Tabel 2. Rincian Plot dan Titik Pengamatan
Petak A1 Akasia 1 Tahun
A4 Akasia 4 Tahun Plot
A1-1 A1-2
A4-1 A4-2
A4-3 A4-4
Titik Ulangan A1-11
A1-21 A4-11
A4-21 A4-31
A4-41 A1-12
A1-22 A4-12
A4-22 A4-32
A4-42 A1-13
A1-23 A4-13
A4-23 A4-33
A4-43
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Pengambilan Sampel Gas CO
2
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Closed-Chamber Methode. Peralatan yang digunakan dalam metode ini terdiri dari chamber base
dan chamber. Chamber base berbentuk segi empat tanpa alas dan tutup dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 7 cm yang terbuat dari baja, ditanam hingga rata dengan
permukaan tanah Gambar 1. Setelah dipasang, chamber base dibiarkan selama 24 jam atau lebih sebelum dilakukan pengukuran. Pada saat pengukuran, chamber
berbentuk kubus tanpa alas dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm dipasang pada chamber base. Chamber yang digunakan dalam penelitian dibuat dari plexiglass
dan dilapisi dengan alumunium foil untuk merefleksikan cahaya Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan chamber yang digunakan dalam penelitian, serta posisi
peralatan pendukungnya.
Gambar 1. Sketsa Bentuk Chamber Base
7 cm
30 Wadah Air
cm
1 Termometer
2 Mini Fan
3 Syringe Tube System
4 Pressure Bag Compansation
Gambar 2. a Sketsa Posisi Peralatan Pendukung pada Chamber tampak atas b Chamber pada Saat Dilakukan Pengambilan Sampel Gas
Peralatan pendukung terdiri dari termometer, mini fan, syringe tube system, dan pressure bag compensasion. Termometer digunakan untuk mengukur
suhu di dalam chamber. Pressure bag compensasion merupakan sebuah kantong yang terhubung dengan udara luar, berfungsi sebagai penyeimbang tekanan udara
di dalam dan di luar chamber. Syringe tube system adalah alat untuk mengekstraksi udara dari dalam chamber ke dalam tedlar bag. Sedangkan mini
fan berguna untuk menjaga agar tetap terjadi pergerakan udara di dalam chamber. Pengambilan sampel gas karbondioksida dilakukan pada pagi, siang dan
sore hari. Sampel gas diambil sebanyak 250 ml dengan menggunakan syringe bervolume 25 ml dan diekstrak kedalam tedlar bag yang terbuat dari Polivinyl
Fluorida PVF yang bersifat inert terhadap berbagai macam gas dan mempunyai permeabilitas rendah.
Pengambilan sampel gas dilakukan pada menit ke-0, ke-3 dan menit ke-6. Untuk sampel gas menit ke-0, gas yang diambil merupakan udara bebas di atas
chamber base, sedangkan untuk menit ke-3 dan ke-6 diambil dari dalam chamber melalui syringe tube system. Sampel gas kemudian diukur dengan CO
2
analyzer
1 2
3 3
4
a b
ZEP9, Fuji Electric Systems. Sebelum dilakukan pengukuran, alat tersebut dinyalakan terlebih dahulu hingga stabil minimal 30 menit lalu dikalibrasi
dengan soda lime untuk menentukan titik nol alat. Setelah itu dikalibrasi kembali dengan gas CO
2
standar 1700 ppm vv. Setelah itu dilakukan pengukuran terhadap sampel gas.
Nilai fluks CO
2
mgC-CO
2
m
2
jam kemudian dihitung dengan rumus :
F = Fluks mgC-CO
2
m
2
jam ρ = densitas gas 10
6
mgm
3
Δc = variasi konsentrasi CO
2
µLL T = Suhu di dalam chamber K A = luas ruang m
2
Δt = variasi waktu jam V = volume ruang m
3
α = koefisien transformasi Pengambilan sampel gas untuk pengukuran fluks CO
2
dilakukan sehari dalam seminggu untuk setiap plot. Nilai fluks harian merupakan rata-rata dari 3
titik pengukuran pada setiap plot, sedangkan fluks mingguan didapat dengan mengalikan fluks harian dengan tujuh hari. Data fluks CO
2
mingguan selama periode penelitian dibuat grafik hubungan fluks CO
2
dengan waktu minggu. Nilai total emisi tahunan didapat dari jumlah total interval fluks mingguan luasan
di bawah grafik selama periode penelitian dikonversi menjadi emisi satu tahun. Emisi tahunan pada petak 1 tahun didapatkan dari periode pengukuran selama 34
minggu, yang meliputi musim hujan, musim kemarau hingga musim hujan berikutnya. Adapun emisi tahunan pada petak tanaman 4 tahun didapatkan dari
periode pengukuran selama 18 minggu musim hujan, karena pada musim kemarau tidak dilakukan pengukuran karena kendala aksesibilitas.
3.4.2. Pengukuran Kedalaman Muka Air Tanah