2.2 Budidaya Bawal Air tawar
Bawal air tawar adalah salah satu ikan air tawar penting di Indonesia. Ikan ini merupakan ikan introduksi yang awalnya didatangkan sebagai ikan hias,
namun kini menjadi ikan konsumsi dan banyak dibudidayakan oleh petani ikan. Sebagai ikan budidaya, bawal memiliki beberapa keunggulan yaitu pertumbuhan
yang relatif cepat, kebutuhan protein dalam pakannya relatif rendah, dapat bertahan hidup pada perairan dengan kandungan oksigen yang minimum sehingga
mudah dibudidayakan di berbagai lingkungan dan wadah budidaya, tahan terhadap serangan penyakit, dan dapat diproduksi sebagai ikan hias, ikan
konsumsi, dan ikan kolam pemancingan. Karena keunggulan tersebut, bawal diprediksi akan menjadi salah satu ikan yang prospektif. Bawal air tawar dapat
menjadi substitusi bawal laut Stromateus niger, dan S.cinereus yang selama ini dikenal sebagai salah satu jenisikan ekonomis penting yang dihidangkan sebagai
makanan hasil laut sea food. Sebagai ikan alternatif, posisi bawal cukup strategis karena produksi bawal laut mengalami penurunan tajam pada musim barat,
sehingga bawal dapat menjadi pilihan pengganti Kordi 2012 Selain sumber dan kuantitas harus memadai, air yang digunakan untuk
pemeliharaan bawal juga harus memenuhi kebutuhan optimal ikan. Dengan kata lain, air yang digunakan dalam pemeliharaan bawal air tawar harus memiliki
kualitas yang baik. Ada beberapa parameter yang dapat dijadikan indikator dalam menilai kualitas suatu perairan, sebagaimana tertera dalam Tabel 1.
Tabel 1 Parameter kualitas air untuk budidaya bawal air tawar. Parameter
Nilai Oksigen
4-6 ppm Karbondioksida
Maks. 25 ppm pH
7-8 Amonia
Maks 0,1 ppm Alkalinitas
50-300 ppm Suhu
25-30°C Kecerahan
20-40 cm oleh plankton Warna
Hijau Kecoklatan DMA
2-4,5 H2S
Maks 0,1 ppm Kesadahan
3-8 dGH
Sumber: Kordi 2011
2.3 Transportasi Ikan Hidup Sistem Kering
Transportasi biota perairan hidup sistem kering menggunakan prinsip hibernasi. Hibernasi merupakan usaha untuk menekan metabolisme suatu
organisme sehingga dalam kondisi lingkungan yang minimum organisme tersebut mampu bertahan Junianto 2003. Transportasi ikan hidup tanpa media air
sistem kering merupakan sistem pengangkutan ikan hidup dengan media pengangkutan bukan air. Oleh karena itu, pada sistem ini ikan dibuat dalam
kondisi tenang atau aktivitas respirasi dan metabolismenya rendah. Cara tersebut diantaranya adalah menggunakan bahan antimetabolik atau anestesi Wibowo
1993. Pada transportasi ikan hidup sistem kering, perlu dilakukan proses
penenangan terlebih dahulu. Kondisi Ikan yang tenang akan mengurangi stress, mengurangi kecepatan metabolisme dan konsumsi oksigen. Pada kondisi ini
tingkat kematian selama transportasi akan rendah sehingga memungkinkan jarak transportasi dapat lebih jauh dan meningkatkan kapasitas angkut. Metode
penanganan ikan hidup dapat dilakukan dengan cara menurunkan suhu air atau dapat juga menggunakan zat anestesi. Perlu diperhatikan bahwa ikan yang akan
dipingsankan ini nantinya akan dikonsumsi sehingga pemilihan metode imotilisasi harus memperhatikan aspek kesehatan Nitibaskara et al. 2006.
Transportasi hidup sistem kering memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat mengurangi stres pada organisme yang ditransportasikan, menurunkan kecepatan
metabolisme dan konsumsi oksigen, mengurangi mortalitas akibat perlakuan fisik getaran, kebisingan, cahaya, tidak mengeluarkan hasil metabolisme feses serta
tidak perlu media air sehingga daya angkut lebih besar. Stabilitas suhu dalam kemasan memegang peranan yang penting karena fluktuasi suhu yang tajam dapat
menyebabkan kematian biota yang ditransportasikan Nitibaskara et al. 2006.
2.4 Imotilisasi