Strategi Pengelolaan Vegetasi Pekarangan Untuk Habitat Satwa Burung

78 Jenis burung kecil seperti: kacamata biasa Zosterops palpebrosus, burung madu sriganti Nectarinia jugularis, cinenen Orthotomus sp. merupakan jenis burung pemakan madu, burung-burung ini biasanya banyak ditemukan di tanaman bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea Linn, kembang sepatu Hibiscus rosa sinensis, pisang hias Heliconia sp., dan jambu air Eugenia equea. Namun berbeda halnya dengan jenis cinenen Orthotomus sp. yang tidak hanya memakan madu dari bunga tetapi juga memakan buah kecil seperti yang dimakan oleh burung jenis Pycnonotus yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada umumnya, jenis burung kecil yang berada di pekarangan merupakan pemakan madu maupun pemakan buah kecil, berbeda dengan jenis burung cipoh kacat Aegithina tiphia, burung ini memakan ulat yang berada di ranting maupun di daun pohon rambutan, burung ini juga merupakan salah satu burung yang sudah jarang di kota bogor karena dari sembilan sample pekarangan yang ada, ditemukan hanya di satu pekarangan saja, yaitu di pekarangan ke-dua. Vegetasi yang ada di sekitar pekarangan sebagai tempat bersarangnya burung ini tidak diketahui dan uniknya burung ini selama pengamatan hanya ditemukan di pohon rambutan dan hanya pada waktu pagi hari antara pukul 06.00 sampai pukul 07.30 wib.

5.4 Strategi Pengelolaan Vegetasi Pekarangan Untuk Habitat Satwa Burung

Penentuan strategi pengelolaan konservasi keragaman jenis tanaman untuk habitat satwa burung di pekarangan dilakukan dengan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan cara dalam menentukan strategi dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada setiap sample pekarangan. Faktor internal terdiri dari kekuatan strength, kelemahan weakness, sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang opportunity dan ancaman threat. 5.4.1 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman a Kekuatan Strenght - Strata vegetasi di pekarangan Setiap pekarangan memiliki keragaman strata dan jenis vegetasi yang bermacam-macam, selain fungsinya sebagai estetika, dan membuat kenyamanan bagi penggunanya, sebagian vegetasi juga mampu mengundang burung untuk hadir di pekarangan dan menjadikan sebagai habitatnya terutama untuk mencari 79 makan. Keragaman strata jenis vegetasi menentukan jumlah dan jenis burung yang datang ke pekarangan. - Struktur pekarangan Besar kecilnya luas pekarangan merupakan salah satu faktor yang penting untuk menentukan banyaknya jumlah jenis vegetasi pohon yang akan diatur untuk menciptakan suatu pekarangan yang mampu mengundang burung dan menghasilkan estetika. Pekarangan yang luas apabila dikelola dengan baik akan lebih banyak menghasilkan keragaman dan jenis vegetasi terutama pohon untuk mengundang burung dibandingkan dengan pekarangan yang sempit. b Kelemahan Weakness - Kurangnya pengelolaan pekarangan Jarang dijumpai pemilik pekarangan yang benar-benar peduli dan merawat pekarangannya. Kebanyakan pemilik pekarangan yang menetap di bogor merupakan pekerja di luar kota bogor sehingga tidak mempunyai waktu untuk merawat pekarangannya. Adapun pemilik yang merawat pekarangannya merupakan golongan lansia sehingga mereka melakukannya sesuai dengan kemampuan mereka yang sudah mulai berkurang. - Pemilihan jenis vegetasi Banyaknya vegetasi di pekarangan memang sangat baik untuk kenyamanan pemilik maupun pengguna dan untuk mengundang satwa burung ke pekarangan, namun banyak dijumpai bahwa pemilik tidak terlalu mementingkan pemilihan jenis vegetasi yang seharusnya ditanam di pekarangan agar dapat berfungsi secara maksimal, baik secara estetis, kenyamanan, dan sebagai habitat satwa burung di pekarangan tersebut. c Peluang Opportunity - Ruang terbuka hijau kota yang semakin sempit Ruang terbuka hijau kota di kota bogor yang mampu mendukung habitat satwa burung sudah mulai berkurang, oleh karena itu salah satu alternatif untuk menjaga hal tersebut adalah memanfaatkan pengelolaan yang baik dan benar pada pekarangan agar dapat menjaga habitat burung. Dengan ini maka secara tidak langsung burung-burung akan berdatangan ke pekarangan tanpa diburu dengan secara kasar. 80 d Ancaman Threat - Hilangnya atau menurunnya koridor hijau kota Koridor hijau kota merupakan salah satu akses perpindahan burung dari satu tempat ke tempat lain, selain sebagai tempat bersarang bagi burung. Pada saat ini koridor tersebut semakin hilang akibat adanya pengalihan fungsi menjadi ruang terbuka terbangun tanpa memperhatikan ruang terbuka hijaunya. Contoh, pembangunan jalan raya pada saat ini tidak memperhatikan ruang terbuka hijaunya yang berada di tepi jalan. - Penangkapan burung Tingginya harga jual satwa burung menjadikan sebagian besar masyarakat setempat untuk berburu burung-burung yang unik dan indah kemudian di jual ke pasar atau di jual kepada orang-orang yang telah memesannya. Menurut pengakuan warga setempat, penangkapan burung dilakukan pada malam hari dengan cara mengambil sarangnya yang terdapat di pohon-pohon tepi sungai. Hal ini juga merupakan salah satu faktor yang membuat suatu jenis burung menjadi langka dan punah. 5.4.2 Penentuan Nilai Faktor Internal dan Eksternal Setiap faktor memiliki tingkat kepentingan dan nilai tersendiri begitu juga dengan setiap faktor internal dan eksternal memiliki nilai berdasarkan tingkat kepentingannya untuk memudahkan dalam menentukan strategi yang tepat, dari pengamatan disusun 4 faktor strategis internal yang terdiri atas 2 faktor kekuatan strength dan 2 faktor kelemahan weakness. Berdasarkan tingkat kekuatannya keragaman vegetasi di pekarangan, dan luas pekarangan merupakan kekuatan yang besar pada faktor kekuatan. Selanjutnya, pemilihan jenis vegetasi dan kurangnya pengelolaan terhadap pekarangan merupakan kelemahan yang berarti Tabel 18. Tabel 18. Tingkat Kepentingan Faktor Internal Pekarangan Simbol Faktor Kekuatan Strength Tingkat Kepentingan S1 Keragaman strata vegetasi di pekarangan Kekuatan yang paling besar S2 Struktur pekarangan Kekuatan yang besar 81 Simbol Faktor Kelemahan Weakness Tingkat Kepentingan W1 Pemilihan jenis vegetasi Kelemahan yang sangat berarti W2 Kurangnya pengelolaan pekarangan Kelemahan yang cukup berarti Untuk faktor strategis eksternal disusun 5 faktor yang terdiri dari 1 faktor peluang opportunity dan 4 faktor ancaman threat. Berdasarkan tingkat kepentingannya, ruang terbuka hijau kota yang semakin sempit merupakan peluang yang sangat penting pada faktor peluang. Selanjutnya pada faktor ancaman, terdapat hilangnya atau menurunnya koridor hijau kota, dan penangkapan burung merupakan ancaman yang besar Tabel 19. Tabel 19. Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Pekarangan Simbol Faktor Peluang Oportunity Tingkat Kepentingan O1 Ruang terbuka hijau kota yang semakin sempit Peluang yang sangat tinggi Simbol Faktor Ancaman Threats Tingkat Kepentingan T1 Hilangnya atau menurunnya koridor hijau kota Ancaman yang sangat besar T3 Penangkapan burung Ancaman yang besar 5.4.3. Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation IFE dan Matriks External Factor Evaluation EFE Setelah diperoleh nilai kepentingan dari faktor strategis intenal dan eksternal, tahap berikutnya adalah memberikan bobot penilaian dari setiap variabel yang digabungkan. Penilaian bobot ditentukan dengan pemberian skala 1 sampai dengan 4 Tabel 20 dan Tabel 21. Nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan David, 2008 yang disitasi Rangkuti, 2009. Tabel 20. Pembobotan Faktor Internal Simbol S1 S2 W1 W2 Total Bobot S1 1 2 1 4 0.148 S2 4 3 1 8 0.296 Lanjutan Tabel 18. 82 Simbol S1 S2 W1 W2 Total Bobot W1 2 1 1 4 0.148 W2 4 3 4 11 0.407 Total 27 1 Tabel 21. Pembobotan Faktor Eksternal Simbol O1 T1 T2 Total Bobot O1 2 1 3 0.25 T1 2 1 3 0.25 T2 4 2 6 0.5 Total 12 1 Tabel 22. Matriks Internal Factor Evaluation IFE Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skoring Kekuatan Keragaman strata vegetasi di pekarangan 0.148 4 0.592 Luas pekarangan 0.296 3 0.888 Kelemahan Pemilihan jenis vegetasi 0.148 1 0.148 Kurangnya pengelolaan pekarangan 0.407 3 1.221 Total 1 10 2.849 Tabel 23. Matriks External Factor Evaluation EFE Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skoring Peluang Ruang terbuka hijau kota yang semakin sempit 0.25 4 1 Ancaman Hilangnya atau menurunnya koridor hijau kota 0.25 1 0.25 Penangkapan burung 0.5 2 1 Total 1 7 2.25 Dari tabel IFE dan EFE di atas menunjukkan bahwa faktor strategis internal memiliki total rating 10 dengan jumlah skor faktor 2.85, sedangkan faktor Lanjutan Tabel 20. 83 strategis eksternal memiliki total rating 7 dengan jumlah skor 2.25. Selanjutnya nilai tersebut dipetakan ke matriks internal-eksternal untuk mengetahui orientasi strategi yang akan dilakukan selanjutnya Gambar 22. Gambar 22. Orientasi strategi berdasarkan matriks Internal-Eksternal Setelah disesuaikan pada matriks IE Internal – Eksternal pertemuan antara hasil skor faktor internal IFE- Internal Factor Evaluation dan hasil skor eksternal EFE- External Factor Evaluation berada pada kolom V, yaitu berorientasi strategi untuk mempertahankan dan pemeliharaan hold and maintain, dengan kata lain strategi yang disusun adalah mempertahankan keberadaan vegetasi di pekarangan untuk memelihara habitat satwa burung.

5.5 Matriks SWOT