4
Tabel 2. Perkembangan Pengunjung Objek Wisata yang Pengelolaanya di bawah Perum Perhutani Orang
Objek Wisata Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
Wana Wisata Curug Cilember 121.816
128.477 111.985
128.412 191.503
Wana Wisata Curug Nangka 87.717
96.503 97.852
67.495 64.514
Wana Wisata Buper Gunung Bunder
46.298 49.652
58.947 69.437
77.282 Buper Sukamantri
6.674 4.000
4.220 1.956
2.075 Penangkaran RusaWW
Giri Jaya -
- 8.875
11.603 11.951
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor 2010
1.2. Perumusan Masalah
Wana Wisata Curug Nangka WWCN merupakan salah satu dari lima wana wisata yang ada di Kabupaten Bogor yang pengelolaannya berada di bawah
Perum Perhutani. Daya tarik dari objek wisata ini adalah adanya tiga air terjun atau curug yang terdiri dari Curug Nangka, Curug Daun, dan Curug Kawung
dengan masing-masing ketinggian antara 10-20 meter dan memiliki keunikan tersendiri. Selain dapat menikmati keindahan curug yang ada di WWCN kegiatan
lain yang dapat dilakukan pengunjung di kawasan WWCN, antara lain menyusuri sungai, berenang di sungai, bermain flaying fox, serta berkemah atau camping.
Keberdaan WWCN yang cukup dekat sekitar 15 KM dari jantung Kota Bogor
5
menjadikan wana wisata ini mudah diakses. Jumlah pengunjung yang datang ke WWCN dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perkembangan Jumlah Wisatawan ke Wana Wisata Curug Nangka 2005-2009
Tahun Wisatawan
Jumlah orang Domestik
Orang Asing Orang
2005 87.660 57 87.717
2006 96.438 70 96.508
2007 97.797 55 97.852
2008 67.480 15 67.495
2009 64.489 25 64.514
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor 2010
Jumlah pengunjung yang berkunjung ke WWCN dari tahun 2008 hingga 2009 mengalami penurunan, untuk itu pihak pengelola yakni Perum Perhutani
berencana melakukan pengembangan pengelolaan. Marpaung 2002 menyatakan bahwa dalam pengembangan objek dan daya tarik wisata bagi taman atau daerah
konservasi memiliki konsep yang dianggap penting yaitu adanya tujuan pendidikan bagi pengunjung tentang apa yang mereka lihat, khususnya penekanan
terhadap masalah ekologi dan konservasi. Pendekatan ini sangat sesuai kecenderungan keinginan dan kebutuahan pengunjung akan informasi yang
memadai tentang lingkungan yang mereka kunjungi. Dalam pengembangan pengelolaan WWCN, Perum Perhutani berencana
akan membuat suatu paket-paket wisata yang dapat dipilih oleh pengunjung. Adapun rencana paket-paket wisata andalan yang akan ditawarkan WWCN adalah
6
paket jogging track plus dan paket konservasi. Paket-paket tersebut memiliki manfaat, tujuan, kegiatan, serta fasilitas yang berbeda. Adaya paket-paket wisata
ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan bagi pengunjung dalam berwisata di WWCN. Kegitan dalam paket wisata tersebut bertujuan untuk mengajak
pengunjung berperan aktif dalam menikmati alam serta ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungannya.
Wana wisata alam merupakan tempat rekreasi yang dapat dikatagorikan sebagai barang publik public goods. Fauzi 2006 menyatakan barang publik
memiliki dua sifat yang dominan yaitu non-rivalry dan non-excludability. Sifat non-rivalery
yaitu setiap pengunjung objek wisata konsumen dapat memperoleh kepuasan rekreasi tanpa mengurangi kepuasan konsumen lain. Sifat non-
excludability berarti bahwa setiap orang dapat menikmati wisata alam tanpa
dibatasi, oleh karena itu barang publik tidak memiliki data pasar, sehingga sulit untuk menentukan harganya. Ketiadaan pasar pada barang publik dapat diatasi
dengan membuat kurva permintaan pada kesediaan membayar Willingness to pay
atau metode biaya perjalanan travael cost method. Dari uraian di atas maka rumusan permasalahan dari penelitian ini adalah:
1. Berapa nilai Willingness to pay WTP pengunjung untuk menentukan
potensi harga maksimum yang masih bersedia dibayarkan untuk paket wisata yang akan ditawarkan di WWCN?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kesediaan membayar pengunjung
serta besarnya nilai Willingness to pay WTP pengunjung?
7
1.3. Tujuan Penelitian