PENELITIAN PENDAHULUAN HASIL DAN PEMBAHASAN

26 10 20 30 40 1 2 3 LAMA PERENDAMAN HARI Total padatan terlarut Blanko 10 20 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENELITIAN PENDAHULUAN

1. Pengaruh konsentrasi gula pada larutan perendaman terhadap total padatan terlarut buah stroberi Fragaria sp Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gula terbaik terhadap total padatan terlarut pada rendaman buah stroberi. Pengamatan dilakukan setiap hari selama empat hari , dengan menggunakan alat refraktometer. Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan°Brix yaitu merupakan persentasi dari bahan terlarut dalam sampel. Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk penentuan konsentrasi awal gula untuk perendaman buah stroberi yaitu 10, 20, dan 30. Menurut Minified dan Chem 1982, hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan manisan buah adalah konsentrasi larutan gula yang digunakan untuk perendaman awal tidak boleh terlalu tinggi. Jika buah direndam dalam larutan gula dengan konsentrasi tinggi akan menyebabkan air keluar dari dinding sel buah lebih cepat dari masuknya gula ke dalam buah. Dengan adanya perbedaan yang besar antara kecepatan keluar air dan masuknya larutan gula akan menyebabkan struktur sel dan tekstur buah menjadi keras dan berkerut. Gambar 2. Total padatan terlarut buah stroberi berdasarkan konsentrasi gula dan lama perendaman. Berdasarkan Gambar 2. Dapat dilihat bahwa perendaman dengan menggunakan larutan gula 30 memberikan nilai padatan terlarut paling tinggi pada buah stroberi setelah perendaman yaitu 35 ◦brix pada perendaman hari ketiga. Hal ini disebabkan dinding sel buah akan menyerap gula dari larutan gula dan mengeluarkan air yang ada di dalam buah hingga tercapai keseimbangan kadar gula dan air dalam bahan. Semakin tinggi konsentrasi larutan gula dalam perendaman, maka akan semakin tinggi gula yang diserap buah dan total padatan terlarut akan semakin tinggi. Untuk selanjutnya digunakan konsentrasi awal gula untuk perendaman buah stroberi dengan konsentrasi 30. 2. P T atau keker dengan m digunakan P stroberi da tiga hari, d hari, seda berbentuk Gamb P disebabka buah dan metabolism pertumbuh G konsentras kandungan Adanya k menghasil menyebab perendama 3. Pengar Fraga T bentuk pen perendama Pengaruh lama Tahapan ini dil rasan pada rend menggunakan al n adalah mm pe Penelitian pen alam larutan g dan empat hari angkan perenda k lagi. bar 3. Nilai perend Perubahan teks an oleh hilangn n sayuran keh me stroberi sen han mikroorgan Gula sebagai b si gula hanya n air yang tin khamir dalam lkan alkohol bkan buah lemb an. ruh bahan pen aria sp kering Tahapan ini dil nampakkan tek an buah dan perendaman te lakukan untuk daman buah str lat penetromet er 10 detik den dahuluan ini ula 30 yang i. Perendaman aman empat h kekerasan bu daman. stur yang terj nya air sebagai hilangan sifat ndiri, faktor lai nisme. bahan pengawe 30 . Dengan nggi dan meng bahan akan yang akan m bek dan hancu ngawet terhad akukan untuk m kstur buah keri pengeringan erhadap kekera mengetahui la roberi. Pengam ter. Angka yan ngan beban tert dilakukan pe g mempengaru maksimal yan hari menyebab uah stroberi d adi pada buah i akibat proses kekerasannya in yang menye et tidak berfun n konsentrasi g gandung gula menyebabkan merusak jaring ur. Hal inilah y dap warna, r mengetahui pe ing stroberi. Pe buah dalam asan buah strob ama perendam matan dilakukan ng diperoleh di tentu yang diny enentuan lama uhi kekerasan y ng bisa dilakuk bkan stroberi m dengan peren h dan sayuran s respirasi dan a Voisy et a ebabkan buah k ngsi dengan b gula yang rend merupakan su bahan meng gan buah. R yang terjadi pa asa, bentuk p engaruh bahan engamatan dila oven. Pengam beri Fragaria man maksimum n setiap hari se irata - ratakan yatakan dalam a perendaman yaitu selama sa kan terhadap str mudah hancur ndaman gula n segar setela transpirasi ya al., 1979. Se kehilangan kek baik, hal ini di dah maka air m ubtrat yang bai alami proses Rusaknya jarin ada stroberi pa penampakkan aditif terhadap akukan selama matan dilakuk sp m terhadap teks elama empat ha dan satuan ya gram. maksimal bu atu hari, dua ha roberi adalah t dan sudah tid 30 dan la ah dipanen da ang menyebabk elain dari pro kerasannya ada isebabkan kare masih tinggi, d ik untuk kham fermentasi ya ngan buah ak ada hari ke em manisan strob p warna, rasa, d a lima hari sela kan dengan c 27 stur ari, ang uah ari, tiga dak ama apat kan ses alah ena dan mir. ang kan mpat beri dan ama ara 28 perendaman buah selama 15 menit pada larutan natrium bisulfit dan larutan kapur sirih sebelum direndam pada larutan gula. Ada empat sampel larutan pengawet yang digunakan yaitu natrium metabisulfit 150 ppm, natrium metabisulfit 300 ppm, larutan kapur sirih 5, dan larutan kapur sirih 7,5. Bahan pangan yang diawetkan dengan menggunakan bahan kimia sebagai pengawet seperti asam benzoat dan asam sorbat, dapat mengalami kerusakan oleh mikroorganisme yang tahan terhadap bahan pengawet tersebut, misalnya jenis khamir Saccharomyces bacili dan Candida crusei Buckle et al., 1987. Menurut Winarno 1995, khamir umumnya terdapat pada bahan yang mengandung gula. Anti mikroba dapat bersifat menghambat dan membunuh mikroba yang menggunakan bahan pangan untuk metabolismenya. Mekanisme kerja antimikroba yaitu antimikroba tersebut dapat mengganggu membran sel mikroba dengan cara mengganggu permeabilitas sel dan menghambat sintesa komponen dinding sel. Antimikroba juga dapat mengganggu mekanisme genetik mikroorganisme dan mengganggu aktivitas enzim intrasel. Tabel 2. Hasil pengamatan visual pengaruh bahan pengawet Perlakuan Parameter Warna Rasa Bentuk penampakkan Kapur sirih 5 Merah tua Getir Kisut Kapur sirih 7.5 Merah kehitaman Getir Kisut menggulung Na-Metabisulfit 150 ppm Merah agak terang Asam stroberi baik Melebar Na-Metabisulfit 300 ppm Merah terang Asam stroberi baik Melebar Kontrol Merah Asam stroberi baik Agak kisut Penggunaan bahan pengawet kapur sirih dengan konsentrasi 5 dan 7.5 memberikan warna yang gelap, rasa yang getir, dan tekstur yang kisut pada manisan stroberi kering. Penggunaan kapur dalam pembuatan manisan stroberi diharapkan dapat mempertahankan tekstur buah agar tidak kisut dan tidak hancur pada saat perendaman. Tetapi penampakan yang lebih baik tidak didapatkan dari manisan stroberi kering dengan menggunakan bahan pengawet kapur, bahkan warna manisan stroberi menjadi gelap, selain itu bahan pengawet kapur meninggalkan rasa pada manisan yang tidak diinginkan sehingga pengawet kapur tidak digunakan dalam penelitian utama. Penggunaan natrium metabisulfit memberikan warna merah terang dan bentuk melebar dengan rasa stroberi yang lebih manis. Penggunaan natrium metabisulfit pada awalnya diharapkan dapat mempertahankan warna manisan agar tetap berwarna merah seperti stroberi, hal ini disebabkan karena natrium metabisulfit dapat menahan laju oksidasi buah. Tekstur yang baik juga dihasilkan dari manisan stroberi, hal ini disebabkan karena natrium metabisulfit juga berfungsi sebagai anti mikroba selain sebagai anti oksidan. Selanjutnya bahan pengawet yang digunakan adalah natrium metabisulfit 150 ppm, natrium metabisulfit 300 ppm, dan tanpa bahan pengawet sebagai pembanding. 29 a b c d e Keterangan a : manisan menggunakan kapur sirih 7.5 b : manisan menggunakan kapur sirih 5 c : manisan sebagai control d : manisan menggunakan natrium metabisulfit 300 ppm e : manisan menggunakan natrium metabisulfit 150 ppm Gambar 4. Manisan stroberi kering dengan penambahan berbagai macam bahan pengawet Penggunaan natrium metabisulfit menghasilkan warna merah terang karena pada proses pembuatan manisan stroberi kering bisa mencegah oksidasi dari buah. Sehingga akan 30 mempertahankan warna pada buah dan seterlah menjadi manisan stroberi kering. Bentuk yang dihasilkan produk stroberi kering berbeda-beda karena pada saat perendaman ada beberapa buah yang hancur saat perendaman, hal ini disebabkan karena pertumbuhan mikroorgaisme dalam buah akan menghasilkan banyak air dan bisa menghancurkan bentuk buah dengan tekstur yang lembek. Sedangkan penggunaan natrium metabisulfit akan mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan mempertahankan tektur tetap keras sehingga tidak hancur saat perendaman. Rasa yang dihasilkan oleh produk manisan buah dipengaruhi oleh bahan pengawet, penggunaan bahan pengawet yang menggunakan bahan pengawet yang berlebihan akan menghasilkan rasa tertentu yang tidak diinginkan. Hal ini terjadi pada penggunaan kapur sirih, manisan stroberi terasa getir. 4. Uji proksimat buah stroberi Fragaria sp Air merupakan komponen yang mempunyai peranan penting dalam buah untuk siklus reproduksi dan proses fisiologi sehingga air akan mempengaruhi lama umur simpan buah. Buah stroberi merupakan salah satu buah yang mempunyai kandungan air yang tinggi, dapat dilihat dari Tabel 3. Menurut Dauthy 1995, kandungan air buah pada umumnya berkisar antara 80-90. Sebagian besar dari buah stroberi adalah air, sehingga kadar air merupakan parameter yang harus diuji pada penelitian utama yaitu pada saat karakterisasi manisan stroberi kering dan perubahan mutu selama penyimpanan. Stroberi adalah salah satu buah yang kandungan mineralnya tinggi dan abu merupakan mineral yang tahan oleh pemanasan suhu tinggi, sehingga abu merupakan salah satu komponen yang akan diuji. Kadar abu merupakan salah satu unsur yang diharapkan jumlahnya kecil dalam manisan stroberi kering. Hasil uji proksimat dapat dilihat dari Tabel 3. Tabel 3. Hasil uji proksimat buah stroberi Kandungan stroberi Persentase Air 91 Abu 0.8 Lemak 0.6 Protein 0.6 Serat 0.3 Vitamin C Tidak terukur Pada umumnya buah memiliki kandungan lemak yang rendah sekitar 0.5 Dauthy, 1995. Stroberi merupakan salah satu buah yang kandungan lemaknya rendah. Dapat dilihat pada Tabel 3. bahwa kadar lemak stroberi yaitu 0.6 . Selain lemak, kandungan yang rendah dalam buah stroberi adalah protein dan serat. Kandungan serat dalam stroberi paling kecil diantara yang lainnya, oleh karena itu buah stroberi cepat rusak. Vitamin C disebut juga asam askorbat. Vitamin C mudah rusak karena oksidasi terutama oleh suhu tinggi dan mudah hilang selama pengolahan, penyimpanan, dan pemasakan Dauthy, 1995. Sehingga vitamin C merupakan salah satu kandungan stroberi yang diuji proksimat, namun kadar vitamin C yang kecil tidak terukur oleh alat yang ada dilaboratorium. Keterbatasan alat di laboratorium menyebabkan kadar vitamin C tidak dapat diukur pada penelitian utama. 31

B. PENELITIAN UTAMA