Perhitungan NPV, IRR dan BEP

Tabel 7.Total biaya golongan tarif pelayanan sosial dan rumah tangga PLN Sumber : www.pln.co.id Setelah dimasukan biaya tarif listrik setiap golongan ke perhitungan NPV dan IRR, golongan tarif yang dapat memenuhi payback period kurang dari 20 tahun adalah tarif pelayanan sosial 2200 VA dan tarif rumah tangga 1300 VA dan 2200 VA. Perhitungan NPV, IRR dan Payback period dapat dilihat pada lampiran 2, 3 ,4, 5, 6 dan 7. Tabel 8. Nilai NPV, IRR dan Payback Period setiap golongan tarif Golongan Tarif NPV Rp IRR Payback period tahun Pelayanan sial 2200 VA 11.1272.88 10,6 17- 18 Rumah tangga 1300 VA 86.216.920 14,5 10-11 Rumah tangga 2200 VA 88.898.693 14,6 10-11 Pencarian nilai titik impas atau Break Event Point BEP bertujuan untuk mengetahui produksi minimal pertahun agar pengadaan mikrohidro tidak akan rugi. Dari perhitungan diatas, di dapat harga mikrohidro yang dijual di masyarakat sebesar Rp 239 kWh dan biaya total per tahun nya adalah Rp 38.895.899 tahun. Dengan membagi biaya total dengan harga juial per kWh nya maka Nilai titk Impas sebesar 162.744 kWh tahun. Pengadaan mikrohidro minimal memproduksi daya listrik sebesar 162.744 kWh tahun. Sedangakan, mikrohidro hanya menghasilkan daya sebesar 105 kWh hari atau sebesar 38.325 kWh tahun. Seperti telah Golongan tarif besar daya terpasang VA Jumlah pemakaian kWh Biaya total per bulan Total biaya per tahun Total biaya 50 rumah per tahun Pelayanan sosial 450 105 32.340 388.08 19.404.000 Pelayanan sosial 900 105 45.500 546000 27.300.000 Pelayanan sosial 1300 105 63525 762300 38.115.000 Pelayanan sosial 2200 105 68250 819000 40.950.000 Rumah tangga 450 105 45.500 546.00 27.300.000 Rumah tangga 1300 105 82950 995400 49.770.000 Rumah tangga 2200 105 83475 100170 50.085.000 PLTMH Kampung Lebakpiucung 7000 105 754.000 9.159.6 75 9.159.675 diuraikan sebelumnya pegadaan mikrohidro tidak berorientasi pada keuntungan. Pengadaan mikrohidro lebih ke pelayanan masyarakat yang masih belum bisa menikmati akses listrik.

4.4 POTENSI DAYA MIKROHIDRO DI KAMPUNG LEBAKPICUNG

Sebuah PLTMH memerlukan dua hal yang pokok, yaitu debit air dan ketinggian jatuh head untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat. Debit air pada saat diukur setelah turun hujan mencapai 1800 liter per detik, dan diperkirakan minimal mencapai 600 liter per detik pada musim kemarau. Dengan memasukan rumus daya maka di dapat potensi daya untuk musim hujan adalah 74 kW dan pada musim kemarau 25 kW dengan efesiensi total adalah 0,6 dan ketinggian jatuh air head 7 m. Kemampuan mikrohidro adalah sebesar 10 kW dan daya yang terpakai hanya sekitar 7 kW saja. Mikrohidro dinyalakan hanya jam 4 sore hingga jam 7 pagi. Pada pagi hari mikrohidro tidak terpakai atau dalam keadaan diam. Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak termasuk zona yang tidak dapat diketahui perbedaan hujanya. Sehinggaperbedaan curan hujan di musim hujan dan kemarau hampir sama. Debit air selalau cukup untuk menggerakkan generator.

4.5 PERENCANAAN

PEMANFAATAN LISTRIK UNTUK UNIT PENGOLAHAN KOPI Salah satu tujuan pengadaan PLTMH di perdesaan adalah untuk mengembangkan perekonomian di desa tersebut. Pemanfaatan dari PLTMH tersebut dengan memanfaatkan daya listrik yang tersedia untuk usaha yang dapat memberi keuntungan bagi masyarakat. Kampung Lebakpicung memiliki produk kopi yang khas dengan produksi per tahunnya sekitar satu ton. Produk kopi dari Kampung Lebakpicung telah diperkenalkan ke masyrakat luas atas bantuan PPLH IPB. Sayangnya produksi kopi ini belum dipasarkan secara luas akibat banyaknya kendala, salah satunya adalah teknologi yang memerlukan tenaga listrik. Produksi kopi ini bisa dijalankan setelah jam 7 pagi hingga jam 4 sore sebelum penggunaan untuk rumah tangga. Pengoptimalan pemanfaatan PLTMH untuk pengembangan ekonomi dapat mengurangi beban mayarakat dalam pebiayaan perawatan mikrohidro. Perencanaan unit pengolahan kopi harus dapat memaatkan sumber daya listrik dari PLTMH yang tersedia. Selain itu mesin yang akan di beli hanya mesin yang yang tak dapat dikerjakan oleh tenaga manusia. Salah satu metode pengolahan kopi adalah metode kering atau dry prosses . Metode pengolahan cara kering banyak dilakukan mengingat kapasitas olah kecil, mudah dilakukan, peralatan sederhana dan dapat dilakukan di rumah petani. Tahapan pengolahan kopi cara kering dapat dilihat pada gamabar 10. Setelah proses kering dari mulai panen hingga sortasi biji kering, biji kopi lalu di sangrai, dan di bubuk. Proses sangrai dan pembubukan yang perlu menggunakan alat mesin dengan tanaga listrik. Pada tabel 7 menunjukan daya dan kapasitas mesin sangrai dan pembubuk biji kopi. Tabel 9. Alat mesin pengolahan kopi beserta daya Sumber: Deptan Penentuan beban permintaan listrik ditentukan berdasarkan besar beban tersebut. Terdapat beban besar dan beban kecil. Mesin yang mempunyai beban besar adalah mesin yang membutuhkan daya lebih dari 1,5 kW atau memerlukan arus lebih dari 0,7 A. Umumnya mesin yang yang menggunakan beban besar dinyalakan secara bersamaan atau tetap dan mesin ini tidak dipindah- pindah selama proses. Mesin-mesin beban besar akan mempunyai faktor Permintaan seratus persen. Jumlah permintaan mesin-mesin besar akan ditambah dengan jumlah permintaan mesin-mesin yang bebannya ringan. Perhitungan beban bisa menggunakan ampere atau daya, sehingga jumlah total daya atau arus listrik yang diperlukan untuk pengolahan kopi cukup dengan daya yang tersedia. Tabel 10 menunjukan daya dan arus setiap mesin yang menggunakan energi lsitrik. Tabel 11 menunjukan faktor perminaan. Tabel 10. Mesin yang menggunakan tenaga listirk Alat Phase Daya kW Teganga n V Arus A Sangrai biji kpi 1 0,19 220 0,85 Pembubuk biji kopi 1 0,75 220 3,39 Tabel 11. Penentuan beban permintaan Mesin Tenaga penggerak Daya HP Kapasitas Sangrai biji kopi Mesin listrik ΒΌ 6.67 kg batch Pembubuk biji kopi Mesin listrik 1 15 kg jam Alat Daya kW Faktor Permintaan 100 Daya kW Sangrai biji kopi 0,19 0,19 Pembubuk biji kopi 0,75 0,75 Jumlah 100 0,94 Gambar 11. Diagram pengolahan kopi secara kering Dry Prossses Pengupasan kopi Sortasi biji kering Panen Sortasi Buah Pengeringan