4.3 ANALISIS TEKNO-EKONOMI
Analisis tekno ekonomi bertujuan untuk mempadukan aspek-aspek ekonomi sosial dan budaya terhadap suatu teknologi. Teknologi PLTMH yang dibawa ke Kampung Lebakpicung
memberikan suatu keuntungan bagi mereka. Perlu dikaji analis tekno ekonomi untuk meningkatkan optimasi, efesiensi dan efektifitas dalam menggunakan teknologi PLTMH.
4.3.1 Perhitungan Biaya per kWh
. Pembangunan PLT Mikrohidro memerlukan investasi yang relatif besar. Biaya harga listrik per kWh-nya dihitung berdasarkan biaya awal initial cost dan biaya operasional
operational cost. Komponen biaya awal terdiri dari: biaya bangunan sipil, biaya fasilitas elektrik dan mekanik serta biaya sistem pendukung lain. Komponen biaya operasional yaitu:
biaya perawatan, biaya penggantian suku cadang, biaya tenaga kerja operator serta biaya lain yang digunakan selama pemakaian.
Investasi awal dari pembanguanan PLTMH di Kampung Lebakpicung Banten adalah Rp 263.600.000. Selama satu tahun PLTMH telah menerangi Kampung Lebakpicung, terdapat
banyak perbaikan atau perawatan selama pengoperasinya diantaranya : bearing, bos, as, kopling, saluran dan rumah tubin, vanbelt, dan turbin mikorhidro. Besar biaya operasional
sebesar Rp 5.466.000 seperti diuraikan pada Tabel 2. Umur ekonomis dari PLTMH sendiri terdiri dari bangunan sipil 20 tahun, transmisi 10 tahun, dan pembangkit 10 tahun. Nilai
penyustan PLTMH 10 per tahun. Tabel 1. Bunga modal bangunan dan alat PLTMH
Pemabangunan Harga
awal Rp Nilai
penyusutan Bunga
modal Rp Bangunan sipil
103.24 6.440
10 10.324.64
4 Transmisi
2.450.0 00
10 245.000
Pembangkit mikrohidro
94.703. 500
10 9.470.350
Total
20.039.99 4
Sumber : laporan keuangan pembangunan PLTMH Gambar 10. Saluran terbuka
Tabel 2. Penyusutan bangunan dan alat PLTMH Pembangunan
Harga awal Rp
Nilai penyusutan
Umur ekonomis
tahun Penysuta
n Rp Bangunan sipil
103.24 6.440
10 20
4.646.09 Transmisi
27.539. 000
10 10
220.500 Pembangkitmikroh
idro 94.703.
000 10
10 8.523.31
5 Total
Rp13.38 9.905
Tabel 3. Biaya operasional mikrohidro pada tahun 2010
Total Biaya Tetap adalah Rp 33.429.899 tahun. Setelah dioperasikan selama setahun, terjadi banyak kerusakan pada PLTMH terutama pada bagian pembangkit. Kerusakan yang
terjadi pada bagian bering dan bos. Jauhnya akses ke kota terdekat menambah pembengkakan pada biaya transportasi. Kerusakan dan biaya perbaikan dapat dilihat di tabel 3. Jumlah biaya
perbaikan atau biaya tidak tetap dalam satu tahun stelah dihitung sebesar Rp 5.466.000 tahun. Jadi biaya total adalah Rp 38.895.899 tahun.
Biaya harga per kWh RpkWh ditentukan oleh energi listrik yang dihasilkan per hari kWhhari dan biaya rata-rata perhari . Energi listrik perhari ditentukan oleh faktor daya atau
jumlah jam per hari saat pengoperasian PLTMH. Dengan membagi biaya total per tahun dengan 365 hari maka didapat biaya perhari nya adalah Rp 106.564 hari lampiran 4a. Daya yang
dihasilkani per hari sebesar 7 kW dan lama penyalaan adalah dari jam 4 sore hingga jam 7 pagi atau 15 jam. Dengan membagi biaya per harinya dengan jumlah besar daya dan lama penyinaran
maka didapat biaya per kWh adalah Rp 1.015 kWh. Maka harga energi listrik per kWh bila dijual ke masyarakat lebakpicung sebesar Rp 1.015 kWh.
Kerusakan Jumlah
pergantian per tahun
Biaya perbaikan Rp
tahun
Bearing 10
9 80.000 Bos
4 576.000
As 2
1.080.000 Kopling
2 700.000
Saluran dan rumah turbin
3 500.000
Vanbelt 5
200.000 Tubin
1 880.000
Biaya tenaga kerja 550.000
Total Biaya Operasional
5.466.000