Parang Pelaksanaan kegiatan budidaya

55 yang dikeluarkan untuk pembelian obat atau pestisida tersebut sebesar Rp60 000.00 pada tahun pertama sampai tahun keempat dan Rp40 000.00 pada tahun kelima dan keenam. 3. Tali Penggunaan tali diperlukan untuk mengikat lada ke tiang panjat tajar. Dalam satu hektar, petani membutuhkan kurang lebih 6 gulungan tali setiap tahun dengan harga Rp9000.00 per gulungan. Setiap tahunnya, petani harus mengeluarkan biaya sebesar Rp54 000.00 untuk pembelian tali. Namun, penggunaan tali ini juga bergantung kesuburan dari tanaman lada. 4. Tenaga kerja Dalam kegiatan budidaya lada putih tenaga kerja variabel merupakan tenaga kerja yang melakukan kegiatan yang saling berpengaruh terhadap output. Pada umumnya, petani menggunakan tenaga kerja keluarga dalam budidaya lada putih. Para petani hanya menggunakan jasa para tenaga kerja pada waktu tertentu. Pada tahun pertama terdapat pengeluaran biaya tenaga kerja yang digunakan untuk melakukan pengolahan tanah, pembuatan lubang tanam, dan menanam lada. Pada saat mulai menghasilkan, jika hasil panen sedikit maka jumlah tenaga kerja akan berkurang, bahkan petani tidak menggunakan tenaga kerja luar keluarga karena petani dapat melakukan kegiatan pemanenan sendiri. Dalam penelitian ini, biaya tenaga kerja dalam keluarga dimasukkan ke dalam perhitungan sebagai biaya yang diperhitungkan. Selama panen lada, yaitu 2 sampai 3 bulan, lada dipetik sebanyak 2 sampai 3 kali atau sebanyak 20 sampai 30 hari kerja, kecuali pada tahun ketiga hanya 6 hari karena produksi lada masih sangat sedikit. Waktu yang digunakan adalah 6 jam per hari, yaitu 3 jam di pagi hari dan 3 jam di siang sampai sore hari. Rincian biaya tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 22. Tabel 22 Rincian biaya tenaga kerja dalam budidaya lada putih pada luasan 1 hektar Kegiatan ∑ Upah Total Persentase HOK Rp Biaya Rp Pengolahan Tanah 14.1 1 000 000ha 2 000 000 4.46 Pembuatan Lubang Tanam 14.1 1 500lubang 2 335 500 5.20 Penanaman 6.3 1 500pohon 2 335 500 5.20 Pemupukan 7.2 75 000HOK 536 250 1.19 Pemeliharaan 147.8 75 000HOK 11 085 000 24.69 Panen 1 3.0 75 000HOK 225 000 0.50 Panen 2 161.4 75 000HOK 12 103 000 26.96 Panen 3 137.7 75 000HOK 10 323 750 23.00 Panen 4 35.3 75 000HOK 2 646 750 5.90 Pengangkutan panen 1 0.9 75 000HOK 67 500 0.15 Pengangkutan Panen 2 9.1 75 000HOK 682 500 1.52 Pengangkutan Panen 3 4.4 75 000HOK 330 000 0.74 Pengangkutan Panen 4 2.9 75 000HOK 217 500 0.48 Total 544.1 44 888 750 100.00 56 Dalam perhitungan biaya tenaga pada tabel 23 dapat dilihat bahwa biaya penggunaan tenaga kerja terbesar terdapat pada total kegiatan selama panen, yaitu sebesar 56.36 persen. Pada tahun pertama, terdapat penggunaan biaya tenaga kerja untuk pengolahan tanah, pembuatan lubang tanam dan penanaman. Sementara itu, pemupukan dan pemeliharaan diperhitungkan pada tahun pertama hingga tahun keenam dengan jumlah yang tetap. Biaya penggunaan tenaga kerja untuk panen dan pengangkutan diperhitungkan pada tahun ketiga sampai tahun keenam. Secara keseluruhan pengeluaran biaya variabelnya, biaya tenaga kerja merupakan biaya variabel terbesar pada kegiatan budidaya lada putih di Desa Kundi dengan persentase 78.18 atau sebesar Rp93 018 000.00 selama umur bisnis. Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel 24. Tabel 23 Biaya variabel dalam budidaya lada putih di Desa Kundi pada luasan 1 hektar Komponen Biaya Tahun ke- Total Rp Persentase 1 2 3 4 5 6 Pupuk 2 490 000 2 580 000 4 710 000 6 540 000 4 210 000 4 210 000 24 740 000 20.79 Pestisida 250 000 60 000 60 000 60 000 40 000 40 000 890 000 0.75 Tali 54 000 54 000 54 000 54 000 54 000 54 000 324 000 0.27 Tenaga Kerja 18 292 250 11 621 250 11 913 750 24 406 750 22 275 000 4 509 000 93 018 000 78.18 Total 23 0696 25 16 955 250 21 507 750 37 660 750 30 829 000 13 063 000 118 972 000 100.00 b. Biaya Tetap Biaya tetap dalam kegiatan budidaya lada putih adalah biaya-biaya yang diperhitungkan terkait dengan biaya PBB. Pajak bumi bangunan dibayarkan setiap tahunnya untuk tanah yang dijadikan perkebunan lada sebesar Rp15 000.00. Dalam laporan laba rugi terdapat biaya tetap berupa nilai penyusutan dari peralatan sebesar Rp74 850.00 per tahunnya. Analisis Laba Rugi Penyusunan laporan laba rugi dalam budidaya lada putih berkaitan dengan total penerimaan, pengeluaran, penyusutan, dan kondisi keuntungan yang diperoleh dalam satu tahun produksi. Berdasarkan perhitungan tersebut, bahwa total laba bersih setelah pajak yang diperoleh dalam budidaya lada putih adalah Rp106 047 900.00 selama umur usaha budidaya lada putih. Rata-rata laba bersih per tahun sebesar Rp17 674 650.00. Rincian laporan laba rugi dapat dilihat pada lampiran 5 .. Analisis Kelayakan Investasi Dalam menganalisis kelayakan investasi budidaya lada putih di Desa Kundi, digunakan kriteria investasi yang berupa: Net present value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit-Cost Ratio Net BC, dan Payback Period PP. Nilai hasil kelayakan investasi yang didapatkan dari perhitungan cashflow dapat dilihat pada tabel 24. Sementara itu, rincian cahsflow budidaya lada putih dapat dilihat pada lampiran 6.