2.7 Respon Amplitude Operator RAO
Metode spektra merupakan cara untuk mengetahui suatu respon struktur akibat beban gelombang reguler dalam tiap-tiap frekuensi. Respon Amplitude
Operator RAO atau sering disebut sebagai Transfer Function adalah fungsi respon yang terjadi akibat gelombang dalam rentang frekuensi yang mengenai
struktur offshore. RAO dapat juga didefinisikan sebagai hubungan antara amplitudo respon terhadap amplitude gelombang. Dapat dinyatakan dengan
bentuk matematis yait
u ζrespon ζgelombang. Amplitudo respon bisa berupa gerakan, tegangan, maupun getaran. RAO juga disebut sebagai Transfer Function
karena RAO merupakan alat untuk mentransfer beban luar gelombang dalam bentuk respon pada suatu struktur Chakrabarti 1987.
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 sampai dengan Maret 2014, yang bertempat di Labolatorium Kapal Perikanan, Jurusan
Pemanfaatan Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit sampan yang terbuat dari ember bekas tempat cat berukuran 25 kg. Alat-alat tulis,
meteran, waterpass, jangka sorong, pendulum, benang ukur, kamera. Model dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak yang sesuai untuk mengetahui
stabilitas sampan tersebut. Kemudian dilakukan analisis seakeeping untuk mengetahui Respon Amplitude Operator RAO sampan seperti pitching, rolling,
heaving. Data yang telah diperoleh dari kedua hasil analisis tersebut dimasukkan kedalam program microsoft excel untuk memperoleh perbandingannya.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode permodelan dan metode simulasi numerik. Kasus yang diteliti adalah stabilitas sampan dan
respon gerak terhadap gelombang dari sampan ember bekas tempat cat EBTC. Jenis dan berat muatan yang dipindahkan harus diperhitungkan saat melakukan
analisis. 3.3.2 Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah dimensi utama kapal meliputi panjang total LOA panjang antara dua garis tegak Lpp, lebar kapal B dan dalam kapal
D. Selain itu, data kelengkungan badan kapal yang telah dipindahkan dalam bentuk lines plan digunakan untuk menghitung parameter hidrostatis kapal. Hasil
perhitungan parameter hidrostatis selanjutnya digunakan sebagai data dasar dalam perhitungan stabilitas kapal. Data lainnya yang digunakan antara lain draft, trim
dan KG. 3.3.3 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap sampan. 2. Selanjutnya mengukur dimensi sampan LOA, LPP, LWL, B, D.
3. Mengukur stasiun potongan melintang kapal pada jarak tertentu kapal. 4. Menghitungmemperkirakan berat keseluruhan kapal.
5. Membuat gambar teknik model sampan dengan memasang bilge keel
menggunakan aplikasi pendukung.
Penggambaran teknik sampan dilakukan kedalam 4 bagian yakni sampan tanpa bilge keel, sampan dengan bilge keel sudut 30 derajat; 45
derajat dan 60 derajat Gambar 3.1. Pemasangan bilge keel pada aplikasi pendukung didasarkan pada percobaan yang telah dilalakukan oleh Thews
1976. Sudut pemasangan bilge keel yaitu pada sudut 45 derajat yang diukur dari garir air WL seperti pada Gambar 3.2. Gambar teknik dalam aplikasi
di tunjukkan pada Gambar 3.3.
Bilge keel dipasang melebihi panjangnya parallel middle body untuk kapal yang memiliki perpanjangan parallel middle body besar, sedangkan
kedalamanlebar bilge keel conventional dapat dihitung berdasarkan rumus yang disampaikan oleh Gillmer dan Johnson 1982, yaitu:
Lebar bilge keel = 0.18 Cb-0.2