Kutipan Langsung BAB I TUGAS AKHIR : PENGERTIAN, DAN TUJUANNYA

51 tetapi saling melengkapi maka ia dapat menyusun penemuan itu dalam satu alinea. Misalnya : Dalam suatu studi ditunjukkan bahwa perubahan dari sistem upah harian menjadi sistem bonus telah menaikkan produksi sebesar 46 per sen, dan perubahan dari sistem bonus itu ke dalam sistem upah potongan telah meningkatkan lagi produksi sebanyak 30 per sen, sehingga dari sistem upah harian ke sistem upah potongan seluruhnya dapat menaikkan produksi hampir 100 persen.6 Akan tetapi perubahan semacam itu biasanya mendapat oposisi dari kelompok karyawan yang kurang mengerti arti dan manfaat dari rencana perubahan itu,7 dan kelompok- kelompok yang besar biasanya memberikan oposisi yang lebih besar daripada kelompok kecil.8 Nyata dari contoh di atas bahwa pendapat-pendapat yang dikutip bukanlah pendapat-pendapat yang tunggal nada, tetapi pendapat- pendapat yang saling melengkapi, sehingga jika dikonstruksi secara baik dapat menjadi suatu kebulatan yang lebih besar artinya tanpa mengganggu kelancaran uraian. Tentu saja footnotenya harus terpisah- pisah.

7.16 Kutipan Langsung

Kutipan langsung dapat dikatakan sebagai kutipan langsung pendek jika tidak melebihi tiga baris ketikan. Kutipan semacam itu cukup dijalin ke dalam teks dengan memberikan tanda kutip atau tanda petik di antara bahan yang dikutip. Sebagai contoh : Dahulu pada zaman tahayulisme, orang begitu percaya kepada kekuatan-kekuatan supraalamiah. Apabila ia tidak dapat menerangkan suatu kejadian, maka ia terima begitu saja keterangan-keterangan dari nenek moyangnya tanpa suatu kritik. Seperti oleh penulis Van Dalen, . . . When something occured that he could not understand, such as lightning or leprosy, he often ascribed it to supernatural 52 influences, or blindly accepted the explanation handed down by his ancestor . . . .9 Adalah sudah merupakan perkembangan apabila orang muda . . . . Sebagai kutipan langsung sebagaimana kutipan-kutipan langsung lainnya, panjang maupun pendek-maka bahan yang dikutip harus direproduksi tepat seperti apa adanya dalam sumbernya, termasuk ejaannya, tanda-tanda tulisnya, kapitalisasinya. Dengan demikian dapat dijamin ketelitian kutipannya. Akan tetapi justeru karena itu maka kita tidak dapat mengubah bahasanya. Hal itu dalam tulisan-tulisan bahasa Indonesia tidak seperti tulisan dalam bahsa yang sama seperti bahasa sumber aselinya sudah terang dapat mengganggu kelancaran uraian. Sebab itu jika tidak sangat terpaksa lebih baik digunakan paraphrase daripada kutipan-kutipan langsung yang pendek. Kutipan langsung yang lebih dari tiga baris ketikan disebut kutipan langsung panjang. Kutipan semacam ini tidak dijalin dalam teks, tetapi diberi tempat tersendiri, dalam alinea baru yang berdiri sendiri. Kutipan langsung panjang diketik dengan jarak baris satu spasi tunggal pada garis tepi baru yang jaraknya empat ketukan huruf dari tepi garis ketikan yang aseli. Indensisasi dari kalimat pertama adalah tujuh ketukan dari garis tepi yang aseli, atau tiga ketukan dari garis tepi yang baru. Contohnya : No thesis can be considered complete unless its author unmistakably and fully recognized his indebtedness for every quotation used. If a footnote is employed for this purpose, its superscript, or raised numeral, follows the punctuation of the matter. Examples of this practice may be seen on pages 86 to 88.10 Berbeda dengan kutipan langsung pendek, kutipan langsung panjang tidak ditulis di antara tanda petik. Suatu superskrip footnote diberikan sebagaimana kutipan-kutipan lainnya. Tentu saja pada footnote harus dicantumkan sumbernya. Kutipan langsung panjang pada umumnya lebih pendek daripada paraphrase yang panjang. Jarang sekali kutipan langsung 53 panjang yang melebihi setengah halaman; lebih jarang lagi yang melebihi satu halaman. Harus diusahakan agar kutipan langsung panjang itu sependek mungkin. Kalau memang tidak dapat dihindari, kutipan langsung panjang yang melebihi satu halaman lebih baik dimasukkan dalam bagian lampiran. Kutipan langsung tak dapat dihindari dalam hal-hal sebagai berikut : 1. Untuk mengutip rumus 2. Untuk mengutip peraturan-peraturan hukum, perintah- perintah, anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan sebagian besar program kerja. 3. Untuk mengutip peribahasa, sanjak, dan karya drama. 4. Untuk mengutip beberapa landasan pikiran yang sudah dinyatakan dalam kata-kata yang sudah pasti. 5. Untuk mengutip beberapa pernyataan ilmiah yang jika dinyatakan dalam bentuk lain dikhawatirkan kehilangan force-nya. Kini masih banyak ayat-ayat dari kitab suci yang dikutip secara langsung. Akan tetapi ada kecenderungan yang lebih besar untuk hanya mengambil intisari dari ayat-ayat itu sehingga tidak dapat dinyatakan dengan pasti disini bahwa ayat-ayat kitab suci harus dikutip secara langsung. Telah disebutkan bahwa kutipan langsung harus persis sama dengan aseli yang dikutip : tanda-tanda tulisnya, ejaannya, dan huruf besar atau huruf kecil yang digunakannya. Walaupun begitu, ada dua kekecualian untuk mempertahankan tata bahasa yang baik, yaitu : 1. Sungguhpun huruf pertama dari kalimat yang dikutip adalah huruf besar, ia diganti dengan huruf kecil jika kutipan dijalin ke dalam kalimat sehingga menjadi keseluruhan. Jadi misalnya : Karena itu dapat dipahami mengapa Van Dalen menyatakan bahwa this synthesis of reason and observation produced the modern scientific method of research.12 Sebab deduksi semata- mata tidak akan . . . 54 2. Huruf besar pertama dari bahan yang dikutip tetap dipertahankan apabila bahan yang dikutip itu melanjutkan suatu kalimat yang sudah selesai. Seperti misalnya, Rupa-rupanya para pendengar setelah dapat berfikir dengan tenang uraian-uraian yang diberikan sebelumnya menjadi lebih realistik dan mengangguk-angguk ketika pembicara mengatakan bahwa : Keluarga miskin yang sedang menderita sakit itu lebih baik membicarakan bagaimana mencari obat daripada mempertengkarkan bentuk rumah gedung yang mereka impikan dan susunan kamarnya.13 Perlu dicatat bahwa 1 tanda kutip selalu menyertai kutipan langsung yang dijalin dalam teks kutipan; 2 tanda titik dan koma pada akhir kalimat kutipan itu selalu dituliskan di depan tanda kutip penutupnya. Jika bahan sumber kutipan yang aseli ada yang diloncati di tengah-tengah, maka untuk bahan yang diloncati itu dalam kutipan langsung itu dalam kutipan langsung selalu diganti dengan tanda titik- titik beruntun atau ellipses. Adapun aturan-aturan yang dipegang untuk kutipan langsung yang diloncati ialah : 1. Kutipan yang diloncati diganti dengan tiga buah titik beruntun sekiranya yang diloncati tidak lebih dari satu alinea. Penggantian ini bisa terjadi di depan, di tengah, atau di bagian belakang kalimat. Titik beruntun itu diketik dengan jarak satu ketukan. Untuk loncatan di bagian belakang kalimat tiga buah titik beruntun menambah satu titik penutup pada kalimat yang bersangkutan, menjadi empat buah titik. Jadi . . . There are a number of possible methods by wages may be distributed, each having it unique effect on motivation an values. Since no single . . . method is universally accepted, the effects in actual practice are mixtures . . . . 14 55 2. Jika yang diloncati sepanjang satu alinea atau lebih, loncatan itu diganti dengan dengan tanda titik beruntun sepanjang baris. Juga antara titik beruntun ini diberi jarak satu ketukan, dengan baris kalimat di atas dan di bawahnya diberi jarak baris satu setengah spasi tunggal. Contohnya : In the recent experiment of Heinemann, Tulving, and Nachmias, comparisaon of apparent size were made among conditions of monocular viewing with natural pupil, monocular viewing plus artificial pupil, and binocular viewing plus artificial pupil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . The experiment utilizing a fixation-point not at the target-distance also suffered from a lack of measures to verify the distance of actual fixation . . . 15 Dapat dicatat bahwa 1 loncatan kutipan sepanjang satu alinea atau lebih hanya diperkenankan untuk kutipan langsung panjang; 2 superskrip footnote boleh diketik sejajar dengan baris apabila kalimat terakhir dari kutipan langsung ppanjang itu tidak berakhir dengan bilangan. Perhatikan perbedaan cara penulisan superskrip footnote nomor 14 dan 15; 3 superskrip itu tetap ditulis tepat di belakang kalimat tanpa ketukan sela. 7.17 Tanggung Jawab Pengutip Perlu ditekankan sekali lagi bahwa seorang pengutip bertanggung jawab penuh akan ketepatan dan ketelitian kutipannya. Terutama dalam kutipan tidak langsung atau paraphrase, unsur ketepatan harus dijamin dari kefahaman pengutip terhadap pokok-pokok pikiran dalam bahan yang dikutip. Tentu sama sekali tidak dapat dibenarkan seorang penulis Tugas Akhir tidak atau kurang memahami arti dari bahan-bahan yang dikutipnya. Adalah lebih baik sama sekali tidak mengutip daripada mengutip sesuatu yang kurang dipahami. 56 Dalam kutipan-kutipan langsung unsur ketelitian harus mendapat tekanan yang lebih beasr. Nama sumber dari bahan yang dikutip sama sekali tidak boleh salah eja. Demikian juga halnya dengan pernyataan-pernyataan kutipan : ejaannya, tanda-tanda tulisnya, kapitalisasinya, pendeknya segala sesuatunya kecuali beberapa penyimpangan-harus menunjukkan ketelitian yang setinggi-tingginya. Penulis Tugas Akhir boleh mengharapkan bahwa ia akan diminta membetulkan lebih dahulu atau ujiannya akan ditunda apabila ia kurang teliti dalam melakukan pengutipan-pengutipan. Kecuali ketepatan dan ketelitian yang akan sangat besar artinya bagi validita landasan-landasan fikiran yang digunakan dalam Tugas Akhir, satu segi tanggung jawab lainnya yang harus dipikul oleh pengutip adalah penerimaan atau penolakan terhadap bahan yang dikutip. Mengenai segi ini pertama-pertama perlu disebutkan bahwa apabila tidak ada ulasan apapun dari pihak pengutip, maka pengutip dipandang menyetujui penuh apa saja yang telah dikutipnya. Kedua, apabila bahan-bahan yang dikutip disajikan sebagai bahan untuk dikomparasikan dengan bahan lain, maka harus ada kesimpulan komparasinya. Ketiga, apabila pengutip menolak suatu pendapat atau argumentasi, dia wajib mengemukakan alasan atau counter argumentation daripada penolakannya. Keempat, ulasan dapat juga diberikan untuk menyetujui suatu pendapat yang dikutip. Dalam hubungan dengan validita suatu kesimpulan yang dikutip, perlu diminta perhatian bahwa penemuan-penemuan selalu berkembang terus oleh penelitian-penelitian yang diadakan terus- menerus. Ini mengingatkan kepada pengutip bahwa suatu kesimpulan penelitian dari seorang ahli ada kemungkinannya telah berubah, sehingga sebelum mengutip suatu kesimpulan yang sudah agak lama berselang, misalnya sampai sepuluh tahun yang lampau, pengutip menanyakan lebih dahulu kepada sumbernya tentang kemungkinan perubahannya. Seperti kita ketahui kesimpulan-kesimpulan penelitian banyak terdapat dalam research journals.

7.18 Mengutip dari Kutipan