Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif TPTII

14 menentukan struktur dan komposisi pohon selanjutnya.

2.9 Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif TPTII

Dalam mendorong tercapainya kondisi hutan yang mampu berfungsi secara optimal, produktif, serta dikelola dengan efektif dan efisien. Departemen Kehutanan akan mengembangkan sistem silvikultur intensif dalam pemanfaatan sumberdaya hutan. Sistem silvikultur adalah cara-cara penyelenggaraan dan pemeliharaan hutan, serta penerapan praktek-praktek pengaturan komposisi dan pertumbuhan hutan Departemen Kehutanan, 2002. Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif TPTII ini merupakan penyempurnaan dari sistem-sistem sebelumnya, yaitu Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI dan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur TPTJ. Keunggulan dari sistem TPTII : 1. Kontrol pengelolaan baik oleh perusahaan sendiri, maupun pihak luar lebih efisien, murah, dan mudah. 2. Pada awal pembangunannya telah menggunakan bibit dengan jenis terpilih dan pada rotasi berikutnya telah menggunakan bibit dari hasil pemuliaan, sehingga produktivitas bisa meningkat minimal 5 kali, kualitas produk lebih baik. 3. Target produksi bisa fleksibel tergantung pada investasi tanaman kayu. produk metabolisme sekunder. 4. Keanekaragaman hayati, kondisi lingkungan lebih baik. 5. Kemampuan perusahaan semakin meningkat. Dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif ini hampir sama dengan pelaksanaan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur TPTJ hanya saja perbedaannya terletak pada limit diameter pohon yang ditebang dan juga jalur tanam untuk permudaannya. Dalam Sistem Silvikultur TPTII yaitu pohon-pohon yang ditebang adalah pohon-pohon komersil yang berdiameter 45 cm keatas, sedangkan Sistem Silvikultur TPTJ pohon yang ditebang adalah pohon komersil yang berdiameter 40 cm keatas. Pada sistem TPTJ jalur tanam selebar 10 m yang merupakan jalur bebas naungan harus bersih dari pohon-pohon yang menaungi dan pada jarak 1,5 m masing-masing dari kiri kanan sumbu jalur tanam harus bersih dari semak belukar jalur bersih selebar 3 m, dan pada jalur tanam tidak boleh dilewati alat berat, kecuali pada pinggir jalur sebelum 15 ada tanaman. Jalur bersih sama sekali tidak boleh dilewati angkutan kayu. Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif TPTII jalur tanam hanya berupa jalur bebas naungan selebar 3 m dimana di tengah jalur tanam tersebut terdapat sumbu tanam untuk anakan semai permudaan. Apabila sistem TPTII mengacu kepada sistem TPTJ, maka tata urutan pelaksanaan kegiatan sistem silvikultur TPTII adalah sebagai berikut : Tabel 1. Tahapan Kegiatan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur No TahapanKegiatan TPTI WaktuPelaksanaan dalamtahun 1 Rencana Penataan Areal Kerja dan Risalah t – 2 2 Pembukaan Wilayah Hutan pembuatan jalansarana t – 1 3 PengadaanBibit t – 1 4 Penebangan pohon berdiameter 40 cm ke atas t + 0 5 PenyiapanJalurBersih t + 0 6 Penanaman t + 0 7 PemeliharaanTanaman t + 1 sd panen 8 PerlindunganTanaman Terus menerus setiap tahun sd panen Sumber Departemen Kehutanan, 1999. Keterangan: t adalah simbol tahun penebangan. Menurut Sutisna 2005 sistem silvikutur TPTII memiliki beberapa ciri yang mendasar, diantaranya yaitu : 1. Diterapkan sistem Reduce Impact Logging RIL 2. Ruang tumbuh tegakan dibuka mendekati tingkat optimal dengan fleksibilitas dalam menetapkan batas limit diameter pohon yang ditebang sedemikian rupa sehingga kepentingan pertumbuhan, produksi dan lingkungan dapat cukup terakomodasi secara seimbang. 3. Dilakukan penanaman sistem jalur secara intensif dengan masukan teknologi yang memadai, dengan jarak antar jalur tanam 20 m. 4. Dilakukan kegiatan bina pilih pada pohon-pohon inti tertentu pada tegakan alam yang terletak diantara jalur-jalur tanaman. 16

2.10 Analisis Gerombol

Dokumen yang terkait

Kajian Aspek Vegetasi dan Kualitas Tanah Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di Areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah)

0 5 78

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30

Hubungan Lebar Jalur Tanam dengan Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur

0 4 31

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29

Scbaran Diameter Tanaman Meranti Pada Sistcm Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur Di PT Erna Djuliawati

0 5 29

Komposisi Functional Species Group pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Area IUPHHK-HA PT Sarpatim, Kalimantan Tengah

0 12 37