38
2000 per orang dan area parkir pengunjung dikenakan biaya Rp. 2000 per kendaraan.
5.3. Aksesbilitas
Aksesbilitas untuk menuju lokasi wisata ini relatif cukup mudah. Pengunjung untuk mencapai lokasi ini dapat menggunakan berbagai jenis
kendaraan pribadi maupun umum. Perjalanan menuju lokasi ini berjarak 17 kilometer dari kota Bogor, dan dapat ditempuh selama ± satu jam dengan
kendaraan bermotor. Jenis jalan yang menghubungkan Kota Bogor dengan kawasan WWCN terbagi menjadi dua, yaitu jalan kabupatenkotamadya
sepanjang 16 kilometer dan jalan desa sepanjang dua kilometer. kondisi kedua jalan tersebut telah beraspal dan dapat dilewati kendaraan dengan baik.
39
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN
6.1. Karakteristik Pengunjung
Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung aktual, yakni pengunjung yang ditemui secara langsung di kawasan Wana Wisata curug Nangka
WWCN. Jumlah pengunjung Wana Wisata Curug Nangka WWCN yang dijadikan sebagai responden adalah sebanyak 80 orang, terdiri dari 47 orang
responden pria 58,75 dan 33 orang responden perempuan 42,25. Karakteristik sosial ekonomi pengunjung dapat dilihat dari segi usia, tingkat
pendidikan terakhir, pekerjaan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, daerah asal, jenis kendaraan yang digunakan, frekuensi kunjungan, jumlah
rombongan, dan biaya perjalanan.
6.1.1. Umur Responden
Umur responden dalam penelitian ini dibatasi, dimana pengunjung yang dijadikan responden adalah berusia minimal 15 tahun. Hal ini dikarenakan pada
batas usia tersebut, mereka dianggap telah mampu untuk menentukan pengambilan keputusan dalam memilih tempat berwisata. Pengunjung WWCN
memiliki keragaman usia mengingat WWCN merupakan suatu tempat wisata alam yang menawarkan keindahan alam dan kesejukan udaranya. Tidak adanya
batasan umur bagi pengunjung menjadikan WWCN ini dapat dikunjungi oleh pengunjung berusia berapa pun.
Jumlah responden yang paling banyak melakukan kunjungan wisata yaitu kelompok usia 15-24 tahun sebanyak 46 orang 57,5. Kelompok usia ini
40
termasuk usia remaja dan pemuda sehingga kebanyakan sebagian responden belum berkeluarga, dan kebanyakan dari mereka datang bersama pacar maupun
teman untuk bermain dan bersenang-senang. Jumlah responden berdasarkan kelompok usia pengunjung lainnya yang
berkunjung ke WWCN yaitu kelompok usia 25-34 tahun sebanyak 17 orang 21,25. Kelompok usia 35-44 tahun sebanyak 13 orang 16,25, dan
kelompok usia 45-54 tahun sebanyak empat orang 5. Adapaun sebaran kelompok usia dengan jumlah responden dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Sebaran Kelompok Usia Responden Berdasarkan Umur Kelopok Usia Tahun
Jumlah Responden Orang Persentase
15 - 24 46
57,50 25 - 34
17 21,25
35 - 44 13
16,25 45 – 44
4 5,00
Sumber : Hasil Survey, diolah tahun 2010
6.1.2. Tingkat Pendidikan
Pengunjung yang datang ke WWCN memiliki keragaman latar belakang tingkat pendidikan akhir, dari mulai lulusan Sekolah dasar SD hingga lulusan
Pasca sarjana S2. Sebagian besar jumlah responden yang berkunjung ke WWCN memiliki latar belakang pendidikan terakhirnya adalah tingkat Sekolah Menengah
Atas atau Kejuruan SMASMK. Jumlah responden yang tingkat pendidikan akhirnya SMASMK adalah sebanyak 44 orang 55. Responden yang tingkat
pendidikan akhiryanya hanya Sekolah Dasar SD sebanyak delapan orang 10. Lima belas orang 18,75 tingkat pendidikan akhirnya adalah SMP. Dua belas
orang 15 tingkat pendidikan akhirnya adalah S1. Hanya satu orang 1,25
41
responden yang tingkat pendidikan akhirnya S2. Adapun persentase banyaknya jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan akhirnya dapat dilihat pada
Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir
Tingkat Pendidikan Akhir Jumlah Responden
Orang Persentase
SD 8
10,00 SMP 15
18,75 SMA 44
55,00 S1 12
15,00 S2
1 1,25
Sumber : Hasil survey ,diolah tahun 2010
6.1.3. Pekerjaan Utama
Responden yang berkunjung ke WWCN sebagian besar telah bekerja. Kebanyakan pekerjaan utama responden yang berkujung ke WWCN antara lain
pegawai swasta, PNS, buruh, wiraswasta, mahasiswa, pelajar, dan lain-lain. Jumlah responden yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 16
orang 20 . Responden yang bekerja sebagai wiraswasta adalah sebanyak 13 orang 16,25. Responden yang bekerja sebagai buruh adalah sebanyak 16 orang
20. Responden yang bekerja sebagai PNS adalah sebanyak empat orang 5. Sebelas orang 15 responden memiliki pekerjaan lain selain yang disebutkan
diatas. Pekerjaan lain tersebut diantaranya adalah guru, SPG, ibu rumah tangga, tukang las, kurir, sopir, dan bidan. Sebanyak dua orang responden 2,5 tidak
memiliki pekerjaan atau pengangguran. Adapun responden yang masih berstatus sebagai mahasiswa sebanyak 12 orang 15 dan pelajar sebanyak enam orang
7,5. Persentase jumlah responden berdasarkan pekerjaannya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
42
Tabel 7. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan
Jumlah Responden orang Persentase
Wiraswasta 13 16,25 Peg. Swasta
16 20,00
PNS 4
5,00 Buruh
16 20,00
Mahasiswa 12
15,00 Pelajar
6 7,50
Lain-lain 11 13,75
Pengangguran 2
2,50
Sumber : Hasil survey, diolah tahun 2010
6.1.4. Tingkat Pendapatan
Beragamnya pekerjaan yang dimilki oleh responden menyebabkan tingkat pendapatan responden pun beragam. Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian
adalah pendapatan bersih responden selama satu bulan. Sedangkan untuk responden yang berstatus pelajar dan mahasiswa pendapatan bersihnya dilihat dari
jumlah uang saku yang diterimanya. Responden yang mempunyai pendapatan bersih kurang dari Rp 1.000.000
sebanyak 27 orang 33,75. Responden yang mempunyai pendapatan bersih dengan interval Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 ada sebanyak 31 orang 38,75.
Pendapatan bersih dengan interval Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 ada sebanyak 14 orang 17,5. Responden yang mempunyai pendapatan bersih dengan interval
Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 sebanyak enam orang 7,5. Responden yang mempunyai pendapatan bersih dengan interval Rp 4.000.001 – Rp 5.000.000
sebanyak dua orang 2,5. Persentase banyaknya jumlah responden berdasarkan tingkat pendapatannya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
43
Tabel 8. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Tingkat Pendapatan Rp
Jumlah Responden Orang Persentase
1.000.000 27
33,75 1.000.000 - 2.000.000
31 38,75
2.000.001 - 3.000.000 14
17,50 3.000.001 - 4.000.000
6 7,50
4.000.001 - 5.000.000 2
2,50
Sumber : Data primer, diolah tahun 2010
6.1.5. Daerah Asal
Letak WWCN yang dekat dengan pusat Kota Bogor menjadikan tempat ini mudah diakses dari manapun. Kebanyakan pengunjung yang datang adalah
pengunjung lokal dan hampir semua responden berasal dari daerah JABODETABEK. Keberadaan WWCN yang ada di wilayah Bogor menjadikan
responden yang berasal dari Bogor yang paling banyak dijumpai. Sebanyak 46 orang responden 57,5 berasal dari Bogor baik yang berasal dari Kota Bogor
maupun Kabupaten Bogor. Responden yang berasal dari Jakarta sebanyak 16 orang responden 20. Berasal dari Depok sebanyak tujuh orang responden
8,75. Bekasi sebanyak enam orang responden 7,5, dan Tanggerang sebanyak tiga orang responden 3,75. Sedangkan responden yang berasal dari
luar JABODETABEK sebanyak dua orang 2,5. Masing-masing responden tersebut berasal dari daerah Bandung dan Cianjur. Persentase banyaknya jumlah
responden berdasarkan daerah asal dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
44
Tabel 9. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Daerah Asal Daerah Asal
Jumlah Responden Orang Persentase
Bogor 46
57,50 Jakarta
16 20,00
Depok 7
8,75 Bekasi
6 7,50
Tanggerang 3
3,75 Bandung
1 1,25
Cianjur 1
1,25
Sumber : Hasil survey, diolah tahun 2010
6.1.6. Jenis Kendaraan
Kualitas jalan yang cukup bagus untuk menuju lokasi tempat wisata ini menjadikan, tempat wisata ini dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan baik
kendaraan pribadi maupun umum. Kebanyakan responden datang ke WWCN menggunakan sepeda motor yaitu sebanyak 53 orang 66,25 hal ini di
karenakan, menurut mereka menggunakan sepedah motor dapat lebih hemat dan cepat sampai ke tempat tujuan. Tujuh belas orang responden 21,25 datang ke
WWCN dengan menggunakan angkutan umum. Responden yang menggunakan mobil pribadi ada sebanyak sembilan orang 11,25, biasanya pengunjung yang
menggunakan mobil pribadi kebanyakan berasal dari daerah luar Bogor. Adapun satu orang responden 1,25 bersama rombonganya menggunakan bus sewaan
untuk datang ke WWCN. Persentase banyaknya jumlah responden berdasarkan kendaraan yang digunakan untuk menuju tempat wisata ini dapat dilihat pada
Tabel 10 berikut.
45
Tabel 10. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Kendaraan yang Digunakan
Jenis Kendaraan
Jumlah Responden orang Persentase
Motor 53
66,25
Mobil Pribadi 9
11,25
Angkutan Umum 17
21,25
Bus 1
1,25 Sumber : Hasil Survey, diolah tahun 2010
6.1.7. Frekuensi Kunjungan
Jumlah frekuensi kunjungan responden ke WWCN selama lima tahun terakhir cukup beragam tetapi kebayakan responden yang ditemui baru pertama
kali datang ke tempat wisata ini. Sebanyak 45 orang responden 56,25 menyatakan bahwa mereka baru pertama kali datang ke WWCN. Pada umumnya
mereka mengetahui informasi mengenai keberadaan tempat wisata ini dari teman atau saudaranya. Responden yang menyatakan datang untuk ke dua kalinya ke
tempat wisata ini berjumlah 15 orang 18,75. Sebanyak delapan orang responden 10 menyatakan bahwa kunjungan mereka kali ini untuk yang ke
tiga kalinya. Dua orang responden 2,5 menyatakan sudah empat kali berkunjung ke tempat wisata ini. Sisa responden lainya yaitu sepuluh orang
12,5 menyatakan bahwa mereka sudah lebih dari empat kali berkunjung ke WWCN. Bahkan ada responden yang sudah berkunjung ke WWCN selama lima
tahun terakhir ini lebih dari 20 kali, hal ini dikarenakan tempat tinggal responden tersebut sangat dekat dengan tempat wisata ini. Persentase banyaknya jumlah
responden berdasarkan frekuensi jumlah kunjungan dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.
46
Tabel 11.Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Jumlah Kunjungan
Jumlah Responden orang Persentase
1 kali 45
56,25 2 kali
15 18,75
3 kali 8
10,00 4 kali
2 2,50
4kali 10
12,50
Sumber : Hasil survey, diolah tahun 2010
6.1.8. Biaya Perjalanan
Setiap yang melakukan perjalanan wisata pasti akan ada biaya yang dikeluarkan selama perjalanan. Jumlah biaya perjalanan yang dikeluarkan setiap
pengunjung tentunya akan berbeda-beda. Dari penelitian ini didapat bahwa responden yang mengeluarkan biaya perjalanan dengan interval Rp 0 – Rp 50.000
yaitu sebanyak 47 orang 58,75 hal ini dikarenakan kebanyakan responden berasal dari Bogor, sehingga uang yang dikeluarkan untuk berwisata tidak terlalu
banyak. Sedangakan responden yang mengeluarkan biaya perjalanan dengan interval Rp 50.001 – Rp100.000 sebanyak 23 orang 28,75. Responden yang
mengeluarkan biaya perjalanan dengan interval Rp 100.001 – Rp 150.000 adalah sebanyak enam orang 7,5. Responden yang mengeluarkan biaya perjalanan
dengan interval Rp 150.001 – Rp 200.000 adalah sebanyak tiga orang 3,75. Hanya ada satu orang responden 1,25 yang mengeluarkan biaya perjalanan
lebih dari Rp 200.000. Persentase banyaknya jumlah responden berdasarkan jumlah biaya perjalanan dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.
47
Tabel 12. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Biaya Perjalanan Biaya Perjalanan Rp
Jumlah Responden orang Persentase
0 - 50.000 47
58,75 50.001 - 100.000
23 28,75
100.001- 150.000 6
7,50 150.001 - 200.000
3 3,75
≥ 200.000 1
1,25
Sumber : Hasil survey, diolah tahun 2010
6.2. Penilaian Responden Terhadap Kondisi WWCN
Kunjungan seorang wisatawan terhadap suatu tempat wisata alam tentu akan dipengaruhi oleh bagaimana kondisi tempat wisata tersebut. Baik dari segi
keindahan objek wisata, fasilitas-fasilitas penunjang, kebersihan maupun keamanan tempat wisata tersebut. Semua hal tersebut akan berpengaruh terhadap
kenyamanan pengunjung dalam berwisata serta keinganan pengunjung untuk kembali lagi ke tempat wisata tersebut.
Dalam penelitian ini, pengunjung juga ditanyai mengenai persepsi mereka terhadap kondisi di WWCN. setiap pengunjung memiliki penilaian yang berbeda-
beda terhadap kondisi disana. Adapun penilaian pengunjung terhadap keindahan objek wisata, kebersihan, kemudahan mencapai lokasi, keberadaan fasilitas
penunjang serta keamanan lokasi dapat dipaparkan sebagai berikut.
6.2.1. Keindahan Objek Wisata
Keindahan alam berupa air terjun, sungai yang mengalir serta hutan yang mengelilingi tempat wisata ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang
datang. Persepsi pengunjung terhadap keindahan objek wisata cukup beragam. Sebanyak 58 orang responden 72,5 yang mengatakan objek wisata Curug
48
Nangka indah. Responden yang mengatakan keindahan objek wisata curug Nangka sedang atau biasa saja adalah sebanyak 21 orang 26,25. Hanya satu
orang responden 1,25 yang menyatakan objek wisata ini tidak indah. Persentase persepsi responden mengenai keindahan wisata dapat dilihat pada
Tabel 13 berikut.
Tabel 13. Persepsi Responden Terhadap Keindahan Lokasi Keindahan lokasi
Jumlah Responden orang Persentase
Indah 58 72,50
Sedang 21 26,25
Tidak indah 1
1,25
Sumber : Hasil Survey , diolah tahun 2010
6.2.2. Kemudahan Mencapai Lokasi
Letak objek wisata WWCN yang cukup strategis yaitu dekat dengan pusat kota Bogor menjadikan bagi sebagian orang cukup mudah untuk diakses. Dari
keseluruhan jumlah responden, responden yang menyatakan bahwa akses menuju
lokasi ini mudah dicapai adalah sebanyak 55 orang 68,75. Sedangkan sisanya
yaitu sebanyak 25 orang responden 31,25 mengatakan bahwa akses menuju tempat wisata ini cukup sulit. Kebanyakan responden yang mengatakan sulit
untuk mencapai tempat wisata ini adalah responden yang berasal dari luar Bogor dan menggunakan kendaraan umum untuk menuju lokasi ini.
6.2.3. Kebersihan Lokasi
Kebersihan lokasi merupakan salah satu faktor yang menunjang kenyamanan bagi pengunjung dalam berwisata. Penilaian pengunjung akan
kebersihan tempat wisata cukup beragam. Kebanyakan responden menilai kebersihan di WWCN kurang atau kotor, sebanyak 31 orang responden 38,75
49
mengatakan demikian dan sebanyak tiga orang responden 3,75 mengatakan bahwa tempat wisata ini sangat kotor. Adapula responden yang menilai untuk
kebersihan di lokasi wisata sudah bersih dan sedang, dengan jumlah masing- masing responden yang menyatakan demikian sebanyak 18 orang 22,5 dan 28
orang 35. Mereka yang menilai kebersihan di lokasi wisata kurang bersih dikarenakan mereka melihat banyak sampah yang berserakan disekitar lokasi. Hal
ini dikarenakan kurangnya fasilitas tempat sampah yang disedikan oleh pengelola serta kurangnya kesadaran pengunjung akan menjaga kebersihan di tempat lokasi.
Persentase persepsi responden mengenai kebersihaan lokasi dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.
Tabel 14. Persepsi Responden Terhadap Kebersihan Lokasi Kebersihan Lokasi
Jumlah Responden orang Persentase
Bersih 18
22,50 Sedang
28 35,00
Kotor 31
38,75 Sangat kotor
3 3,75
Sumber : Hasil Survey, diolah tahun 2010
6.2.4. Fasilitas yang Menunjang
Pengelola menyediakan beberapa fasilitas penunjang untuk menunjang kenyamanan pengunjung dalam berwisata. Fasilitas tersebut antara lain kamar
mandi, mushola, tempat parkir, tempat sampah, dan warung makan. Pengungjung menilai untuk kondisi kualitas dari fasilitas penunjang di WWCN sudah cukup
memadai, namun dari segi jumlah fasilitas yang ada dinilai cukup kurang. Sebanyak 46 orang responden 57,5 mengatakan fasilitas di WWCN kurang
banyak, 27 orang responden 33,75 mengatakan fasilitas di WWCN cukup banyak dan tujuh responden 8,75 mengatakan fasilitas di WWCN banyak.
50
Persentase persepsi responden mengenai fasilitas penunjang wisata dapat dilihat pada Tabel 15 berikut.
Tabel 15. Persepsi Responden Terhadap Jumlah Fasilitas Penunjang Jumlah Fasilitas
Jumlah Responden orang Persentase
Kurang banyak 46
57,50 Cukup banyak
27 33,75
Banyak 7
8,75
Sumber : Hasil survey, diolah tahun 2010
6.2.5. Keamanan Lokasi
Sebanyak 32 orang responden 40 merasa bahwa lokasi wisata ini kurang aman dan tujuh orang responden 8,75 mengatakan tidak aman untuk
dikunjungi. Hal ini dikarenakan lokasi wisata yang dikelilingi oleh tebing-tebing ini membuat responden takut akan terjadinya longsor. Tidak adanya pos
pengamanan diberbagai titik lokasi membuat pengunjung kurang merasa aman. Sedangkan 25 orang responden 31,25 mengatakan tempat lokasi ini cukup
aman dan 16 orang responden 20 merasa tempat wisata ini aman untuk dikunjungi. Persentase persepsi responden mengenai keamanan lokasi dapat
dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Persepsi Responden Terhadap Keamanan Lokasi Keamanan Lokasi
Jumlah Responden orang Perentase
Aman 16
20,00 Cukup Aman
25 31,25
Kurang Aman 32
40,00 Tidak Aman
7 8,75
Sumber : Hasil survey, diolah tahun 2010
51
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN
7.1. Analisis Kesediaan Membayar Responden
Analisis kesediaan membayar dilakukan untuk mengetahui apakah responden bersedia atau tidak membayar daripada paket-paket wisata yang
rencanaya akan dibuat di WWCN. Setiap responden ditanyakaan mengenai kesediaan membayar terhadap paket wisata jogging track plus dan paket wisata
konservasi. Dari hasil wawancara yang dilakukan tehadap 80 responden, didapat responden yang menyatakan bersedia membayar untuk paket jogging track plus
adalah sebanyak 53 orang 66,25 sedangkan yang tidak bersedia 27 orang 33,75. Dari 27 orang yang menyatakan tidak bersedia membayar, sebanyak 22
orang 81,48 beralasan karena ketiadaan biaya. Sisanya beralasan tidak mau membayar paket wisata ini dikarenakan mempunyai penyakit yang tidak
memungkinkan untuk mengikuti paket wisata tersebut seperti jantung, reumatik dan asma.
Responden yang bersedia membayar untuk paket konservasi adalah sebanyak 67 orang 85 dan 13 orang 15 menyatakan tidak bersedia. Sama
halnya seperti paket jogging track plus, kebanyakan alasan responden yang tidak bersedia membayar paket ini dikarenakan faktor biaya yang mahal. Dari 13
responden yang menyatakan tidak bersedia membayar karena mahalnya biaya ada sebanyak sepuluh orang 76,92. Dua orang responden beralasan kegiatan
paket wisata tersebut akan membosankan dan satu orang responden tidak memberikan alasanya.
52
Variabel respon yang digunakan pada analisis ini adalah peluang responden memilih bersedia atau tidak bersedia membayar paket wisata dengan
menggunakan analisis regresi logit. Jika responden bersedia membayar, maka diberi nilai satu dan jika responden tidak bersedia membayar, maka diberi nilai
nol. Variabel-variabel penjelas independent yang digunakan dalam model logit terdiri dari variabel kontinu yaitu usia USA, pedapatan PNDPT, lama
menempuh pendidikan PNDKN, biaya perjalanan BP, lama di lokasi LK, dan frekuensi kunjungan sebelumnya FK, sedangkan jenis kelamin JK merupakan
variabel dummy. Berdasarkan hasil analis regresi logit, untuk paket wisata jogging track
plus didapat nilai -2log likelihood sebesar 65,828
yang menghasilkan nilai Chi- square
pada model sebesar 36,470 dengan signifikan 0,000. Kesimpulan dari hasil
tersebut adalah hipotesis nol yang menyatakan bahwa semua slope dalam model sama dengan nol harus ditolak pada taraf nyata
α=1. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat minimal satu slope model yang tidak sama dengan nol atau
variabel penjelas secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap peluang kesediaan dan ketidaksediaan responden untuk membayar paket wisata jogging track plus.
Pengertian lain bahwa model logit yang dihasilkan dapat menjelaskan atau memprediksi pilihan responden. Hasil dari anlisis regresi logit mengenai
kebersediaan pengunjung dalam membayar paket wisata jogging track plus dapat dilihat pada Tabel 17.
53
Tabel 17.
Hasil Analisis Regresi Logit untuk Kesediaan Membayar Pengunjung Terhadap Paket Wisata Jogging Track Plus
Variabel Koefisien Sig. Odds Ratio
Constant -2,704
0,195 0,067
JK 0,028
0,968 1,028
USA -0,126 0,037
b
0,882 PNDKN
0,323 0,015
b
1,381 PNDPT
0,000 0,003
a
1,000 BP 0,000
0,089
c
1,000 LK 0,384
0,131
d
1,469 FK
-0,069 0,432
0,934 -2 Log likelihood = 65,828
Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Model 36,470 7
0,000
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 4,854 8 0,773
Sumber : Data Primer setelah diolah 2010 Keterangan : a signifikan pada tingkat kepercayaan 99
b signifikan pada tingkat kepercayaan 95 c signifikan pada tingkat kepercayaan 90
d signifikan pada tingkat kepercayaan 85
Berdasarkan uji kebaikan model dengan metode Hosmer-Lemeshow yang ditunjukkan pada Tabel 17 diperoleh nilai Chi-square sebesar 4,854 dengan
signifikan 0,773 yang lebih besar dari taraf nyata α = 20, sehingga model regresi
yang dihasilkan dinyatakan model yang baik. Model regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut ;
Li = -2,704+ 0,028JK -0,126USA + 0,323PNDKN +0,000 PNDPTN + 0,000 BP + 0,384LK -0,069FK.
Hasil analisi regresi logit untuk kesediaan membayar responden untuk paket konservasi, didapat nilai -2log likelihood sebesar 44,232 yang menghasilkan
54
nilai Chi-square pada model sebesar 27,431 dengan signifikan 0,000. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah hipotesis nol yang menyatakan bahwa semua slope
dalam model sama dengan nol harus ditolak pada taraf nyata α=1 yakni
menunjukkan bahwa terdapat minimal satu slope model yang tidak sama dengan nol atau variabel penjelas secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap peluang
kesediaan dan ketidaksediaan responden untuk membayar paket wisata konservasi. Hasil dari anlisis regresi logit mengenai kebersediaan pengunjung
dalam membayar paket wisata konservasi dapat dilihat pada Tabel 18.
Berdasarkan uji kebaikan model dengan metode Hosmer-Lemeshow yang ditunjukkan pada Tabel 18 diperoleh nilai Chi-square sebesar 2,962 dengan
signifikan 0,937 yang lebih besar dari taraf nyata α = 20, sehingga model regresi
yang dihasilkan dinyatakan model yang baik. Model regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut ;
Li = -3,578+1,037 JK -0,136 USA + 0,281 PNDKN +0,000 PNDPTN + 0,000 BP +0,672 LK -0,043 FK.
55
Tabel 18. Hasil Analisis Regresi Logit untuk Kesediaan Membayar Pengunjung Terhadap Paket Wisata Konservasi.
Variabel Koefisien Sig. Odds Ratio
Constant -3,578 0,167
0,028 JK
1,037 0,268
2,821 USA
-0,136
b
0,080 0,873 PNDKN
0,281
b
0,084 1,325 PNDPT
0,000
a
0,032 1,000 BP
0,000 0,255
1,000 LK
0,672
b
0,070 1,958 FK
-0,043 0,690
0,958 -2 Log likelihood = 44,232
Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Model 27,431 7 0,000
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 2,962 8 0,937
Sumber : Data Primer setelah diolah 2010 Keterangan : a signifikan pada tingkat kepercayaan 95
b signifikan pada tingkat kepercayaan 90
Dari kedua hasil analisis tersebut didapat variabel kontinu yang berkoefisien positif terhadap peluang kesediaan membayar untuk kedua paket
tersebut adalah sama yaitu lama menempuh pendidikan, pendapatan, biaya perjalanan dan lamanya di lokasi. Dapat disimpulkan jika nilainya meningkat satu
satuan maka peluang responden bersedia membayar semakin besar. Pada variabel dummy
, jika dummy bernilai satu maka peluang responden bersedia membayar akan lebih besar dari peluangnya untuk tidak bersedia membayar.
56
7.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Membayar
Responden. Varaiabel-variabel yang berpengaruh secara nyata terhadap kesediaan
responden dalam membayar paket wisata jogging track plus dan paket konservasi yaitu tingkat usia, lamanya menempuh pendidikan, tingkat pendapatan dan
lamanya di loaksi. Variabel biaya perjalanan hanya berpengaruh nyata terhadap paket jogging track plus.
1. Usia
Variabel tingkat usia pada paket jogging track plus memiliki P-value 0,037 berpengaruh nyata secara signifikan pada taraf nyata
α = 0,05 dan paket konservasi memiliki P-value 0,080 berpengaruh nyata secara signifikan pada taraf
nyata α = 0,1. Kedua paket tersebut memiliki koefisien bertanda negatif berarti
semakin bertambah usia pengunjung peluang untuk kebersediaan membayar paket wisata semakin kecil. Hal ini menunjukan bahwa peminat paket wisata baik paket
jogging track plus maupun konservasi lebih banyak diminati oleh usia remaja.
Nilai odds ratio variabel usia pada paket jogging track plus adalah sebesar 0,882 yaitu berarti pengunjung yang usianya lebih tua, peluang untuk membayar paket
wisata jogging trakc plus turun 0,882 kali dibandingkan peluangnya untuk tidak membayar paket wisata jogging trakc plus. Paket konservasi memiliki nilai odds
ratio sebesar 0,873 yaitu berarti pengunjung yang usianya lebih tua, peluang
untuk membayar paket wisata konservasi turun 0,873 kali dibandingkan peluangnya untuk tidak membayar paket wisata konservasi.
2. Lamannya menempuh pendidikan
57
Variabel lamanya menempuh pendidikan pada paket wisata jogging track plus
memiliki P value 0,015 berpengaruh nyata signifikan pada taraf nyata α =
0,05 dan paket wisata konservasi memiliki P value 0,084 berpengaruh nyata signifikan pada taraf nyata
α = 0,1. Keduanya memiliki koefisien positif yang artinya semakin lama tingkat pendidikan pengunjung, maka peluang pengunjung
untuk membayar paket wisata semakin besar. Hal ini disebabkan karena seseorang yang mempuh pendidikan lebih lama biasanya pola fikir orang tersebut akan
semakin tinggi, sehingga dapat lebih merasakan adanya manfaat dari paket-paket wisata tersebut. Paket wisata jogging track plus memiliki nilai odds ratio sebesar
1,381 berarti jika lamanya menempuh pendidikan meningkat satu tahun maka peluang pengunjung untuk membayar paket wisata jogging track plus 1,381 kali
lebih tinggi dibandingkan peluangnya untuk tidak membayar paket wisata jogging track plus
. Paket konservasi memiliki nilai odds ratio sebesar 1,325 yang artinya jika lamanya pendidikan yang ditempuh meningkat satu tahun maka peluang
pengunjung untuk membayar paket wisata konservasi lebih tinggi 1,325 kali dibandingkan peluangnya untuk tidak membayar paket wisata konservasi.
3. Tingkat pendapatan
Variabel tingkat pendapatan pada paket jogging track plus memiliki P-value 0,003 berpengaruh nyata secara signifikan pada taraf nyata
α = 0,01. Paket konservasi memiliki P-value 0,032 berpengaruh nyata secara signifikan pada taraf
nyata α = 0,05 Keduanya memiliki koefisien positif yang artinya semakin tinggi
tingkat pendapatan responden, maka responden akan semakin bersedia membayar paket wisata. Hal ini dikarenakan semakin tinggi pendapatan seseorang maka
58
semakin tinggi pula kemampuan ekonominya sehingga semakin tinggi pula kesempatan orang tersebut untuk mengikuti paket wisata. Paket jogging track plus
dan konservasi memiliki nilai odds ratio yang sama yakni satu, artinya tingkat pendapatan tidak mempengaruhi peluang pengunjung untuk membayar paket
wisata jogging track plus dan konservasi. 4.
Biaya perjalanan Variabel biaya perjalanan pada paket wisata jogging trakc plus memiliki P
value sebesar 0,089 berpengaruh nyata secara signifikan pada taraf nyata
α = 0,1. Koefisien biaya perjalanan bertanda positif dan tidak sesuai dengan hipotesis
awal, dimana biaya perjalanan akan berpengaruh secara negatif terhadap kesediaan pengunjung membayar paket wisata. Hal ini dikarenakan banyaknya
jumlah uang yang dikeluarkan dalam berwisata bagi responden bukan menjadi suatu masalah jika dibandingkan dengan manfaat yang akan diterimanya. Nilai
odds ratio biaya perjalanan sebesar satu berarti biaya perjalanan tidak
mempengaruhi peluang pengunjung untuk membayar paket jogging trakc plus. Variabel biaya perjalanan pada paket konservasi tidak berpengaruh nyata terhadap
kesediaan membayar pengunjung karena memiliki p value yang lebih besar dari taraf nyata
α = 0,15 yaitu 0,255
5. Lamanaya di lokasi
Variabel lamanya dilokasi pada paket jogging trakc plus memiliki P value sebesar 0,131 berpengaruh nyata secara signifikan pada taraf nyata
α = 0,15. Pada paket konservasi P valuenya sebesar 0,070 berpengaruh nyata secara signifikan
pada taraf nyata α = 0,1. Variabel lamanya dilokasi pada kedua paket memiliki
59
tanda keofisien positif, artinya semakin lama pengunjung berada ditempat lokasi maka semakin bersedia responden membayar paket wisata. Nilai odds ratio
lamanya di lokasi pada paket jogging track plus sebesar 1,469 artinya jika lama waktu yang dihabiskan pengunjung dilokasi di lokasi meningkat satu jam,maka
peluang untuk membayar paket jogging track plus 1,469 kali lebih tinggi dibandingkan peluangnya untuk tidak membayar paket jogging track plus. Paket
konservasi memiliki nilai odds ratio sebesar 1,958 artinya jika lama waktu yang dihabiskan pengunjung dilokasi meningkat satu jam maka peluang membayar
paket konservasi 1,958 kali lebih besar dibandingkan peluangnya untuk tidak membayar paket konservasi.
Variabel jenis kelamin dan frekuensi kunjungan tidak berpengaruh terhadap kesediaan membayar responden terhadap paket wisata jogging track plus dan
konservasi. Variabel jenis kelamin tidak berpengaruh nyata pada keduanya karena memiliki p value yang lebih besar dari taraf nyata
α = 0,15 yaitu 0,968 dan 0,268, hal ini dikarenakan karena kegiatan-kegiatan yang ada pada paket jogging track
plus maupun konservasi dapat diikuti oleh semua jenis kelamin baik laki-laki
maupun perempuan. Variabel frekuensi kunjungan pada kedua paket tersebut memiliki P value yang lebih besar dari taraf nyata
α = 0,15 yaitu 0,432 dan 0,690. Hal ini disebabkan karena kebanyakan responden adalah pengunjung yang baru
pertama kali datang ke tempat wisata ini, yaitu sebanyak 45 orang responden 56 .
60
7.2. Analisis Nilai Willingness To Pay WTP dengan Pendekatan
Contingent Valuation Methode Pendekatan Contingent Valuation Method CVM dalam penelitian ini
digunakan untuk menganalisis nilai WTP responden WWCN terhadap tarif paket wisata yang direncanakan oleh pengelola WWCN. Adapun hasil pelaksanaan
langkah kerja dalam metode CVM adalah sebagai berikut :
1. Membuat Hipotesis Pasar
Seluruh responden diberikan informasi mengenai rencana pembuatan paket wisata di WWCN yakni paket jogging track plus dan paket konservasi.
Responden juga diberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan dalam paket wisata, manfaat serta fasilitas yang diberikan oleh pihak
pengelola dalam tiap paket wisata. Adanya paket-paket wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pengunjung dalam berwisata, selain itu juga
pengunjung dapat berpartisipasi dalam menjaga kelesatarian sumber daya yang terdapat di tempat wisata ini. Pengelola dalam merencanakan paket wisata ini
sudah mengestimasi mengenai tarif paket wisata yang nantinya akan dikenakan. Informasi mengenai tarif maksimal yang bersedia dibayarkan oleh pengunjung
terhadap paket wisata tersebut sangat diperlukan bagi pengelola, yaitu sebagai bahan pertimbangan kembali dalam menentukan tarif untuk paket wisata.
2. Mendapatkan Nilai Lelang Bids WTP
Pada penelitian ini nilai penawaran yang digunakan untuk mengetahui nilai WTP masing-masing paket wisata responden didapatkan melalui metode
permainan lelang Bidding Game. Dimana responden diberi pertanyaan secara
61
berulang-ulang tentang keinginan membayar sejumlah tertentu sampai mendapatkan nilai maksimum yang ingin dibayarkan.
3. Menghitung Nilai Rata-Rata WTP
Dugaan nilai rata-rata WTP responden WWCN terhadap tarif maksimal untuk paket wisata diperoleh berdasarkan rasio jumlah nilai WTP yang diberikan
responden dengan jumlah total responden yang bersedia membayar. Distribusi nilai WTP responden untuk masing-masing paket wisata dapat dilihat pada
Lampiran 1 dan Lampiran 2. Mengacu pada Lampiran 1 dan Lampiran 2 diperoleh nilai rata-rata WTP
responden untuk paket jogging track plus adalah sebesar Rp 56.132,00 sedangkan untuk paket konservasi nilai rata-rata WTPnya adalah sebesar Rp 127.313,00
.
Nilai rata-rata WTP responden terhadap kedua paket tersebut ternyata lebih kecil dari rencana tarif yang akan diberlakukan oleh pihak pengelola yakni Rp 65.000
dan Rp 170.000.
4. Memperkirakan Kurva WTP
Kurva lelang atau bid curve diperoleh, misalnya dengan meregresikan WTP sebagai variabel tidak bebas dependent variabel dengan bebarapa variabel bebas
Fauzi, 2004. Berdasarkan analisis regresi berganda, bahwa nilai WTP dipengaruhi secara nyata oleh variabel tingkat pendapatan, lamanya menenempuh
pendidikan. Hubungan tingkat pendapatan dan nilai WTP pada paket jogging track plus
dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3 untuk paket konservasi.
62
Gambar 2. Grafik Hubungan Tingkat Pendapatan dan Nilai WTP Pada Paket
Wisata Jogging Track Plus.
Gambar 3. Grafik Hubungan Tingkat Pendapatan dan Nilai WTP Pada Paket Wisata Konservasi.
5. Menjumlahkan Data Untuk Menentukan Total WTP TWTP
Nilai total WTP TWTP responden dihitung berdasarkan data distribusi WTP responden. Nilai rataan WTP yang telah diperoleh kemudian dikalikan
dengan populasi pengunjung. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai TWTP responden pengunjung WWCN untuk paket jogging track plus adalah
sebesar Rp 387.366.932,00 sedangkan untuk paket konservasi nilai TWTPnya adalah Rp 878.587.013,00. Dimana asumsi total populasi dalam sebulan yaitu
6.901 orang.
50000 100000
150000
2000000 4000000
6000000
WTP
Pendapatan
Hubungan Pendapatan dan WTP
hubungan WTP dan
Pendapatan Linear
hubungan WTP dan
Pendapatan
50000 100000
150000 200000
250000
1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 WTP
Pendapatan
Hubungan Pendapatan dan WTP
Hubungan Pendapatan
dan WTP
Linear Hubungan
Pendapatan dan WTP
63
Dari hasil analisis WTP dengan menggunakan metode CVM menghasilkan nilai rataan WTP pengunjung terhadap paket wisata lebih kecil dari tarif yang
direncanakan oleh pengelola. Hal tersebut tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa nilai WTP pengunjung lebih besar dari nilai tarif yang sudah
direncanakan oleh pengelola. Pengelola dalam menentukan tarif paket wisata menggunakan pendekatan harga pasar. Biaya yang dikenakan pada pengunjung
terhadap paket jogging track plus terdiri dari biaya masuk kawasan, makan siang, snack, jalur track, medis, dan pemandu. Biaya yang dikenakan untuk paket
Konservasi terdiri dari biaya masuk kawasan, makan empat kali, tenda regu, api unggun, lampu penerangan, bibit, pemandu, dan lobang tanam.
Hasil WTP ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak pengelola dalam menetapkan tarif paket wisata. Pihak pengelola dapat menurunkan biaya
tetap dan biaya variabel dalam paket wisata tersebut. Turunnya tarif paket wisata nantinya akan dapat meningkatkan jumlah permintaan pengunjung terhadap paket
wisata tersebut, sehingga akan terbentuk keseimbangan harga pasar baru yang efisien dari paket wisata tersebut.
Perbedaan tarif yang direncanakan pihak pengelola dengan nilai rataan WTP pengunjung tidak terlalu jauh pada paket jogging track plus. Pengelola dapat
mengurangi sedikit komponen biaya pada paket jogging track plus biaya yang dapat dikurangi oleh pengelola adalah seperti pada biaya jalur track, biaya
operasional seperti biaya pemandu dan biaya medis dapat dikurangi sebesar Rp 25.000. Makan siang dan snack dapat diganti dengan menu lain yang biayanya
lebih murah. Perbandingan rincian anggaran biaya paket jogging track plus yang
64
awal dan biaya yang telah disesuaikan dengan nilai WTP dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.
Paket konservasi memiliki nilai WTP yang sangat jauh berbeda dengan tarif awal yang akan dikenakan oleh pengelola. Pihak pengelola untuk menyesuaikan
dengan tarif dari WTP pengunjung harus cukup banyak mengurangi komponen biaya yang ada. Biaya tetap yang dapat dikurangi oleh pihak pengelola adalah
biaya untuk tenda regu, lampu penerangan, dan api anggun. Biaya pemandu dapat dikurangi oleh pihak pengelola. Makan sebanyak empat kali dapat dikurangi
menjadi tiga kali dan digantikan dengan snack, selain itu pihak pengelola dapat mengganti menu dengan menub yang lebih murah. Perbandingan anggaran biaya
paket konservasi yang awal dan biaya yang telah disesuaikan dengan nilai WTP dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6.
7.3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP