Closed Static Chamber Methods

2.4.3. Closed Static Chamber Methods

Metode CSC adalah metode dimana permukaan tanah ditutup dengan chamber yang memiliki absorban kimia di dalamnya, yang berfungsi untuk menyerap molekul CO 2 dalam waktu tertentu. Absorban tersebut dapat berupa larutan alkali maupun soda lime, yang mengandung NaOH dan CaOH 2 . Metode dengan soda lime merupakan metode yang paling sering dilakukan karena murah dan juga mudah diaplikasikan. Metode ini dilakukan tanpa adanya aliran udara, kecuali CO 2 yang dilepaskan dari tanah Luo, 2006. Metode dengan menggunakan alkali dilakukan dengan menggunakan cairan alkali yang menyerap CO 2 yang dilepaskan dari tanah kedalam sebuah chamber yang diisolasi dalam selang waktu tertentu. Larutan yang digunakan adalah NaOH atau KOH. Total massa CO 2 ditentukan dengan menitrasi NaOH atau KOH dengan larutan HCl untuk mengetahui nilai pH. Laju pelepasan CO 2 F dikalkulasi menggunakan total CO 2 yang diserap dalam selang waktu tertentu Δt abs : F=C trap -C blank Δt abs A Dimana : F = fluks C trap = Jumlah CO 2 yang diserap C blank = Jumlah CO 2 pada control Δt abs = Variasi waktu A = Luas areal yang ditutupi chamber Dalam penggunaan soda lime jumlah CO 2 dihitung dari perubahan berat soda lime yang digunakan berdasarkan periode tertentu. Soda lime yang telah dikering oven 105 ° ditempatkan dalam sebuah jar terbuka dan ditempatkan di permukaan tanah di bawah chamber. Soda lime ditempatkan selama 24 jam dan kembali dikering ovenkan, dan dihitung perubahan berat yang terjadi antara sebelum dan sesudah perlakuan untuk mengetahui jumlah CO 2 yang diserap Luo, 2006. Dalam metode CSC, sampel gas dalam periode tertentu dapat diambil dan disimpan sementara di dalam syringe atau tedlar bag dan kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis dengan menggunakan Gas Chromatography GC atau IRGA Infrared Gas Analyzer Luo, 2006. Metode ini merupakan metode yang paling murah diantara metode lain, sehingga memungkinkan jumlah titik pengamatan yang sebanyak mungkin Parkin, 2003. Peningkatan konsentrasi gas CO 2 akibat kegiatan respirasi tanah dapat diukur dengan meregresikan perubahan konsentrasi awal yaitu udara bebas di atas chamber base dengan konsentrasi gas CSC dalam jangka waktu tertentu. Gas dihitung berdasarkan volume vv, sehingga dalam metode ini digunakan perhitungan yang sama dengan metode CDC Luo, 2006. Volume gas CO 2 dipengaruhi oleh suhu dan densitas gas CO 2 . Persamaan untuk menghitung fluks C-CO 2 adalah sebagai berikut: F = Fluks mgC-CO 2 m 2 jam ρ = densitas gas 10 6 mgm 3 Δc = variasi konsentrasi CO 2 µLL T = Suhu di dalam chamber K A = luas ruang m 2 Δt = variasi waktu jam V = volume ruang m 3 α = koefisien transformasi

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Pengukuran fluks CO 2 Karbondioksida dilakukan dari bulan Juni 2011 hingga Januari 2012 di areal gambut dengan kedalaman 1-2 m pada HTI PT. Sebangun Bumi Andalas Wood Industries SBA WI yang terletak di Desa Simpang Tiga Sakti Kec. Tulung Selapan Kab. Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan.

3.2. Bahan dan Alat

Alat yang digunakan pada kegiatan penelitian ini adalah chamber, chamber base, tedlar bag, Anemometer humidity barometer, CO 2 analyzer ZEP9, Fuji Electric Systems, syringe, sampling tube system, pressure bag compensasion, stop cock, baterai kering 6 volt, termometer, mini Fan, meteran, alat-alat tulis, serta peralatan pendukung lainnya. Bahan yang digunakan adalah gas standar 1700 ppm vv yang disertifikasi oleh PT Sucofindo, serta soda lime.

3.3. Metode

Penelitian dilakukan pada 2 petak tanaman akasia dengan umur yang berbeda, yaitu umur 1 tahun A1 dan umur 4 tahun A4. a Pada petak A1 dibuat 2 plot kondisi normal dengan perakaran dan serasah plot A2-1 dan A2-2. b Pada petak A4 dibuat 4 plot, yaitu 2 plot kondisi normal dengan perakaran dan serasah plot A4-1 dan A4-2, dan plot tanpa perakaran dan serasah plot A4-3 dan A4-4. Pada masing-masing plot dibuat 3 titik pengukuran dengan menggunakan metode ruang tertutup closed-chamber methods. Plot tanpa perakaran dan serasah dibuat dengan menggali tanah gambut dengan radius 40 cm x 40 cm dan kedalaman 10 cm, yang kemudian serasah dan akar-akar halusnya dihilangkan. Kemudian tanah gambutnya dikembalikan lagi lalu kemudian titik pengamatan base dipasang. Rincian plot dan titik pengamatan disajikan pada Tabel 2. Untuk mengukur kedalaman muka air tanah pada setiap plot dipasang pipa PVC sedalam 2 m.