Analisis Willingness to Pay (WTP) Pengunjung Terhadap Paket Wisata di Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) Kabupaten Bogor

(1)

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) PENGUNJUNG

TERHADAP PAKET WISATA DI WANA WISATA CURUG

NANGKA (WWCN) KABUPATEN BOGOR

SITI DEVI FADILAH H44062274

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 


(2)

SUMMARY

SITI DEVI FADILAH. Analisize Willingness to Pay (WTP) Visitors To Package-Tours in Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) Bogor Regency.

Guidance SUTARA HENDRAKUSUSMAATMAJA.

Tourism development will provide a positive impact on a country's economic development. Tourism can create and enhance employment opportunities, increase public revenues, as a multiplier effect that occurs as a result of tourist spending, increase tax revenues and local governments retribution, increasing the national income or Gross Domestic Product (GDP), encouraging investment from the industrial tourism sector and other economies sector, and strengthening balance of payments. Tourism activities have become an important part of basic human needs. Along with the development of technology and time, the industrial toursm sector growth in line with these changes socials, culturals, economics, technological and politicals (Weber, 2006).

Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) is one of five ecotourism in Bogor Regency wich managed by Perhutani stated-owened enterprises as a from a public enterprise management of forest resources. The prime attraction of these ecotoursm.have three waterfalls, such as Nangka waterfall, Daun waterfall, and Kawung waterfall. WWCN existance is quite near about ±15 KM from the heart of Bogor City make it easily accessible. In developing the management WWCN, Perhutani planned to create a package-tour, which could be chosen by the visitors. The planed tour packages that might be offered by WWCN the jogging track plus package and conservation package. The tour packages are expected to increase satisfaction for the visitors in a tour at WWCN. The tour package activity aimed to encourage the visitors to take an active role in enjoying the outdoors and participating activelly in conserving environmental.

The purpose of this research namely 1) estimated the value of WTP visitors to determine the potential maximum price that can still be paid by visitors to the tour packages offered. 2) analyzed the factors that influence the willingness of the visitors to pay and the value of WTP visitors.

This research was based on the field observation and interviewing to the visitors also the stakeholders. The sampling was conducted on randomly 80 visitors. Data processed base on the qualitative method of logically analayzing, CVM and multiple linear regression.

Variables thought to affect significantly the decision of respondents to be willing to pay a jogging track plus travel packages and conservation are the same in the variables age, duration of his education, income level, and travel expenses. While that does not affect real variables are the variables of sex, visiting duration, and frequency of visits.

The average result of WTP for the package is a jogging track plus Rp 56,132.00 with a total value of WTP (TWTP) is USD 387,366,932.00. Package


(3)

conservation’s WTP average value is Rp 127,313.00 and the value’s of Rp 878,587,013.00 TWTP. The average value of WTP of respondents to both the package is smaller than the fare plan that will be enforced by the manager that is Rp 65,000 and Rp 170,000.

Factors thought to affect significantly the value of WTP of respondents for both the tour package is a variable length of his education and income levels. The travel variabel cost was only influence the conservation package for the package while jogging track plus. Variable number of visits, number of dependents and the frequency of visits did not significantly affect WTP values of respondents.


(4)

RINGKASAN

SITI DEVI FADILAH. Analisis Willingness to Pay (WTP) pengunjung terhadap Paket Wsata Di Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) Kabupaten Bogor.

Dibimbing oleh SUTARA HENDRAKUSUSMAATMAJA.

Pengembangan pariwisata akan memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi suatu negara. Pariwisata dapat menciptakan dan meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari pengeluaran wisatawan, meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retrbusi daerah, meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto (GDP), mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan sektor ekonomi lainya, serta memperkuat neraca pembayaran. Aktivitas pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar manusia. Seiring berjalannya waktu kegiatan pariwisata terus mengalami perkembangan hal tersebut sejalan dengan terjadinya perubahan - perubahan sosial. budaya, ekonomi, tekhnologi dan politik (Weber, 2006).

Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) merupakan salah satu dari lima wana wisata yang ada di Kabupaten Bogor yang pengelolaanya berada di bawah Perum Perhutani. Daya tarik dari objek wisata ini adalah memiliki tiga air terjun atau curug yang terdiri dari Curug Nangka, Curug Daun, dan Curug Kawung. Keberadaan WWCN yang cukup dekat sekitar 15 KM dari jantung Kota Bogor menjadikan Wana Wisata ini mudah diakses. Dalam pengembangan pengelolaan WWCN, Perum Perhutani berencana akan membuat suatu paket-paket wisata yang dapat dipilih oleh pengunjung. Adapun rencana paket-paket wisata andalan yang akan ditawarkan WWCN adalah paket jogging track plus dan paket konservasi. Adanya paket-paket wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan bagi pengunjung dalam berwisata di WWCN. Kegitaan dalam paket wisata tersebut bertujuan untuk mengajak pengunjung berperan aktif dalam menikmati alam dan ikut serta dalam menjaga kelestarian lingkungannya.

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengestimasi nilai WTP pengunjung untuk menentukan potensi harga maksimum yang masih bisa dibayarkan pengunjung untuk paket wisata yang ditawarkan. 2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung membayar serta besarnya nilai WTP pengunjung.

Penelitian dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara terhadap pengunjung maupun pihak yang terkait. Pengambilan contoh dilakukan terhadap 80 orang pengunjung yang dipilih secara acak. Data diolah secara kualitatif dengan menggunakan metode analaisis logit, CVM dan regresi linear berganda.

Variabel yang diduga mempengaruhi secara nyata terhadap keputusan responden untuk bersedia membayar paket wisata jogging track plus dan konservasi adalah sama yakni variabel usia, lamanya menempuh pendidikan, tingkat pendapatan, dan biaya perjalanan. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah variabel jenis kelamin, lama di lokasi, dan frekuensi kunjungan.


(5)

Nilai rataan WTP yang dihasilkan untuk paket jogging track plus adalah sebesar Rp 56.132,00 dengan nilai total WTP (TWTP) adalah Rp 387.366.932,00. Paket konservasi nilai rata-rata WTPnya adalah sebesar Rp 127.313,00 dan nilai TWTPnya sebesar Rp 878.587.013,00. Nilai rata-rata WTP responden terhadap kedua paket tersebut ternyata lebih kecil dari rencana tarif yang akan diberlakukan oleh pihak pengelola yakni Rp 65.000 dan Rp 170.000.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi secara nyata besarnya nilai WTP responden untuk kedua paket wisata tersebut adalah variabel lamanya menempuh pendidikan dan tingkat pendapatan. Variabel biaya perjalanan hanya berpengaruhi nyata untuk paket konservasi sedangkan untuk paket jogging track plus tidak berpengaruh nyata. Variabel jumlah kunjungan, jumlah tanggungan dan frekuensi kunjungan tidak berpengaruh nyata terhadap nilai WTP responden. . Kata kunci: Paket wisata, jogging track plus, Konservasi, WTP, Pengunjung


(6)

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) PENGUNJUNG

TERHADAP PAKET WISATA DI WANA WISATA CURUG

NANGKA (WWCN) KABUPATEN BOGOR

SITI DEVI FADILAH H44062274

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011


(7)

Judul Skripsi : Analisis Willingness to Pay (WTP) Pengunjung Terhadap Paket Wisata di Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) Kabupaten Bogor Nama : Siti Devi Fadilah

NIM : H44062274

Menyetujui, Pembimbing

Ir. Sutara Hendrakusumaatmaja, MSc NIP. 19480601 197301 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP. 19660717 199203 1 003


(8)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS WILLINGNESS TO PAY (WTP) PENGUNJUNG TERHADAP PAKET WISATA DI WANA WISATA CURUG NANGKA (WWCN) KABUPATEN BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Juli 2011

Siti Devi Fadilah H44062274


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Willingness to Pay (WTP) Pengunjung Terhadap Paket Wsata Di Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) Kabupaten Bogor”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian penulis, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini menganalisis mengenai nilai willingness to pay atau kesediaan pengunjung dalam membayar paket wisata jogging track plus dan konservasi di Wana Wisata Curug Nangka, serta ingin mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesediaan membayar dan nilai WTP pengunjung..

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Peribahasa mengatakan tak ada gading yang tidak retak. Atas kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, penulis memohon maaf. Saran dan keritik diharapkan dapat meningkatkan kualitas terhadap karya-karya selanjutnya.

Bogor, Juli 2011


(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyususnan skripsi ini yaitu kepada:

1. Kedua orang tua, terutama kepada ibu tercinta (Neneng Salmiah), kakak (M. Syamtidar ) dan kedua adikku (Siti Afiqah dan M. Nabhan), enin tersayang, dan seluruh keluarga yang telah memberikan kasih sayang, semangat serta doa yang tak henti.

2. Ir. Sutara Hendrakusumaatmaja, M.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

3. Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr. selaku dosen penguji utama yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan, kritik dan ilmu yang bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.

4. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan masukan dalam perbaikan tata bahasa untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Lina, Bapak Memed serta para staf Perum Perhutani yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat melakukan penelitian di lokasi yang dikelola.

6. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Nissa Mayangsari, Arini Hardjanto dan Dwiyanti Nur Shifa. Terima kasih atas doa, semangat dan dukungannya selama ini.


(11)

7. Teman-teman satu bimbingan skripsi, Riska Novianti dan Fani Angela. Terima kasih atas dukungan yang telah diberikan.

8. Teman-teman penulis, Norma, Emil Niar, Dwi, Ekta, Ulhaq, Irvan, Zenal, Sari, Ario, Rifqa, Bryan dan mahasiswa ESL 43 lainnya. Terima kasih atas kebersamaan dan keceriaan selama masa perkuliahan.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juli 2011


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

SUMMARY………. i

RINGKASAN……….. iii

LEMBAR PERNYATAAN……… v

LEMBAR PENGESAHAN………. vi

PERNYATAAN……….. vii

KATA PENGANTAR………. viii

UCAPAN TERIMAKASIH……… ix

DAFTAR ISI………... xi

DAFTAR TABEL………... xiv

DAFTAR GAMBAR………... xv

DAFTAR LAMPIRAN………... xvi

I. PENDAHULUAN……….. 1

1.1. Latar Belakang………. 1

1.2. Perumusan Masalah……….. 4

1.3. Tujuan Penelitian……….. 7

1.4. Manfaat Penelitian……… 7

1.5. Ruang Lingkup Penelitian……… 8

II. TINJAUAN PUSTAKA……….. 9

2.1. Pariwisata……….. 9

2.2. Wisatawan………. 10

2.3. Wana Wisata………. 11

2.4. Continget Valuation Method (CVM)……… 12

2.5. Penelitian Terdahulu………. 12

III. KERANGKA PEMIKIRAN………... 15

3.1. Kerangka Teoritis………. 15

3.1.1. Konsep Nilai Wisata dan Willingnes To Pay…. 15 3.1.2. Konsep CVM………. 15

3.1.2.1. Keunggulan dan Kelemahan CVM.. 16

3.1.3. Skenario dan Rencana Paket Wisata yang Ditawarkan………. 18

3.1.4. Dasar Pemilihan Variabel……….. 20

3.2. Kerangka Operasional………... 22

3.3. Hipotesis……….. 24


(13)

4.1. Tempat dan Waktu

Penelitian……….. 25

4.2. Jenis dan Sumber Data……….. 25

4.3. Metode Pengambilan Sampel………... 25

4.4. Pengumpulan Data……… 26

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data………. 27

4.5.1. Estimasi Nilai WTP Pengunjung………. 27

4.5.2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar dan Besarnya Nilai WTP Pengunjung Terhadap Paket Wisata……… 30

4.6. Pengujian Parameter………. 32

V. GAMBARAN UMUM LOKASI……… 35

5.1. Keadaan Lokasi Penelitian……….. 35

5.2. Objek Wisata………. 36

5.3 Aksesbilitas………... 38

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN………... 39

6.1. Karakteristik Pengunjung………. 39

6.1.1. Umur Responden………. 39

6.1.2. Tingkat Pendidikan……….. 40

6.1.3. Pekerjaan Utama……….. 41

6.1.4. Tingkat Pendapatan………. 42

6.1.5. Daerah Asal………. 43

6.1.6. Jenis Kendaraan……….. 44

6.1.7. Frekuensi Kunjungan………... 45

6.1.8. Biaya Perjalanan……….. 46

6.2. Penilaian Responden Terhadap Kondisi WWCN………. 47

6.2.1. Keindahan Objek Wisata………. 47

6.2.2. Kemudahan Mencapai Lokasi………. 48

6.2.3. Kebersihan Lokasi………... 48

6.2.4. Fasilitas yang Menunjang……… 49

6.2.5. Keamanan Lokasi……… 50

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN………... 51

7.1. Analisis Kesediaan Membayar Responden………... 51

7.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar Responden………. 56

7.2. Analisis Willingness To Pay (WTP) dengan Pendekatan Contingent Valuation Methode………. 60

7.3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP……… 64

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN………... 69

8.1. Kesimpulan……….. 69


(14)

DAFTAR PUSTAKA……….. 72 LAMPIRAN……… 74


(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung

Ke Objek Wisata di Kabupaten Bogor 2005-2009……… 2

2. Perkembangan Pengunjung Objek Wisata yang Pengelolaannya Di Bawah Perum Perhutani (Orang)……… 4

3. Perkembangan Jumlah Wisatawan ke Wana Wisata Curug Nangka... 5

4. Matriks Keterkaitan Tujuan, Sumber Data dan Metode Analisis Data……… 27

5. Sebaran Kelompok Usia Responden Berdasarkan Umum………… 40

6. Persentase jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir………. 41

7. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan…………... 42

8. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan…. 43 9. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Daerah Asal…………. 44

10. Persentase Jumlah Responden Berdasarka Kendaraan yang Digunakan………... 45

11. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan……….... 46

12. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Biaya Perjalanan……. 47

13. Persepsi Responden Terhadap Keindahan Lokasi………... 48

14. Persepsi Responden Terhadap Kebersihan Lokasi……….... 49

15. Persepsi Responden Terhadap Jumlah Fasilitas Penunjang……... 50

16. Persepsi Responden Terhadap Keamanan Lokasi………... 50

17. Hasil Analisis Regresi Logit untuk Kesediaan Membayar Pengunjung Terhadap Paket Jogging Track Plus……... 53

18. Hasil Analisis Regresi Logit untuk Kesediaan Membayar Pengunjung Terhadap Paket Wisata Konservasi……... 55

19. Hasil Analisis Regresi Berganda Fungsi WTP Responden Terhadap Paket Wisata Jogging Track Plus ………... 65

20. Hasil Analisis Regresi Berganda Fungsi WTP Responden Terhadap Paket Wisata Konservasi………... 65


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran Operasional………... 23 2. Grafik Hubungan Tingkat Pendapatan dan Nilai

WTP Pada Paket Wisata Jogging Track Plus………... 62 3. Grafik Hubungan Tingkat Pendapatan dan Nilai


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Distribusi Nilai WTP Responden Terhadap

Paket Wisata Jogging Track Plus………... 74 2. Distribusi Nilai WTP Responden Terhadap

Paket Wisata Jogging Track Plus………... 74 3. Rincian Anggaran Biaya Paket Wisata

Jogging Track Plus Awal……….. 75 4. Rincian Anggaran Biaya Paket Wisata Jogging Track

Plus yang Telah Disesuaikan dengan Nilai WTP…………... 75 5. Rincian Anggaran Biaya Paket Wisata

Konservasi Awal………... 76

6. Rincian Anggaran Biaya Paket Wisata Konservasi yang

Telah Disesuaikan dengan Nilai WTP……….. 76 7. Hasil Output Regresi Logit dengan SPSS 16 untuk

Paket Jogging Track Plus……….... 77 8. Hasil Output Regresi Logit dengan SPSS 16 untuk

Paket Konservasi………... 79 9. Hasil Output Regresi Berganda dengan Progam Minitab

14 For Windows untuk Paket Jogging Track Plus………. 83 10. Hasil Output Uji Heterokedastisitas Paket Wisata

Jogging Track Plus………... 85 11. Uji Normalitas Paket Wisata Jogging Track Plus………. 81 12. Hasil Output Regresi Berganda dengan Progam Minitab

14 For Windows untuk Paket Konservasi………... 82 13. Hasil Output Uji Heterokedastisitas Paket Wisata Konservasi. 83 14. Uji Normalitas Paket Wisata Konservasi……… 84 15. Peta Lokasi Wana Wisata Curug Nangka………. 85


(18)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang melimpah, keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis budaya, serta berbagai peninggalan sejarah. Semua hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam mengembangkan sektor pariwisata, khususnya wisata alam.

Yoeti (2008) menyebutkan bahwa dampak pengembangan pariwisata dilihat dari kacamata ekonomi makro akan memberikan dampak positif. Sebagai suatu industri, pariwisata dapat menciptakan kesempatan berusaha, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan

pendapatan masyarakat, sebagai akibat multiplier effect yang terjadi dari

pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar, meningkatkan penerimaan pajak

pemerintah dan retribusi daerah, meningkatkan pendapatan nasional atau Gross

Domestic Bruto (GDP), mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata dan sektor ekonomi lainya, serta memperkuat neraca pembayaran.

Kabupaten Bogor memiliki banyak daya tarik wisata alam yang beragam, unik, dan tersebar di wilayahnya. Ada sekitar 46 objek wisata yang tersebar di seluruh daerah di Kabupaten Bogor. Wiasatawan yang berkunjung ke objek wisata yang ada di Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik wisatawan nusantara/domestik maupun wisatawan mancanegara/asing. Data


(19)

jumlah wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Ke Objek Wisata di Kabupaten Bogor 2005-2009

Tahun

Jumlah Wisatawan (Orang) Wisatawan

Nusantara

Wisatawan Mancangara

Jumlah

2005 1.886.441 14.540 1.900.981

2006 1.553.232 90.081 1.643.313

2007 2.009.371 24.055 2.033.426

2008 2.209.764 20.246 2.230.010

2009 2.526.084 22.463 2.548.547

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor (2010),

Aktivitas pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar manusia. Seiring berjalannya waktu kegiatan pariwisata terus mengalami perkembangan hal tersebut sejalan dengan terjadinya perubahan - perubahan sosial, budaya, ekonomi, tekhnologi dan politik (Damanik, 2006). Peningkatan kebutuhan akan pariwisata dapat mendorong peningkatan penawaran produk atau objek wisata di suatu negara.

Salah satu sektor wisata alam yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah wisata alam hutan. Wisata alam hutan atau wana wisata diartikan sebagai hutan yang mencakup bagian daratan maupun lautan terutama

dapat dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam (Atmajaya (2002) dalam


(20)

salah satu upaya untuk memanfaatkan fungsi hutan secara optimal, serba guna dan lestari dengan tetap mempertahankan aspek konservasi, keserasian dan keseimbangan lingkungan serta tidak merubah bentuk aslinya (Perum Perhutani, KPH Bogor).

Perum Perhutani KPH Bogor disamping menjalankan misi pokoknya yaitu melakukan usaha-usaha produktif dibidang penguasaan hutan meliputi : penanaman, pemeliharaan, pungutan, pengelolaan dan pemasaran hasil hutan, juga turut aktif mengembangkan sektor pariwisata dengan memanfaatkan fungsi hutan. Beberapa lokasi objek wisata hutan tersebut telah dikebangkan menjadi objek wisata hutan dengan tidak meninggalkan asas perlindungan dan kelestarian alam, yang biasa disebut wana wisata. (Perum Perhutani, KPH Bogor).

Kabupaten Bogor memiliki lima lokasi wana wisata (WW) andalan yang pengelolaannya berada di bawah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Wana wisata tersebut yaitu Wana Wiasta Curug Cilember, Wana Wisata Curug Nangka (WWCN), Wana Wisata Bumi Perkemahan Sukamantri, Wana Wisata Bumi Perkemahan Gunung Bunder, dan Wana Wisata Penangkaran Rusa. (Perum Perhutani, KPH Bogor). Kelima wana tersebut memiliki daya tarik masing-masing dan banyak diminati oleh pengunjung, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Jumlah pengunjung yang datang ke lima wana wisata dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.


(21)

Tabel 2. Perkembangan Pengunjung Objek Wisata yang Pengelolaanya di bawah Perum Perhutani (Orang)

Objek Wisata

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

Wana Wisata Curug

Cilember 121.816 128.477 111.985 128.412 191.503

Wana Wisata Curug

Nangka 87.717 96.503 97.852 67.495 64.514

Wana Wisata Buper

Gunung Bunder 46.298 49.652 58.947 69.437 77.282

Buper Sukamantri 6.674 4.000 4.220 1.956 2.075

Penangkaran Rusa/WW

Giri Jaya - - 8.875 11.603 11.951

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor 2010

1.2. Perumusan Masalah

Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) merupakan salah satu dari lima wana wisata yang ada di Kabupaten Bogor yang pengelolaannya berada di bawah Perum Perhutani. Daya tarik dari objek wisata ini adalah adanya tiga air terjun atau curug yang terdiri dari Curug Nangka, Curug Daun, dan Curug Kawung dengan masing-masing ketinggian antara 10-20 meter dan memiliki keunikan tersendiri. Selain dapat menikmati keindahan curug yang ada di WWCN kegiatan lain yang dapat dilakukan pengunjung di kawasan WWCN, antara lain menyusuri

sungai, berenang di sungai, bermain flaying fox, serta berkemah atau camping.


(22)

menjadikan wana wisata ini mudah diakses. Jumlah pengunjung yang datang ke WWCN dalam kurun waktu lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Wisatawan ke Wana Wisata Curug Nangka 2005-2009

Tahun

Wisatawan

Jumlah (orang) Domestik

(Orang) Asing (Orang)

2005 87.660 57 87.717

2006 96.438 70 96.508

2007 97.797 55 97.852

2008 67.480 15 67.495

2009 64.489 25 64.514

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor 2010

Jumlah pengunjung yang berkunjung ke WWCN dari tahun 2008 hingga 2009 mengalami penurunan, untuk itu pihak pengelola yakni Perum Perhutani berencana melakukan pengembangan pengelolaan. Marpaung (2002) menyatakan bahwa dalam pengembangan objek dan daya tarik wisata bagi taman atau daerah konservasi memiliki konsep yang dianggap penting yaitu adanya tujuan pendidikan bagi pengunjung tentang apa yang mereka lihat, khususnya penekanan terhadap masalah ekologi dan konservasi. Pendekatan ini sangat sesuai kecenderungan keinginan dan kebutuahan pengunjung akan informasi yang memadai tentang lingkungan yang mereka kunjungi.

Dalam pengembangan pengelolaan WWCN, Perum Perhutani berencana akan membuat suatu paket-paket wisata yang dapat dipilih oleh pengunjung. Adapun rencana paket-paket wisata andalan yang akan ditawarkan WWCN adalah


(23)

paket jogging track plus dan paket konservasi. Paket-paket tersebut memiliki manfaat, tujuan, kegiatan, serta fasilitas yang berbeda. Adaya paket-paket wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan bagi pengunjung dalam berwisata di WWCN. Kegitan dalam paket wisata tersebut bertujuan untuk mengajak pengunjung berperan aktif dalam menikmati alam serta ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungannya.

Wana wisata alam merupakan tempat rekreasi yang dapat dikatagorikan

sebagai barang publik (public goods). Fauzi (2006) menyatakan barang publik

memiliki dua sifat yang dominan yaitu non-rivalry dan non-excludability. Sifat

non-rivalery yaitu setiap pengunjung objek wisata (konsumen) dapat memperoleh

kepuasan rekreasi tanpa mengurangi kepuasan konsumen lain. Sifat

non-excludability berarti bahwa setiap orang dapat menikmati wisata alam tanpa dibatasi, oleh karena itu barang publik tidak memiliki data pasar, sehingga sulit untuk menentukan harganya. Ketiadaan pasar pada barang publik dapat diatasi

dengan membuat kurva permintaan pada kesediaan membayar (Willingness to

pay) atau metode biaya perjalanan (travael cost method).

Dari uraian di atas maka rumusan permasalahan dari penelitian ini adalah:

1. Berapa nilai Willingness to pay (WTP) pengunjung untuk menentukan

potensi harga maksimum yang masih bersedia dibayarkan untuk paket wisata yang akan ditawarkan di WWCN?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kesediaan membayar pengunjung


(24)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengestimasi nilai WTP pengunjung untuk menentukan potensi harga

maksimum yang masih bersedia dibayarkan untuk paket wisata yang

ditawarkan di WWCN.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengunjung

membayar paket wisata di WWCN serta besarnya nilai WTP yang dibayarkan pengunjung.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Pemerintah Kabupaten Bogor umumnya Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Bogor khususnya dalam menentukan kebijakan pengelolaan sektor pariwisata.

2. Perum Perhutani sebagai pengelola WWCN, penelitian ini diharapkan

bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan tarif paket wisata yang ditawarkan WWCN.

3. Para akedemisi dimana hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan


(25)

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini diadakan di wana Wisata Curug Nangka Kabupaten Bogor. Ruang lingkup penelitian untuk memperjelas dan mempersempit, maka dalam penilitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

1. Pokok bahasan penelitian ini adalah studi mengenai analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi kesediaan pengunjung untuk membayar tiket paket wisata serta nilai kesedian membayar harga tiket maksimum pengunjung Wana Wisata Curug Nangka berdasarkan analisis kesediaan membayar (WTP).

2. Kesediaan membayar adalah jumlah uang yang bersedia dibayarkan oleh

seseorang guna memperoleh manfaat dari suatu peningkatan kondisi lingkungan yang lebih baik dari sebelumnya.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pariwisata

Menurut undang-undang No. 10 tahun 2009, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Wahab (1992), menyatakan pariwisata adalah salah satu industri baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan. Wahab (1992) juga menyatakan kepariwisataan menggambarkan beberapa bentuk perjalanan dan penginapan sesuai dengan motivasi yang mendasari kepergian tersebut. Orang melakukan perjalanan untuk memperoleh berbagai tujuan dan memuaskan bermacam-macam keinginan.

Pariwisata terkait dengan kegiatan wisata yang meliputi perjalanan ke tempat tujuan atau komunitas yang terkenal dalam periode jangka waktu yang singkat, dalam rangka untuk mewujudkan kepuasan kebutuhan konsumen untuk

satu atau kombinasi kegiatan, Gilbert (1990) dalam Vanhove (2005). Pendit

(2006) membagi bentuk- bentuk pariwisata berdasarkan katagori :

a. Menurut asal wisatawan

Pariwisata terdiri dari wisatawan domestik yakni wiasatawan yang berasal dari dalam negeri. Wisatawan internasional yakni wisatawan yang datang dari luar negeri


(27)

b. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran

Terdiri dari pariwisata aktif dan pasif. Disebut pariwisata aktif karena adanya pemasukan valuta asing yang berdampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya. Pariwisata pasif terjadi karena adanya kepergian seorang warga negara ke luar negeri memberikan dampak negative terhadap neraca pembayaran luar negerinya.

c. Menurut jangka waktu

Terdiri dari pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang dimana kedatangan seorang wisatawan diperhitungkan menurut lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan.

d. Menurut jumlah wisatawan

Terdiri dari pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan tergantung atas jumlah wisatawan yang datang.

e. Menurut alat angkut yang diperhitungkan.

Katagori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api, dan pariwisata mobil. Tergantung apakah wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.

2.2. Wisatawan

Wisatawan merupakan unsur utama dalam pariwisata. Wisata merupakan suatu pengalaman yang sangat manusiawi, dapat dinikmati, dapat diantisipasi dan

merupakan saat yang penting dalam hidup mereka, (Cooper et al. 1998). Pelaku

perjalanan akan disebut wisatawan ketika mereka melakukan kegiatan wisata atau kegiatan yang bersifat rekreatif untuk menikmati suatu obyek wisata (Wardiyanta, 2006). Menurut Wahab (1992), batasan wisatawan mencakup dua kategori yakni


(28)

wisatawan yang menetap sekurang-kurangnya 24 jam di suatu negara dan maksud kedatangan mereka didasarkan atas : (1) waktu luang (berekreasi, cuti, untuk kesehatan, studi agama, dan olah raga). (2) bisnis, keluarga, misi, rapat dinas.

Plog (1972) mengelompokkan tipologi wisatawan sebagai berikut1:

1. Allocentris, yaitu wisatawan hanya ingin mengunjungi tempat-tempat yang belum diketahui, bersifat petualangan, dan mau memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat local.

2. Psycocentris, yaitu wisatawan yang hanya ingin mengunjungi daerah tujuan wisata sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan di negaranya.

3. Mid-Centris, yaitu terletak diantara tipologi Allocentris dan Psycocentris

2.3. Wana Wista

Wana wisata adalah obyek-obyek wisata alam yang dibangun dan dikembangkan oleh perum perhutani di dalam kawasan hutan produksi atau hutan lindung secara terbatas dengan tidak mengubah fungsi pokoknya. Menurut

Atmajaya (2002) dalam Rahayu (2006), hutan wisata alam didefinisikan sebagai

hutan yang mencakup bagian daratan maupun lautan terutama yang dapat

dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam (out-bond), dengan kriteria

sebagai berikut :

1. memiliki keadaan alam yang menarik adan indah

2. memenuhi kebutuhan untuk rekreasi.

        1 

http//pengertian-pariwisata file:///F:/PARIWISAT KAJIAN SOSIOLOG DAN EKONOMI Bahan Kuliah dan Judul

Penelitian.htm.diakses tanggal 9 Juni 2010.


(29)

3. Berdekatan dengan zona pemukiman.

4. Memiliki jenis-jenis satwa baru.

5. Cukup luas dan keadaan lapangan tidak membahayakan.

2.4. Contingent Valuation Method (CVM)

Fauzi, 2006 menyatakan Pendekatan CVM sering digunakan untuk mengukur nilai pasif (nilai non-pemanfaatan) sumberdaya alam atau sering juga dikenal dengan nilai keberadaan. CVM pada hakikatnya bertujuan untuk

mengetahui: pertama, keinginan membayar (Willingness To Pay atau WTP) dari

masyarakat, misalnya terhadap perbaikan kualitas lingkungan (air, udara dsb) dan

kedua, keinginan menerima (Willingness To Accep atau WTA). Tekhnik CVM

didasarkan pada asumsi mendasar mengenai hak kepemilikan (Garrod dan Willis, 1999), karena itu jika individu yang ditanya tidak memiliki hak atas barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam, pengukuran yang relevan adalah

keinginan membayar yang maksimum (Maximum Willingness To Pay) untuk

memperoleh barang tersebut. Sebaliknya, jika individu yang ditanya memiliki hak atas sumber daya alam, pengukuran yang relevan adalah keinginan menerima (Willingness To Accept) kompensasi yang paling minimum atas hilang atau rusaknya sumber daya alam yang dia miliki

2.5. Penelitian Terdahulu

Aprilian (2009) meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata dan surplus konsumen di Taman Wisata Alam Situ Gunung, dengan menggunakan methode biaya perjalanan. Dari hasil penilitian tersebut didapat bahwa faktor-faktor sosial yang mempengaruhi secara signifikan jumlah


(30)

kunjungan wisatawan ke Taman Wisata Alam Situ Gunung adalah biaya perjalanan, waktu tempuh, dan daya tarik wisata. Nilai surplus konsumen total kunjungan per individu yang diperoleh adalah sebesar Rp 277.477,00 sedangkan nilai surplus konsumen per kunjungan per individu adalah sebesar Rp 46.847,00. Nilai manfaat ekonomi yang diperoleh dari Taman Wisata Alam Situ Gunung adalah sebesar Rp 1.340.709.910,00

Fitriani (2008) meneliti faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengunjung Agrowisata Taman Wisata Mekarsari (TWM) dengan menggunakan metode kontingensi. Faktor-faktor sosial ekonomi dan lingkungan yang mempengaruhi frekuensi kunjungan ke lokasi Agrowisata TWM adalah jumlah tanggungan keluarga, hari kunjungan, waktu yang dihabiskan di lokasi, kesediaan membayar, dan waktu tempuh. Jumlah kesediaan membayar dari seluruh pengunjung pada tahun 2006 adalah sebesar Rp. 8.681.092.500 sedangkan jumlah kesediaan membayar tahunan dari setiap pengunjung TWM sebesar Rp 23.000. Surplus konsumen yang didapat sebesar Rp 4.906.702.500, dengan rata-rata surplus konsumen sebesar Rp 13.000 untuk setiap orangnya.

Amanda (2009) melakukan penelitian mengenai nilai WTP pengunjung objek wisata Danau Situgede dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situdege. Dari hasil penelitiannya didapat sebanyak 81 persen responden (34 orang) menyatakan kesediaan untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan Danau Situgede. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan responden untuk membayar adalah faktor tingkat usia, tingkat pendidikan, dan pemahaman serta pengetahuan responden mengenai manfaat serta kerusakan


(31)

danau. Nilai rata-rata WTP pengunjung Danau Situgede sebesar Rp 3.588,24 sedangkan nilai total WTP pengunjing Danau Situgede sebesar Rp 2.342.000. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP pengunjung adalah faktor tingkat pendapatan, pemahaman serta pengetahuan responden mengenai manfaat serta kerusakan danau, dan biaya kunjungan responden.


(32)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis

3.1.1. Konsep Nilai Wisata dan Willingness To Pay

Bermacam-macam teknik penilaian dapat digunakan untuk mengkuantifikasikan konsep dari nilai. Konsep dasar dalam penilaian ekonomi yang mendasari semua teknik adalah kesediaan membayar dari individu untuk

jasa-jasa lingkungan atau sumberdaya (Munasinghe, 1993 dalam Djijono, 2002).

Teknik penilaian manfaat, didasarkan pada kesediaan konsumen membayar perbaikan atau kesediaan menerima kompensasi dengan adanya kemunduran kualitas lingkungan dalam sistem alami serta kualitas lingkungan sekitar (Hufschmidt et al., 1987). Kesediaan membayar atau kesediaan menerima merefleksikan preferensi individu, kesediaan membayar dan kesediaan menerima

adalah ‘bahan mentah’ dalam penilaian ekonomi (Pearce dan Moran, 1994 dalam

Djijono, 2002 ).

3.1.2. Konsep Contingen Valuation Method

Garrod and Kennet (1999) menyatakan Contingent Valuation Method

(CVM) merupakan metode yang dianggap dapat digunakan untuk menghitung jasa-jasa lingkungan atau fungsi ekosistem yang dianggap tidak memiliki nilai guna. Dalam menilai dan mengukur barang dan jasa lingkungan terdapat dua

pendekatan yaitu revealed preference approach dan stated preference approach.

Metode valuasi kontingensi (CVM) termasuk pendekatan stated preference


(33)

individu/masyarakat sejauh mana masyarakat mau membayar untuk perubahan kualitas lingkungan. CVM adalah metode tekhnik survey untuk menayakan penduduk tentang nilai atau harga yang mereka belikan terhadap komoditi yang tidak memiliki pasar, seperti barang lingkungan, jika pasarnya betul-betul tersedia atau jika ada cara-cara pembayaran lain seperti pajak yang diterapkan. Tujuan CVM yaitu untuk menghitung nilai (harga) atau penawaran yang mendekati keadaan yang sebenarnya jika pasar dari barang-barang tersebut benar-benar ada.

Asumsi yang digunakan dalam CVM yaitu individu yang terlibat dalam menilai lingkunganya memahami benar tentang kondisi lingkunganya, dapat memahami dan menentukan pilihan yang ada dengan tepat. Jawaban yang diberikan individu haruslah benar-benar apa yang akan dilakukannya seandainya kondisi lingkungan yang diharapkan benar-benar terjadi.

3.1.2.1. Keunggulan dan Kelemahan CVM

Keunggulan-keunggulan dari penggunaan CVM yaitu :

1. Sifatnya yang fleksibel dan dapat diterapkan pada beragam kekayaan

lingkungan, tidak hanya terbatas pada benda atau kekayaan alam yang terukur secara nyata dipasar saja.

2. Dapat diaplikasikan pada semua kondisi dan memiliki dua hal yang

penting, yaitu sering kali menjadi hanya satu-satunya tekhnik untuk mengestimasi manfaat, dapat diaplikasikan berbagai konteks kebijakan lingkungan.


(34)

lingkungan di sekitar masyarakat.

4. Dibandingkan dengan tekhnik penilaian yang lain, CVM memiliki

kemampuan untuk mengestimasi nilai non pengguna. Seseorang yang menggunakan CVM mungkin dapat mengukur utilitas dari penggunaan barang lingkungan bahkan jika digunakan secara langsung.

5. Kapasitas CVM dapat menduga ''nilai non pengguna'' (Non use value).

6. Responden dapat dipisahkan ke dalam kelompok pengguna dan non

pengguna sesuai dengan informasi yang didapatkan dari kegiatan wawancara, sehingga memungkinkan perhitungan nilai tawaran pengguna dan pengguna secara terpisah.

Menurut Hanley dan Spash (1993), keterbatasan utama dari penggunaan CVM adalah timbulnya bias, yang terjadi jika dalam penggunaan CVM timbul nilai WTP/WTA yang lebih tinggi atau nilai WTP/WTA yang lebih rendah dari nilai sebenarnya. Bias tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

1. Bias strategi (strategic bias), yaitu bias yang terjadi karena barang

lingkungan memiliki sifat ''non-excludabillity'' dalam pemanfaatanya,

sehingga akan mendorong terciptanya respoden yang bertindak sebagai

''free rider'' dan tidak jujur dalam memberikan informasi.

2. Bias Rancangan (design bias), yaitu mencakup cara informasi disajikan,

instruksi yang diberikan, format pertanyaan, dan jumlah serta tipe informasi yang disajikan kepada responden.


(35)

3. Bias yang berhubungan dengan kondisi kejiwan responden (mental account bias), yang terkait dengan langkah proses pembuatan keputusan seorang individu dalam memutuskan seberapa besar pendapatan, kekayaan dan waktunya dihabiskan untuk barang lingkungan tertentu dalam periode waktu tertentu.

4. Kesalahan pasar hipotetis (hypothetical market error), terjadi jika fakta

yang ditanyakan kepada responden dalam pasar hipotesis membuat tanggapan responden berbeda dengan konsep yang diinginkan peneliti sehingga nilai WTP yang dihasilakan menjadi berbeda dengan nilai sesungguhnya.

2.1.3. Skenario dan Rencana Paket Wisata yang Ditawarkan

Pihak Pengelola Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) yakni Perum Perhutani KPH Bogor berencana akan melakukan pengembangan pengelolaan wisata yaitu dengan membuat paket-paket wisata andalan yang dapat dinikmati

oleh pengunjung WWCN. Paket wisata tersebut diantaranya paket jogging track

plus dan paket konservasi.

1. Paket Jogging track plus

Kegiatan dalam paket jogging track plus dilakukan selama satu hari. Tujuan

dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan suasana rekreasi baru, tidak hanya itu pengunjung juga akan mendapatkan pengetahuan tentang keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dalam kawasan hutan. Kegiatan yang akan dilakukan dalam

paket wisata ini adalah tracking menyusuri hutan sejauh dua kilometer, selama


(36)

penjelasan mengenai flora dan fauna yang ada di hutan. Kegiatan diakhiri dengan bermain atau mandi di air terjun. Manfaat dari paket wisata ini adalah selain kita dapat menikmati pemandangan hutan, kegiatan menyusuri hutan ini sangat menyehatkan karena kita dapat menghirup udara segar dan berolah raga serta dapat mengenal tentang fungsi dan manfaat sumber daya hutan untuk menuju ramah lingkungan. Fasilitas yang diperoleh dari paket wisata ini adalah tiket

masuk kawasan, snack, makan siang, medis dan pemandu.

2. Paket Konservasi

Kegiatan dalam paket ini dilakukan selama dua hari satu malam. Tujuan dari kegiatan paket ini adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, mempunyai rasa kepedulian untuk membangun kelestarian alam. Kegiatan yang dilakukan dalam paket ini adalah berkemah, api unggun,

penyampaian materi, hiking, dan menanam pohon. Adapun manfaat dari kegiatan

ini adalah pengunjung dapat menganal fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan. Fasilitas yang dapat diperoleh dari peket ini adalah tiket masuk kawasan, tenda, makan empat kali, api unggun, bibit, lahan tanam, lampu penerangan, dan pemandu.

Adanya paket wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pengunjung WWCN. Dari skenario di atas maka pertanyaan yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:


(37)

3.1.4. Dasar Pemilihan Variabel

Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kebersediaan membayar serta besarnya nilai WTP terhadap paket wisata di WWCN diduga dipengaruhi oleh variabel-variebel sebagai berikut :

1. Tingkat Pendapatan

Variabel tingkat pendapatan dipilih sebagai variabel yang mempengaruhi analisis terkait dengan teori kebutuhan hidup manusia yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka tingkat kebutuhan hidupnya akan semakin meningkat, bukan hanya kebutuhan pokok (sandang pangan papan), tetapi juga kebutuhan tersier lainya seperti rekreasi. Variabel tingkat pendapatan diduga akan mempengaruhi secara positif terhadap kesediaan membayar dan nilai WTP pengunjung.

2. Biaya perjalanan

Biaya perjalanan dapat diartikan sebagai biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh setiap pengunjung dalam satu kali kegiatan rekreasi. Biaya perjalanan mencakup biaya sejak awal berangkat ke tempat wisata hingga kembali ke tempat semula. Biaya perjalanan diduga akan mempengaruhi secara negatif terhadap kesediaan membayar dan nilai WTP pengunjung, semakin besar biaya

Apakah Sauadara berminat terhadap paket-paket wisata yang ditawarkan? Bersediakah Saudara membayar sejumlah uang tertentu untuk paket wisata tersebut? Berapa nilai harga tiket maksimum yang masih dapat Saudara


(38)

perjalanan maka nilai WTP yang diberikan akan semakin kecil, karena pengunjung akan merasa menambah terbebani dengan adanya tarif yang besar.

3. Usia

Menurut Wahab (1992), umur dapat membuat individu melakukan aktivitas rekreasi yang berbeda. Kebutuhan dan kegemaran rekreasi berbeda pada tingkatan usia. Individu dengan usia lebih muda atau remaja cenderung akan melakukan rekreasi yang lebih kepada olah raga. Anak-anak atau yang berusia dini cenderung lebih menyukai rekreasi permainan dan menuntut ilmu.

4. Lamanya pendidikan yang di tempuh

Tingkat pendidikan menunjukan lamanya pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka, pemikiran wawasan serta pandanganya akan semakin luas sehingga dapat berfikir lebih cepat. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi penilaian orang tersebut terhadap masalah ekologi dan konservasi. Tingkat pendidikan diduga akan mempengaruhi secara positif terhadap kesediaan membayar dan nilai WTP pengunjung.

5. Waktu yang dihabiskan di lokasi

Berbagai sarana dan prasarana serta fasilitas yang lengkap yang disediakan oleh pengelola wisata akan membuat para pengujung merasa nyaman dan betah berlama-lama dilokasi tersebut, sehingga dapat mempengaruhi persepsi terhadap tempat wisata tersebut. Waktu yang dihabiskan dilokasi akan mempengaruhi secara positif terhadap kesediaan membayar dan nilai WTP. Semakin lama orang


(39)

tersebut berada dilokasi maka nilai WTP yang diberikan semakin besar.

6. Jumlah Tanggungan keluarga

Jumlah tanggungan keluarga akan berkaitan dengan banyaknya pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh keluarga tersebut. Semakin banyak jumlah keluarga maka semakin meningkat pengeluaran keluarga tersebut. Jumlah tanggungan keluarga diduga akan berpengaruh negatif terhadap kesediaan membayar dan nilai WTP.

2.1.2. Kerangka Operasional

Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) merupakan salah satu tempat wisata di Kabupaten Bogor yang banyak diminati oleh pengunjung yang berasal dari Bogor maupun luar Bogor. Keindahan alam serta terdapatnya tiga curug yang indah menjadikan daya tarik WWCN untuk dijadikan alternatif tempat berwisata. Keberadaan tempat wisata tentu memiliki nilai manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat dirasakan oleh pengunjung maupun pihak pengelola wisata.

Jumlah pengunjung yang datang ke WWCN mengalami penurunan, untuk itu Perum Perhutani selaku pengelola berencana untuk mengembangkan pengelolaan wisata agar dapat memanfaatkan potensi sumber daya yang ada semaksimal mungkin. Rencana Perum Perhutani dalam pengembangan pengelolaan WWCN yaitu dengan membuat paket-paket wisata. Dimana dengan adanya paket-paket wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pengunjung serta meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke WWCN.


(40)

pengunjung dalam menentukan potensi harga maksimum yang masih bisa dibayarkan oleh pengunjung terhadap paket wisata yang ditawarkan. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar pengunjung serta besarnya nilai WTP pengunjung. Alur dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar1.

Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran Operasional.

Wana Wisata

Rencana pengelolaan pengembangan WWCN dengan

membuat paket-paket wisata

Regresi Logit dan Linear Berganda

CVM

Alokasi Sumberdaya Optimal dalam Rangka meningkatkan Jumlah

Pengungjung

Estimasi Willingness to pay

(WTP) pengunjung untuk paket

Wisata yang ditawarkan. 

Penurunan jumlah pengunjung

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar dan besarnya nilai WTP pengunjung

Paket Jogging Track Plus Paket


(41)

3.3. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Nilai WTP pengunjung lebih besar dari nilai tarif yang akan ditetapkan

oleh pihak pengelola yakni Perum Perhutani.

2. Kesediaan pengunjung membayar terhadap paket wisata diduga

dipengaruhi secara positif oleh variabel usia, jenis kelamin, lamanya pendidikan yang di tempuh, tingkat pendapatan, dan waktu yang dihabiskan di lokasi. Variabel biaya perjalanan dan frekuensi kunjungan akan berpengaruh negatif terhadap kesediaan membayar pengunjung.

3. Besarnya nilai WTP pengunjung diduga dipengaruhi positif oleh variabel

tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, waktu yang dihabiskan di lokasi dan frekuensi kunjungan. Variabel biaya perjalanan dan jumlah tanggungan diduga akan berpengaruh negatif terhadap nilai WTP.


(42)

IV. METODELOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wana Wisata Curug Nangka Kabupaten Bogor. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Pemilihan lokasi Wana Wisata Curug Nangka sebagai tempat penelitian didasari karena wisata ini merupakan salah satu wana wisata yang sering dikunjungi di Kabupaten Bogor. Pengambilan data primer dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2010.

4.2 Jenis dan Sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dengan pengunjung Wana Wisata Curug Nangka sebagai responden. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dari beberapa dinas terkait instasi terkait di daerah penelitian yang meliputi dokumen atau arsip dan laporan dari pemerintah daerah, penelitian-penelitian terdahulu, dan lain sebagainya yang dapat menunjang tujuan yang ingin dicapai.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Wana Wisata Curug Nangka. Sampel yang diambil sebanyak 80 responden. Penetapan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi kaidah pengambilan sampel secara statistik yaitu minimal sebanyak 30 data/sampel dimana data tersebut


(43)

mendekati sebaran normal. Teknik pengambilan sampelnya dilakukan secara

convenience sampling atau accidential sampling yaitu pengambilan berdasarkan spontanitas. Dalam hal ini siapa saja orang yang ditemui, maka orang terebut dijadikan sampel (responden) dengan persyaratan resonden berusia diatas 15 tahun.

4.4. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka dilakukan pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan sebagai berikut:

a. Observasi langsung ke lapangan (direct observation), dimaksudkan untuk

mengetahui dan melihat secara langsung kondisi biofisik objek penelitian, seperti karakteristik pengunjung.

b. Wawancara (interview), dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan

kuantitatif. Data dan informasi dikumpulkan untuk mengetahui aspek ekonomi, sosial dan lingkungan pengunjung .

c. Wawancara mendalam (in-depth interview), dilakukan untuk mengetahui

aspek-aspek kualitatif secara lebih mendalam dengan mewawancarai informan kunci yang memiliki pengetahuan lebih terhadap Wana Wisata Curug Nangka itu sendiri.


(44)

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analilsis data dilakukan secara manual dan

menggunakan komputer dengan menggunakan progam Microsoft Office Excel,

Minitab for Windows Release 14.2. dan progam SPSS 15.0 for windows. Tabel 4 akan menguraikan matriks keterkaitan antara sumber data dan metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan-tujuan dalam penelitian.

Tabel 4. Matriks Keterkaitan Tujuan, sumber Data dan Metode Analisis Data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Jenis Data Metode

Analisis Data

1. Mengestimasi nilai

WTP pengunjung terhadap harga paket wisata yang ditawarkan Pengunjung dengan wawancara menggunakan kuesioner

Data primer berupa besarnya nilai yang bersedia pengunjung bayarkan

CVM

2. Menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan

membayar dan nilai WTP pengunjung Pengunjung dengan wawancara menggunakan kuesioner

Data primer terdiri dari variabel jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, biaya perjalanan, waktu yang di habiskan lokasi, jumlah tanggungan, dan frekuensi kunjungan. Analisis Logit dan regresi linear berganda.

4.5.1. Estimasi Nilai WTP Pengunjung

Nilai WTP pengunjung untuk menjaga keindahan alam dan kelestarian lingkungan Wana Wisata Curug Nangka dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan CVM. Fauzi (2006) menyatakan di dalam tahap operasional


(45)

penerapan pendekatan CVM terdapat lima tahap kegiatan atau proses. Tahapan tersebut dapat dikatagorikan sebagai berikut:

1. Membuat Hipotesis Pasar

Skenario yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pihak pengelola Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) yakni Perum Perrhutani KPH Bogor berencana akan melakukan pengembangan pengelolaan wisata yaitu dengan membuat paket-paket wisata yang dapat dipilih oleh pengunjung WWCN. Paket tersebut diantaranya paket jogging track plus dan paket konservasi. Adanya paket wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pengunjung WWCN. Apakah Saudara bersedia membayar paket wisata tersebut? Berapakah nilai harga tiket maksimum yang masih dapat dibayarkan untuk paket wisata tersebut?.

2. Mendapatkan Nilai Lelang (Bids)

Nilai tawaran yang digunakan untuk menentukan nilai WTP adalah

permainan lelang (Bidding Game) dimana responden diberi pertanyaan

secara berulang-ulang tentang keinginan membayar sejumlah tertentu sampai mendapatkan nilai maksimum yang ingin dibayarkan.

3. Menghitung Rataan WTP

Dugaan rataan WTP dihitung dengan menggunakan rumus

EWTP = ∑ TP.

N


(46)

Dimana :

EWTP = Dugaan rata-rata WTP (Rp)

WTPXi = Nilai WTP tiap responden (Rp)

N = Jumlah responden (Orang)

4. Memperkirakan Kurva Lelang (Bid Curve)

Pendugaan kurva penawaran akan dilakukan dengaa persamaan sebagai berikut:

WTP = ( PNDK, PNDTN, BP, JT, LK, FK ) Dimana :

WTP = Nilai WTP yang ingin dibayarkan (Rp)

PNDKN = Lamanya menempuh pendidikan (Tahun)

PNDTN = Tingkat pendapatan (Rp/Bulan)

BYPJ = Biaya perjalanan (Rp)

JT = Jumlah tanggungan (Orang)

LK = Lamanya di Lokasi (Jam)

FK = Frekuensi Kunjungan (Kali)

5. Mengagregatkan Data

Penjumlahan data merupakan proses dimana nilai rata-rata penawaran dikonversikan terhadap populasi yang dimaksud. Maka nilai total WTP didapat dengan menggunakan rumus :


(47)

Dimana :

TWTP = Total WTP (Rp) EWTPi = Rataan WTP (Rp)

N i = Populasi (Orang)

4.5.2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar dan Besarnya Nilai WTP Pengunjung Terhadap Paket Wisata.

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar pengunjung terhadap paket wisata di WWCN dilakukan dengan menggunakan alat analisis regresi logit. Variabel-variabel yang mempengaruhi kesediaan membayar pengunjung adalah jenis kelamin, lamanya menempuh pendidikan, tingkat pendapatan, usia, biaya perjalanan, dan waktu yang dihabiskan dilokasi dan frekuensi kunjungan.

Bentuk model logit yang akan digunakan adalah :

Li = β0 1USAI+β 2JKI+ β 3PNDKNI + β4PNDTNI 5BPI + β

6LKI -β7FKI

Dimana :

Li = Kesediaan pengunjung membayar terhadap paket wisata (bernilai

1 jika besedia dan ber nilai 0 jika tidak bersedia)

β 0 = Konstanta

β 0.. β6 = Koefisien regresi

USA = Usia (Tahun)

JK = Jenis kelamin(bernilai 1 jika laki-laki, bernilai 0 jika perempuan)

PNDKN = Lamanya pendidikan yang di tempuh (Tahun)

PNDTN = Tingkat pendapatan (Rp/Bulan)

BP = Biaya perjalanan ( Rp )

LK = Waktu yang dihabiskan di Lokasi (Jam)


(48)

Model logit diturunkan berdasarkan funsi peluang logistic kumulatif yang dispesifikan sebagai berikut (Juanda, 2009) :

Pi = F (Z i) = F ( α + βXi) = =

…… (1)

Dimana:

Pi = Peluang individu untuk mengambil keputusan

α = Intersep

β = Koefisien Regresi

Xi = Variabel Bebas

Untuk melihat model pada persamaan (1) dapat diestimasi hal yang pertama

dilakukan dalah mengalikan kedua sisi persamaan dengan untuk

mendapatkan,

(1 + e-Zi)Pi = 1 =>

= - 1 =

=

Dengan ln di kedua sisi,

Zi

=

ln ln

=

Zi = α + βXi

Analisis faktor-faktor yang mempegaruhi besarnya nilai WTP pengunjung dapat dilkukan dengan menggunakan model regresi linear berganda. Dimana fungsi persamaanya sebgai berikut :

Y = β01PNDKNI + β2PNDTNI3BPI4JTI5FK56LK6

Dimana :

Y = Nilai WTP yang ingin dibayarkan (Rp)


(49)

β 0.. β5 = Koefisien Regresi

PNDKN = Lamanya menempuh Pendidikan (Tahun)

PNDTN = Tingkat pendapatan (Rp/Bulan)

BP = Biaya Perjalanan ( RP )

JT = Jumlah tanggungan (Orang)

FK = Frekuensi Kunjungan (Kali)

LK = Lamanaya di Lokasi (jam)

4.6. Pengujian Parameter

Uji kebaikan dari model yang telah dibuat dapat dilakukan secara statistik. Uji yang dilakukan adalah :

1. Uji Likelihood Ratio

Uji likelihood ratio adalah uji secara keseluruhan model logit dimana rasio

fungsi kemungkinan modelUR (lengkap) terhadap fungsi kemungkinan modelR

(Ho benar) (Juanda, 2009). Hipotesis yang digunakan adalah :

Ho: β1 = β2 = ...= βn

H1 : minimal ada βj ≠ 0, untuk j = 1,2,...n

Statistik uji-G dibawah ini menyebar menurut sebaran khi-kuadrat dengan derajat bebas.

G = -2 ln [

] =

2 ln [

]

X2 (k-1)

= 2[ln(likelihood_modelUR ) – ln(likelihood_modelR )]

Jika menggunakan taraf nyata α, hipotesis Ho ditolak jika: statistik G > X2


(50)

2. Uji kendalan

Uji ini dilakukan dalam evaluasi pelaksanaan CVM dilihat dengan nilai R-

Square ( R2 ) dari OLS ( Ordinary Laest Square ) WTP.

3. Uji Statistik F

Uji F merupakan uji model secara keseluruhan. Tahapan uji statistik-F dalam ANOVA adalah sebagai berikut (Juanda, 2009)

Hipotesis statistik:

H0: σR2 = σe2 (atau σR2≤σe2) atau (β2 = β3 = 0)

H1: σR2 > σe2 (atau σR2 / σe2 > 1) atau (β2atau β3≠0)

Stataistik uji yang digunakan adalah Fhit = KTR/KTS ~ F(dbr,dbe), secara

matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

F(K-1, N-1) =

dbr = banyaknya peubah X = (k-1)

dbe = n-k

Kriteria keputusan dalam uji-F adalah Jika Fhit > Fα(dbr,dbe) maka terima H1


(51)

4. Uji Terhadap Kolinearitas Ganda ( Multicolinearity )

Salah satu asumsi dasar dari model regresi berganda adalah bahwa tidak ada hubungan linear sempurna antar peubah bebas dalam model tersebut. Jika hubungan tersebut ada, kita katakan bahwa peubah-peubah bebas tersebut

berkolinearitas ganda sempurana (perfect Multicolinearity) (Juanda,2009).

Masalah Multicolinearity dapat dilihat langsung melalui output komputer,

dimana apabila nilai VIF ( Varian Inflation Factor ) < 10 maka tidak ada

masalah Multicolinearity .

5. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi metode dari model regresi linear adalah homoskedastitas

yaitu sisaan ( ε ) sama atau homogen. Jika ragam sisaan tidak sama maka

terjadi heteroskedastisitas. Adanya Heteroskedastisitas dapat dideteksi menggunakan metode grafik.


(52)

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Keadaan Lokasi Penelitian

Wana Wisata curug Nangka (WWCN) keberadaannya termasuk di dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (THNGS) namun pengelolaanya masih di bawah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. WWCN secara administratif terletak di desa Sukajadi Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor, Jawa barat. Kawasan WWCN merupakan kawasan wisata/rekreasi alam dengan batas-batas disebelah utara dan timur berbatasan dengan Desa Sukajadi, sebelah barat berbatasan dengan Desa Gunung Malang, dan sebelah selatan berbatasan dengan Gunung Salak. Secara umum topografi WWCN berbentuk lembah, dengan bentukan lahan yang bervariasi dan memiliki jenis tanah latosol coklat. Kawasan WWCN berada pada ketinggian 750 meter di

atas permukaan laut (Mdpl). Tepatnya berada diantara 5055’-6051’LS dan 1060

25’ – 1070 19’ BT dengan luas total kawasan ± 27.5 hektar, sedangkan luas kawasan yang telah di kelola seluas 5 hektar.

Vegetasi yang mendominasi kawasan Wana Wisata Curug Nangka

(WWCN) adalah pinus (Pinus merkusii), adapun jenis vegetasi alam lainya yang

berada di WWCN antara lain rasamala (Altingia excelsa), puspa (Schima

noronhae), ramogiling (Schefflera actinophylla), seuhang (Pygum latifolium), ipis

kulit (Kibessia azzorea), paku tiang (Cyathea arborea), dan pasang (Quercus sp).

Jenis satwa yang cukup banyak ditemui di kawasa WWCN ini adalah monyet ekor

panjang (Macaca fascicularis). Jenis fauna lain yang dapat dijumpai di kawasan


(53)

ular tanah (Agkis trodon rodusthoma), burung kutilang (Pynonoctus aurigaster),

dan burung pipit (Lonchura Leucogastroides).

5.2. Objek Wisata

Daya tarik objek wisata alam yang ada di kawasan WWCN yaitu adanya beberapa air terjun dengan ketinggian yang berbeda. Air terjun yang mempunyai ketinggian 17 meter dan berada di tempat yang rendah, yaitu curug Nangka. Tidak banyak pengunjung yang mendatangi lokasi ini, hal ini dikarenakan lokasi curug ini cukup sulit untuk dilewati sebab luasannya sempit dan dikelilingi oleh tebing yang cukup tinggi. Pengunjung untuk mencapai lokasi ini harus melewati sungai yang berbentuk terowongan dan harus berbasah-basah di sungai karena tidak terdapat daratan pada lokasi ini. Sungai yang mengalir dari air terjun merupakan daya tarik tersendiri karena mempunyai air yang jernih serta bentuk alirannya yang berundak yang menyerupai air terjun kecil.

Air terjun terbesar dan yang paling banyak dikunjungi oleh pengunjung adalah Curug Kawung yang mempunyai ketinggian 20 meter. Curug Kawung yang terletak beberapa ratus meter dari Curug Nangka ini, berada di tempat yang lebih tinggi untuk mencapainya biasanya pengunjung melewati jalur setapak di sebelah kiri sungai. Pada lokasi ini air terjun yang jatuh membentuk kolam alami yang tidak terlalu dalam sehingga banyak pengunjung yang melaukan aktivitas mandi atau bermain air. Area di Curug Kawung ini cukup luas, sehingga para pengunjung dapat leluasa dalam menikmati pemandangan air terjun. Banyaknya batu-batu besar dijadikan sebagai tempat bersantai atau tempat duduk bagi pengunjung dalam menikmati pemandangan disana.


(54)

Selain kedua air terjun tersebut, juga terdapat Curug Daun. Curug Daun merupakan aliran sungai yang berupa undakan-undakan sehingga terlihat seperti air terjun kecil. Aliran air sungai ini membentuk kolam-kolam air,sehingga banyak pengunjung yang berenang atau sekedar bermain air di kawasan ini. Beberapa kolam yang ada di Curug Daun ini memiliki kedalaman yang cukup dalam, sehingga ada penduduk setempat yang menyewakan ban untuk berenang. Area ini cukup banyak didatangi oleh pengunjung karena untuk menuju Curug Kawung pengunjung pasti akan melewati Curug Daun. Curug Daun ini banyak dijadikan tempat istirahat sementara bagi pengunjung yang akan menuju Curug Kawung.

Selain air terjun dan sungai, dikawasan wisata ini juga terdapat hamparan rumput yang relatif datar seluas satu hektar yang dijadikan sebagai area

perkemahan (camping ground) dan area piknik yang terbagi menjadi lima blok.

Pengelola kawasan WWCN juga menyediakan arena permainan flying fox bagi

pengunjung. Pengunjung yang ingin bermain flying fox dikenakan biaya lagi

sebesar Rp 20.000 bagi dewasa dan Rp 15.000 bagi anak-anak untuk sekali meluncur.

Dalam menunjang kegiatan aktivitas berwisata pengunjung, pihak pengelola telah menyediakan beberapa fasilitas penunjang, walaupun secara jumlah dan kualitas belum memadai. Beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh pengunjung antara lain kamar mandi umum, musholla, pusat informasi, areal

parkir, shelter serta warung-warung yang menjual berbagai macam makanan dan


(55)

2000 per orang dan area parkir pengunjung dikenakan biaya Rp. 2000 per kendaraan.

5.3. Aksesbilitas

Aksesbilitas untuk menuju lokasi wisata ini relatif cukup mudah. Pengunjung untuk mencapai lokasi ini dapat menggunakan berbagai jenis kendaraan pribadi maupun umum. Perjalanan menuju lokasi ini berjarak 17 kilometer dari kota Bogor, dan dapat ditempuh selama ± satu jam dengan kendaraan bermotor. Jenis jalan yang menghubungkan Kota Bogor dengan kawasan WWCN terbagi menjadi dua, yaitu jalan kabupaten/kotamadya sepanjang 16 kilometer dan jalan desa sepanjang dua kilometer. kondisi kedua jalan tersebut telah beraspal dan dapat dilewati kendaraan dengan baik.


(56)

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

6.1. Karakteristik Pengunjung

Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung aktual, yakni pengunjung yang ditemui secara langsung di kawasan Wana Wisata curug Nangka (WWCN). Jumlah pengunjung Wana Wisata Curug Nangka (WWCN) yang dijadikan sebagai responden adalah sebanyak 80 orang, terdiri dari 47 orang responden pria (58,75 %) dan 33 orang responden perempuan (42,25%). Karakteristik sosial ekonomi pengunjung dapat dilihat dari segi usia, tingkat pendidikan terakhir, pekerjaan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, daerah asal, jenis kendaraan yang digunakan, frekuensi kunjungan, jumlah rombongan, dan biaya perjalanan.

6.1.1. Umur Responden

Umur responden dalam penelitian ini dibatasi, dimana pengunjung yang dijadikan responden adalah berusia minimal 15 tahun. Hal ini dikarenakan pada batas usia tersebut, mereka dianggap telah mampu untuk menentukan pengambilan keputusan dalam memilih tempat berwisata. Pengunjung WWCN memiliki keragaman usia mengingat WWCN merupakan suatu tempat wisata alam yang menawarkan keindahan alam dan kesejukan udaranya. Tidak adanya batasan umur bagi pengunjung menjadikan WWCN ini dapat dikunjungi oleh pengunjung berusia berapa pun.

Jumlah responden yang paling banyak melakukan kunjungan wisata yaitu kelompok usia 15-24 tahun sebanyak 46 orang (57,5%). Kelompok usia ini


(57)

termasuk usia remaja dan pemuda sehingga kebanyakan sebagian responden belum berkeluarga, dan kebanyakan dari mereka datang bersama pacar maupun teman untuk bermain dan bersenang-senang.

Jumlah responden berdasarkan kelompok usia pengunjung lainnya yang berkunjung ke WWCN yaitu kelompok usia 25-34 tahun sebanyak 17 orang (21,25%). Kelompok usia 35-44 tahun sebanyak 13 orang (16,25%), dan kelompok usia 45-54 tahun sebanyak empat orang (5%). Adapaun sebaran kelompok usia dengan jumlah responden dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Sebaran Kelompok Usia Responden Berdasarkan Umur

Kelopok Usia (Tahun) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

15 - 24 46 57,50

25 - 34 17 21,25

35 - 44 13 16,25

45 – 44 4 5,00

Sumber : Hasil Survey, diolah tahun 2010

6.1.2. Tingkat Pendidikan

Pengunjung yang datang ke WWCN memiliki keragaman latar belakang tingkat pendidikan akhir, dari mulai lulusan Sekolah dasar (SD) hingga lulusan Pasca sarjana (S2). Sebagian besar jumlah responden yang berkunjung ke WWCN memiliki latar belakang pendidikan terakhirnya adalah tingkat Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan (SMA/SMK). Jumlah responden yang tingkat pendidikan akhirnya SMA/SMK adalah sebanyak 44 orang (55%). Responden yang tingkat pendidikan akhiryanya hanya Sekolah Dasar (SD) sebanyak delapan orang (10%). Lima belas orang (18,75%) tingkat pendidikan akhirnya adalah SMP. Dua belas orang (15%) tingkat pendidikan akhirnya adalah S1. Hanya satu orang (1,25%)


(58)

responden yang tingkat pendidikan akhirnya S2. Adapun persentase banyaknya jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan akhirnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir

Tingkat Pendidikan Akhir Jumlah Responden

(Orang) Persentase (%)

SD 8 10,00

SMP 15 18,75

SMA 44 55,00

S1 12 15,00

S2 1 1,25

Sumber : Hasil survey ,diolah tahun 2010 6.1.3. Pekerjaan Utama

Responden yang berkunjung ke WWCN sebagian besar telah bekerja. Kebanyakan pekerjaan utama responden yang berkujung ke WWCN antara lain pegawai swasta, PNS, buruh, wiraswasta, mahasiswa, pelajar, dan lain-lain. Jumlah responden yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 16 orang (20 %). Responden yang bekerja sebagai wiraswasta adalah sebanyak 13 orang (16,25%). Responden yang bekerja sebagai buruh adalah sebanyak 16 orang (20%). Responden yang bekerja sebagai PNS adalah sebanyak empat orang (5%). Sebelas orang (15%) responden memiliki pekerjaan lain selain yang disebutkan diatas. Pekerjaan lain tersebut diantaranya adalah guru, SPG, ibu rumah tangga, tukang las, kurir, sopir, dan bidan. Sebanyak dua orang responden (2,5%) tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran. Adapun responden yang masih berstatus sebagai mahasiswa sebanyak 12 orang (15%) dan pelajar sebanyak enam orang (7,5%). Persentase jumlah responden berdasarkan pekerjaannya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.


(59)

Tabel 7. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)

Wiraswasta 13 16,25

Peg. Swasta 16 20,00

PNS 4 5,00

Buruh 16 20,00

Mahasiswa 12 15,00

Pelajar 6 7,50

Lain-lain 11 13,75

Pengangguran 2 2,50

Sumber : Hasil survey, diolah tahun 2010 6.1.4. Tingkat Pendapatan

Beragamnya pekerjaan yang dimilki oleh responden menyebabkan tingkat pendapatan responden pun beragam. Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian adalah pendapatan bersih responden selama satu bulan. Sedangkan untuk responden yang berstatus pelajar dan mahasiswa pendapatan bersihnya dilihat dari jumlah uang saku yang diterimanya.

Responden yang mempunyai pendapatan bersih kurang dari Rp 1.000.000 sebanyak 27 orang (33,75%). Responden yang mempunyai pendapatan bersih dengan interval Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 ada sebanyak 31 orang (38,75%). Pendapatan bersih dengan interval Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 ada sebanyak 14 orang (17,5%). Responden yang mempunyai pendapatan bersih dengan interval Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 sebanyak enam orang (7,5%). Responden yang mempunyai pendapatan bersih dengan interval Rp 4.000.001 – Rp 5.000.000 sebanyak dua orang (2,5%). Persentase banyaknya jumlah responden berdasarkan tingkat pendapatannya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.


(60)

Tabel 8. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Tingkat Pendapatan (Rp) Jumlah Responden (Orang) Persentase

(%)

> 1.000.000 27 33,75

1.000.000 - 2.000.000 31 38,75

2.000.001 - 3.000.000 14 17,50

3.000.001 - 4.000.000 6 7,50

4.000.001 - 5.000.000 2 2,50

Sumber : Data primer, diolah tahun 2010

6.1.5. Daerah Asal

Letak WWCN yang dekat dengan pusat Kota Bogor menjadikan tempat ini mudah diakses dari manapun. Kebanyakan pengunjung yang datang adalah pengunjung lokal dan hampir semua responden berasal dari daerah JABODETABEK. Keberadaan WWCN yang ada di wilayah Bogor menjadikan responden yang berasal dari Bogor yang paling banyak dijumpai. Sebanyak 46 orang responden (57,5%) berasal dari Bogor baik yang berasal dari Kota Bogor maupun Kabupaten Bogor. Responden yang berasal dari Jakarta sebanyak 16 orang responden (20%). Berasal dari Depok sebanyak tujuh orang responden (8,75%). Bekasi sebanyak enam orang responden (7,5%), dan Tanggerang sebanyak tiga orang responden (3,75%). Sedangkan responden yang berasal dari luar JABODETABEK sebanyak dua orang (2,5%). Masing-masing responden tersebut berasal dari daerah Bandung dan Cianjur. Persentase banyaknya jumlah responden berdasarkan daerah asal dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.


(61)

Tabel 9. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Daerah Asal

Daerah Asal Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

Bogor 46 57,50

Jakarta 16 20,00

Depok 7 8,75

Bekasi 6 7,50

Tanggerang 3 3,75

Bandung 1 1,25

Cianjur 1 1,25

Sumber : Hasil survey, diolah tahun 2010

6.1.6. Jenis Kendaraan

Kualitas jalan yang cukup bagus untuk menuju lokasi tempat wisata ini menjadikan, tempat wisata ini dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan baik kendaraan pribadi maupun umum. Kebanyakan responden datang ke WWCN menggunakan sepeda motor yaitu sebanyak 53 orang ( 66,25%) hal ini di karenakan, menurut mereka menggunakan sepedah motor dapat lebih hemat dan cepat sampai ke tempat tujuan. Tujuh belas orang responden (21,25%) datang ke WWCN dengan menggunakan angkutan umum. Responden yang menggunakan mobil pribadi ada sebanyak sembilan orang (11,25%), biasanya pengunjung yang menggunakan mobil pribadi kebanyakan berasal dari daerah luar Bogor. Adapun satu orang responden (1,25%) bersama rombonganya menggunakan bus sewaan untuk datang ke WWCN. Persentase banyaknya jumlah responden berdasarkan kendaraan yang digunakan untuk menuju tempat wisata ini dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.


(62)

Tabel 10. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Kendaraan yang Digunakan

Jenis Kendaraan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)

Motor 53 66,25

Mobil Pribadi 9 11,25

Angkutan Umum 17 21,25

Bus 1 1,25

Sumber : Hasil Survey, diolah tahun 2010

6.1.7. Frekuensi Kunjungan

Jumlah frekuensi kunjungan responden ke WWCN selama lima tahun terakhir cukup beragam tetapi kebayakan responden yang ditemui baru pertama kali datang ke tempat wisata ini. Sebanyak 45 orang responden (56,25%) menyatakan bahwa mereka baru pertama kali datang ke WWCN. Pada umumnya mereka mengetahui informasi mengenai keberadaan tempat wisata ini dari teman atau saudaranya. Responden yang menyatakan datang untuk ke dua kalinya ke tempat wisata ini berjumlah 15 orang (18,75%). Sebanyak delapan orang responden (10%) menyatakan bahwa kunjungan mereka kali ini untuk yang ke tiga kalinya. Dua orang responden (2,5%) menyatakan sudah empat kali berkunjung ke tempat wisata ini. Sisa responden lainya yaitu sepuluh orang (12,5%) menyatakan bahwa mereka sudah lebih dari empat kali berkunjung ke WWCN. Bahkan ada responden yang sudah berkunjung ke WWCN selama lima tahun terakhir ini lebih dari 20 kali, hal ini dikarenakan tempat tinggal responden tersebut sangat dekat dengan tempat wisata ini. Persentase banyaknya jumlah responden berdasarkan frekuensi jumlah kunjungan dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.


(1)

Source DF Seq SS pndkn 1 6080000000 pndptn 1 9237682164 Bp 1 4994641 lk 1 92282591 jt 1 74254418 Fk 1 4471699

Unusual Observations

Obs pndkn WTP Fit SE Fit Residual St Resid 4 16,0 65000 59428 8523 5572 0,56 X 19 16,0 65000 90529 5900 -25529 -2,18R 23 12,0 100000 73510 6485 26490 2,33R 38 11,0 30000 37680 12038 -7680 -1,49 X 51 18,0 65000 90797 5971 -25797 -2,21R

R denotes an observation with a large standardized residual. X denotes an observation whose X value gives it large influence.

Durbin-Watson statistic = 1,58316

Re sidua l

P e r c e n t 30000 15000 0 - 15000 - 30000 99 90 50 10 1

Fit t e d V a lue

100000 80000 60000 40000 20000 0000 0000 0 0000 0000

Re sidua l

F r e q u e n c y 24000 12000 0 - 12000 - 24000 10,0 7,5 5,0 2,5 0,0

O bse r v a t ion O r de r

R e s id u a l 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 1 20000 10000 0 - 10000 - 20000

No rm a l Pr o b a b ilit y P lo t o f t h e R e sid u a ls R e sid u a ls V e r su s t h e Fit t e d V a lu e s

H ist o g r a m o f t h e R e sid u a ls R e sid u a ls V e rsu s t h e Or d e r o f t h e D a t a

R e si dua l P l ot s f or W TP

Lampiran10. Hasil Output Uji Heterokedastisitas Paket Wisata

Jogging

Track Plus

Regression Analysis: RESI1 versus pndkn; pndptn; Bp; lk; jt; Fk

The regression equation is

RESI1 = 0 - 0 pndkn - 0,00000 pndptn - 0,0000 Bp - 0 lk - 0 jt + 0 Fk

Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant 0 11403 0,00 1,000 pndkn -0,0 833,3 -0,00 1,000 1,5 pndptn -0,000000 0,002419 -0,00 1,000 2,4 Bp -0,00000 0,07000 -0,00 1,000 2,4 lk -0 1498 -0,00 1,000 1,2 jt -0 1553 -0,00 1,000 1,5


(2)

Fk 0,0 708,2 0,00 1,000 1,1

S = 13095,3 R-Sq = 0,0% R-Sq(adj) = 0,0%

PRESS = 13005095913 R-Sq(pred) = 0,00%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 6 0 0 0,00 1,000 0.000 Residual Error 46 7888389958 171486738

Total 52 7888389958

Seq Source DF SS pndkn 1 0 pndptn 1 0 Bp 1 0 lk 1 0 jt 1 0 Fk 1 0

Unusual Observations

Obs pndkn RESI1 Fit SE Fit Residual St Resid 4 16,0 5572 0 8523 5572 0,56 X 19 16,0 -25529 -0 5900 -25529 -2,18R 23 12,0 26490 -0 6485 26490 2,33R 38 11,0 -7680 0 12038 -7680 -1,49 X 51 18,0 -25797 -0 5971 -25797 -2,21R

R denotes an observation with a large standardized residual. X denotes an observation whose X value gives it large influence.

Durbin-Watson statistic = 1,5831

Lampiran 11. Uji Normalitas Paket Wisata Jogging Track Plus

S R E S 3

P

e

rc

e

n

t

3 2

1 0

- 1 - 2

- 3

9 9

9 5 9 0 8 0 7 0 6 0 5 0 4 0 3 0 2 0 1 0 5

1

M e a n

> 0 , 1 5 0 - 0 , 0 1 3 6 9 S t D e v 1 , 0 3 8

N 5 3

K S 0 , 1 0 4

P - V a l u e P r o b a b i l i t y P l o t o f S R E S 3


(3)

Lampiran 12.

Hasil Output Regresi Berganda dengan Progam minitab 14 for

Windows untuk Paket Konservasi

Regression Analysis: WTP versus PNDKN; PNDPTN; BP; LK; JT; FK

The regression equation is

WTP = 45448 + 3278 PNDKN + 0,0279 PNDPTN - 0,181 BP + 429 LK + 2733 JT + 804 FK

Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant 45448 20366 2,23 0,029 PNDKN 3278 1513 2,17 0,034 1,7 PNDPTN 0,027925 0,004020 6,95 0,000 2,1 BP -0,18099 0,09090 -1,99 0,051 1,8 LK 429 2678 0,16 0,873 1,2 JT 2733 2537 1,08 0,286 1,6 FK 804,4 975,9 0,82 0,413 1,2

S = 25365,2 R-Sq = 65,2% R-Sq(adj) = 61,7%

PRESS = 49151381112 R-Sq(pred) = 55,67%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 6 72262702597 12043783766 18,72 0,000 Residual Error 60 38603715314 643395255

Total 66 1,10866E+11

Source DF Seq SS PNDKN 1 25715875011 PNDPTN 1 43244907303 BP 1 2071960953 LK 1 114870292 JT 1 677968560 FK 1 437120478

Unusual Observations

Obs PNDKN WTP Fit SE Fit Residual St Resid 17 12,0 175000 123308 4039 51692 2,06R 46 11,0 70000 106301 16578 -36301 -1,89 X 47 6,0 100000 90259 16750 9741 0,51 X 59 14,0 150000 99146 5950 50854 2,06R 63 16,0 75000 158941 6577 -83941 -3,43R

R denotes an observation with a large standardized residual. X denotes an observation whose X value gives it large influence.


(4)

R e si d u a l P e r c e n t

5 0 0 0 0 0

- 5 0 0 0 0 - 1 0 0 0 0 0

9 9 ,9 9 9 9 0 5 0 1 0 1 0 ,1

F it t e d V a lu e

R e s id u a l

2 0 0 0 0 0 1 5 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0

0 - 5 0 0 0 0

- 1 0 0 0 0 0

R e si d u a l

F r e q u e n c y

4 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 - 2 0 0 0 0 - 4 0 0 0 0 - 6 0 0 0 0 - 8 0 0 0 0 1 2

9 6 3 0

O b se r v a t i o n O r d e r

R e s id u a l 6 5 6 0 5 5 5 0 4 5 4 0 3 5 3 0 2 5 2 0 1 5 1 0 5 1

5 0 0 0 0

0

- 5 0 0 0 0

- 1 0 0 0 0 0

N o r m a l P r o b a b ilit y P lo t o f t h e R e sid u a ls R e sid u a ls V e r su s t h e Fit t e d V a lu e s

H ist o g r a m o f t h e R e sid u a ls R e sid u a ls V e r su s t h e O r d e r o f t h e D a t a

R e s i d u a l P l o t s f o r W T P

Lampiran 13. Hasil Output Uji Heterokedastisitas Paket Wisata Konservasi

Regression Analysis: RESI1 versus PNDKN; PNDPTN; BP; LK; JT; FK

The regression equation is

RESI1 = - 0 + 0 PNDKN - 0,00000 PNDPTN + 0,0000 BP - 0 LK + 0 JT + 0 FK

Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant -0 20365 -0,00 1,000 PNDKN 0 1513 0,00 1,000 1,7 PNDPTN -0,000000 0,004020 -0,00 1,000 2,1 BP 0,00000 0,09090 0,00 1,000 1,8 LK -0 2677 -0,00 1,000 1,2 JT 0 2537 0,00 1,000 1,6 FK 0,0 975,8 0,00 1,000 1,2

S = 25364,4 R-Sq = 0,0% R-Sq(adj) = 0,0%

PRESS = 49148210300 R-Sq(pred) = 0,00%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 6 0 0 0,00 1,000 Residual Error 60 38601111505 643351858 Total 66 38601111505

Seq

Source DF SS PNDKN 1 0 PNDPTN 1 0 BP 1 0 LK 1 0 JT 1 0 FK 1 0

Unusual Observations


(5)

17 12,0 51708 -0 4039 51708 2,06R 46 11,0 -36201 -0 16578 -36201 -1,89 X 47 6,0 9816 -0 16750 9816 0,52 X 59 14,0 50767 -0 5950 50767 2,06R 63 16,0 -84017 -0 6577 -84017 -3,43R

R denotes an observation with a large standardized residual. X denotes an observation whose X value gives it large influence.

Durbin-Watson statistic = 1,55170

Lampiran 14. Uji Normalitas Paket Wisata Konservasi

R E S I 1

P

e

rc

e

n

t

5 0 0 0 0 0

- 5 0 0 0 0 - 1 0 0 0 0 0

9 9 , 9

9 9

9 5 9 0

8 0 7 0 6 0 5 0 4 0 3 0 2 0

1 0 5

1

0 , 1

M e a n

> 0 , 1 5 0 - 5 , 8 4 2 4 9 E - 1 1

S t D e v 2 4 1 8 4

N 6 7

K S 0 , 0 7 3

P - V a l u e P r o b a b i l i t y P l o t o f R E S I 1

N o r m a l


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, 14 Juni 1988 merupakan anak kedua dari

empat bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Alm. Sulaeman dan Neneng

Salmiah. Penulis menempuh pendidikan dibangku sekolah dasar pada tahum

1993-2002 di SDN Bogor Baru. Melanjutkan ke pendidikan lanjutan tingkat

pertama dari tahun 1999 hingga tahun 2002 di SLTPN 3 Bogor. Setelah itu,

penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMUN 7 Bogor dan lulus

pada tahun 2005.

Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

SPMB. Penulis memilih progam studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif

mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan. Pada tahun 2007-2008, penulis

menjadi Bendahara Departemen Politik, Kajian, Strategis dan Advokasi BEM

FEM IPB. Pada tahun 2009, penulis menjadi Sekertaris Divisi E-Ship di REESA.

Selama menjadi mahasiswa penulis juga aktif diberbagai kepanitiaan acara.