Kondisi Umum Curah Hujan CH dan Muka Air Tanah MAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Curah Hujan CH dan Muka Air Tanah MAT

Lokasi penelitian berada pada zona iklim muson Indo-Australia yang bercirikan suhu, kelembaban dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun, dimana musim hujan berlangsung dari November sampai Juni, dan musim kemarau dari Juli sampai Oktober Wijaya, 2010. Penelitian ini dilaksanakan dari minggu keempat Juni 2011 hingga Januari 2012 mencakup musim hujan, musim kemarau, dan musim hujan berikutnya. Sehingga terjadi fluktuasi kedalaman muka air tanah yang mengikuti naik dan turunnya curah hujan. Kondisi umum keadaan curah hujan dan kedalaman muka air tanah pada saat penelitian disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Grafik Hubungan Curah Hujan CH dan Kedalaman Muka Air Tanah MAT Minggu ke-1 sampai ke-8 atau bulan Juni hingga Juli 2011 merupakan akhir musim hujan dengan curah hujan rata-rata 56,85 mmminggu dengan total 454,8 mm pada periode tersebut. Pada musim kemarau yang dimulai pada minggu pertama bulan Agustus hingga minggu pertama November 2011 minggu ke-9 hingga 23 penelitian, curah hujan sangat rendah yaitu rata-rata 0,9 mmhari dengan total 14 mm. Musim hujan kembali terjadi dari minggu kedua November 2011 hingga Januari 2012 minggu ke-24 hingga 34 penelitian dengan curah hujan rata-rata 76,5 mmhari dengan total 459 mm. Tanaman akasia tumbuh optimum pada kedalaman air tanah MAT antara 0,5 m hingga 0,8 m tergantung pada umur tanaman Kalsim, 2007. Oleh karena itu perkebunan menerapkan sistem tata kelola air water management untuk mempertahankan air pada kedalaman yang dibutuhkan. Lahan gambut pada petak tanaman satu tahun kedalaman MAT rata-rata pada saat musim hujan 52 cm, pada saat musim kemarau 113 cm, sedangkan pada musim hujan berikutnya 68 cm. Pada petak tanaman empat tahun, kedalaman MAT rata-rata pada musim hujan minggu ke-1 hingga 8 39 cm dan pada musim hujan berikutnya 54,5 cm minggu ke-24 hingga 34. Pada musim kemarau tidak dilakukan pengukuran pada petak tanaman empat tahun karena kendala aksesibilitas.

4.2. Dinamika Fluks CO