Sinopsis Hikayat Jaya Lengkara

berbagai peristiwa tersebut adalah untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu. Plot is the sequence of events and actions in a literary work. The structure of plot is the pattern formed by the events and actions in a literary work. Traditional element of structure are introduction,complications, climax, and conclusion. 4 Plot merupakan sebuah rangkaian peristiwa dan kegiatan dalam sebuah karya sastra. Struktur dari plot membentuk pola-pola peristiwa dan kegiatan dalam sebuah karya sastra. unsur dasar plot adalah pengenalan, konflik, puncak konflik, dan kesimpulan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat digambarkan bahwa plot merupakan rangkaian peristiwa yang ada dalam sebuah karya sastra. Rangkaian-rangkaian peristiwa tersebut saling berhubungan sehingga membentuk sebuah pola yang terdiri dari pengenalan, konflik, puncak konflik, dan penyelesaian konflik. Menurut konvensi yang berlaku dalam pengaluran cerita pada sastra lama, cerita diawali dengan penyampaian pujian atau penghormatan kepada orang yang lebih dahulu ada di dalam hubungan dengan cerita yang disalin atau dibawakan itu. Setelah itu tidak lupa pengarang memohon kekuatan dan petunjuk dari Yang Mahakuasa, Nabi, dan para Sahabat agar selamat sempurna pekerjaan mengarang yang dilakukannya itu. 5 Dalam Hikayat Jaya Lengkara dimulai dengan “Wa bihi nasta’inu billahi ‘ala ini hikayat”. Alur yang digunakan dalam Hikayat Jaya Lengkara adalah alur maju. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hikayat ini berturut-turut menceritakan peristiwa yang dialami Jaya Lengkara. Cerita dimulai dari kelahiran Jaya Lengkara di lingkungan kerajaan yang penuh suka cita, dikatakan demikian karena kelahiraannya sudah ditunggu-tunggu sejak lama oleh bundanya. Namun ketika sudah lahir di dunia, ia dan 4 Judith A. Stanford, Responding to Literature, New York: Mc Graw Hill, 2006, p. 31. 5 Panuti Sudjiman, Filologi Melayu, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995, h. 38. bundanya harus rela terusir dari lingkungan kerajaan dan diasingkan ke dalam hutan karena dianggap berbahaya dan membawa malapetaka. Jaya Lengkara tumbuh berkembang menjadi anak yang luar biasa hebatnya yang mempunyai banyak keahlian. Sampai suatu ketika ia bertemu dengan saudaranya Makdam dan Makdim yang telah menyebabkan ia dan ibunya diasingkan di dalam hutan. Mereka pun pergi mencari kembang kumakuma untuk Ayahnya yang sedang sakit parah dan di perjalanan mereka bertemu dengan Putri Ratna Kasina yang juga sedang mencari kembang kumakuma itu untuk ayahnya. Konflik terjadi ketika Jaya Lengkara yang telah susah payah mendapatkan kembang kumakuma itu mau dibunuh oleh Makdam dan Makdim dengan melemparkannya ke laut, tetapi ia masih bisa selamat. Ternyata tidak hanya Jaya Lengkara dan Putri Ratna Kasina saja yang ingin mendapatkan bunga itu, tetapi Putri Ratna Dewi dan Putri Ratna Gemala pun menginginkannya. Akhirnya kembang kumakuma itu menjadi bahan rebutan. Dengan keahliannya dan dengan bantuan naga, akhirnya Jaya Lengkara dapat mendapatkan kembali kembang kumakuma tersebut. Ia pun berhasil menyembuhkan ayahnya. Ia pun berhasil membebaskan Makdam, Makdim, dan Putri Ratna Kasina. Keserakahan Makdam dan Makdim belum berhenti, mereka pun ingin membunuh Jaya Lengkara untuk yang kesekian kalinya, namun tetap gagal. Pada akhir cerita, Jaya Lengkara menikah dengan Putri Ratna Kasina yang cantik jelita anak Raja negeri Madinah dan ia pun menjadi Raja segala raja. Cerita biasanya berakhir dengan happy end, sesuai dengan sifatnya yang didaktis, akhir yang menggembirakan itu membuktikan bahwa protagonis dengan sifat-sifatnya yang harus diteladani itulah yang menang. 6 Akhir cerita Hikayat Jaya Lengkara ini berakhir dengan kemenangan Jaya Lengkara yang dalam kisah ini menjadi simbol 6 Ibid., h. 40. kebaikan dalam melawan keserakahan dan kezaliman terhadap dirinya semenjak dari kecil sampai dewasa yang menimpa dirinya dan ibunya. Sejatinya, kejahatan dan kezaliman sampai kapan pun tidak akan pernah menang melawan kebaikan. Pemaparan alur dalam hikayat ini dapat digambarkan sebagai berikut. 3 1 2 4 5 Keterangan 1. Pengenalan Pengenalan tokoh Jaya Lengkara dan tokoh-tokoh lainnya 2. Konflik Konflik diawali dengan pengusiran Jaya Lengkara dan Ibunya dari kerajaan karena difitnah oleh Makdam dan Makdim 3. Klimaks Percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh Makdam dan Makdim terhadap Jaya Lengkara dan perebutan kembang kumakuma oleh Makdam, Makdim, Putri Ratna Kasina, Putri Ratna Dewi, dan Putri Ratna Gemala. 4. Peleraian Jaya Lengkara mendapatkan kembali kembang kumakuma yang telah diperebutkan dan berhasil mengobati ayahnya yang sedang sakit parah. 5. Penyelesaian Jaya Lengkara menikah dengan Putri Ratna Kasina anak Raja negeri Madinah, kemudian menjadi Raja segala raja yang hidup bahagia, sejahtera, dan sentosa.