Unsur-Unsur Footnote BAB I TUGAS AKHIR : PENGERTIAN, DAN TUJUANNYA

59 Sebagai tempat untuk memperluas pembahasan. Jika oleh sesuatu pertimbangan suatu bahan dirasa tidak layakdisajikan dalam teks, maka bahan itu dapat ditempatkan dalam footnote. Pertimbangan itu misalnya karena bahan yang dimaksud dipandang tidak terlalu relevan dengan pokok pembicaraan, tetapi mau dibuang sangat sayang, karena masih ada sangkut pautnya yang erat dengan pokok pembicaraan itu, walaupun tidak terlalu erat. Atau jika bahan keterangan yang dimuat dalam footnote itu dimasukkan ke dalam teks, ia akan terlalu banyak menyimpangkan perhatian pembaca dari persoalan-persoalan yang sangat pokok atau akan mengganggu kelancaran jalannya uraian. Misalnya untuk bahan perbandingan, dalam footnote dapat diterangkan : Pada tahun yang lampau peminat hanya berjumlah 79 orang. Jadi untuk tahun ini peminatnya telah bertambah hampir empat kali lipat. Untuk referensi silang. Footnote sebagai referensi silang atau dalam bahasa Inggrisnya disebut cross-reference, akan menunjukkan kepada pembaca di bagian atau halaman mana persoalan yang sama dibicarakan juga dalam Tugas Akhir. Biasanya dalam footnote referensi silang cukup disebutkan saja Lihat halaman 24, atau Lebih lanjut periksa halaman 106. Sebagai tempat kutipan. Kadang-kadang suatu kutipan hanya ditempatkan dalam footnote. Ini dapat digabungkan dengan fungsi yang kedua, sehingga suatu keterangan dalam footnote disertai sumber dari bukti-bukti untuk memperkut keterangan itu. Aturan menuliskan kutipan dalam footnote mengikuti sepenuhnya aturan menuliskan kutipan dalam teks. Sebagai petunjuk sumber. Penyebutan sesuatu sumber dalam footnote akan menyediakan petunjuk yang langung ke arah sumb er yang aseli dari suatu ide, pendapat, atau kesimpulan yang dirasa perlu untuk diuji kembali atau digali lebih dalam oleh pembaca. Seperti kita ketahui, para sarjana kerap kali selalu didorong oleh intellectual curiositynya untuk bertanya-tanya dan menyelediki lebih dalam.

7.21 Unsur-Unsur Footnote

Dengan terlebih dahulu melepaskan perhatian kepada berjenis - jenis sumber kutipan, akan dibicarakan unsur-unsur hakiki dari suatu 60 footnote. Unsur-unsur itu ialah 1 nama penulis, penyusun, penterjemah, atau editor; 2 tahun publikasi; 3 judul tulisan; 4 data tentang publikasinya; dan 5 nomor halaman bahan yang dikutip. Nama penulis, yang dimaksudkan termasuk juga nama penyusun, penterjemah, dan editor, segera mengikuti superskrip footnote. Untuk penulis luar negeri biasanya dalam nama terdapat nama pemberian orang tua - given name - dan nama keluarga - surname. kadang-kadang terdapat juga nama pemberian anggota keluarga lainnya, yang dituliskan di antara given name dan surname, dan disebut middle name. Dalam footnote nama keluarga disebutkan selengkapnya, sedang nama pemberian dan nama tengah disingkat dengan huruf depannya. Misalnya Bowden, W. untuk Witt Bowden, Karpovich, M. untuk Michael Karpovich, Usher, A.P. untuk Abbott Payson Usher. Akan tetapi bilamana nama penulis suatu sumber yang dikutip terdiri dari hanya pemberian orang tua dan nama keluarga seperti Albert Wilson dan Abbott Wilson atau Jonny Bryan dan Jane Bryan, maka bilamana given name-nya disingkat akan menjadi sama-sama Wilson, A. dan sama-sama Bryan, J., dan yang demikian itu akan dapat menimbulkan kekeliruan yang tidak menyenangkan. Karena itu disarankan apabila nama penulis luar negeri hanya terdiri dari given name dan surname, dua-duanya tidak perlu disingkat. Untuk penulis -penulis dalam negeri biasanya nama keluarga tidak disertakan pada nama. Suatu tradisi atau aturan yang menentukan penggunaan nama sampai sekarang belumlah ada. Nama yang tercantum di tengah pun belum tentu bukan nama pemberian keluarga. Oleh karena itu, kecuali apabila penulis sendiri telah menyingkat namanya sendiri, sebaiknya nama penulis ditulis selengkap-lengkapnya. Untuk penulis -penulis yang bukan penulis aseli, namanya tetap dicantumkan seperti penulis aseli dengan tambahan keterangan di belakang nama tersebut. Keterangan ini akan menunjukkan status penulisnya, sebagai penyusun, penyadur, penterjemah, atau sebagai editor, yang ditulis dalam singkatan di antara tanda kurung, dengan jarak satu ketukan huruf dari nama yang diterangkan. Singkatan-singkatannya adalah penyus. untuk penyusun, penyad. untuk penyadur, penterj. untuk penterjemah, dan edit. untuk editor. 61 Tulisan-tulisan yang tak ada penulisnya, dalam footnote unsur nama penulisnya diliwati, langsung dituliskan judul tulisannya. Untuk tulisan-tulisan yang penulisnya lebih dari seorang, nama penulisnya dicantumkan semuanya, kecuali jika penulisnya lebih dari tiga orang. Nama-nama penulis itu disusun menurut urutan seperti yang tercantum dalam buku aselinya; siapa yang dicantumkan lebih dahulu, dalam footnote juga dituliskan lebih dahulu. Untuk tulisan-tulisan yang penulisnya lebih dari tiga orang, hanya nama seorang penulis yang dicantumkan dalam footnote, yaitu nama penulis yang tercantum paling depan dalam buku sumber yang dikutip. Sebagai ganti nama-nama penulis yang lainnya dicantumkan keterangan et al., singkatan dari kata Latin et alii, yang artinya dengan kawan-kawan atau dkk. Dalam penulisan Tugas Akhir tetap digunakan singkatan et al. untuk dkk., kecuali jika fakultas menetapkan lain. Tahun penerbitan. Nama penerbit yang ditutup dengan tanda titik segera diikuti dengan tahun penerbitan. Tahun penerbitan ditulis dalam angka Arab tanpa tanda penutup, terkecuali jika lebih dari satu jilid yang diterbit pada tahun-tahun yang berbeda-beda. Penulisannya diletakkan secara berjajar dengan tanda penghubung seperti misalnya 1959-60. Jika jilid-jilid berikutnya masih dalam taraf penyelesaian, maka yang dituliskan hanya jilid pertama, tetapi suatu ruangan dikosongkan untuk tahun penerbitan jilid terakhir yang belum selesai itu; seperti misalnya 1955- . Ruangan yang dikosongkan itu adalah empat ketukan huruf. Untuk karya yang sudah direvisi, maka yang dicantumkan adalah tahun revisi. Dalam hal tahun penerbitan tidak muncul dalam halaman judul, dapat diambilkan tahun copyright atau tahun hak ciptanya, yang akan terdapat dalam halaman berikutnya dari halaman judul. Akan tetapi jika tahun penerbitannya sama sekali tidak ada, maka karya tulisan dinyatakan tanpa tahun, dan dituliskan dalam singkatan di antara tanda kurung persegi, seperti [t.th.]. Jika dari sumber luar diperoleh tahun penerbitan, tahun itu dituliskan di antara kurung persegi, seperti [1963]. Judul tulisan harus ditulis selengkap-lengkapnya sebagaimana terdapat dalam halaman judul dari karya yang dikutip. Judul tulisan ini dalam footnote segera mengikuti nama penulisnya yang disekat hanya 62 dengan tanda koma. Seluruh judul diberi garis bawah. Kapitalisasi judul sepenuhnya mengikuti cara-cara kapitalisasi yang umum; huruf pertama dari kata-kata dalam judul diberi huruf besar, kecuali kata-kata penghubung seperti kata-kata dan, serta, dengan, dari, daripada, oleh, atau, tentang, terhadap, mengenai, dan yang sejenis. Tanda kutip tidak digunakan untuk judul tulisan, kecuali bilamana dalam judul aselinya terdapat tanda kutip. Judul ini tidak perlu ditutup dengan sesuatu tanda tulis apapun seperti titik, koma, titik koma, dan sebagainya. Penyingkatan terhadap judul aseli sama sekali tidak diperkenankan. Data tentang publikasi dituliskan di antara tanda kurung. Data itu meliputi 1 tempat publikasi; 2 nama penerbit; 3 jilid penerbitan jika ada; dan 4 nomor penerbitan jika ada. 1. Tempat publikasi. Tempat publikasi adalah nama kota di mana karya diterbitkan, bukan nama negaranya. Apabila dalam karya yang diterbitkan dicantumkan lebih dari satu tempat publikasi, cukuplah dicantumkan salah satu saja, diambil nama tempat yang paling depan atau nama kota yang paling banyak dikenal. Dalam hal tempat publikasi tidak ada, maka diganti dengan singkatan ytang dituliskan di antara tanda kurung persegi : [t.t.], artinya tanpa tempat. Jika dari sumber luar dapat diketahui tempat penerbitnya, tempat itu dituliskan di antara tanda kurung persegi, seperti misalnya [Jakarta]. Nama tempat ini diakhiri dengan tanda titik ganda. 2. Nama penerbit. Nama penerbit adalah nama lembaga atau nama perusahaan yang menerbitkan karya yang bersangkutan. Nama penerbit ini dicantumkan selengkap-lengkapnya sebagaimana yang terdapat dalam halaman judul dari karya tersebut. Bilamana nama penerbit tidak ada, sebagai gantinya digunakan singkatan t.p., yang artinya tanpa penerbit, di antara tanda kurung persegi; atau jika diketik boleh diganti t.p.. Tetapi seandainya walaupun dalam karya tertulis tidak dis ebutkan nama penerbitnya, tetapi pengutip dapat memperoleh keterangan yang meyakinkan dari sumber luar, maka keterangan itu dituliskan di antara kurung persegi, seperti misalnya [Yayasan Penerbitan Kartika]. 63 Dalam footnote nomor halaman ditulis dengan singkatan p. untuk pagina atau page, kemudian diikuti dengan nomor yang dimaksud dengan sela satu ketukan. Jadi misalnya : p. 28, p. 105, dan sebagainya. Apabila bahan yang dikutip terdapat dalam lebih dari satu halaman, digunakan singkatan pp., seperti mis alnya pp. 1-19, pp. 85-86, dan sebagainya. Dalam hal halaman dengan nomor ratusan, maka untuk halaman yang terakhir angka ratusannya tidak usah ditulis, kecuali angka ratusannya diikuti dengan angka nol. Jadi : pp. 142-49; pp. 216- 250; tetapi perhatikan : pp. 200-207; pp. 205-207; pp. 301-16; pp. 100- 47. Apabila yang dikutip adalah bahan dalam bagian awalpreliminer- yang nomor halamannya ditulis dalam angka Romawi dalam huruf kecil-maka dalam footnotepun dituliskan dengan angka Romawi dalam huruf kecil, seperti misalnya p. vi, p. x, dan sebagainya.

7.22 Cara Memasukkan Footnote