Analisis Stabilitas Metode Penelitian

amplitudo respon terhadap amplitude gelombang. Dapat dinyatakan dengan bentuk matematis yaitu ζrespon ζgelombang. Amplitudo respon bisa berupa gerakan, tegangan, maupun getaran. RAO juga disebut sebagai transfer function karena RAO merupakan alat untuk mentransfer beban luar gelombang dalam bentuk respon pada suatu struktur Chakrabarti 1987. Bentuk umum dari persamaan RAO dalam fungsi frekuensi adalah sebagai berikut: 2 e e e R H S S ............................................................... 23 2 2 a Ra elombang Amplitudog an espongerak Amplitudor RAO ............................... 24 2 a Ra S S e R .............................................................. ............25 dimana, e S = Fungsi densitas spektrum gelombang [ft 2 -sec] e R S = Fungsi densitas spektrum respon gerakan [ft 2 -sec] R S = Spektrum respon gerakan [ft] 2 e H = Response Amplitudo Operator RAO Ra = Amplitudo respon gerakan [ft] Ζa = Amplitudo gelombang [ft] Persamaan yang digunakan untuk menghitung hambatan kapal di berikan pada persamaan dibawah ini = [ 1+ + ] + ............................................... 26 dimana, = tahanan total kapal N = koefisien tahanan gesek kapal C A = koefsien penambahan tahanan = kecepatan kapal ms = luas bidang basah m 2 = tahanan gelombang 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sampan Ember Bekas Tempat Cat EBTC

Sampan ember bekas tempat cat merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 di Labolatorium Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Disamping memanfaatkan kembali bahan plastik limbah sisa buangan yang biasanya dibuang atau digunakan sebagi wadah air dan wadah bagi penjual tahu. Ember bekas tempat cat yang rencanakan dan dibuat rancang bangun menjadi sebuah perahu dengan investasi yang relatif lebih murah, perawatan yang lebih mudah dan murah, bobot yang lebih ringan, kapasitas yang optimal, dan dengan kemampuan yang baik diharapkan mampu meningkatkan stabilitas dan status perekonomian masyarakat tertentu sebagai bahan alternatif alat bantu transportasi yang optimal, efektif, efisien dan ekonomis, eksitensi perahu ember bekas tempat cat dapat menjadi pilihan yang tepat sebagai alternatif perahu yang biasa digunakan oleh sebagian masyarakat dengan karakteristik dan nama yang berbeda. Bahan ini dibuat sebagai alternatif pengganti kayu yang semakin sulit diperoleh dan bahan fiber yang membutuhkan biaya mahal, sehingga diharapkan biaya produksi pembuatan sampan dari ember bekas tempat cat ini lebih murah. Sampan ember bekas tempat cat dibentuk dari susunan beberapa gading- gading yang terbuat dari kayu, kemudian dilakukan pemasangan kulit lambung sampan yang terbuat dari ember bekas tempat cattersebut. Ember bekas tempat cat 25 kg adalah bahan plastik limbah buangansisa yang dengan mudah dapat diperoleh dan dibeli dengan harga lima hingga sepuluh ribu rupiah per unit. Ember cat tersebut direncanakan dan dibentuk menjadi sampan dengan bobot yang lebih ringan dapat dipindahkan dengan diangkat oleh satu orang, tahan terhadap perubahan cuaca serta mudah dalam melakukan perawatan serta perbaikan. Gambar 4.1 Sampan ember bekas tempat cat

4.2 Desain Sampan Ember Bekas Tempat Cat EBTC

Desain adalah rancangan awal berupa sketsa gambar terhadap suatu objek sesuai dengan tujuan dan fungsi pembuatannya yang spesifikasi dari pembuatan gambar harus sesuai dengan garis besar dan persyaratan umum yang berlaku Ayodhyoa 1972. Sesuai dengan perbedaan jenis operasi dan alat tangkap kapal yang digunakan, maka desain dan konstruksi kapal dibuat berbeda-beda dengan memperhatikan persyaratan teknis pengoperasian dan jenis alat tangkap yang digunakan.

4.2.1 General Arangement

General Arangement rancangan umum adalah suatu gambar teknik yang menyajikan secara umum kelengkapan ruang kapal terlihat dari atas dan samping. Gambar rancangan umum general arrangement merupakan gambar yang menunjukkan tata letak muatan di atas kapal. Hal ini sangat penting dalam menunjang kemudahan operasi dan berpengaruh besar terhadap kondisi stabilitas kapal. Penempatan jenis muatan yang tepat akan memberikan keleluasaan dan kenyamanan kerja serta membuat kapal menjadi lebih stabil seperti terlihat pada Gambar 4.3. General arangement kapal dibuat dengan pertimbangan efektivitas proses penangkapan, tujuan penangkapan dan penyimpanan hasil tangkapan. Perubahan jumlah muatan pada bagian haluan kapal yang tidak seimbang dengan perubahan jumlah muatan pada bagian buritan dapat juga mengakibatkan kapal pada kondisi trim by bow. Kondisi trim by bow pada kapal sebaiknya dihindari agar memberikan kenyamanan saat kapal beroperasi. Novita 2011 mengemukakan bahwa penempatan muatan yang diperkirakan memiliki berat terbesar sebisa mungkin berada pada midship untuk menghindari kapal berada pada posisi trim by bow maupun trim by stern.

4.2.2 Lines Plan

Rencana garis lines plan suatu kapal merupakan rencana garis desain kapal yang dibuat pada masing-masing water line dan ordinat yang diproyeksikan dalam tiga buah gambar teknik dua dimensi yaitu tampak depan body plan, tampak samping profile plan dan tampak atas half breadth plan. Panjang kapal antara kedua garis tegak dimulai dari garis tegak buritan After perpendicular AP, hingga garis tegak haluan fore perpendicular FP. AP merupakan garis tegak buritan yang berada pada tiang kemudi, sedangkan FP terdapat pada perpotongan antara linggi haluan dengan LWL length water line Marjoni et al. 2010. Antara kedua garis tegak sampan dibagi menjadi 8 bagian yang sama. Garis tegak yang diberi nomor 0-8 digunakan untuk membuat rencana garis half breadth plan dan body plan, sedangkan buttock line BL digambarkan sebagai garis yang memotong WL, posisinya sejajar dengan center line disepanjang