Tali Pengadaan faktor-faktor produksi budidaya lada

41 lebar x dalam dengan jarak tanam 165 cm x 165 cm. Tanah galian dibiarkan terbuka agar terkena matahari selama kurang lebih 1 sampai 2 minggu sebelum tanam. Tanaman lada tumbuh kurang baik pada areal yang tergenang. Oleh sebab itu, dibuat saluran parit keliling beukuran 30 cm x 30 cm lebar x dalam. Lubang tanam setelah penggalian untuk penanaman lada dibiarkan kurang lebih 1 sampai 2 minggu, sebelum ditanami lada. Bibit yang digunakan merupakan bibit hasil pemangkasan dari pohon lada sebelumnya sepanjang 7 buku ruas. Sebagian besar, petani Desa Kundi menggunakan bibit lada jenis kasar dan merapen yang umur produktifnya tiga kali panen. Penanaman bibit lada diletakkan miring 30 -45 mengarah ke bagian pangkal tanpa daun dibenamkan mengajar ke tajar sedangkan sisanya 2 sampai 3 ruas atau ukuran 10 cm bibit lada tersebut berada di atas tanah. Setelah ditanam, tanah disekelilingnya dipadatkan kemudian bibit tersebut diberi naungan berupa tanaman kering yang disebut rebak atau lainnya yang mudah diperoleh agar terlindungi dari teriknya sinar matahari. Pelindung dapat dibuka atau diangkat apabila tanaman lada telah kuat. Pada saat umur lada sudah mencapai 3 bulan, rebak tanaman penutup dilepaskan dan dipasang ajir kayu jalar kecil. Ajir berupa kayu kecil yang berdiamater kurang lebih 15 cm dengan tinggi 2 m dan biasanya diperoleh petani di hutan atau dengan membeli. Setelah di pasang ajir, setiap sebulan sekali dilakukan pengikatan ke tiang panjat ajir. Pada saat umur lada mencapai 12 sampai 18 bulan maka akan dilakukan pemangkasan lada untuk mendapatkan bibit lada, dipotong sepanjang 7 ruas dan akan diperoleh maksimal 3 bibit lada. Setelah itu, ajir diganti dengan tiang panjat mati junjung dengan tinggi 2.5 sampai 3 meter dengan umur produksi tajar maksimal 5 tahun. Sementara itu, ketika lada berumur 24 sampai 30 bulan lada akan mencapai ketinggian tiang panjat mati. Gambar 5 Tanaman lada dengan ajir Gambar 6 Tanaman lada yang diberi naungan Gambar 7 Kayu yang digunakan sebagai tajar 42  Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman lada dilakukan melalui pengikatan sulur panjat, pemangkasan tanaman, dan penyiangan rumput di sekitar tanaman. Penyiangan gulma atau rumput dilakukan secara rutin dan terbatas, yaitu sebanyak lima kali dalam setahun. Penyiangan bersih hanya dilakukan di sekeliling pangkal batang tanaman lada. Pengikatan tanaman lada sulur panjat biasanya dilakukan satu bulan sekali, namun hal ini juga bergantung pada frekuensi pemberian pupuk pada tanaman lada. Pupuk akan mempengaruhi kesuburan dan pertumbuhan tanaman lada.  Pemupukan Kegiatan pemberian pupuk pada tanaman bertujuan untuk memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman melalui pembentukkan bunga, buah sesuai dengan potensinya. Biasanya, pemberian pupuk pada tanaman dilakukan pada saat awal musim hujan. Dalam kegiatan budidaya lada putih ini, terdapat beberapa jenis pupuk yang umum digunakan petani responden. Pemupukan pada tanaman lada di Desa Kundi menggunakan pupuk organik dan pupuk anorganik, seperti Urea, SP-36, NPK, Phonska Penggunaan pupuk disesuaikan dengan modal yang dimiliki oleh petani. Pada awal penanaman, petani menggunakan pupuk organik dengan tujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pemberian pupuk organik hanya dilakukan sekali pada saat awal penanaman dengan dosis sebanyak 0.2 kg sampai 1 kg per pohon. Selanjutnya dilakukan pemberian pupuk anorganik seperti; pupuk Urea, SP-36, NPK, Phonska sebanyak 2 sampai 3 kali pertahun. Pada tahun pertama sampai tahun keempat, pemupukan biasanya dilakukan 3 sampai 4 kali pemupukan pertahun, tergantung dari musim hujan. Sementara itu, pada tahun kelima dan keenam, pemberian pupuk masih dengan takaran yang sama, namun dilakukan sebanyak 2 kali per tahun. Pada tahun pertama, penggunaan pupuk anorganik pada tanaman lada memiliki komposisi Urea, SP-36, Phonska yang diberikan sebanyak 2 : 1 :1 dalam satuan karung dengan berat 50 kg. Pada tahun kedua, penggunaan pupuk terus meningkat menjadi dua kali lebih banyak dari sebelumnya. Pada tahun ketiga dan ke empat akan menghabiskan pupuk sebanyak 8 karung dengan komposisi Urea: SP-36: Phonska 8 : 6 : 6 per hektar dengan frekuensi pemberian pupuk sebanyak 3 kali per tahun. Pupuk NPK sering digunakan petani untuk mengganti pupuk phonska apabila terjadi keterlambatan pupuk subsidi dari pemerintah. Pemberian pupuk yang dilakukan oleh petani di Desa Kundi dilihat dari frekuensinya telah sesuai dengan yang dianjurkan. Pupuk diberikan 3 sampai 4 kali sesuai dengan awal musim hujan. Banyaknya pupuk yang diberikan pada setiap pohon lada terkadang tidak sesuai dengan anjuran karena pengalaman yang didapatkan petani secara turun-menurun. Jumlah pupuk yang diberikan juga terkadang disesuaikan dengan kondisi keuangan petani. Kegiatan pemberian pupuk tetap dilakukan meskipun dalam jumlah yang terbatas hanya saja pemberian pupuk yang tidak sesuai akan berpengaruh terhadap produksi lada putih.  Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Lada Berdasarkan teori yang telah dijelaska bahwa tanaman lada di Bangka Belitung sangat rentan terhadap penyakit kuning dan busuk pangkal batang. 43 Hampir 35 dari pertanaman lada biasanya terserang penyakit tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada tanaman lada putih di Desa Kundi yang cukup rentan terhadap hama dan penyakit. Penyakit kuning adalah penyakit yang susah diberantas. Tanaman yang terserang penyakit ini akan terbawa jika bagian tanaman tersebut digunakan sebagai bibit. Masalah ini juga telah memperpendek umur produktif tanaman lada di Bangka Belitung hingga menjadi hanya 5 sampai 7 tahun. Adanya hama dan penyakit yang tidak terkendali dengan baik merupakan salah satu faktor penyebab penurunan produksi lada putih. Secara umum, hama utama yang menyerang tanaman lada di Desa Kundi terdiri dari penggerek batang dan penghisap buah. Sementara penyakit utama tanaman lada adalah busuk pangkal batang, penyakit kuning, dan penyakit kerdil keriting. a. Hama penggerek batang Lophobaris piperis. Cara pengendalian : disemprot dengan menggunakan matadorbaycid. b. Hama penghisap buah Dasynus piperis. Cara pengendalian : disemprot dengan menggunakan matadorbaycid c. Penyakit busuk pangkal batang BPB d. Penyakit kuning e. Penyakit kerdil keriting Pengendalian tanaman lada yang terkena penyakit busuk pangkal batang, penyakit kuning, penyakit kerdil atau keriting biasanya dilakukan dengan membuang bagian tanaman yang sakit, mencabut tanaman yang sakit, hingga mati. Namun, biasanya tanaman lada yang terserang penyakit tersebut dibiarkan begitu saja karena petani tidak mengetahui cara pengendalian terhadap penyakit tersebut. Keterbatasan pengetahuan petani, membuat pengendalian hama dan penyakit di Desa Kundi belum dilakukan dengan baik dan sesuai pedoman. Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi lada yang dihasilkan.  Panen dan Pascapanen Secara umum, tidak ada perbedaan dalam budidaya antara lada hitam dan lada putih, perbedaannya hanya pada saat penanganan pada saat panen. Budidaya lada di Bangka menggunakan tiang panjat mati sebagai medium jalar lada. Masa produktif lada dengan tiang panjat mati hanya 3 tahun dengan produktivitas optimum minimal 1 tonha. Namun, budidaya lada dengan media tiang panjat mati dengan pemeliharaan yang baik akan mulai berproduksi pada umur 2 sampai 3 tahun hingga tanaman berumur 10 tahun. Pengetahuan petani yang terbatas terhadap pengendalian hama dan penyakit dan pemeliharaan yang baik menyebabkan kegiatan budidaya lada putih tidak optimal. Hal inilah yang tentunya akan berdampak pada masa produksi lada putih di Bangka Belitung yang hanya 3 tahun umur ekonomis bibitnya hanya 6 tahun. Sejak terbentuknya bunga sampai buah matang memerlukan waktu cukup lama, yaitu sekitar 8 sampai 9 bulan. Umumnya, fase produksi lada di Desa Kundi terjadi pada saat umur lada kurang lebih 4 tahun. Pada tahun ketiga sebenarnya pohon lada sudah menghasilkan namun hasilnya masih sedikit sekali sehingga umumnya para petani mengganggap panen lada terjadi pada tahun ke empat. Lada merupakan tanaman yang hanya menghasilkan buah lada sebanyak satu kali dalam setahun. Panen lada berlangsung selama 2 sampai 3 bulan. Periode pemetikan lada dilakukan dalam berkali-kali selama musim panen, biasanya 2 sampai 3 kali petik dengan selang waktu 2 minggu. Pemetikan buah lada