5
dihasilkan sebagai daerah observasi pada phantom menjadi kurang jelas, kabur bahkan tidak dapat diamati atau dideteksi keberadaan lesi phantom. Oleh karena
itu untuk memvisualisasikannya digunakan teknik ROI. Pokok perhatian dan persoalan dalam analisis ini adalah :
1. Berapakah nilai intensitas hamburan, kontras fraksi hamburan, dan koefisien atenuasi dari phantom aklirik yang disinari dengan
menggunakan sinar X pada tegangan 85 kVp ? 2. Bagaimanakah pengaruh ketebalan phantom, kedalaman lesi, dan
diameter lesi phantom terhadap kekontrasan citra yang dihasilkan? 3. Bagaimana pengaruh kerapatan densitas dan nomor atom dari materi
penyusun tulang dan logam aluminium terhadap nilai koefisien atenuasi? 4. Bagaimanakah pengaruh penggunaan rekonstruksi data Region Of
Interest ROI dengan metode konversi dari data digital ke data matrik dengan observasi lebih detail untuk mendeteksi lesi pada phantom agar
nampak jelas atau dapat diamati secara langsung dan dapat dianalisa.? 5. Berapakah besarnya kontras pada lesi yang terlihat jalasdapat diamati
secara langsung dan nilai intensitas hambur pada lesi yang tidak nampak jelas dari observasi lebih detail dengan teknik ROI ?
1.4. Batasan Masalah.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan phantom aklirik, tulang dan aluminium. Jenis phantom pertama terbuat dari kaca aklirik dengan kerapatan
massa 0.994 grcm
3
dengan jumlah lesilubang 16 lubang dan ukuran diameter dan kedalaman lubang bervariasi. Kaca aklirik berbentuk kubus tidak berongga
6
berukuran 10 x 10 x 10 cm untuk phantom A dan berukuran 10 x 10 x 6,29 cm. phantom jenis kedua, berupa tulang dan aluminium. Aluminium mempunyai
ukuran lebar sama tetapi mempunyai panjang sama. Metode yang digunakan adalah konvensional tanpa menggunakan anti hambur grid maupun air gap untuk
kedua phantom bertegangan 85 kVp. Sedangkan film yang digunakan adalah BAS. 1800II dari Fujifilm Co. Ltd. Penelitian dilakukan di instalasi Radiologi
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Proses scan dan analisa citra film dilakukan di Sub. Laboratorium Fisika Laboratorium Pusat Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut 1. Menambah pengetahuan mahasiswa maupun pembaca yang tertarik pada
bidang Fisika khususnya Fisika Kedokteran. 2. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan dalam hal diagnosis secara lebih dini dan maksimal terhadap penyakit – penyakit tertentu seperti penyakit kanker yang
memerlukan pendeteksian secara dini. 3. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit dalam penggunaan Digital
Imaging Plate yang lebih efektif dibandingkan film konvensional.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran pembahasan, berikut ini adalah urutan sistem penulisan :
7
BAB I Menjelaskan latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan
masalah, manfaat dam sistematika penulisan. BAB II
Menjelaskan tentang produksi dan prinsip dasar sinar X, sifat-sifat sinar X, jenis-jenis sinar X, interaksi sinar X dengan materi,
detektor sinar X, radiografi, film Roentgen, film Imaging Plate, kontras, radiasi hambur, koefisien atenuasi, tulang, dan logam
aluminium. BAB III
Menjelaskan tentang metodologi penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian, alat dan bahan, metode eksperimen yang terdiri
dari desain phantom rose pembuatan dan pengukuran diameter, kedalaman dan dimensi panjang dan lebar phantom, pengambilan
citra phantom, proses pengolahan citra digital dan konversi data digital ke data matrik, dan bagan prosedur eksperimen.
BAB IV Membahas dari pengolahan citra phantom A, phantom B, dan
material tulang dan logam Al. Pembahasan phantom A dan phantom B meliputi kontras citra, koefisien atenuasi intensitas
hambur dan fraksi hambur, dan metode dengan rekonstruksi konversi data digital ke data matrik metode Region Of Interest
ROI yang dikonversi dari data digital ke data matrik dengan observasi lebih detail untuk mendeteksi lesi pada phantom Dan
membahas tentang material tulang dan logam aluminium. BAB V
Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang diperlukan dalam percobaan berikutnya agar diperoleh hasil yang lebih baik.
8
8
BAB II DASAR TEORI