Parameter Air Sebagai Tempat Hidup Ikan Bawal Air Tawar

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Parameter Air Sebagai Tempat Hidup Ikan Bawal Air Tawar

Hasil analisis kualitas media air yang digunakan selama penelitian ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil analisis kualitas air media pemeliharaan bawal air tawar Parameter Kolam budidaya Laboratorium Standar Satuan Suhu 26 27 25-30 o C pH 7,34 7,40 7-8 - DO 5,37 6,31 4-6 ppm CO 2 1,85 3,96 Max. 25 ppm Alkalinitas 154,2 94 50-300 ppm Amoniak 0,03 0,05 Max. 0,1 ppm Sumber: Kordi 2011 Suhu merupakan salah satu parameter fisika yang digunakan untuk mengukur kualitas air. Hasil pengamatan kualitas air kolam budidaya dan kolam laboratorium yang telah diendapkan selama 2 hari memiliki kisaran suhu yang sama yaitu 26 hingga 27 o C. Suhu tersebut baik untuk kehidupan ikan bawal berdasarkan standar yang didapat. Suhu sangat berpengaruh terhadap proses metabolisme dan kelarutan senyawa dalam air. Peningkatan suhu perairan dapat mengakibatkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya O 2 , CO 2 , dan sebagainya Irawan 2007. Peningkatan suhu juga dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme akuatik dan selanjutnya mengakibatkan penurunan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu sebesar 10 °C menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen organisme akuatik sebanyak 2-3 kali lipat Effendi 2003. Hal ini berbanding terbalik dengan adanya penurunan suhu yang dapat mengurangi aktivitas dan proses metabolisme ikan. Kondisi inilah yang dimanfaatkan untuk tujuan transportasi ikan hidup sistem kering sehingga ikan dapat bertahan lebih lama dalam lingkungan yang terbatas selama proses pengangkutan berlangsung. Hasil pengamatan kualitas air kolam budidaya dan air laboratorium memiliki pH antara 7,3 dan 7,4 yang berarti sesuai untuk kondisi lingkungan hidup ikan bawal. Ikan mampu beradaptasi di perairan yang memiliki perubahan pH yang tidak drastis Nitibaskara et al. 2006. Nilai pH yang ideal untuk kelangsungan hidup ikan adalah 6,5 hingga 8,5. Faktor penting yang menunjang kehidupan ikan adalah oksigen yang terlarut dalam air. Dissolve oxygen DO yang terkandung dalam air kolam budidaya dan air laboratorium memiliki kisaran antara 5,37 dan 6,31. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan oksigen yang terlarut dalam kedua air tersebut memiliki nilai yang cukup baik untuk kehidupan ikan bawal. Tanpa oksigen terlarut yang cukup, maka kehidupan ikan akan terganggu. Hal yang mempengaruhi kelarutan oksigen dalam air salah satunya adalah kenaikan suhu, semakin tinggi suhu maka kelarutan oksigen akan berkurang. Peningkatan suhu senilai 1 °C akan meningkatkan konsumsi oksigen sebesar 10 Effendi 2003. Kadar CO 2 yang terkandung dalam air kolam budidaya dan kolam laboratorium senilai 1,85 dan 3,96 ppm. Hal ini sesuai untuk kehidupan ikan bawal karena menurut Kordi 2011, kadar CO 2 yang terkandung dalam air tidak boleh melebihi batas 25 ppm. Sedangkan untuk kadar alkalinitas dan amonia yang masing-masing bernilai 94-154 dan 0,03-0,05 ppm juga masih dalam batas yang normal. Hasil yang diperoleh dari pengamatan parameter kualitas air kolam budidaya dan air laboratorium yang diendapkan menunjukkan bahwa keduanya masih memiliki standar yang baik bagi kelangsungan hidup ikan bawal air tawar. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air tidak mempengaruhi kondisi kesehatan dan proses pemeliharaan, pengadaptasian serta perlakuan baik dalam proses pembiusan maupun pembugaran.

4.2 Penelitian Pendahuluan