Contingent Valuation Method CVM Penelitian

12 3. Berdekatan dengan zona pemukiman. 4. Memiliki jenis-jenis satwa baru. 5. Cukup luas dan keadaan lapangan tidak membahayakan.

2.4. Contingent Valuation Method CVM

Fauzi, 2006 menyatakan Pendekatan CVM sering digunakan untuk mengukur nilai pasif nilai non-pemanfaatan sumberdaya alam atau sering juga dikenal dengan nilai keberadaan. CVM pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui: pertama, keinginan membayar Willingness To Pay atau WTP dari masyarakat, misalnya terhadap perbaikan kualitas lingkungan air, udara dsb dan kedua, keinginan menerima Willingness To Accep atau WTA. Tekhnik CVM didasarkan pada asumsi mendasar mengenai hak kepemilikan Garrod dan Willis, 1999, karena itu jika individu yang ditanya tidak memiliki hak atas barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam, pengukuran yang relevan adalah keinginan membayar yang maksimum Maximum Willingness To Pay untuk memperoleh barang tersebut. Sebaliknya, jika individu yang ditanya memiliki hak atas sumber daya alam, pengukuran yang relevan adalah keinginan menerima Willingness To Accept kompensasi yang paling minimum atas hilang atau rusaknya sumber daya alam yang dia miliki

2.5. Penelitian

Terdahulu Aprilian 2009 meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata dan surplus konsumen di Taman Wisata Alam Situ Gunung, dengan menggunakan methode biaya perjalanan. Dari hasil penilitian tersebut didapat bahwa faktor-faktor sosial yang mempengaruhi secara signifikan jumlah 13 kunjungan wisatawan ke Taman Wisata Alam Situ Gunung adalah biaya perjalanan, waktu tempuh, dan daya tarik wisata. Nilai surplus konsumen total kunjungan per individu yang diperoleh adalah sebesar Rp 277.477,00 sedangkan nilai surplus konsumen per kunjungan per individu adalah sebesar Rp 46.847,00. Nilai manfaat ekonomi yang diperoleh dari Taman Wisata Alam Situ Gunung adalah sebesar Rp 1.340.709.910,00 Fitriani 2008 meneliti faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengunjung Agrowisata Taman Wisata Mekarsari TWM dengan menggunakan metode kontingensi. Faktor-faktor sosial ekonomi dan lingkungan yang mempengaruhi frekuensi kunjungan ke lokasi Agrowisata TWM adalah jumlah tanggungan keluarga, hari kunjungan, waktu yang dihabiskan di lokasi, kesediaan membayar, dan waktu tempuh. Jumlah kesediaan membayar dari seluruh pengunjung pada tahun 2006 adalah sebesar Rp. 8.681.092.500 sedangkan jumlah kesediaan membayar tahunan dari setiap pengunjung TWM sebesar Rp 23.000. Surplus konsumen yang didapat sebesar Rp 4.906.702.500, dengan rata-rata surplus konsumen sebesar Rp 13.000 untuk setiap orangnya. Amanda 2009 melakukan penelitian mengenai nilai WTP pengunjung objek wisata Danau Situgede dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situdege. Dari hasil penelitiannya didapat sebanyak 81 persen responden 34 orang menyatakan kesediaan untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan responden untuk membayar adalah faktor tingkat usia, tingkat pendidikan, dan pemahaman serta pengetahuan responden mengenai manfaat serta kerusakan 14 danau. Nilai rata-rata WTP pengunjung Danau Situgede sebesar Rp 3.588,24 sedangkan nilai total WTP pengunjing Danau Situgede sebesar Rp 2.342.000. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP pengunjung adalah faktor tingkat pendapatan, pemahaman serta pengetahuan responden mengenai manfaat serta kerusakan danau, dan biaya kunjungan responden. 15 III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis