Analisis Kimia Kadar Air Metode Oven AOAC 2005

7 dihasilkan rapuh. Pertumbuhan miselium dipengaruhi oleh jenis kapang yang digunakan, viabilitas laru, suhu, konsentrasi asam organik yang tidak terdisosiasi, serta pH De Reu et al 1993. Gambar tempe grits kacang merah dengan berbagai perlakuan ketebalan dan persen aerasi dapat dilihat pada Gambar 2. Aerasi 1 1 cm Aerasi 1 2 cm Aerasi 1 3 cm Aerasi 2.5 1 cm Aerasi 2.5 2 cm Aerasi 2.5 3 cm Aerasi 4 1 cm Aerasi 4 2 cm Aerasi 4 3 cm Gambar 2 Penampakan miselium tempe grits kacang merah pada berbagai tingkat aerasi 1, 2.5, dan 4 dan ketebalan tempe 1 cm, 2 cm, dan 3 cm. Fermentasi dilakukan pada suhu ruang selama 36 jam dengan menggunakan laru campuran R. oligosporus dan R. oryzae 1:1. Kondisi inkubasi sangat mempengaruhi pertumbuhan kapang dan pembentukan miselium. Pembuatan lubang kemasan aerasi berperan dalam penyediaan oksigen untuk pertumbuhan kapang. Aerasi yang terlalu sedikit menyebabkan kapang kekurangan oksigen sehingga pertumbuhannya terhambat. Namun ketika lubang kemasan terlalu banyak, kapang akan tumbuh dengan cepat dan terjadi sporulasi Kovac dan Raspor 1997. Hal ini tidak dikehendaki dalam pembuatan tempe. Sporulasi akan menyebabkan munculnya spora berwarna hitam pada permukaan tempe Frazier 1976. Selama proses fermentasi, kapang akan menghasilkan hifa berwarna putih yang mengikat grits kacang sehingga diperoleh tekstur tempe yang kompak. Ketebalan hifa akan berkurang seiring jarak penetrasi yang bertambah Hesseltine et al 1963. Hifa kapang berpenetrasi pada dinding sel dan tumbuh sepanjang pertengahan lamela atau tumbuh pada area intraselular yang tersedia Jurus dan Sundberg 1976. Hifa mengeluarkan berbagai enzim ekstraseluer dan menggunakan komponen di dalam kacang sebagai sumber nutrisinya. Kumpulan hifa akan membentuk struktur yang disebut miselium. Panjang miselium dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan. Hifa akan berukuran sangat panjang 8 ketika tumbuh pada permukaan medium, sedangkan jika tumbuh di bawah permukaan, hifa akan terputus-putus, mempunyai ukuran yang lebih pendek dan bercabang-cabang Fardiaz 1987. Semakin besar nilai persen aerasi, terlihat bahwa miselium yang tumbuh semakin lebat namun tidak sampai terjadi sporulasi. Tempe dengan perlakuan aerasi 4 mempunyai pertumbuhan miselium yang paling baik dan tempe yang lebih kompak dibandingkan perlakuan persen aerasi lainnya.

3.1.2 Daya Iris

Kerja g s pada pengukuran menggunakan Texture Analyzer menunjukkan besarnya gaya keseluruhan yang diperlukan untuk mengiris tempe. Nilai ini diperoleh dari luas area gafik yang diperoleh dari data daya iris. Gambar 3 menunjukkan data pengujian daya iris tempe grits kacang merah dengan menggunakan Texture Analyzer. Gambar 3 Daya iris tempe grits kacang merah pada pada berbagai tingkat aerasi 1, 2.5, dan 4 dan ketebalan tempe 1 cm, 2 cm, dan 3 cm. Fermentasi dilakukan pada suhu ruang selama 36 jam dengan menggunakan laru campuran R. oligosporus dan R. oryzae 1:1. Perlakuan ketebalan dan persen aerasi tidak berpengaruh terhadap daya iris tempe grits kacang merah Gambar 3. Hal ini dikarenakan nilai error bar yang besar pada uji daya iris. Nilai error bar ditunjukkan oleh garis vertikal di atas setiap balok data. Apabila dibandingkan dengan tempe komersial, nilai kerja pada tempe komersial semakin tinggi seiring dengan bertambahnya ketebalan tempe. Hal ini menunjukkan bahwa pada tempe komersial, perbedaan ketebalan mempengaruhi daya iris. Hasil pengujian daya iris tempe grits kacang merah 8 mesh menunjukkan hasil 9 388.83-13 661.70 gs. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tempe grits kacang merah ukuran 10 mesh yakni mencapai 10 088.80-14 429.00 gs Wicaksono 2014. Hal ini dapat disebabkan oleh ukuran 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 1 2.5 4 Tempe Komersial Ke rja g s Aerasi 1 cm 2 cm 3 cm 9 grits 8 mesh yang lebih besar sehingga lebih sulit untuk menggabungkan antargrits. Tekstur kompak pada tempe disebabkan oleh miselium kapang yang merekatkan biji-biji kacang sehingga terbentuk tekstur memadat dan kompak Steinkraus 1960. Miselium kapang berwarna putih dan semakin lama semakin kompak sehingga mengikat grits satu dengan grits lainnya menjadi satu kesatuan. Miselium tampak rapat dan kompak serta mengeluarkan aroma enak pada tempe yang baik Indriani 1990.

3.1.3 Warna

Parameter warna diukur dengan menggunakan Minolata Chroma Meters CR310. Data yang diperoleh berupa nilai L, a, dan b. Nilai L pada pengukuran warna secara objektif digunakan untuk menyatakan kecerahan warna. Nilai L hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerahan sampel berkisar antara 51.52 hingga 67.34. Sampel dengan perlakuan aerasi 1 dan ketebalan 2 cm mempunyai nilai L tertinggi, yakni 67.34. Nilai L terendah dimiliki sampel dengan perlakuan aerasi 4 dan ketebalan 1 cm Gambar 4. Gambar 4 Nilai L tempe grits kacang merah pada berbagai tingkat aerasi 1, 2.5, dan 4 dan ketebalan tempe 1 cm, 2 cm, dan 3 cm. Fermentasi dilakukan pada suhu ruang selama 36 jam dengan menggunakan laru campuran R. oligosporus dan R. oryzae 1:1. Kecerahan tempe sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan miselium yang menutupi permukaan tempe. Semakin banyak miselium yang tumbuh menutupi permukaan tempe, semakin tinggi nilai L kecerahan yang dihasilkan pada uji menggunakan Chromameter. Nilai L seluruh sampel lebih rendah jika dibandingkan dengan tempe komersial. Hal ini menunjukkan bahwa miselium pada tempe komersial lebih rata dan tumbuh dengan baik pada permukaannya sehingga nilai L yang tinggi. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2.5 4 Tempe Komersial Nilai L Aerasi 1 cm 2 cm 3 cm