Derajat kristalinitas arang dan arang aktif Rancangan percobaan Analisis data

3.3.8 Diagram alir proses penelitian

Tahapan proses penelitian dapat dilihat melalui gambar berikut ini : a. Pembuatan dan Pengujian Arang Kulit Akasia Kulit Akasia Karbonisasi Arang Pengujian Sifat Fisika dan Kimia Pengujian Derajat Kristalinitas Dibandingkan dengan SNI Untuk mengetahui suhu optimum yang digunakan sebagai suhu karbonisasi arang aktif Gambar 1 Diagram Alir Proses Pembuatan dan Pengujian Arang Kulit Akasia. Kadar Air Kadar Zat Menguap p Kadar Abu Kadar Karbon Terikat b. Pembuatan dan Pengujian Arang Aktif Kulit Akasia Kulit Akasia Karbonisasi dan Aktivasi Arang Aktif Pengujian Sifat Fisika Pengujian Pengujian dan Kimia Daya Serap Derajat Kristalinitas Dibandingkan dengan SNI Untuk mengetahui kualitas arang aktif kulit akasia yang memenuhi standar sebagai penyerap Gambar 2 Diagram Alir Proses Pembuatan dan Pengujian Arang Aktif Kulit Akasia sebagai Penyerap. Kadar Air Kadar Zat Menguap Kadar Abu Kadar Karbon Terikat Yodium Kloroform Benzena BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sifat Fisika dan Kimia Arang Kulit Akasia

Arang yang dihasilkan dari suhu karbonisasi yang berbeda memiliki sifat fisika dan kimia yang berbeda pula. Hasil pengujian sifat fisika dan kimia arang yang dihasilkan dari karbonisasi kulit akasia disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Sifat Fisika dan Kimia Arang Kulit Akasia Suhu o C Kadar Air Kadar Zat Menguap Kadar Abu Kadar Karbon Terikat Derajat Kristalinitas Kontrol 10,89 d 75,11 j 22,64 m 2,16 o 39,51 200 3,48 c 55,77 i 22,43 m 21,78 p 37,61 300 3,42 c 27,92 h 23,47 m 48,59 q 41,63 400 2,33 b 16,23 g 17,95 kl 65,80 s 41,74 500 2,33 b 7,77 f 31,59 n 60,63 r 44,78 600 2,30 b 4,98 e 33,39 n 61,61 rs 50,84 700 2,00 b 3,80 e 19,89 lm 76,30 t 47,49 800 1,13 a 3,72 e 13,93 k 82,33 t 45,16 SNI Maksimum 15 Maksimum 25 Maksimum 10 Minimum 65 Keterangan Huruf : Hasil uji lanjut Duncan Huruf yang sama : Tidak berbeda nyata Huruf yang berbeda : Berbeda nyata

4.1.1 Kadar air

Kadar air berpengaruh besar dalam proses pengarangan dan sifat arang terutama pengaruhnya terhadap nilai kalor arang yang dihasilkan. Semakin tinggi kadar air arang maka akan mengakibatkan nilai kalornya akan semakin rendah Sudrajat dan Winarni 2002. Arang yang memiliki kualitas yang baik yaitu arang dengan nilai kalor atau panas pembakaran tinggi, sehingga tidak mengeluarkan asap pada saat pembakaran Hendra dan Winarni 2003. Berdasarkan Tabel 2 kadar air arang yang dihasilkan berkisar antara 10,89 - 1,13. Kadar air tertinggi dimiliki oleh bahan mentah yang tidak dipirolisis, sedangkan kadar air terendah dimiliki oleh arang yang dihasilkan pada suhu 800°C. Kadar air arang mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya suhu pirolisis yang digunakan. Hal ini disebabkan suhu yang semakin tinggi akan