur g x 100 Berat Kering Tanur g

3.3.5 Derajat kristalinitas arang dan arang aktif

Penetapan derajat kristalinitas arang dan arang aktif bertujuan untuk mengetahui persentase struktur arang yang berfungsi sebagai penyerap. Penetapan derajat kristalinitas tersebut mengacu pada petunjuk teknis penggunaan X-Ray Difractometer Iguchi 1997, Jimenez et al. 1999, Kercher 2003. Untuk mengukur derajat kristalin, jarak antar lapisan, tinggi dan lebar lapisan antar aromatik serta jumlah aromatik digunakan difraksi sinar x XRD Shimadzu, XDDI dengan sumber radiasi tembaga.

3.3.6 Rancangan percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan perlakuan suhu karbonisasi yang berbeda terdiri dari: S0 = Kontrol Bahan mentah yang tidak dikarbonisasi S1 = Karbonisasi pada suhu 200 °C S2 = Karbonisasi pada suhu 300 °C S3 = Karbonisasi pada suhu 400 °C S4 = Karbonisasi pada suhu 500 °C S5 = Karbonisasi pada suhu 600 °C S6 = Karbonisasi pada suhu 700 °C S7 = Karbonisasi pada suhu 800 °C Setiap kombinasi perlakuan menggunakan 270 g kulit akasia dengan jumlah ulangan sebanyak 3 kali sehingga yang dibutuhkan sebanyak 810 g kulit akasia. Model rancangan yang digunakan adalah Mattjik 2002 : Yij = µ + αi + εij Yijk = Nilai respon dari ulangan ke- j dan perlakuan ke- i µ = Nilai rata-rata umum respon keseluruhan αi = Tambahan respon terhadap rata-rata umum dari perlakuan ke- i εijk = Simpangan sisaan acak dari ulangan ke- j dalam perlakuan ke- i

3.3.7 Analisis data

Analisis data hasil pengamatan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13 dan Minitab 15. Sidik ragam dengan Uji F terhadap variabel yang diamati dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan, dengan hipotesis sebagai berikut : H0 = Perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas arang dan arang aktif H1 = Perlakuan berpengaruh nyata terhadap kualitas arang dan arang aktif Kriteria pengambilan keputusan untuk kriteria yang diuji adalah : F hitung F tabel : terima H0 F hitung F tabel : tolak H0 Data-data untuk persentase dikonfersi ke arc √x untuk keperluan sidik ragam .