73
manusia atau jaringan penyusun tubuh manusia mempunyai ketebalan, rapat massa dan nomor atom yang berbeda-beda. Sehingga setiap organ atau jaringan
penyusun tubuh manusia akan mempunyai kemampuan yang berbeda-beda pula dalam mengetenuasi sinar X, atenuasi sinar X ini tergantung pada ketebalan, rapat
massa dan nomor atomnya. Material atau jaringan dengan kerapatan besar mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk mengatenusai sinar X. Sehingga
intensitas radiasi sinar X yang terserap oleh phantom A lebih besar daripada phantom B karena perbedaan ketebalan, sedangkan untuk kerapatan dan nomor
atom yang dimiliki phantom A dan phantom B adalah sama.
4.1.2. Koefisien atenuasi
Karakteristik dari suatu phantom sangat dipengaruhi
oleh koefisien atenuasi dan intensitas hamburnya. Koefisien atenuasi merupakan parameter yang
menunjukan besarnya intensitas berkas sinar X atau fraksi foton ketika melalui materi yang terserap pada ketebalan phantom t. Nilai koefisien atenuasi diperoleh
dari perbandingan logaritmik antara intensitas yamg melalui lubang,
po
I , dengan
intensitas yang melalui sekeliling lubang,
p
I dengan ketebalan phantom t. Dari tabel 4.1 , phantom A yang mempunyai ketebalan 100,000 mm menghasilkan
koefisien atenuasi sebesar µ
= 0,0187 ± 0.0003
1 −
mm , sedangkan phantom B berketebalan 62,900 mm menghasilkan koefisien atenuasi sebesar
µ = 0.0188 ±
0,0004
1 −
mm . Hal tersebut menunjukan nilai koefisien atenuasi kedua phantom yang relatif sama dengan selisih ketebalan yang cukup kecil 37,100 mm dan
dengan tegangan yang diberikan sama sebesar 85 kVp. Jadi, untuk jenis phantom sama phantom A dan phantom B yang terbuat dari plastik aklirik dengan selisih
74
ketebalan yang cukup kecil mempunyai tegangan yang sama tidak mempengaruhi nilai koefisien atenuasi yang cukup signifikan. Nilai koefisien atenuasi
dipengaruhi oleh besarnya energi atau tegangan yang diberikan ditunjukan pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Nilai koefisien atenuasi pada beberapa tegangan No
V kVp
μ
mm
2
1. 65
0,021 ± 0,001 2.
75 0,020 ± 0,001
3. 85
0,019 ± 0,001
Sri Lestari, 2005
Menurut hasil penelitian Sri Lestari 2005 dapat ditunjukkan bahwa nilai koefisien atenuasi yang dihasilkan phantom A dan phantom B pada tegangan 85
kVp cukup kecil bila dibandingkan pada tegangan yang lebih rendah di bawahnya. Hal ini disebabkan pada saat energi radiasi besar, maka jumlah foton yang
teratenuasi menjadi berkurang. Sinar X dengan energi tinggi mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menembus phantom yang dilewatinya.
Sehingga nilai koefisien atenuasi menjadi lebih rendah atau dapat dikatakan nilai transmisinya besar. Semakin kecil nilai koefisien atenuasi berarti semakin kecil
kerapatan massa antara lesilubang pada phantom.
4.1.3. Intensitas hamburan dan fraksi hambur