Uji Stasioneritas Data HASIL ANALISIS

Persamaan VECM adalah sebagai berikut VAR Model - Substituted Coefficients: =============================== DHCPO = 0.065309192284 HCPO-1 - 0.612350176027HMGO-1 - 586.681697993 + 0.00716890326138 PBIO-1 - 48.2782165129HMGO-1 + 511174.562631 + 0.617212727326 HTBS-1 - 0.145269722001HMGO-1 + 275.372683012 - 0.369450987714DHCPO-1 - 0.915204818945DHCPO-2 - 0.65404470723DHCPO-3 + 0.49004891865DHCPO-4 - 0.00354390388993DPBIO-1 - 0.00384439082025DPBIO-2 - 0.00551906469568DPBIO-3 - 0.00741578120025DPBIO-4 + 1.61680921918DHTBS-1 + 1.42746089992DHTBS-2 + 3.93985380619DHTBS-3 - 3.81427340429DHTBS-4 + 0.251090268534DHMGO-1 - 0.361396293546DHMGO-2 - 0.101309955176DHMGO-3 - 0.270857568601DHMGO-4 + 125.453605992 DPBIO = - 131.484883156 HCPO-1 - 0.612350176027HMGO-1 - 586.681697993 - 1.40761411451 PBIO-1 - 48.2782165129HMGO-1 + 511174.562631 + 535.3888962 HTBS-1 - 0.145269722001HMGO- 1 + 275.372683012 + 153.51518553DHCPO-1 + 58.0508985987DHCPO-2 - 9.79057390559DHCPO-3 + 41.0918354932DHCPO-4 + 0.375961422836DPBIO-1 + 0.517093958504DPBIO-2 + 0.133073226928DPBIO-3 + 0.158297333985DPBIO-4 - 529.917330746DHTBS-1 - 243.213126066DHTBS-2 + 111.469911895DHTBS-3 - 293.017688206DHTBS-4 - 73.0342761624DHMGO-1 - 75.1226835383DHMGO-2 - 45.9160257866DHMGO-3 - 29.01910842DHMGO-4 + 10220.0714817 DHTBS = 0.202914853866 HCPO-1 - 0.612350176027HMGO-1 - 586.681697993 + 0.00174656487595 PBIO-1 - 48.2782165129HMGO-1 + 511174.562631 - 0.622290837204 HTBS-1 - 0.145269722001HMGO-1 + 275.372683012 - 0.138235538828DHCPO-1 - 0.275025517945DHCPO-2 - 0.176964630351DHCPO-3 + 0.00215238970809DHCPO-4 - 0.000889000166843DPBIO-1 - 0.000537979747005DPBIO-2 - 0.0011334173482DPBIO-3 - 0.00181070757716DPBIO-4 + 0.917030088539DHTBS-1 + 0.443817966876DHTBS-2 + 1.22876774853DHTBS-3 - 0.620158755645DHTBS-4 + 0.0938786100256DHMGO-1 - 0.0577974736675DHMGO-2 + 0.0800652221419DHMGO-3 + 0.013511708666DHMGO-4 + 21.9000981527 DHMGO = 1.07814160141 HCPO-1 - 0.612350176027HMGO-1 - 586.681697993 + 0.00437981744036 PBIO-1 - 48.2782165129HMGO-1 + 511174.562631 - 1.73737856909 HTBS- 1 - 0.145269722001HMGO-1 + 275.372683012 - 0.969398899DHCPO-1 - 0.84687482248DHCPO-2 - 0.635100094005DHCPO-3 - 0.205702043944DHCPO-4 - 0.00356649273703DPBIO-1 - 0.00210079000268DPBIO-2 - 0.00172359526136DPBIO-3 - 0.00159451126435DPBIO-4 + 2.14993003761DHTBS-1 + 2.24296823623DHTBS-2 + 1.97236952889DHTBS-3 + 0.693329935301DHTBS-4 - 0.147486155175DHMGO-1 - 0.144978785132DHMGO-2 - 0.365763363707DHMGO-3 - 0.229106105219DHMGO-4 + 123.059902846 Keempat persamaan tersebut masing-masing terdiri dari variabel-variabel yang sama pada sisi sebelah kanannya. Hasil estimasi VECM pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tidak semua lag signifikan pada setiap persamaan. Keadaan ini merupakan tipikal dari metode VAR. Pada persamaan pertama dengan variabel dependen HCPO, variabel-variabel HTBS dan HMGO tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan HCPO. Pergerakan HCPO ini ternyata dipengaruhi oleh variabel PBIO pada 4 periode sebelumnya. Pola hubungan HCPO dengan variabel HCPO itu sendiri, PBIO dan HMGO cenderung negatif, sedangkan dengan HTBS umumnya positif. Pada persamaan kedua dengan variabel dependen PBIO, variabel HCPO memberikan pengaruh yang signifikan pada lag satu periode sebelumnya, variabel HTBS juga memberikan pengaruh yang signifikan pada lag satu periode sebelumnya, sedangkan variabel HMGO memberikan pengaruh yang signifikan pada lag dua periode sampai satu periode sebelumnya. Sementara itu variabel PBIO dipengaruhi oleh dinamika pergerakan variabel PBIO itu sendiri pada lag dua periode sebelumnya. Pola hubungan PBIO dengan dirinya sendiri adalah positif, sedangkankan hubungannya dengan HCPO umumnya positif dan hubungannya dengan HTBS dan HMGO umumnya negatif. Pada persamaan ketiga dengan variabel dependen HTBS, variabel HMGO tidak memberikan pengaruh yang signifikan, sedangkan variabel HCPO memberikan pengaruh yang signifikan pada lag dua periode sebelumnya dan variabel PBIO memberikan pengaruh yang signifikan pada lag empat periode sampai tiga periode sebelumnya. Pola hubungan HTBS dengan variabel HTBS itu sendiri cenderung positif, sedangkan hubungannya dengan HCPO dan PBIO umumnya negatif dan dengan HMGO cenderung positif. Pada persamaan keempat dengan variabel dependen HMGO, variabel PBIO dan HTBS tidak memberikan pengaruh yang signifikan, sedangkan variabel HCPO memberikan pengaruh yang signifikan pada lag dua periode sebelumnya. Pola hubungan HMGO dengan variabel HMGO itu sendiri, HCPO dan PBIO adalah negatif, sedangkan hubungannya dengan HTBS adalah positif.

4.1.6. Impuls Response Function IRF

Impuls response dapat diartikan sebagai adanya suatu respon dari suatu variabel endogen ketika variabel endogen yang lainnya di shock atau diguncangkan dalam variabel itu sendiri atau variabel endogen lainnya. Impuls respon function IRF digunakan untuk menelusuri atau mengetahui pengaruh suatu standar deviasi shock atau guncangan terhadap perubahan yang terjadi pada nilai variabel endogen pada saat ini dan di masa yang akan datang. Nilai IRF memberikan arah besarnya pengaruh antar peubah atau variabel yang diteliti, dalam hal ini yaitu harga CPO HCPO, produksi biodiesel PBIO, harga TBS HTBS, dan harga minyak goreng HMGO. Dalam model ini respon dari perubahan masing-masing variabel dengan adanya informasi baru diukur dengan 1-standar deviasi. Sumbu x horizontal merupakan periode setelah terjadinya guncangan, sedangkan sumbu y vertikal merupakan nilai respon. Pada dasarnya analisis ini digunakan untuk mengetahui respon positif atau negatif dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Gambar 4.4 Respon HCPO terhadap guncangan variabel lainnya Pada Gambar 4.4 grafik baris pertama kolom pertama, variabel harga CPO pada perubahan 1-standar deviasi itu sendiri menunjukkan nilai positif. Pada awalnya guncangan HCPO sebesar 1-standar deviasi menunjukkan respon positif atau sekitar 380. Namun dampak guncangan ini akan terus menurun sampai periode ke-12 dengan nilai sekitar -47. Pada periode ke-13 dampak ini kembali menguat sampai periode ke-18, setelah itu kembali menurun hingga periode ke-23. Respon variabel harga CPO terhadap variabel produksi biodiesel dan harga tandan buah segar juga terlihat positif walaupun ada fluktuasi yang cukup terlihat. Sedangkan respon variabel harga CPO terhadap guncangan harga minyak goreng terlihat cenderung negatif. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan produksi biodiesel akan direspon positif oleh harga CPO dengan kata lain peningkatan produksi biodiesel akan ikut memberi peran dalam peningkatan harga CPO dengan jalan meningkatkan permintaan CPO. Respon harga minyak goreng termasuk berfluktuasi dan