38 Ti l pon nomor 45606 da r i r uma h bl ok K 9876 ha r i
i ni me nga l a mi ke r us a ka n. [Nomor tilpon dan nomor
rumah tidak memerlukan titik sekat]. Pe r nya t a a n i t u di kut i p da r i ha l a ma n 2.
[Nomor halaman tidak perlu ditulis dalam huruf-huruf].
7.7 Nomor Gambar dan Tabel
Grafik, diagram skema, dan gambar-gambar lainnya dimasukkan dalam satu katagori gambar dan diberi nomor urut.
Tabel merupakan katagori tersendiri dan diberi nomor urut yang tersendiri pula. Nomor tabel dipisahkan dari nomor gambar.
Nomor tabel ditempatkan di atas tabelnya, tepat di tengah halaman, simetri kiri-kanan; sedangkan nomor gambar ditempatkan di
bawah gambar juga di tengah halaman simetri kiri-kanan. Pemeriksaan kembali terhadap ketelitian keurutan nomor
gambar dan nomor tabel juga minta perhatian penulisnya. Adanya nomor-nomor rangkap atau nomor loncatan sama sekali tidak eligible.
7.8 Penggunaan Tanda-tanda Tulis
Standar tata tulis karya ilmiah memberikan ketentuan- ketentuan atau batasan-batasan mengenai penggunaan tanda-tada tulis
atau punctuation marks. Ketentuan-ketentuan itu harus diikuti secara mantap di seluruh Tugas Akhir.
Tanda titik digunakan untuk menyatakan bahwa suatu kalimat sudah selesai. Kadang-kadang suatu kalimat lengkap ingin dihubungkan
dengan kalimat di belakang atau di depannya. Untuk ini dipakai tanda titik koma, bukan koma. Misalnya : Tuntutan jaksa telah diajukan hari
ini; keputusan hakim akan dijatuhkan lima hari lagi.
Tanda titik tidak boleh digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat dan kemudian kalimat berikutnya semata-mata merupakan
kesimpulan atau lawan kalimat sebelumnya. Contohnya :
39 Tidak ada jalan lain untuk keluar dari
malapetaka yang ditimbulkan pemerintahan diktator. Pemerintahan demokratik.
Tanda titik, seperti sudah dibicarakan, juga digunakan untuk menyingkat kata-kata. Singkatan kata-kata itu masih dibubuhi tanda titik
walaupun terletak di depan tanda-tanda tulis lainnya. Kekecualiannya hanyalah apabila singkatan kata-kata itu terdapat pada akhir kalimat.
Untuk hal terakhir ini tidak diperlukan membubuhkan dua titik beruntun.
Titik beruntun sebanyak tiga buah menyatakan bahwa ada bagian statement atau kutipan yang diloncati atau tidak diucapkan.
Tanda tiga titik itu berlaku juga untuk loncatan di depan kalimat, di tengah kalimat, maupun di bagian belakang kalimat. Untuk kutipan
langsung dan panjang tanda titik beruntun sepanjang baris digunakan untuk mengganti statement yang dikutip dan diloncati satu alinea.
Contohnya :
Untuk penulisan ilmiah semua bilangan sepuluh ke bawah harus ditulis dengan huruf selengkap-
lengkapnya, seperti satu, dua, . . . , untuk bagian inti dan bagian akhir, dan i, ii, iii, .
. . , untuk bagian awal.
. . . There are a number of possible methods by which wages may be distributed, each having its
unique effect on motivation and values. Since no single or pure method is universally
accepted, the effects in actual practice are mixture . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . The method of paying wages by the hour or the
day fails to recognize the fact that there are individual difference in ability. One man can
put in his time as well as another, so all men become equal. This daily-wage method wholly
fails to use pay as an incentive to production, but uses it only to get men to report for work
and put in their time.11
40 Seperti nampak dalam contoh di atas, antara titik-titik beruntun
diberi sela satu ketukan. Untuk tanda loncatan di bagian belakang kalimat tiga titik menambah satu titik tanda penutup kalimat, menjadi
empat titik.
Banyak aturan mengenai penggunaan tanda koma. Hanya ada satu aturan yang dirasa perlu untuk diperbincangkan disini karena masih
kurang dikenal dalam penulisan Tugas Akhir, yaitu mengenai penggunaan tanda koma untuk menghubungkan serangkaian butir item
yang sejenis. Untuk jelasnya dapat diperiksa contoh di bawah ini.
. . . t e l a h di be l i nya r e s i s t or , ka pa s i t or , da n t a ha na n.
. . . De pa r t e me n Sos i a l , Pe ke r j a a n Umum, da n Pe ndi di ka n da n Ke buda ya a n.
. . . De pa r t e me n Pe ndi di ka n da n Ke buda ya a n, Pe ke r j a a n Umum, da n Sos i a l .
Tampak dari contoh di atas bahwa tanda koma menyekat masing-masing kategori butir. Kata dan di depan butir yang terakhir
menunjukkan bahwa dalam rangkaian butir akan segera disebutkan kategori butir yang terakhir. Pendidikan dan Kebudayaan merupakan
satu kategori butir yang utuh. Karena itu tidak dipisah-pisahkan, baik ia disebutkan sebagai kategori butir yang terakhir maupun yang permulaan.
Sudah jelas bahwa tanda kutip pertama-tama harus digunakan untuk menyatakan dilakukannya pengutipan dengan menempatkan kata
atau kalimat kutipan di antara tanda kutip buka dan tanda kutip tutup. Tetapi disamping itu kadang-kadang tanda kutip digunakan juga untuk
menyatakan kata yang masih diragu-ragukan atau kata-kata yang mempunyai arti khusus. Satu hal yang perlu mendapatkan pengamatan
yang teliti oleh penulis Tugas Akhir dalam hubungan penggunaan tanda kutip ialah 1 tanda titik dan koma selalu ditempatkan di depan tanda
kutip tutup; sedang 2 tanda titik dua dan tanda titik koma selalu dituliskan di belakang tanda kutip tutup. Perhatikan contoh di bawah ini.
De nga n c a r a i t u, ka t a nya , ke be ba s a n mi mba r t e l a h di pul i hka n.
41 Te l a h di nya nyi ka n l a gu Gugur Bunga ; s e ge r a
me nyus ul l a gu Pa hl a wa nku ol e h pe nya nyi ya ng s a ma .
Dalam penulisan Tugas Akhir tanda seru hampir tak pernah digunakan kecuali untuk menyekat kolom-kolom dalam tabel. Walaupun
dalam tulisan seharai-hari tanda ini kerap kali digunakan untuk memberikan penekanan, menyatakan persetujuan, atau memperkuat
suatu pernyataan, untuk penulisan Tugas Akhir kebiasaan itu hendaknya dihindarkan. Jadi misalnya, pernyataan seperti :
Te l a h di bukt i ka n ol e h pe ne l i t i a n ya ng di l a kuka n be r ul a ng- ul a ng ba hwa a nt a r a
ke a da a n e konomi da n pr e s t a s i be l a j a r t i da k a da s a ngkut pa ut nya ,
dalam mana disisipkan tanda seru, hendaknya tidak dipraktekkan dalam penulisan Tugas Akhir.
Dalam hubungan dengan tanda tanya, dalam standar tata tulis karya ilmiah tidak diperkenankan menyis ipkan tanda itu di belakang
kutipan, walaupun bahan yang dikutip sudah jelas kesalahannya. Tanda ? untuk pernyataan-pernyataan yang diragu-ragukan atau sudah terang
kesalahannya dalam penulisan Tugas Akhir diganti dengan kata sic yang dituliskan dalam tanda kurung besar, atau dibetulkan dengan cara lain
seperti yang akan dijelaskan di belakang nanti.
Tanda penghubung - digunakan untuk menghubungkan kata- kata seperti seluk-beluk, semata-mata, porak-poranda, dan
sebagainya; atau untuk menyatakan kata majemuk atau kata berulang, seperti tingkat-tingkat, perabot-perabot, dan sebagainya. Tanda ini
juga digunakan untuk menghubungkan suku kata yang diputus untuk dilanjut dalam baris berikutnya.
Tanda dua penghubung, atau dalam bahasa Inggris dis ebut dash, digunakan juga untuk menerangkan kata atau kalimat di depannya
untuk kemudian dilanjutkan dengan bagian kalimat yang lain. Dalam tata tulis dash -- tidak boleh lebih dari dua dan tidak boleh diberikan
ketukan sela baik di depan atau di belakangnya. Contohnya :
42 Ge r ombol a n i t u- - Anwa s da n ka wa n- ka wa nnya - -
s e ge r a t e r t a ngka p s e t e l a h me nj a l a nka n a ks i nya . Pus a t - pus a t i ba da h - - ma s j i d, ge r e j a , pur a , da n
ke l e nt e ng- - t i da k pe r na h me nda pa t kunj unga n j a ma a hnya s e pe r t i wa kt u ya ng t e r a khi r i ni .
Tanda pemutus atau garis miring kerap kali digunakan untuk menuliskan nomor-nomor surat. Akhir-akhir ini tanda itu banyak juga
digunakan untuk menuliskan dan atau atau atau dan atau, seperti misalnya PresidenPanglima ABRI, JurusanFakultas, Universitas
Institut, atau HansipHanra. Untuk kutipan sudah tentu tanda itu tetap dituliskan seperti aselinya. Akan tetapi standar Tugas Akhir sama sekali
tidak menggunakan pemutus itu dalam tata tulisnya. Apabila yamg dimaksud dengan UniversitasInstitut adalah universitas dan institut,
dalam tata tulis maksud itu dituliskan dengan lengkap : Universitas dan Institut. Apabila yang dimaksudkan adalah universitas dan atau institut,
maka dituliskan Universitas atau Institut, atau dua-duanya. 7.9 Mengatur Kategorisasi dan Sub Kategorisasi
Untuk menonjolkan beberapa kategori butir, penyajian butir itu dapat dituliskan dengan nomor urut, seperti misalnya :
Tuj ua n da r i pe mbe nt uka n Pe me r i nt a h Ne ga r a Re publ i k I ndone s i a me nur ut Pe mbuka a n Unda ng-
Unda ng Da s a r 1945 a da l a h : 1. me l i ndungi s e ge na p ba ngs a I ndone s i a da n
s e l ur uh t umpa h da r a h I ndone s i a . 2. unt uk me ma j uka n ke s e j a ht e r a a n umum.
3. unt uk me nc e r da s ka n ke hi dupa n ba ngs a . Da n 4. unt uk i kut me l a ks a na ka n ke t e r t i ba n duni a
ya ng be r da s a r ka n ke me r de ka a n, pe r da ma i a n a ba di , da n ke a di l a n s os i a l .
Da l a m pe me r i ks a a n t e r a khi r pe nul i s Tuga s Akhi r ha r us me mpe r ha t i ka n ha l - ha l s e ba ga i be r i kut :
1. Apa ka h s e mua ha l a ma n t e l a h di be r i nomor s e ba ga i ma na me s t i nya .
2. Apa ka h s e mua t a be l t e l a h de nga n l e ngka p di be r i nomor - nomor t a be l nya .
3. Apa ka h s e mua ga mba r t e l a h di be r i ke t e r a nga n- ke t e r a nga n s e c ukupnya , di be r i
43 nomor ur ut s e ba ga i ma na me s t i nya , da n di c e k
de nga n di t e l i t i de nga n s umbe r nya . Se c a r a t e or i t i k a da e mpa t ma c a m a t a u c a r a
pe ngupa ha n ya ng pe r l u di s or ot i da l a m pe mbi c a r a a n i ni , ya i t u 1 upa h me nur ut
pr e s t a s i ; 2 upa h me nur ut ke but uha n; 3 upa h me nur ut l a ma nya ke r j a ; da n 4 upa h me nur ut
l a ma nya di na s . Ma s i ng- ma s i ng c a r a i t u me mpunya i da s a r - da s a r f i ki r a nnya , pe mr a kt e ka nnya , s e r t a
a ki ba t - a ki ba t nya da pa t di t e r a ngka n s e ba ga i be r i kut .
Contoh terakhir menunjukkan enumerasi butir yang langsung dimasukkan sebagai bagian dari naskah karena butir-butirnya tidak
terlalu panjang. Perhatikan bilangan-bilangan enumerasi dituliskan di dalam tanda kurung, bukan 1., 2., 3., dan 4. Sebaliknya jika enumerasi
dilakukan seperti contoh pertama dan kedua, penulisan enumerasinya justru harus 1., 2., dan seterusnya, bukan 1, 2, 3, dan seterusnya,
dan menggunakan indensisasi.
Sub kategorisasi dari kategori yang terbesar sampai yang terkecil dapat dilakukan sebagai berikut :
I. KATEGORI TERBESAR . . .
1.1 Kategori lebih kecil
1.1.1 Kategori lebih kecil lagi . . .
a. Kategori lebih kecil lagi . . . b. Kategori sama dengan a. . . .
1. Kategori lebih kecil lagi . . . 2. Kategori lebih kecil lagi . . .
c. Kategori sama dengan a., dan b. . . . 1.1.2
Kategori sama dengan 1.1.1 . . . 1.1.3
Kategori sama dengan 1.1.1 , dan 1.1.2 . . . 1.2 Kategori sama dengan 1.1 . . .
II. KATEGORI SAMA DENGAN I. . . . [dan seterusnya] Kesamaan tingkat sub kategori ditunjukkan oleh lebarnya
indensi. Kategori terbesar yang diberi tanda dengan angka Romawi huruf besar dalam penulisan Tugas Akhir lebih sering ditempatkan di
tengah halaman. Jika demikian maka sub kategori 1.1, 1.2, dan seterusnya akan menempati tempat kategori I., II., dan seterusnya.
44 Artinya untuk sub kategori 1.1, 1.2, . . . tidak lagi menggunakan indensi,
walaupun tempat kategori I., II., . . . diberi indensi. Adapun indensi kategori I., II., . . . disesuaikan dengan banyaknya kategori itu. Artinya,
jika yang akan enumerasi sampai kategori III., maka untuk kategori I., diberi indensi dua ketukan, kategori II. diberi satu ketukan, dan kategori
III. tidak diberi indensi. 7.10 Membuat Kutipan
Menyertakan atau menyisipkan kutipan-kutipan dalam Tugas Akhir tidaklah dilarang, dan tidak merupakan suatu keaiban. Tidak
jarang pendapat, ide, atau konsep, pendirian, atau kesimpulan penelitian dari ahli lain atau kepunyaan sendiri yang telah dituliskan di suatu buku
dikutip kembali untuk ditelaah, dibahas, atau diperkuat. Akan tetapi walaupun demikian, sebelum penulis memutuskan untuk mengutip atau
tidak mengutip perlu terlebih dahulu ia mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
1.
Mengutip sehemat-hematnya. Bahwa Tugas Akhir bukanlah kumpulan dari kutipan-kutipan mentah, melainkan suatu karya
kreatif yang memadukan apa yang oleh penulisnya telah didengar, dilihat, dibaca, ditelaah, dan didiskusikan menjadi
bangunan konklusi yang sama sekali baru. Menulis Tugas Akhir yang baik dengan sendirinya sukar diselesaikan jika taraf
kemampuan penulisnya belum melebihi taraf membuat catatan- catatan dan mengumpulkan kutipan-kutipan. Itulah sebabnya
mengapa walaupun membuat kutipan tidak dihindari dalam pembuatan Tugas Akhir, namun mengutip selalu dilakukan
sehemat-hematnya.
2. Mengutip jika dirasa sangat perlu semata-mata. Ide, pendapat,
atau kesimpulan orang lain dapat juga dikemukakan kembali tanpa mengutip seluruhnya kata-kata yang digunakan untuk
menyatakan ide, pendapat, atau kesimpulan itu. Apa yang disebut paraphrasing tidak lain daripada mengutip ide,
pendapat, atau kesimpulan orang lain tidak menurut kata- katanya, melainkan menurut pokok-pokok pikirannya atau
semangatnya. Ide, pendapat, atau kesimpulan itu kemudian diungkapkan kembali menurut jalan pikiran pengutip, dengan
45 kata-katanya sendiri, dan dalam bahasa yang biasa digunakan
oleh pengutipnya sendiri. Karena itulah maka mengutip kata demi kata tidak sering dilakukan, dan hanya dilakukan jika
dirasa sangat perlu semata-mata, yaitu jika dengan kata-kata atau bahasa sendiri justru oleh pengutip dikhawatirkan
semangat dan kekuatan dari ide, pendapat, atau kesimpulan itu menjadi kurang dapat diungkapkan sebagaimana mestinya.
3. Terlalu banyak mengutip mengganggu kelancaran bahasa.
Kutipan-kutipan yang terlalu banyak akan mengakibatkan uraian-uraian yang kurang lancar, tidak streamline. Hal
semacam itu akan segera dirasakan oleh pembaca atau penilai yang kritis, sebab seorang pembaca atau penilai dapat
diibaratkan seorang penumpang mobil yang sensitif, yang segera merasakan tidak enak melewati jalan yang sebentar-
sebentar berganti antara jalan yang beraspal yang lancar dan tidak bersuara dengan jalan kerikil yang bergelombang dan
berisik.
7.11 Dimana Kutipan Ditempatkan