3  METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2012. Kegiatan  penelitian  dilakukan  di  Laboratorium  Bahan  Baku  Hasil  Perairan,
Departemen  Teknologi  Hasil  Perairan  dan  Laboratorium  Produktivitas Lingkungan,  Departemen  Manajemen  Sumberdaya  Perairan,  Fakultas  Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3.2  Bahan dan Alat
Bahan  utama  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  ikan  bawal  air tawar  Colosoma  macropomum  yang  berasal  dari  Lebak  Bulang,  Bogor,
Jawa Barat. Ikan yang digunakan dipilih yang dalam kondisi sehat, tidak cacat dan berukuran sekitar 6 ekor per kilogram bobot rata-rata 150 gekor.
Bahan  pembantu  yang  digunakan  dalam  penelitian  yaitu  air,  es  batu, plastik,  lakban,  kertas  koran,  serbuk  gergaji  dengan  ukuran  0,1-0,3  cm  dari
campuran jenis kayu jati Tectona grandis, jeungjing Albizia falcata dan mindi Melia  azedarach  yang  diperoleh  dari  pengrajin  kayu  di  Dramaga-Bogor  serta
bahan-bahan kimia untuk pengukuran kualitas air. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian terdiri dari alat pengadaptasian,
pemingsanan  dan  pengemasan.  Alat  yang  digunakan  dalam  proses  adaptasi  ikan bawal  yaitu akuarium berukuran 50x30x30 cm
3
, aerator, ember plastik serta alat untuk mengukur kualitas air seperti DO-meter, pH meter, termometer, dan pipet.
Alat yang digunakan dalam proses pemingsanan yaitu akuarium berukuran 50x30x20  cm
3
,  alat  pengukur  waktu  timer,  termometer,  penggaris  dan timbangan. Alat yang digunakan dalam proses pengemasan yaitu kotak styrofoam
berukuran 30x30x40 cm
3
, gunting dan penggaris.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian  terdiri  dari  tiga  tahapan  yaitu  persiapan  penelitian,  penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
3.3.1 Persiapan penelitian
Persiapan  penelitian  yang  dilakukan  meliputi  persiapan  media  air,  media pengisi dan bawal yang akan digunakan pada penelitian pendahuluan dan utama.
a  Media air Media  air  terdiri  dari  air  kolam  budidaya  ikan  bawal  dan  air  dari
laboratorium  yang  telah  didiamkan  selama  dua  hari  dan  diuji  kualitas  serta kelayakannya  untuk  media  adaptasi  dan  pemeliharaan  bawal.  Tujuan  pendiaman
air  selama  dua  hari  adalah  untuk  mengendapkan  kotoran.  Air  dari  laboratorium disaring  dengan  karbon  aktif  terlebih  dahulu  sebelum  digunakan.  Pengujian
dilakukan  secara  fisika  dan  kimia  meliputi  parameter  kualitas  air  yaitu  suhu, oksigen terlarut DO, karbondioksida CO
2
, derajat keasaman pH, alkalinitas, Total  Amoniak  Nitrogen  TAN  dan  nitrit  NO
2 -
.  Metode  pengukuran  kualitas media air tercantum pada Tabel 3.
Tabel 3 Metode pengukuran kualitas media air
No Parameter
Alat Cara Peneraan
1 Suhu
Termometer Pembacaan Skala
2 DO
DO-meter Pembacaan Skala
3
CO
2
Alat Gelas Titrasi
4 pH
pH meter Pembacaan Skala
5 Alkalinitas
Alat Gelas Titrasi
6
TAN Spektrofotometer
Pembacaan Skala
Sumber: Boyd 1982
b  Media serbuk gergaji Media  pengemas  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  serbuk
gergaji  yang  dipilih  dari  jenis  kayu  jeungjing  Albizia  falcata  dan  jati  Tectona grandis yang tidak menghasilkan racun, tidak berbau tajam dan bersih. Sebelum
digunakan,  serbuk  gergaji  disaring  dan  dicuci  terlebih  dahulu  untuk menghilangkan  bautar,  kotoran  serta  bahan  berbahaya  yang  mungkin  ada  pada
kayu.  Serbuk  gergaji  kemudian  ditiriskan  dan  dijemur  sampai  kering.  Proses penjemuran dan pencucian dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Selanjutnya serbuk
gergaji  dilembabkan  kembali  dengan  air  sebanyak  50-75  dari  berat  serbuk
gergaji  hingga  kadar  air  mencapai  50-60.  Sebelum  digunakan  sebagai  media pengisi,  serbuk  gergaji  didinginkan  sehingga  suhunya  9-7  °C  suhu  pembiusan
dalam lemari es. c  Ikan bawal air tawar uji
Bawal  air  tawar  uji  yang  berasal  dari  kolam  budidaya  dipindahkan  ke dalam  akuarium  adaptasi.  Bawal  uji  yang  digunakan  adalah  bawal  yang  sehat,
bugar,  tidak  cacat  fisik,  dan  ikan  bawal  betina  tidak  sedang  bertelur.  Ikan  bawal terlebih  dahulu  diadaptasi  selama  1-2  hari,  selanjutnya  diberi  pakan  selama
pemeliharaan  dalam  akuarium  dan  diberi  suplai  oksigen  melalui  aerator.Ikan bawal dipuasakan 24 jam sebelum dipingsankan.
3.3.2 Penelitian pendahuluan
a Respon penurunan suhu rendah terhadap aktivitas bawal air tawar Penelitian  pendahuluan  dilakukan  untuk  mengetahui  pengaruh  penurunan
suhu  rendah  secara  bertahap  terhadap  perubahan  aktivitas  bawal  air  tawar.  Hasil penelitian ini akan digunakan untuk menentukan suhu pembiusan bawal air tawar.
Imotilisasi dilakukan dengan penurunan suhu secara bertahap dari suhu air normal suhu kamar ke suhu imotil. Penurunan suhu dilakukan dengan menambahkan es
batu  ke  dalam  media  bawal  dengan  perbandingan  air  dan  es  batu  2:3  secara perlahan  hingga  suhu  yang  diinginkan  tercapai  Wijaya  2008.  Setelah  suhu
imotilnya tercapai, bawal dibiarkan selama ±30 menit hingga aktivitas bawal diam Ikasari et al. 2008. Pengamatan dilakukan terhadap respon bawal air tawar pada
berbagai suhu selama proses pembiusan. b Penentuan suhu pembiusan bawal air tawar secara bertahap
Kisaran  suhu  pembiusan  terbaik  ditentukan  berdasarkan  aktivitas  dan kondisi bawal saat pembiusan, pengemasan, pembongkaran dan penyadaran serta
tingkat kelulusan hidup pada uji penyimpanan transportasi sistem kering selama 3 jam. Suhu pembiusan terdiri atas 3 rentang suhu hasil pengamatan aktivitas bawal
pada  berbagai  rentang  suhu,  yaitu  20-18  °C,  17-15  °C  dan  14-12  °C.  Suhu pembiusan  terbaik  hasil  percobaan  tahap  ini  akan  digunakan  pada  penelitian
utama.  Diagram  alir  prosedur  kerja  penelitian  pendahuluan  dapat  dilihat  pada Gambar 2.
Gambar 2 Diagram alir prosedur kerja penentuan suhu pembiusan terbaik Bawal imotil
Pengemasan Media serbuk gergaji
Penyimpanan 3 jam Pembongkaran
Pembugaran Perhitungan survival rate
Pengadaptasian selama 1-2 hari Pemuasaan 24 jam
Penimbangan Pemingsanan secara bertahap
Suhu pembiusan 20-18
o
C Suhu pembiusan
17-15
o
C Suhu pembiusan
14-12
o
C
Waktu pembiusan 30 menit Pengamatan aktivitas bawal
Bawal Hidup
Bawal Hidup
Waktu pembiusan 30 menit Pengemasan dengan
serbuk gergaji
Pembongkaran Penimbangan
Pembugaran Pemingsanan secara bertahap
Penimbangan Pemuasaan 24 jam
Pengadaptasian 1-2 hari
Penghitungan survival rate Suhu pembiusan terbaik
3.3.3   Penelitian utama
Penelitian  utama  bertujuan  untuk  mengetahui  pengaruh  suhu  imotilisasi terbaik pada uji transportasi sistem kering secara statis terhadap tingkat kelulusan
hidup bawal air tawar. Diagram alir prosedur kerja penelitian utama dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Diagram alir prosedur kerja uji penyimpanan Penyimpanan
0, 3, 6, 9 jam
Proses  pembiusan  pada  rangkaian  percobaan  di  atas  dilakukan  dengan prosedur sebagai berikut: bawal ditempatkan pada bak pembiusan, kemudian suhu
air  diturunkan  secara  bertahap  sampai  tercapai  suhu  yang  diinginkan.  Imotilisasi dengan penurunan suhu secara bertahap dilakukan dengan cara menurunkan suhu
media  air  dari  suhu  air  normal  suhu  kamar  ke  suhu  imotilisasi  terpilih  hasil penelitian pendahuluan. Penurunan suhu dilakukan dengan menambahkan es batu
yang dibungkus plastik ke dalam media  bawal secara perlahan hingga suhu yang diinginkan  tercapai.  Setelah  suhu  imotil  tercapai  bawal  dibiarkan  selama  ±30
menit  hingga  aktivitas  bawal  diam.  Bawal  dikatakan  imotil  bila  diangkat  diam, sirip diam dan mudah dikemas. Sebelumnya telah disiapkan serbuk gergaji dingin
dan  spons  busa  dengan  suhu  yang  telah  ditetapkan  suhu  pembiusan  dan  kotak stirofoam untuk pengemasan bawal.
Bawal  yang  telah  terbius  pingsan  masing-masing  dimasukkan  ke  dalam kemasan  yang  telah  diberi  serbuk  gergaji  dingin  dan  spons  busa  serta  ditutup
dengan menggunakan lakban. Pengemasan  bawal air tawar menggunakan serbuk gergaji dingin dilakukan dengan meletakkan es batu dalam plastik ±0,5 kg yang
ditutupi  kertas  koran  dan  disusun  secara  diagonal  pada  bagian  dasar  kotak stirofoam  untuk  mencegah  rembesan  air.  Bagian  atas  kotak  stirofoam  ditaburi
serbuk  gergaji  dengan  ketebalan  5-10  cm  agar  kontak  langsung  antara  es  dan bawal  dapat  dihindari.  Bawal  yang  telah  imotil  disusun  dengan  sistem  curah
sejajar  di  atas  media  dan  di  atasnya  ditaburi  serbuk  gergaji  hingga  kemasan penuh.  Setiap  kotak  styrofoam  berisi  5  ekor  bawal.  Kemasan  kemudian  ditutup
rapat dan direkatkan dengan lakban. Pengamatan  pada  setiap  rangkaian  percobaan  di  atas  dilakukan  terhadap
aktivitas  bawal  selama  proses  pembiusan,  pengemasan,  pembongkaran  dan pembugaran  serta  tingkat  kelulusan  hidup  bawal  air  tawar  setelah
ditransportasikan. Selain itu diamati pula perubahan suhu media kemasan serbuk gergaji  dan  spons  busa  dan  penyusutan  bobot  bawal  selama  transportasi.
Pengukuran  penyusutan  bobot  bawal  dan  perubahan  suhu  media  kemasan dilakukan sebelum bawal diimotilisasi dan sesudah dilakukan uji penyimpanan.
Pembugaran  bawal  dilakukan  dengan  cara  mengangin-anginkan  bawal yang telah dikeluarkan dari kotak stirofoam selama 2-3 menit di dalam ember. Hal
ini  bertujuan  agar  gas  amonia  dan  H
2
S  menguap.  Selanjutnya  bawal  baru dimasukkan  ke  dalam  air  tanpa  aerasi,  dengan  ketinggian  air  tidak  sampai
merendam  badan  bawal  selama  1  jam  Frose  1997.  Kelulusan  hidup  bawal dihitung  setelah  bawal  dibugarkan  dalam  air  selama  1  jam,  untuk  melihat
kemampuan  bawal  beradaptasi  kembali  dalam  lingkungan  yang  sebenarnya Suryaningrum et al. 2008. Setelah dibugarkan selama 1 jam, bawal dimasukkan
ke dalam akuarium dengan ketinggian air 10-20 cm. Tingkat  kelulusan  hidup  bawal  dihitung  berdasarkan  persentase  bawal
yang  hidup  setelah  dilakukan  pembugaran  selama  1  jam.  Persamaan  yang digunakan  untuk  perhitungan  tingkat  kelulusan  hidup  bawal  air  tawar  adalah
sebagai berikut: SR =
_Ut_ x 100
Uo Keterangan:
SR = Tingkat kelulusan hidup bawal air tawar
Uo = Jumlah bawal hidup yang dikemas
Ut = Jumlah bawal yang hidup setelah penyimpanan
3.3.4   Rancangan percobaan
Rancangan  percobaan  yang  digunakan  adalah  One-Way  ANOVA  dengan faktor lama penyimpanan dengan taraf 0, 3, 6, dan 9 jam dengan tingkat kelulusan
hidup  ikan  bawal  survival  rate.  Percobaan  dilakukan  sebanyak  3  kali  ulangan. Apabila  hasil  analisis  data  menunjukkan  pengaruh  yang  berbeda  nyata,  maka
dilakukan  uji  lanjut  dengan  menggunakan  uji  lanjut  Tukey  multiple comparisons. Pengolahan data statistik dilakukan dengan menggunakan software
IBM-SPSS for Windows.
4  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Parameter Air Sebagai Tempat Hidup Ikan Bawal Air Tawar